Вы находитесь на странице: 1из 2

KRONOLOGIS PENANGANAN MEDIS

Identitas :

Nama : An Adly Fauzan Asyul

Tanggal Lahir : 23-02-2008

Agama : Islam

Alamat : Tanah Harapan Kabupaten Bulukumba

Pukul 16.05

Puskesmas POLUT menelpon ke UGD Maryam untuk konfirmasi pasien dengan KLL dan
meminta izin untuk dirujuk,namun dokter sebagai penerima telpon mengatakan bahwa ruang
perawatan UGD full pasien sehingga pasien tidak memungkinkan untuk dirawat di RS Maryam.

Pukul 17.00

Pasien tiba dengan ambulance puskesmas POLUTdalam keaadaan terinfus bersama seorang
perawat dan kertas rujukan.

Pasien masuk keruang UGD dengan kesadarn penuh,dan setelah melakukan pemeriksaan
dokter memberi penjelasan kepada keluarganya bahwa pasien kemungkinan mengalami
perdarahan di daerah kepala disertai retakan tulang tengkorak sehingga pasien harus dilakukan
pemeriksaan Foto Kepala sesegera mungkin dan keluarga setuju.

Pukul 17.10

Pasien kembali dari pemeriksaan Foto Kepala dan pada saat pasien kembali berbaring di tempat
tidur pasien,dokter melakukan pemeriksaan ulang dan didapatkan pasien mengalami
penurunan kesadaran.

Dokter konsultasi via telpon dengan dokter spesialis Bedah dan dokter spesialis bedah
menginstruksikan untuk dirujuk segera karena RS Maryam tidak memungkinkan untuk
menindaklanjuti pasien yang seharusnya diberikan tindakan lanjut segera mungkin.

Dan dokter memberikan penjelasan kepada keluarga pasien bahwa pasien mengalami
kesadaran menurun karena adanya perdarahan yang berlangsung terus menerus didaerah
kepala dan harus segera dirujuk ke RS.di Makassar.
Pukul 17:37

Dokter melakukan sisrute ke RS di Makassar,sambil menunggu keputusan keluarga


sambil melakukan evaluasi terus menerus pada pasien.

Pukul 18.00

Dapat balasan sisrute bahwa UGD RS saat itu tersebut full.

Kondisi kesadaran pasien semakin menurun dan pada saat itu pasien dilakukan
pemasangan Guedel untuk membebaskan jalan nafasnya dan Nasal kanul diganti
dengan sungkup anak.

Setelah itu dokter melakukan konsultasi ke direktur untuk solusi pada pasien tersebut
mengenai transport pasien.Dan direktur mengizinkan transport pasien dengan
ambulance dengan syarat persetujuan keluarga bahwa pasien hanya dibawa tidak
sampai UGD RS di Makassar.

Keluarga pasien setuju dan bertanda tangan persetujuan tindakan medis untuk
dilakukan transport pasien ke Makassar dengan menggunakan ambulance didampingi
perawat.

Pukul 07.10

Pasien dengan mobil ambulance didampingi keluarga dan perawat berangkat ke


Makassar.

Pukul 19.30

Pasien diantar dengan menggunakan ambulance tanpa menggunakan surat rujukan


karena persetujuan dari keluarga pasien.

Alasan kenapa saya duduk di depan karena kedua orang tua pasien sudah duduk
duluan dibelakang dan tempat duduknya sudah full makanya saya duduk di depan.
Walaupun saya duduk didepan tapi saya selalu memantau dan mengecek kondisi
pasien kebelakang. Begitu saya melihat kesadaran pasien menurun saya tertekan
pada pasien dan keluarganya sehingga saya langsung membawanya sampai ke igd
dan sampai igd pasien sudah meninggal.

Вам также может понравиться