Вы находитесь на странице: 1из 20

ARSITEKTUR TROPIS KEPULAUAN

Pengelolaan Air Limbah di Kawasan Permukiman Pesisir


Pantai (Network)
( Studi Kasus Dusun Karama, Desa Aeng Batu – Batu )

ULIL AMRI
D51115303

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan arsitektur tropis kepulauan
dengan pembahasan pengelolaan air limbah di kawasan permukiman pesisir
pantai ( sistem drainase ) di Dusun Karama Kab. Takalar dengan baik dan tepat
pada waktunya.

Terselesainya laporan ini tentu saja tidak terlepas dari bantuan dari
berbagai pihak maka dari itu kami mengucapkan banyak terima kasih terutama
kepada Ibu Ir. Ria Wikantari, M.Arch., Ph.D. dan Ibu Hj. Nurmaida Amri, ST .,
MT. Selaku dosen mata kuliah Arsitektur Tropis Kepulauan.

Melalui kata pengantar ini penyusun lebih dahulu meminta maaf dan
memohon permakluman bila mana isi laporan ini ada kekurangan dan ada tulisan
menyinggung perasaan pembaca. Kami menyadari bahwa laporan ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan, maka dari itu semua kritik dan saran dari
manapun datangnya sangat diharapkan. Semoga lapora ini bermamfaat bagi kita
semua.

Makassar, 2 Desember 2018

Penulis
BAB 1.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan beriklim tropis yang dilintasi oleh


garis khatulistiwa. Wilayah Indonesia beriklim tropis dikarenakan letak geografis
negara indonesia berada di 60 Lintang utara – 110 Lintang selatan dan 950 Bujur
timur – 1410 Bujur Timur. Posisi ini tepat berada di bawah garis khatulistiwa atau
garis ekuator bumi, sehingga persebaran matahari pada posisi ini cukup rata

Dusun Karama merupakan salah satu kawasan yang berada di Indonesia


atau lebih tepatnya berada di Desa Aeng Batu-Batu, Kecamatan Galesong Utara,
Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Dusun Karama sendiri berada tepat di
bagian pesisir pantai sehingga sebagian besar masyarakat di sana memiliki
pekerjaan dengan mengandalkan laut dan pesisir

Dalam setiap permukiman pastinya terdapat 5 unsur didalamnya yaitu


man, society, nature, shell dan network. Network merupakan jaringan yang
terdapat dalam unsur permukiman diantaranya adalah jaringan sampah, sistem
drainase, jaringan jalan dan jaringan listrik

Jaringan Drainase merupakan salah satu unsur yang cukup penting dalam
menunjang aktivitas masyarakat sekitar. Sistem drainase sendiri meliputi, jaringan
air bersih dan air kotor. Dimana, setiap rumah pastinya membutuhkan air bersih
dalam beraktivitas sehari-hari, dan jaringan air kotor untuk mengalirkan air sisa
sisa dari rumah warga sehingga mengalir ke tempat yang semestinya

Air limbah atau air kotor hasil buangan dari setiap rumah yang berbentuk
cair mengandung bahan kimia yabg sukar untuk dihilangkan dan berbahaya,
sehingga air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak
membahayakan kesehatan lingkungan. Air limbah yaitu air dari suatu daerah yang
telah dipergunakan untuk berbagai keperluan, harus dikumpulkan dan dibuang
untuk menjaga lingkungan yang sehat dan baik. Air limbah sebelum dilepas ke
pembuangan akhir dalam hal ini riol kota harus menjalani pengolahan terlebih
dahulu. Untuk dapat melaksanakan pengolahan air limbah yang efektif diperlukan
rencana pengelolaan yang baik, agar tidak mengakibatkan pencemaran air
permukaan, tidak menimbulkan kerusakan pada flora dan fauna yang hidup di air,
tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber air minum dan tidak
menimbulkan bau atau aroma tidak sedap.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka saya memilih membahas masalah


sistem pengeolah limbah dalam kaitannya dalam sistem drainase ( network )

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dari permasalahan di atas adalah

a. Apa saja tujuan dari pengolahan air limbah


b. Bagaiman pengolahan air limbah yang ada di Dusun Karama Desa Aeng
Batu Batu

1.3 Tujuan

Untuk menganalisis kondisi sistem pengolahan air limbah di Dusun


Karama sesuai SNI
BAB 2.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Drainase

Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai


sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen
penting dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya).
Menurut Suripin (2004:7) dalam bukunya yang berjudul Sistem Drainase
Perkotaan yang Berkelanjutan, drainase mempunyai arti mengalirkan,
menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase
didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk
mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan,
sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan
sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan
sanitasi. Jadi, drainase menyangkut tidak hanya air permukaan tapi juga air
tanah.

Drainase yaitu suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak


diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang
ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut. Dari sudut pandang yang lain,
drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan
masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman,
bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk mengalirkan air
permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah permukaan tanah)
dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali
kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek,
genangan air dan banjir.

Kegunaan dengan adanya saluran drainase ini antara lain (Suripin,


2004) :

a. Mengeringkan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah.


b. Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.
c. Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.
d. Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehingga tidak terjadi
bencana banjir.

2.2 Sistem Sanitasi di Indonesia

Pengelolaan air limbah diatur dalam Peraturan Pemerintah No.


16/2005 tentang pengembangan sistem air minum. Mengacu dari berbagai
referensi, sistem pengelolaan air limbah dapat dikelompokkan (Soedjono dkk,
2010) :

a. Sistem setempat, air limbah (black dan grey water) langsung di olah
setempat
b. Sistem terpusat, dimana air limbah di alirkan melalui perpipaan ke
instalasi pengolahan air limbah (PAL)
c. Hibrida, merupakan modifikasi dari kedua sistem

Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (Keputusan Menteri


Kimpraswil No. 534/KTPS/M/2001), pemilihan sistem setempat atau sistem
terpusat didasarkan pada jenis kota, kepadatan penduduk, dan tinggi muka air
tanah :

1. Sistem setempat lebih diarahkan untuk kota sedang kecil dengan


kepadatan rata rata < 200 jiwa/ha, dengan taraf muka air tanah > 2 m,
dan potensi cost recovery yang belum mendukung sistem perpipaan
2. Sistem terpusat lebih diarahkan untuk kota metro besar dengan
kepadatan rata rata > 200 jiwa/ha, taraf muka air tanah < 2 m, dan
potensi pemulihan biaya belum mendukung untuk sistem perpipaan
(perlu studi kelayakan)
Keuntungan dan kelebihan sistem setempat dan sistem terpusat,
antara lain

Sistem Setempat Sistem Terpusat


Keuntungan : Keuntungan
a. Menggunakan teknologi a. Menyediakan pelayanan yang
sederhana terbaik
b. Memerlukan biaya yang b. Sesuai untuk daerah dengan
rendah kepadatan tinggi
c. Masyarakat dan tiap-tiap c. Pencemaran terhadap air tanah
keluarga dapat menyediakan dan badan air dapat dihindari
sendiri d. Memiliki masa guna lebih lama
d. Pengoperasian dan e. Dapat menampung semua
pemeliharaan oleh masyarakat limbah
e. Pengoperasian dan
pemeliharaan oleh masyarakat
f. Manfaat dapat dirasakan
secara langsung
Kerugian Kerugian :
a. Tidak dapat diterapkan a. Memerlukan biaya
pada daerah, misalnya investasi, operasi, dan
sifat permeabilitas tanah, pemeliharaan yang tinggi
tingkat kepadatan. b. Menggunakan teknologi
b. Fungsi terbatas hanya tinggi
dari buangan kotoran c. Manfaat secara penuh
manusia, tidak melayani diperoleh setelah selesai
air limbah kamar mandi jangka panjang
dan air bekas cucian d. Waktu yang lama dalam
c. Operasi dan perencanaan dan
pemeliharaan sulit pelaksanaan
dilaksanakan e. Perlu pengeolaan,
operasional, dan
pemeliharaan yang baik

2.3 Jenis Drainase


Drainase memiliki banyak jenis dan jenis drainase tersebut dilihat dari
berbagai aspek. Adapun jenis-jenis saluran drainase dapat dibedakan sebagai
berikut (Hasmar, 2012:3) :
1. Menurut sejarah terbentuknya
Drainase menurut sejarahnya terbentuk dalam berbagai cara,
berikut ini cara terbentuknya drainase :
a. Drainase alamiah (natural drainage)
Yakni drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat
bangunan- bangunan penunjang seperti bangunan pelimpah, pasangan
batu / beton, gorong-gorong dan lain-lain. Saluran ini terbentuk oleh
gerusan air yang bergerak karena gravitasi yang lambat laun
membentuk jalan air yang permanen seperti sungai.

b. Drainase buatan (artificial drainage)

Drainase ini dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga


memerlukan bangunan-bangunan khusus seperti selokan pasangan
batu / beton, gorong- gorong, pipa-pipa dan sebagainya.

2. Menurut letak saluran Saluran drainase


menurut letak bangunannya terbagi dalam beberapa bentuk, berikut ini
bentuk drainase menurut letak bangunannya :
a. Drainase permukaan tanah (surface drainage)
Yakni saluran yang berada diatas permukaan tanah yang berfungsi
mengalirkan air limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan
analisa open chanel flow.
b. Drainase bawah permukaan tanah (sub surface drainage)
Saluran ini bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui
media dibawah permukaan tanah (pipa-pipa) karena alasan-alasan
tertentu. Alasan itu antara lain Tuntutan artistik, tuntutan fungsi
permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di
permukaan tanah seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang,
taman dan lain-lain.
3. Menurut fungsi drainase Drainase berfungsi mengalirkan air dari tempat
yang tinggi ke tempat yang rendah, berikut ini jenis drainase menurut
fungsinya :
a. Single purpose
Yakni saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan,
misalnya air hujan saja atau jenis air buangan yang lain.
b. Multi purpose
Yakni saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air
buangan baik secara bercampur maupun bergantian, misalnya
mengalirkan air buangan rumah tangga dan air hujan secara
bersamaan.

2.4 Pola Jaringan Drainase

Jaringan drainase memiliki beberapa pola, yaitu (Hasmar, 2012:5) :

1. Siku
Siku Pembuatannya pada daerah yang mempunyai topografi sedikit
lebih tinggi dari pada sungai. Sungai sebagai saluran pembuang akhir
berada akhir berada di tengah kota.
2. Paralel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran
cabang (sekunder) yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi
perkembangan kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri.

3. Grid Iron
Untuk daerah dimana sungainya terletak di pinggir kota, sehingga
saluransaluran cabang dikumpulkan dulu pada saluran pengumpulan

4. Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih
besar
5. Radial
Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah

6. Jaring Jaring
Mempunyai saluran-saluran pembuang yang mengikuti arah jalan raya
dan cocok untuk daerah dengan topografi datar.
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah jenis
penelitian deskriptif, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian
deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah
yang ada sekarang berdasarkan data-data. Adapun pendekatan penelitian kualitatif
yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2007:6 dalam Muslikh, 2012).

Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan pada penelitian ini


dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai kondisi sistem drainase
masyarakat kawasan pesisir Dusun Karam Desa Aeng Batu batu Kabupaten
Takalar Sulawesi Selatan yang meliputi sarana pengelolaan air bersih, sarana
pengelolaan air limbah (SPAL. Selain itu, dengan pendekatan kualitatif
diharapkan dapat diungkapkan situasi dan permasalahan sarana sistem drainase
pada permukiman Dusun Karama.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksakan pada tanggal 3 November 2018 . Bertempat di


lingkungan Kawasan Permukiman Dusun Karama, Desa Aeng Batu Batu,
Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan

3.3 Sumber Data

Dalam penelitian ini data diperoleh menggunakan dua cara, yang pertamah
secara primer dengan menggunkaan metode primer yakni observasi atau
pengamatan langsung di kawasan Dusun Karama, dan yang kedua secara sekunder
yaitu dengan menggunakan literatur, dan wawancara pada beberapa penduduk
yang ada di kawasan Dusun Karama.

3.4 Teknik Pengambilan Data

Adapun teknik pengambilan data dari penelitian ini adalah teknik kualitatif
dengan pengamatan langsung dan melakukan pengukuran pada objek penelitan

3.5 Analisis Data

Data yang terkumpul melalui literatur, observasi, dan wawancara,


kemudian dibuatkan tabel berdasarkan topik, variabel, hasil survey, dan gambar .
Setelah itu hasil tersebut disesuaikan dengan standar-standar yang ada, kemudian
pemberian saran atau output bagi sarana yang tidak sesuai dengan standar
berdasarkan literatur yang didapat.
BAB 4.ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Dusun Karama

Gambar 4. 1 Peta Dusun Karama


Dusun karama merupakan salah satu kawasan tepi laut yang berada di
Makassar tepatnya di desa Aeng Batu - Batu, kecamtan Galesong Utara,
Kabupaten Takalar. Masyarakat disana sebagian mengandalkan laut sebagai mata
pencahariannya.

4.2 Existing Condition

Pada kawasan permukiman di Dusun Karama umumnya tidak memiliki


saluran drainase. Pada pinggirian bahu jalan tidak terdapat saluran air limbah (got
sebagai mana mestinya. Pada beberapa rumah penduduk tampak limbah hasil
rumahan mereka alirkan ke arah rawa rawa atau genangan air yang berada pada
bagian belakang rumah penduduk.
Salah satu titik lokasi deretan rumah di dusun Karama yang di belakang
rumahnya terdapat genangan air juga ada jalur pembuangan air limbah rumahan
yang bisa dilihat pada gambar dibawah, dimana jalur tersebut tertuju pada
genangan air yang berada di belakang rumah.

Limbah buangan warga pada umumnya merupakan sisa sisa yang


dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, limbah ini bisa berupa sisa sayuran, sisa
makanan, sisa air cucian, dll. Limbah ini tentunya dapat mencemari lingkungan
apabila tidak di olah terlebih dahulu sebelum akhirnya di buang ke lingkungan.
Dalam limbah air terdapat bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan dan
berbahaya. Bahan kimia tersebut memberi kehidupan bagi kuman kuman
penyebab penyakit disentri, tipus, kolera, dan penyakit lainnya. Air limbah harus
dikelola untuk mengurangi pencemaran. Limbah rumah tangga dapat dibedakan
menjadi 3 jenis. Yang pertama berupa sampah. Kemudian ada air limbah yang
dihasilkan dari kegiatan mandi dan mencuci. Dan terakhir adalah kotoran yang
dihasilkan manusia. Limbah limbah ini jika tak dikelola dengan baik akan
berpotensi menjadi sumber penyakit dan mencemari lingkungan sekitar

4.3 Analisis dan Pembahasan

Air sangatlah penting bagi kehidupan kita sehari hari, lebih dari 70%
bagian bumi terdiri dari air, contohnya 65% dari dalam tubuh manusia terdiri dari
air. Oleh karena itu air sangatlah berperan penting dalam kehidupan seluruh
makhluk hidup, khususnya bagi kehidupan manusia, sebagai akibat dari
pemakaian air untuk pemenuhan kebutuhan manusia tersebut, menghasilkan air
buangan yang disebut air limbah. Air buangan atau sering disebut air limbah,
adalah semua cairan yang dibuang, baik yang mengandung kotoran manusia,
hewan, bekas tumbuhan, maupun yang mengandung sisa sisa proses dari industri.

Air buangan dapat dibagi menjadi empat

a. Air kotor : air buangan yang berasal dari kloset, peturasan, bidet, dan air
buangan mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat alat
plambing lainnya
b. Air bekas : air buangan yang berasal dari alat alat plambing lainnya,
seperti bak mandi (bath tub), bak cuci tangan, bak dapur dsb
c. Air hujan : dari atap, halaman dsb

Air buangan khusus yang mengandung gas, racun, atau bahan bahan
berbahaya seperti yang berasal dari pabrik, air buangan laboratorium, tempat
pengobatan, tempat pemeriksaan rumah sakit, rumah pemotongan hewan, dll.

Selain jenis jenis tersebut, air kotor dan air bekas sering disebut air buangan
sehari hari karena keduanya berasal dari kehidupan sehari hari
Di Dusun Karama Desa Aeng Batu Batu terdapat pada pesisir pantai yang
sebagian masyarakatnya mempergunakan air dari sumur (air tanah) atau PDAM
untuk melakukan aktivitas dan kebutuhan sehari hari, misalnya mandi, cuci alat
dapur, cuci pakaian dan sebagainya. Hal inilah yang bisa menyebabkan air
tercemar dan bisa menimbulkan penyakit. Oleh karena itu perlu adanya
pengolahan air limbah IPAL Desa Karama Desa Aeng Batu Batu dengan tujuan :

a. Mencegah pencemaran pada air alam (air permukaan dan air tanah)
b. Melindungi masyarakat dari gangguan keadaan keadaan yang tidak
higienis
c. Mencegah penularan penyakit melalui media air (water bom disease)
seperti diare, disentri, koera, typus dan lainnya
d. Memelihara kondisi lingkungan agar tetap sehat
e. Menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk peduli lingkungan
Dalam merencanakan sistem pengolah air limbah, penerepan teknologi
pengolahan air ditentukan berdasarkan jenis dan karakteristik air limbah.
Berdasarkan dari jenis dan karakteristik air limbah pada Dusun Karama yang pada
umumnya merupakan air limbah dari rumah tangga maka diusulkan salah satu
alternatif untuk mengatasi pencemaran lingkungan yang terjadi akibat tidak
adanya sistem pengolahan air limbah. Maka salah satu alternatif yang baik adalah
menggunakan Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) Komunal. IPAL bisa
dibangun secara pribadi atau digunakan untuk satu keluarga/bangunan dan
dioperasikan sendiri. Bisa juga satu IPAL digunakan bersama sama atau komunal
Komponen IPAL Komunal terdiri dari unit pengolah limbah, jaringan
perpipaan (bak kontrol & lubang perawatan) dan sambungan rumah tangga. Unit
pengolah limbah ada yang terletak jauh dari lokasi warga pengguna IPAL
Komunal dan ada juga yang berlokasi di lokasi permukiman warga.
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal merupakan sistem
pengolahan air limbah yang dilakukan secara terpusat yaitu terdapat bangunan
yang digunakan untuk memproses limbah cair domestik yang difungsikan secara
komunal (digunakan oleh sekelompok rumah tangga) agar lebih aman pada saat
dibuang ke lingkungan, sesuai dengan baku mutu lingkungan. Limbah cair dari
rumah penduduk dialirkan ke bangunan bak tampungan IPAL melalui jaringan
pipa.

Adapun kelebihan dari IPAL Komunal sehingga menjadi solusi dari permasalahan
warga antara lain :
 Sesuai untuk rumah yang berkelompok
 Butuh lahan sedikit karena dibangun di bawah tanah
 Biaya konstruksi relatif murah
 Pengoperasian dan perawatan mudah dan murah
 Lebih hemat daripada sistem pembuangan air limbah konvensional
 Masyarakat dapat berperan dalam proses perencanaan dan konstruksi
 Nyaman untuk pengguna, air limbah dijauhkan dari area pemukiman

Opsi pemilihan jenis IPAL Komunal bergantung pada musyawarah warga.


IPAL Komunal mempunyai kapasitas minimal 50 KK terdiri dari Bak Inlet, Bak
Pengendap (Settler), Anaerobic Baffle Reactor (ABR), Anaerobic Filter (AF), dan
Bak Outlet
Sistem ini dilakukan untuk menangani limbah domestik pada wilayah yang
tidak memungkinkan untuk dilayani oleh sistem terpusat ataupun secara
individual. Penanganan dilakukan pada sebagian wilayah dari suatu kota, dimana
setiap rumah tangga yang mempunyai fasilitas MCK pribadi menghubungkan
saluran pembuangan ke dalam sistem perpipaan air limbah untuk dialirkan menuju
instalasi pengolahan limbah komunal. Untuk sistem yang lebih kecil dapat
melayani 2-5 rumah tangga, sedangkan untuk sistem komunal dapat melayani 10-
100 rumah tangga atau bahkan dapat lebih. Effluent dari instalasi pengolahan
dapat disalurkan menuju sumur resapan atau juga dapat langsung dibuang ke
badan air (sungai). Fasilitas sistem komunal dibangun untuk melayani kelompok
rumah tangga atau MCK umum. Bangunan pengolahan air limbah ini dapat
diterapkan di perkampungan dimana tidak memungkinkan bagi warga
masyarakatnya untuk membangun septictank individual di rumahya masing-
masing (Rhomaidhi, 2008).
BAB 5.PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Di Dusun Karam masih belum terdapat pengolahan air limbah warga yang
sesuai dengan SNI. Hal ini dikarenakan pembangunan yang kurang teratur dan
warga yang masih minim kesadarannya akan bahaya pencemaran lingkungan
akibat dari air limbah rumahan

Pada beberapa sudut kampung masih banyak rumah yang membuang air
limbah hasil kegiatan rumah tangga ke lingkungan sekitar tanpa diolah. Kurang
adanya riol/selokan yang saling terintegrasi juga memperparah pencemaran.
Beberapa rumah bahkan mengalirkan air limbah hasil rumah tangga ke daerah
genangan air (rawa) yang sangat berbahaya bagi lingkungan. Dengan demikian
perlu adanya sistem pengolahan air limbah pada kawasan permukiman warga
Dusun Karama Desa Aeng Batu batu Kabupaten Takalar

5.2 Saran

Sebaiknya pemerintah atau bisa saja dari inisiatif masyarakat sendiri untuk
membangun instalasi pengolahan air limbah sendiri. Salah satu alternatif yang
bisa digunakan adalah IPAL Komunal. Dimana kelebihan sistem ini dapat
menampung hingga 50 KK sehingga cocok digunakan pada perkampungan Dusun
Karama

Вам также может понравиться