Вы находитесь на странице: 1из 17

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Air

Air dalam defenisi ilmiah adalah senyawa hidrogen dan oksigen dengan

rumus kimia H2O. Berdasarkan sifat fisiknya terdapat tiga macambentuk air yaitu:

air sebagaibenda cair, air sebagai benda padat, dan air sebagai benda gas atau uap.

Air berubah bentuk yang satu ke bentuk lainnya tergantung pada waktu dan

tempat serta temperaturnya. (Dumairy. 1992)

Pada Zaman sekarang ini, IPTEK yang semakin maju dan canggih,

kehidupan dan hidup manusia diwarnai oleh berbagai aktifitas yang semakin

meningkat sebagai akibat daripada populasi dan kegiatan manusia yang semakin

bertambah. Di dalam industri, air juga memegang peranan penting, misalnya

sebagai pendingin, pengangkut limbah, sebagai bahan baku untuk produksi uap di

dalam boiler dan lain- lain.

Pemakaian air secara garis besar dapat diklasifikasikan kedalam empat

golongan berdasarkan tujuan penggunaannya yaitu:

- Air untuk keperluan iriasi adalah air yang digunakan dalam sistem

pertanian, dikonsumsi oleh tanaman dan lahan tempatnya bertumbuh.

- Air untuk keperluan pembangkit tenaga energi adalah air yang digunakan

untuk menggerakkan turbin pembangkit tenaga listrik bertenaga air dan

untuk menggerakkan mesin industri.

- Air untuk keperluan industri adalah air yang digunakan dalam proses

pengolahan.

Universitas Sumatera Utara


5

- Air untuk keperluan publik adalah air yang digunakan untuk kepentingan

manusia. Air untuk konsumsi domestik maksudnya adalah air yang

dikonsumsi oleh rumah tangga. (Gultom, J. 1993)

2.2. Sifat Umum Air

2.2.1. Sifat fisik

a. Titik beku 00 C.

b. Masa jenis es (00 C) 0,92 g/cm3.

c. Masa jenis air (00 C) 1,00 g/cm3.

d. Panas lebur 80 kal/g.

e. Titik didih 1000 C.

f. Panas penguapan 540 kal/g.

g. Temperatur kritis 3470 C.

h. Tekanan kritis 217 Atm.

i. Konduktivitas listrik spesifik (250 C) 1 × 10-17 / ohm-cm.

j. Konstanta dielektrik (250 C).

2.2.2. Sifat Kimia

Baik air laut, air hujan, maupun air tanah/ air tawar mengandung mineral.

Macam- macam mineral yang terkandung dalam air tawar bervariasi tergantung

struktur tanah dimana air itu diambil. Sebagai contoh mineral yang terkandung

Universitas Sumatera Utara


6

dalam air itu bukan melalui suatu reaksi kimia melainkan terlarut dari suatu

substansi misalnya dari batu andesit (dari batu vulkanis). (Gabriel, J. F. 2001)

Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air

tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom

oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi

standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C).Air

sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia.

Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah

tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan

sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion

hidroksida (OH-). (https://id.wikipedia.org/wiki/Air)

2.3. Sumber Air

Air tawar berasal dari dua sumber yaitu air permukaan dan air tanah.

2.3.1. Air Permukaan

Air permukaan adalah air yang berada di sungai, danau, waduk, rawa, dan

badan air lainnya yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah.

Perairan permukaan diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama, yaitu

badan air tergenang dan badan air mengalir.

1. Perairan tergenang sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan

perbedaan suhu air. Perairan tergenang meliputi danau, kolam, waduk,

rawa, dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara


7

2. Perairan mengalir dipengaruhi oleh kecepatan arus, jenis sedimen dasar,

erosi dan sedimentasi. Salah satu contoh perairan mengalir adalah sungai.

Pada perairan sungai biasanya terjadi pencampuran massa secara

menyeluruh. (Effendi, H. 2003)

2.3.2. Air Tanah

Air tanah (ground water) merupakan air yang berada dibawah permukaan

tanah. Perairan tanah terbagi atas: air tanah dangkal, air tanah dalam dan mata air.

1. Air Tanah Dangkal

Air tanah dangkal terjadi karena daya proses penyerapan air dari

permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri,

sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-

garam yang terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur- unsur

kimia tertentu untuk masing- masing air tanah. Air tanah dangkal dapat pada

kedalaman 15,00 m. Air tanah ini dimanfaatkan sebagai sumber air minum. Air

tanah dangkal memiliki kualitas agak baik.

2. Air Tanah Dalam

Air tanah dalam terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Air tanah

dalam biasa terdapat dalam kedalaman antara 100- 300 m. Pada umumnya

kualitasnya lebih baik dari air dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna

dan bebas dari bakteri. Susunan unsur-unsur kimia tergantung pada lapisan-

lapisan tanah yang dilalui. Jika melalui tanah kapur, maka air itu akan menjadi

Universitas Sumatera Utara


8

sadah, karena mengandung Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2.Air sadah tidak baik

dalam penggunaannyakarena:

a. Terlalu boros dala pemakaian sabun

Hal ini dapat terjadi karena air sudah mengandung Ca++ yang jika bereaksi

dengan C17H35COONa (sabun) akan terjadi endapan C17H35(COO2)Ca yang

menyebabkan tidak terbentuknya busa sabun. Setelah Ca habis, barulah busa akan

terbentuk.

b. Mengganggu pada ketel- ketel air, dimana terjadi reaksi:

Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

Dengan terjadinya endapan CaCO3 sebagai batu ketel, maka hal ini sangat

mengganggu dalam pemindahan panas (ada beda suhu) sehingga terjadi ledakan

pada ketel – ketel air atau sumbatan pada pipa- pipa.

3. Mata Air

Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan

tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh

musim. (Sutrisno, C.T. 1992)

2.4. Mutu Air

Mutu air dinilai dalam pengertian ciri- ciri fisik, kimiawi dan biologisnya

serta tujuan penggunaannya. Bila air dinilai berdasarkan kandungan pencemaran

(kontaminan) fisik, kimiawi, dan biologisnya. Maka mutu tersebut akan

tergantung pada sejarah itu sebelumnya. Untuk menetapkan mutu air atau

memperbandingkan air satu dengan lainnya, diperlukan dasar penetapan mutu

atau dasar perbandingan yang harus dilakukan.

Universitas Sumatera Utara


9

Nilai- nilai parameter mutu yang dipergunakan untuk meninjau kecocokan

suatu air tertentu bagi pemakaian tertentu sering disebut kriteria. Kriteria mutu air

adalah nilai- nilai yang didasarkan pada pengalaman dan kenyataan ilmiah yang

dapat dipergunakan oleh pemakainya. Untuk mendapatkan manfaat- manfaat

relative dari air tertentu, sedangkan baku mutu air biasanya ditetapkan oleh badan-

badan pengaturan.

Kualitas air ditentukan berdasarkan keadaan air dalam keadaan normal,

dan bila terjadi penyimpangan dari keadaan normal disebut sebagai air yang

mengalami pencemaran, atau disebut air terpolusi. Air yang berkualitas baik harus

bebas dari senyawa pencemar toksik, bebas bakteri (mikroorganisme) dan tidak

berwarna. Untuk memberikan gambaran tentang kualitas air maka secara umum

kualitas air ditentukan berdasarkan kelarutan zat padat didalam air, konduktivitas

ionic, kelarutan oksigen, pH dan total organik karbon. (Situmorang, M. 2006)

2.5. Pemantauan Kualitas Air

Peraturan pemerintah No. 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air

menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya. Adapun pengolongan air ini

menurut peruntukkannya yaitu:

- Golongan I : Air yangdapat digunakan sebagai air minum secara langsung

tanpa pengolahan terlebih dahulu.

- Golongan II : Air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk air minum.

- Golongan III: Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan

peternakan.

Universitas Sumatera Utara


10

- Golongan IV: Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha

di perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenag air. (Effendi, H. 2003)

2.6. Parameter Kualitas Air

2.6.1. Parameter Fisik Air

Parameter fisik air ada 6 yaitu: padatan, kekeruhan, warna, rasa dan bau,

suhu, dan daya hantar listrik.

1. Padatan

Bahan padatan yang terdapat pada air digolongkan pada terlarut

dan tersuspensi. Konsentrasi padatan dalam air dapat dipakai sebagai

pertimbangan untuk pemanfaatan dan metode pengolahan air tersebut.

Bahan padat (solid) adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada

penguapan dan pengeringan pada suhu 1030- 1050 C. Dalam analisa air

dikenal beberapa istilah tentang bahan padatan. Istilah itu adalah:

- Dissolved solids dan undisolved solids

- Volatile solids dan fixed solids

- Settleable solids dan unsettlebele solids

2. Kekeruhan

Air dikatakan keruh, apabila air tersebut mengandung begitu

banyak partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna/ rupa

yang berlumpur dan kotor. Bahan yang menyebabkan kekeruhan ini

Universitas Sumatera Utara


11

meliputi: tanah liat, lumpur, bahan- bahan organik yang tersebar baik dan

partikel- partikel kecil yang tersuspensi lainnya.

3. Warna

Warna air tergantung dari zat yang terkandung didalamnya.

Intensitas warna diukur dengan perbandingan visual dari contoh air yang

bersangkutan. Intensitas warna dalam air diukur dengan satuan unit

standart, yang dihasilkan oleh 1 mg/ liter platina.

4. Rasa dan Bau

Rasa dan bau terutama disebabkan oleh kandungan bahan organik

yang membusuk dari bahan kimia yang menguap.

5. Suhu

Suhu air merupakan hal yang penting dikaitkan dengan tujuan

pemakaian. Suhu air tergantung pada sumbernya. Disamping itu,

temperature pada air mempengaruhi secara langsung toksisitas banyak

bahan kimia pencemaran, pertumbuhan mikroorganisme dan virus.

6. Daya Hantar Listrik

Daya hantar listrik disebabkan oleh adanya ion positif (+) dan ion

negatif (-) dan partikel-partikel kimia. (Linsley, K. R. 1995)

2.6.2. Parameter Kimia Air

1. pH

Universitas Sumatera Utara


12

pH dapat dikatakan sebagai petunjuk kadar asam atau basa dalam suatu

larutan melalui konsentrasi ion hidrogen H+. Ion hidrogen merupakan faktor

utama untuk mengerti reaksi kiamiawi dalam ilmu teknik penyehatan karena:

- H+ selalu ada dalam keseimbangan dinamis dengan air (H2O) yang

membentuk suasana untuk semua reaksi kimia yang berkaitan dengan

masalah pencemaran air dimana sumber ion hidrogen tidak pernah habis.

- H+ tidak hanya merupakan unsur molekul H2O saja tetapi juga merupakan

unsur banyak senyawa lain, hingga jumlah reaksi tanpa H+ dapat dikatakan

hanya sedikit saja.

Didalam penyediaan air, pH merupakan faktor yang harus

dipertimbangkan mengingat bahwa derajat keasaman dari air akan sangat

mempengaruhi aktivitas pengolahan yang akan dilakukan, misalnya dalam

melakukan koagulasi kimia, desinfeksi, pelunakan air (water softening) dan dalam

pencegahan korosi. (Alaert dan Sri, S. 1984)

2. Alkalinitas

Alkalinitas air adalah pengukuran kapasitasnya untuk menetralisir asam-

asam. Pada air alamiah, alkalinitas dikaitkan dengan konsentrasi bikarbonat,

karbonat, dan hidroksidanya. Alkalinitas keseluruhan biasanya dinyatakan dengan

padanan kalsium karbonat dalam milligram per liter. Keasaman dinyatakan dalam

jumlah kalsium karbonat yang dibutuhkan untuk menetralisir air itu. (Linsley, K.

R. 1995)

Alkalinitas dalam air disebabkan oleh ion- ion karbonat (CO32-),

bikarbonat (HCO3), hidroksida (OH-) dan juga borat (BO33-), fosfat (PO43-), silikat

(SiO44-). Alkalinitas ditetapkan melalui titrasi asam basa. Asam kuat seperti asam

Universitas Sumatera Utara


13

sulfat (H2SO4) dan asam klorida (HCl) menetralkan zat- zat alkalinitas yang

merupakan zat basa sampai titik akhir titrasi kira- kira pada pH 8,3 dan pH 4,5.

(Alaert danSri, S. 1984)

Pada penentuan nilai alkalinitas secara titrimetrik, diasumsikan bahwa

titran yang berupa asam hanya akan bereaksi dengan garam-garam karbonat.

Tahap awal dari penentuan alkalinitas adalah dengan penambahan indicator

phenolphthalein. Jika terbentuk warna merah muda (pink), berarti di dalam larutan

tersebut terdapat karbonat atau bikarbonat atau hidroksida. Selanjutnya dilakukan

titrasi hingga warna pink terpat menghilang pada pH sekitar8,3. Pada kondisi ini

terjadi reaksi:

H2SO4 + Ca(OH)2 CaSO4 + 2H2O (6.41)

H2SO4 + 2CaCO3 CaSO4 + Ca(HCO3)2 (6.42)

Pada persamaan reaksi (6.41) semua ion OH- telah mengalami konversi

secara sempurna. Pada persamaan reaksi (6.42) setiap ion karbonat beraksi dengan

satu ion hidrogen untuk menghasilkan ion bikarbonat.

Bikarbonat masih merupakan ion penyusun alkalinitas. Jadi sebenarnya

konversi karbonat pada pH 8,3 ini hanya berlangsung setengahnya sehingga perlu

ditambahkan asam (titran) untuk mengkonversi bikarbonat menjadi asam

karbonat. Dengan kata lain titrasi dilanjutkan dengan bantuan indikator methyl

orange. Perbahan warna akan terjadi pada pH 4,4. Reaksi yang terjadi ditunjukkan

dalam persamaan reaksi:

H2SO4 + Ca(HCO3)2 CaSO4 + H2CO3 (6.43)

Pada persamaan reaksi (6.43) setiap ion bikarbonat berikatan dengan satu

ion hidrogen membentuk asam karbonat. Penumlahan dari jumlah titran yang

Universitas Sumatera Utara


14

terpakai pada penentuan nilai alkalinitas phenolphthalein dengan jumlah tiran

pada pembentukan asam karbonat pada reaksi (6.43) merupakan nilai alkalinitas

total. (Effendi, H. 2003)

Dimana titik akhir tirasi dapat ditentukan oleh:

- Jenis indikator yang dipilih dimana warnanya berubah- ubah pada pH titik

akhir titrasi.

- Perubahan nilai pH, pada pH meter waktu titrasi asam basa

memperlihatkan titik akhir titrasi/ekivalen. (Alaert dan Sri, S. 1984)

Jika P adalah volume titran (H2SO4 0,02 N) yang dibutuhkan untuk

mencapai pH 8,3 (alkalinitas karbonat) dan M adalah jumlah total titran yang

diperlukan untuk mencapai pH 4,4 (alkalinitas total) maka hubungan antara kedua

nilai tersebut sebagai berikut:

Jika P = M maka penyusunan alkalinitas sepenuhnya hidroksida (OH-)

Jika P = 1⁄2 M maka penyusunan alkalinitas sepenuhnya karbonat (CO32-)

Jika P = 0 maka penyusunan alkalinitas sepenuhnya bikarbonat (HCO3-)

Jika P <1⁄2 M maka penyusunan alkalinitas adalah karbonat dan bikarbonat

Jika P > 1⁄2 M maka penyusunan alkalinitas adalah hidroksida dan karbonat.

(Effendi, H. 2003)

Adapun gangguan yang dapat terjadi pada saat analisa alkalinitas serta

pencegahannya yaitu:

1. Sabun (detergen) dan lumpur dapat mempengaruhi elektroda dan

memperlambat respon pada pH meter. Usahakan titrasi dilakukan dengan

perlahan untuk memberikan waktu yang cukup bagi keseimbangan pH

pada elektroda.

Universitas Sumatera Utara


15

2. Amoniak tinggi jangan dihilangkan melainkan dianalisa karena merupakan

alkalinitas juga.

3. Karbondioksida akan mempengaruhi alkalinitas suatu sampel yang terbuka

terhadap udara, hal ini dapat diatasi dengan melakukan pengocokan,

pengadukan dan penyaringan.

4. Pengenceran sampel dilarang karena air pengenceran mempunyai

alkalinitas yang berbeda.

5. Pemanasan sampel tidak boleh dilakukan karena mengurangi

karbondioksida terlarut, sehingga alkalinitas berkurang pula. (Alaert dan

Sri, S. 1984)

Satuan alkalinitas dinyatakan dalam mg/ liter kalsium karbonat (CaCO3)

atau mili- ekuivalen/ liter. Selain bergantung pada pH, alkalinitas juga

dipengaruhi oleh komposisi mineral, suhu, dan kekuatan ion. Pada air mendidih,

alkalinitas hanya terdiri atas karbonat dan hidroksida (Sutrisno, C. T. 1992)

Kelebihan ion Ca atau ion CO3 (salah satu ion alkalitas) mengakibatkan

terbentuknya kerak pada dinding pipa yang disebabkan oleh endapan kalsium

karbonat (CaCO3). Kerak ini akan mengurangi penampang basah pipa dan

menyulitkan pemanasan air dalam ketel. (Alaert dan Sri, S. 1984)

2.7.Pengenalan Boiler

Boiler adalah suatu bejana yang berisi air diman secara kontiniu air itu

diupkan dan membentuk steam dari pemanasan yang berasal dari dapur api.

Boiler yang dijumpai di PKS terdiri dari jenis pipa api dan pipa air.

Berdasarkan dari jenis uap yang dihasilkan boiler uap dapat dibedakan penghasil

Universitas Sumatera Utara


16

uap jenuh (saturated steam) dan uap kering (superheated steam). Boiler yang

dijumpai di PKS umumnya jenis pipa pengasil uap basah dan uap kering. Uap

yang dihasilkan oleh boiler akan bersingungan dengan miyak sawit dalam proses

pengolahan, oleh sebab itu kondisi uap yang dihasilkan oleh boiler hendaknya

tidak mengurangi mutu minyak sawit dan inti sawit yang dihasilkan. (Muin, S.

A.1998)

2.7.1. PengolahanAir Untuk Boiler

Air harus disediakan dan dialirkan kedalamboiler dalm jumlah yang sama

dengan laju produksi uap air panas yan akan diproduksi oleh boiler. Secara normal

air mengadung bahan- bahan lain dalam bentuk padatan tersuspensi, padatan

terlarut dan beberapa gas. Oksigen yang terdapat dalam air yang akan masuk

kedalam boiler serta karbon dioksida yang diproduksi dalam boiler akan bersama-

sama dengan uap meninggalkan boiler. Gas- gas tersebut dapat menyebabkan

karatan dan masalah- masalah lain. Boilernya sendiri dapat berkarat dan rapuh,

sehingga mengalami pengurangan kekuatan dalam menahan tekanan tinggi.

Adanya kotoran- kotoran yang terdapat dalam air menyebaban terjadinya

kerak, sehingga menghambat perabatan panas dan akibatnya pipa-pipa akan

mengalami overheated dan rusak. Buih dapat terbentuk dalam permukaandrum

boiler bersama- sama uap air, mengakibatkan terjadinya endapan- endapan pada

pipa, jaringan- jaringan distribusi uap. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut,

sebelum masuk ke boiler air perlu mendapat perlakuan secukupnya. Demikianpula

air yang ada didalam boiler. Perlakuan tersebut terdiri dari penambahan bahan

kimia pada air dalam boiler. (Winarno, F. G. 1986)

Universitas Sumatera Utara


17

Tujuan penambahan bahan kimia dalam proses pengolahan air umpan

boiler adalah sebagai berikut:

- Bereaksi dengan kesadahan dan kandungan silika air umpan dan mencegah

pengendaannya pada permukaan logam ketel sebagai kerak. Ion- ion

kalsium diendapkan dalam bentuk kalsium hidroksi apatit

{3Ca3(PO4)2.Ca(OH)2} dan kalsium karbonat (CaCO3). Da ion- ion

magnesium dan silica diendapkan dalam bentuk MgSiO2 dan Mg(OH).

- Menjadikan zat- zat tersuspensi sebagai lumpur, kesadahan dan besi

oksida menjadi suatu massa yang tidak melekat pada logam ketel

Pengaturan agar sifat lumpur tidak melekat pada logam ketel dilakukan

dengan penggunaan bermacam- macam bahan organik yang masuk

golongan tanin dan lignin.

- Menyediakan perlindungan anti busa untuk memungkinkan pemekatan

padatan terlarut dan tersuspensi dalam air ketel pada taraf tertentu tanpa

terjadi kejenuhan.

- Menghilangkan oksigen dari air yan menyediakan alkalinitas yang cukup

untuk mencegah korosi ketel. Sejumlah oksigen dapat terbawa dalam air

umpan meskipun sudah terlewati tahap aerasi. (Austin, T. G. 1996)

2.7.2. Masalah Pada Boiler

Air yang digunakan pada boiler yang kurang memenuhi standart yang

ditentukan akan menimbulkan masalah-masalah sebagai berikut:

- Pembentukan deposit, disebabkan oleh adanya zat padat tersuspensi yang

terdapat pada air umpan boiler dan juga disebabkan oleh kontaminasi uap

Universitas Sumatera Utara


18

dari hasil produksi. Dimana pencegahan deposit ini dapat dilakukan

dengan meminimalkanmasuknya zat- zat tersuspensi yang terdapat pada

air umpan boiler.

- Pembentukan kerak yakni dapat pula disebabkan oleh ion- ion

kesadahanyang terdapat pada air umpan boiler, dimana pembentukan

kerak ini dapat ditangulangi dengan mengurangi ion- ion kesadahan pada

air boiler dan menggunakan blowdown secara teratur jumlahnya.

- Pembentukan korosi yakni dapat disebabkan karena terjadi peristiwa

pembentukan kembali logam- logam kebentuk aslinya. Ini dapat diatasi

dengan mengurangi logam- logam yang menyebabkan korosi dan

mengatur pH dan alkalinitas pada air boiler. (Pusdiklat PT. Perkebunan

Nusantar III. 2005)

2.7.3. Perawatan Boiler

Didalam pesawat boiler dapat dilakukan dengan memperhatikan kualitas

air. Air yang dipergunakan harus memenuhi standart yang sudah ditentukan,

selain itu volume air boiler tidak melebihi batas yang sudah ditentukan. (naibaho,

P. M. 1998)

Ada empat cara untuk mengolah atau memperbaiki mutu air yang akan

digunakan pada boiler yaitu:

- Penambahan bahan kimia pada air mentah sebelum dimasukkan kedalam

boiler.

- Melunakkan air mentah dengan mengalirkannya melalui zeolit base

exchanger.

Universitas Sumatera Utara


19

- Penambahan beberapa jenis senyawa kimia kedalam air didalam boiler

seperti natrium fosfat yang mampu menyebabkan garam kalsiumyang

larut, mengendap dan ditampung kemudian dibuang.

- Dilakukan dekonsentrasi atau blowdown dari boiler pada waktu sering

terjadi pemanasan, dimana tekanan boiler digunakan untuk memaksa air

yang mengandung suspensi kotoran keluar dari boiler.(Walid, M. 1989)

2.8. Demineralisasi

Sistem Demineralisasi sangat banyak digunakan, bukan saja untuk

pengolahan air umpan ketel uap tekanan tinggi, tetapi juga untuk berbagai air

proses dan air cuci.Pemilihan sistem penukar ion untuk ini bergantung pada

komposisi air mentah. Penyingkiran garam, atau demineralisasi biasanya

diterapkan dalam proses unuk demineralisai parsial atau total air yang berkadar

garam tinggi seperti air laut. (Austin, T. G. 1996)

Demineralisasi merupakan tempat penukar ion. Demineralisasi terdiri dari

dua jenis yaitu:

a. Penukar Kation

Unit penukar kation mengandung asam kuat dan asam lemah yang

berikatan dengan resin sebagai bahan dasar, seperti R-SO3-, R-PO3-, dan

RC6H5O-.

Penukar ion terbentuk padatan dengan spesifikasi sebagai berikut:

- Menandung ion sebagai tempat pertukaran ion.

- Tidak larut dalam air

- Memiliki pori- pori sebagai tempat keluar masuk ion

Universitas Sumatera Utara


20

- Pertukaran kation memiliki muatan negatif dan penukar anion

memiliki muatan positif dalam kerangka resin.

Apabila resin telah jernih maka perlu dilakukan regenerasi dengan

penambahan Na2+, sehingga resin aktif kembali sebagai penukar ion. Didalam

penukar kation mengurangi kesadahan air yang disebabakan oleh garam-

garam kalsium dan magnesium.

2R-H + Ca2+ R2Ca + 2H+

2R-H + Mg2+ R2Mg + 2H+

b. Penukar Anion

Unit ini hampir sama dengan penukar kation, dimana alat ini menukar

anion yang terdapat di dalam air. Bahan dasarnya adalah resin sebagai tempat

pertukaran ion, seperti R-NH3+, R-NH2-R+ dan R-H+. Pada alat ini dapat

menyerap anion dari asam karbonat, sulfat dan silikat yang dihasilkan dari

kation, disamping itu juga mengurangi garam- garam alkali.

2R-OH + SO42- R2SO4 + 2OH-

2R-OH + Cl- RCl + 2OH- (Naibaho,P. M. 1998)

Universitas Sumatera Utara

Вам также может понравиться

  • 84-Article Text-413-1-10-20210619
    84-Article Text-413-1-10-20210619
    Документ8 страниц
    84-Article Text-413-1-10-20210619
    Andika Andisious
    Оценок пока нет
  • Analitik Alfi
    Analitik Alfi
    Документ14 страниц
    Analitik Alfi
    Andika Andisious
    Оценок пока нет
  • 42vvi Minyak Jagung Alternatif Pengganti Minyak Yang Sehat Fix - 0 PDF
    42vvi Minyak Jagung Alternatif Pengganti Minyak Yang Sehat Fix - 0 PDF
    Документ2 страницы
    42vvi Minyak Jagung Alternatif Pengganti Minyak Yang Sehat Fix - 0 PDF
    Muhammad Iqbal
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ14 страниц
    Bab Ii
    Fauzan Putra
    Оценок пока нет
  • Jelantah
    Jelantah
    Документ12 страниц
    Jelantah
    Farhan Baharudin
    Оценок пока нет
  • 2697 5579 1 PB
    2697 5579 1 PB
    Документ12 страниц
    2697 5579 1 PB
    Mawarani Manullang
    Оценок пока нет
  • Amdal - Andika
    Amdal - Andika
    Документ17 страниц
    Amdal - Andika
    Andika Andisious
    Оценок пока нет
  • Jurnal Pangan
    Jurnal Pangan
    Документ7 страниц
    Jurnal Pangan
    Andika Andisious
    Оценок пока нет
  • Metode A - C
    Metode A - C
    Документ4 страницы
    Metode A - C
    Andika Andisious
    Оценок пока нет
  • Distillasi Kesetimbangan Uap
    Distillasi Kesetimbangan Uap
    Документ15 страниц
    Distillasi Kesetimbangan Uap
    Johan Senjaya
    Оценок пока нет
  • Contoh Form Surat PKL BATAN
    Contoh Form Surat PKL BATAN
    Документ1 страница
    Contoh Form Surat PKL BATAN
    Andika Andisious
    Оценок пока нет
  • Daftar Peserta
    Daftar Peserta
    Документ1 страница
    Daftar Peserta
    Andika Andisious
    Оценок пока нет
  • Kromatografi
    Kromatografi
    Документ11 страниц
    Kromatografi
    Andika Andisious
    Оценок пока нет
  • Anorganik II Ansori
    Anorganik II Ansori
    Документ9 страниц
    Anorganik II Ansori
    Ansori Muchtar
    Оценок пока нет
  • Draft Musteta Pendidikan 2018
    Draft Musteta Pendidikan 2018
    Документ9 страниц
    Draft Musteta Pendidikan 2018
    Andika Andisious
    Оценок пока нет
  • Msds Naftalena
    Msds Naftalena
    Документ8 страниц
    Msds Naftalena
    Rinaldi Maulana Firdaus
    Оценок пока нет
  • Laporan Sifat Koligatif Larutan
    Laporan Sifat Koligatif Larutan
    Документ10 страниц
    Laporan Sifat Koligatif Larutan
    Andika Andisious
    Оценок пока нет
  • 2 PB PDF
    2 PB PDF
    Документ9 страниц
    2 PB PDF
    Andika Andisious
    Оценок пока нет
  • Makalah Oksigen
    Makalah Oksigen
    Документ19 страниц
    Makalah Oksigen
    Andika Andisious
    Оценок пока нет
  • Peserta - PERsesi - (1) Unbk
    Peserta - PERsesi - (1) Unbk
    Документ9 страниц
    Peserta - PERsesi - (1) Unbk
    Andika Andisious
    Оценок пока нет