Вы находитесь на странице: 1из 13

LAPORAN DKV 2

1. Bab
1.1. Latar Belakang
Jasa adalah aktivitas ekonomi yang memproduksi waktu, form, atau kegunaan
psikologis.Menurut Kotler dalam Lupiyoadi (2014:7) “Jasa adalah setiap tindakan
atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan kepemilikan
apapun. Produksi jasa mungkin berkaitan dengan produk fisik atau tidak.
Jasa berhubungan dengan kualitas, jika yang diterima oleh konsumen tidak
sesuai harapan maka persepsi tentang jasa tersebut kurang, jika jasa yang diterima
sesuai dengan harapan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai baik. Namun,
jika jasa yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas jasa
dipersepsikan buruk. Kualitas jasa tergantung baik buruknya suatu persepsi.
Bidang jasa desain merupakan kegiatan yang memproduksi desain dimana
bidang ini sangat banyak dibutuhkan di era digitalisasi ini. Sebuah perusahaan baru
akan membutuhkan desain untuk segala keperluan baik dalam kebutuhan form atau
promosi. Dalam perkembangannya usaha di bidang desain sangat berkembang,
karena banyak orang yang melihat pasar desain masih memiliki celah untuk
dimasuki, karena tidak hanya dibutuhkan oleh perusahaan besar, bahkan warung
kaki lima harus mempunyai desain yang unik untuk menarik pembeli.
Masbas Art & Design berdiri pada tahun 2017. Masbas Art & Design sendiri
merupakan suatu usaha dalam bidang jasa yang didirikan untuk menyalurkan bakat
dan minat yang dimiliki oleh designer. Masbas Art & Design memiliki visi :
mewujudkan keindahan estetik lingkungan lewat art & design yang berkarakter.
Nama Masbas merupakan penggabungan antara ​Mas​ yang merupakan panggilan
untuk orang yang lebih tua, dan bas yang diambil dari inisial nama tengah pendiri
perusahaan yaitu ​Baskara. M ​ asbas Art & Design berusaha menghadirkan kualitas
jasa yang baik dan berkualitas dengan berbagai jasa design meliputi : Vector art
illustration, motion graphic, logo dan Graphic Standard Manual design, dan media
promosi.
Pada tahun 2018, Masbas Art & Design menambah jasa bisnis dimana dulu
bernama Masbasart, karena hanya menerima jasa ilustrasi vector. Seiring semakin
banyaknya masyarakat yang membutuhkan jasa design karena banyak
bermunculannya usaha-usaha baru. Oleh sebab itu penyusun tertarik untuk
me-redisign logo dan perancangan Corporate Identity beserta Graphic Standard
Manual Masbas Art & Design. Penyusun ingin menjelaskan tentang bagaimana
logo bisa terbentuk dengan berbagai aktivitas design dan penelitian yang sudah
dilakukan oleh penyusun.

1.2. Rumusan Masalah


Sebagaimana yang telah dijabarkan di latar belakang diatas bahwa perusahaan
Masbas Art & Design mempunyai beberapa masalah :
1. Pergantian nama dari Masbasart menjadi Masbas Art & Design
2. Pelebaran target jasa dan strategi pemasaran
3. Debut awal dalam persaingan perusahaan
1.3. Tujuan
Tujuan perancangan ini adalah untuk meredesign ulang karena pergantian nama
dan konsep perusahaan serta menggali ide baru untuk melebarkan target
konsumen dalam pergantian logo Masbas Art & Design, dan memenuhi tugas DKV
2 di Sekolah Tinggi Ilmu Informatika dan Komputer Indonesia.

2. Bab 2

2.1. Corporate Identity

Menurut M. Linggar Anggoro ( 2000:280) adalah suatu cara atau suatu hal
yang memungkinkan suatu perusahaan dikenal dan dibedakan dari
perusahaan-perusahaan lainnya. Ia juga menyebutkan bahwa identitas perusahaan
harus diciptakan melalui suatu rancangan desain khusus yang meliputi hal-hal unik
atau khas tentang perusahaan yang bersangkutan secara fisik. Dengan begitu
corporate identity​ mempunyai proses waktu yang tidak sedikit karena prosedur
yang dilalui harus semua terpenuhi.
Rhenald Kasali ( 2003:110-114) dalam buku Manajemen Public Relations
Konsep dan Aplikasinya di Indonesia mengatakan bahwa identitas perusahaan atau
identitas korporat disebut juga sebagai simbol perusahaan, apakah berbentuk logo
perusahaan atau lambang lainnya. Simbol selain dimaksud agar lebih mudah
diingat oleh konsumen juga agar dijiwai oleh segenap karyawannya. Simbol sangat
penting bagi perusahaan yang bergerak di sektor jasa yang menjaga pelayanan,
kredibilitas, dan keramahan manusia di dalamnya.
Menurut Cenadi (1999:30) fungsi sebuah corporate identity bisa dijabarkan
sebagai berikut​ ​:

1. Sebagai alat yang menyatukan strategi perusahaan.


Sebuah corporate identity yang baik harus sejalan dengan rencana
perusahaan tersebut – bagaimana perusahaan itu sekarang dan
bagaimana di masa yang akan datang. Selain itu corporate identity harus
dapat dengan tepat mencerminkan image perusahaan, melalui produk
dan jasanya.

2. Sebagai landasan dari sistem operasional suatu perusahaan.


Hal ini disebabkan corporate identity adalah suatu image yang ingin
dibentuk di benak konsumen sehingga seluruh personil harus mampu
menghayatinya terutama ketika menjalankan operasional perusahaan
sehari-hari

3. Sebagai pendiri jaringan network yang baik.


Sebuah perusahaan yang berimage positif, stabil, dapat dipercaya
dan diandalkan akan menarik perhatian para investor untuk menanamkan
modal dalam perusahaan tersebut. Jenis perusahaan yang seperti ini
juga yang mendapat banyak keringanan saat ia membutuhkan tambahan
modal dari bank. Produk-produk dari perusahaan ini juga mungkin
menjadi produk yang paling laku dan digemari di pasar.

4. Alat jual dan promosi.


Corporate identity merupakan alat jual bagi perusahaan untuk
produk-produk yang sekarang ada atau produk yang akan dikembangkan.
Karena image yang positif dari suatu perusahaan akan membuat
konsumen percaya dan nyaman akan perusahaan itu dan percaya pula
dengan produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut
merupakan produk berkualitas terbaik.

2.2. Teori Logo

Menurut Bill Gardner, dan Catharine Fishel (2011:7) Logo


dikategorikan kedalam 2 kelompok, yaitu ​symbol​ dan ​shape​. ​Shape
merupakan logo-logo dengan orientasi lebih kepada konsep, sedangkan
symbol merupakan logo yang terbentuk dengan basis piktorial dari bentuk
symbol yang telah ada, seperti contohnya bintang, hati, dan symbol
lainnya. Seperti halnya bahasa lisan, bahasa visual dari ​symbol​ juga
mengalami perkembangan, meskipun akhir-akhir ini evolusinya cukup
pelan. Hans Hulsbosch (2011:24) seorang desainer yang menjadi
penanggung jawab dalam pengembangan beberapa merk terkemuka di
Australia, seperti Qantas dan Woolworths, menjelaskan bahwa kekuatan
sebuah ​symbol​ terletak pada kesederhanaan nyata dalam bekerja. Sebuah
symbol​ hanya membutuhkan petunjuk pada pengalaman spesifik dalam
hidup kita, dan hal tersebut tidaklah terlalu penting sebelum kita mulai
meng-asosiasi-kan symbol dengan pengalaman tersebut.
Rakhmat Supriyono (2010:102), Logo dapat disamakan sebagai watak
sebuah perusahaan atau organisasi. Logo yang baik dapat mengidentifikasi
perusahaan, produk, jasa, dan lain – lain. Paling utama dalam merancang logo
adalah konsep. Logo yang efektif umumnya memiliki konsep visual yang
kuat.Namun tidak mudah untuk memvisualkan dalam sebuah logo, dalam hal itu
desainer butuh mengikuti banyak proses abstrak yang tidak gampang dan
memerlukan banyak waktu. Jacob Cass (2010:106) desainer grafis sekaligus logo
dan brand identitiy specialist dari Australia, memberikan tips mengenai prinsip –
prinsip desain logo sebagai berikut :

1. Logo harus mampu mendeskripsikan perusahaan atau produk (


describable ).
2. Jika dicetak hitam – putih (tanpa warna), logo tetap efektif dan
menarik ( effective without colour ).
3. Logo harus simple dan mudah diingat ( memorable ).
4. Dalam ukuran kecil, logo masih bisa dibaca dan dapat dikenali
(scalable ).
Dengan adanya prinsip-prinsip tersebut, serta klasifikasi logo, membantu
dalam mencari referensi serta menerapkan hal tersebut saat membuat logo
teh pottret ini.
2.3 Teori Warna

Rakhmat Supriyono (2010:72), Salah satu elemen visual yang sangat


berpengaruh serta paling menarik perhatian adalah warna. Dalam seni
rupa, warna dibagi kedalam 3 dimensi, yaitu :

1. Hue : pembagian warna berdasarkan nama – nama warna, seperti


merah, biru, kuning, dan seterusnya.
2. Value : pembagian warna berdasarkan terang gelapnya warna.
3. Intensity : pembagian warna berdasarkan tingkat dipilah lagi kedalam
3 golongan :
· Warna primer : yaitu warna utama yang terdiri dari merah, kuning dan
biru.
· Warna sekunder: merupakan campuran 2 warna utama, dengan
perbandingan yang seimbang.
· Warna tersier : merupakan perpaduan antara warna sekunder dan
primer.

Secara visual, warna bisa dibagi kedalam 2 golongan, yaitu warna


dingin dan warna panas. Warna dingin meliputi : warna hijau, biru, biru
– ungu, hijau – biru, warna – warna tersebut memberikan kesan pasif,
kalem, statis dan kurang mencolok. Sedangkan warna panas, seperti
merah, oranye, kuning, kuning – oranye, memberikan kesan hangat,
dinamis, aktif dan mengundang perhatian.

Menurut Eiseman (2000:68), warna earthy yaitu warna – warna yang


memiliki nilai membumi. Memiliki karakter yang lebih hangat. Warna
natural dalam penggunaannya untuk makanan, lebih bermakna sehat,
warna ini cenderung merupakan warna netral yang memang diambil
dari warna alami. Warna – warna tersebut merupakan warna yang
dipakai dalam identitas maupun warna rasa pada kemasan teh pottret.
Identitas utama, menggunakan warna earthy dan warm, sedangkan
identitas pada rasa menggunakan 2 warna, earthy dan natural.
Penggunaan warna disesuaikan dengan filosofi yang diambil dari desain
yang akan digarap lebih lanjut.

2.3. Teori Tipografi

Menurut Danton Sihombing (2001). Tipografi dalam Desain Grafis.


Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Komunikasi merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia, baik dalam
bahasa lisan maupun bahasa tulis. Ilmu terkait yang mempelajari secara
spesifik mengenai huruf dalam bahasa tulis, yaitu Tipografi. Huruf
dalam tipografi digunakan untuk mewakili karakteristik pesan yang ingin
disampaikan kepada target pembaca.
Menurut Jessica Hische (2009:39). Majalah Concept. Jakarta : PT.
Concept Media. Jessica Hisce merupakan seorang desainer dengan
spesialisasi pada ilustrasi dan typo dengan gaya vintage. Type merupakan
elemen yang paling ia gemari dan merupakan esensi dari desainnya.
Hand-lettering bagi Jessica merupakan caranya untuk melengkapi
kustomisasi dan menonjolkan keunikan yang diinginkan.Jadi type yang digunakan
tidak harus menggunakan yang sudah ada, terutama bila type tersebut akan
digunakan untuk mewakili karakter desain yang ingin ditonjolkan
Selain itu, hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan tipografi, yaitu
meliputi 4 hal berikut:

Legibility : huruf yang dipilih jelas bentuknya bagi pembaca


Readibility : huruf yang dipilih memudahkan untuk dibaca.
Visibility : huruf yang dipilih mudah untuk dilihat pembaca.
Clearity : huruf yang dipilih harus memperlihatkan kejelasan.
Bab 3

3. Metodologi Proses

3.1. Bagan

3.2 Pengumpulan Data


Pengumpulan data adalah proses yang paling penting dalam pembuatan
sebuah Corporate Identity, dimana proses selanjutnya hanya bisa ditentukan
dengan pengumpulan data, berikut adalah cara-cara pengumpulan data menurut
beberapa ahli :

Observasi
Menurut Arikunto (2006:124) observasi adalah mengumpulkan data
atau keterangan yang harus dijalankan dengan melakukan usaha-usaha
pengamatan secara langsung ke tempat yang akan diselidiki. Sedangkan
menurut Kamus Ilmiah Populer (dalam Suardeyasasri, 2010:9) kata
observasi berarti suatu pengamatan yang teliti dan sistematis, dilakukan
secara berulang-ulang. Metode observasi seperti yang dikatakan Hadi dan
Nurkancana (dalam Suardeyasasri, 2010:9) adalah suatu metode
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan
dan pencatatan secara sistematis baik secara langsung maupun secara
tidak langsung pada tempat yang diamati.

Bagi peneliti profesional, observasi umumnya digunakan sebagai


metode untuk mengumpulkan data atau untuk mencatat bukti. Definisi
umum observasi oleh peneliti adalah melihat, tetapi melihat ini diharapkan
dapat menyertakan analisis dan interpretasi yang spesifik. Oleh karena itu,
Sanger (dalam Anon, 2010:2) berpendapat bahwa observasi dapat
dilakukan dengan melihat bukti yang dikumpulkan dan berusaha mencari
yang signifikan dan tidak signifikan dari kumpulan bukti tersebut. Definisi
observasi menurut Tikstine (dalam Anon, 2010:3) adalah pengumpulan bukti
visual secara sistematis dan seakurat mungkin dengan menghadirkan
situasi dunia nyata, yang mengarah kepada penyampaian penilaian dan
perubahan yang perlu untuk perilaku yang dapat diterima. Pendekatan
kontekstual merupakan suatu konsep belajar guru menghadirkan situasi
dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Nurhadi,
2007, dalam Gusti, 2011:5).

Kesimpulannya bahwa observasi merupakan pengumpulan data


secara langsung ke dalam lapangan, dimana pengumpulan data lebih akurat
karena langsung menuju titik permasalahan dengan bertanya langsung
kepada narasumber.

3.3 Analisis Data SWOT

Analisa Strengths, Opportunities, Weaknesses, Threath (SWOT)


Analisis SWOT menurut Philip Kotler (2009 : 63) diartikan sebagai evaluasi
terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.
Sedangkan menurut Freddy Rangkuti (2013 : 19), analisis SWOT adalah analisa
yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan
peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(weaknesses) dan ancaman (threats).
Dari beberapa pengertian diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan
kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang
berdasarkan faktor eksternal dan faktor internal yaitu strength,
opportunities,weaknesesses, threats. Analisis SWOT merupakan singkatan dari
strength, opportunities, weaknesesses, threats dimana penjelasannya sebagai
berikut :

1. Kekuatan (strength)

Kekuatan (strength) adalah sumberdaya keterampilan atau keunggulan


keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani oleh
perusahaan atau organisasi. Kekuatan adalah kompetensi khusus yangmemberikan
keunggulan komparatif bagi perusahaan di pasar.
Menurut Sondang P.Siagian (1995 : 172), kekuatan dapat terkandung dalam
sumber daya keuangan, citra, kepemimpinan pasar, hubungan pembeli dengan
pemasok, dan faktor-faktor lain. Faktor-faktor kekuatan yang dimaksud dengan
faktor-faktor yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau organisasi adalah antara lain
kompetensi khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilikan
keunggulan komparatif oleh unit usaha di pasaran. Dikatakan demikian karena
satuan bisnis memiliki sumber keterampilan, produk andalan dan sebagainya yang
membuatnya lebih kuat daripada pesaing dalam memuaskan kebutuhan pasar yang
sudah direncanakan akan dilayani oleh satuan usaha yang bersangkutan.

2. Kelemahan

Menurut Pearce Robinson (1997 : 231) Kelemahan (weakness) adalah


keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya, keterampilan, dan kapabilitas
yang secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan atau organisasi.
Fasilitas, sumber daya keuangan, kapabilitas manajemen, keterampilan
pemasaran, citra merek dapat merupakan sumber kelemahan.
Faktor-faktor kelemahan, jika orang berbicara tentang kelemahan yang
terdapat dalam tubuh suatu perusahaan, yang dimaksud ialah keterbatasan atau
kekurangan dalam hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi
penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan.
Menurut Sondang P.Siagian (2012 :173) Dalam praktek, berbagai
keterbatasan dan kekurangan kemampuan tersebut bisa terlihat dari sarana dan
prasarana yang dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah, keterampilan
pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang tidak atau
kurang diminati oleh para pengguna atau calon pengguna dan tingkat perolehan
keuntungan yang kurang memadai.

3. Peluang (opportunity)

Peluang (opportunity) adalah situasi penting yang menguntungkan dalam


lingkungan perusahaan atau organisasi. Kecenderungan-kecenderungan penting
merupakan salah satu sumber peluang. Identifikasi segmen pasar yang tadinya
terabaikan, perubahan pada situasi persaingan atau peraturan, perubahan
teknologi, serta membaiknya hubungan dengan pembeli atau pemasok dapat
memberikan peluang bagi perusahaan atau organisasi.

4. Ancaman (threath)
Menurut Michael A. Hitt (1997 : 42) Ancaman (threath) adalah situasi
penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan atau organisasi.
Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang yang diinginkan
organisasi. Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar, meningkatnya
kekuatan tawar-menawar pembeli atau pemasok penting, perubahan teknologi
serta peraturan baru atau yang direvisi dapat menjadi ancaman bagi keberhasilan
perusahaan. Ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang, dengan demikian
dapat dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak
menguntungkan suatu satuan bisnis, jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi
ganjalan bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun
masa depan. Ringkasnya, peluang dalam lingkungan eksternal mencerminkan
kemungkinan dimana ancaman adalah kendala potensial.

3.4 Permasalahan
Tahap akhir analisis kasus adalah memformulasikan keputusan yang akan
diambil. Keputusan yang berbobot hanya dapat dibuktikan oleh waktu, artinya
keputusan yang diambil akan benar-benar terbukti setelah periode waktu tertentu.
Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami seluruh
informasi yang terdapat pada suatu kasus, menganalisis situasi untukmengetahui
isu apa yang sedang terjadi, dan memutuskan tindakan apa yang harussegera
dilakukan untuk memecahkan masalah.
Dalam proses pembuatan analisis SWOT, penulis mengambil kesimpulan
bahwa penelitian ini menunjukkan kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh
kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus
dipertimbangkan dalam kasus analisis SWOT. Dimana dalam hal ini Freddy
Rangkuti (1997 : 18) menjelaskan bahwa Analisis SWOT membandingkan antara
eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan.
Bab 4

4. Penjabaran
4.1. Hasil Observasi
4.1.1. Jenis Usaha
Jenis produk atau jasa yang dipasarkan adalah pembuatan desain meliputi
Vector art illustration, motion graphic, logo dan Graphic Standard Manual
design, dan media promosi

4.1.2. Target Pasar


Target Pasar
Menurut Philip Kotler (2000 : 5), menetapkan pasar sasaran adalah
tindakan mengevaluasi dan menseleksi satu atau lebih segmen pasar yang
hendak dimasuki.

Dalam hal ini target pasar nya adalah :


• Target pasar yaitu para pengusaha yang akan memulai membuka
usahanya atau merebranding usahanya
• Masyarakat yang menginginkan cindera mata untuk hadiah ulang tahun
atau semacamnya
• Orang yang akan melangsungkan pernikahan dan membutuhkan
undangan sebagai media penyebaran informasi

4.1.3. Visi dan Misi


Visi : Desain adalah kualitas hidup dan keindahan estetika kehidupan.
Misi : Menjadi penggerak desain di segala tempat dan lingkungan.

4.1.4. Motivasi
Yang menjadikan motivasi dalam mendirikan usaha tenongan ini adalah:
1) Sempitnya lapangan kerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
2) Melihat peluang usaha tenongan dan pangsa pasarnya yang masih
cukup menjanjikan.
3) Modal yang harus dikeluarkan relatif murah, tidak terlalu mahal

4.1.5. Modal
Modal awal untuk pembelian peralatan dan kebutuhan penjualan dan
4.1.6. Tempat

Lokasi yang “strategis” dalam teori wirausaha ditafsirkan sebagai lokasi di


mana banyak ada calon pembeli, dalam artian lokasi ini mudah dijangkau,
gampang dilihat konsumen, dan lokasi yang banyak dilalui atau dihuni target
konsumen yang berpotensi membeli produk atau jasa yang dijual.Lokasi
seperti ini cocok untuk usaha perdagangan barang atau jasa yang harus
berhubungan langsung dengan pelanggan. Itu sebabnya pasar, pusat
pertokoan, atau pusat perbelanjaan menjadi lokasi-lokasi usaha
perdagangan yang paling diincar orang. Soalnya, di area seperti itu, calon
konsumen tumpah tersedia. Para pemilik usaha tinggal mencari strategi
untuk memancing lirikan mata mereka. Usaha-usaha yang sangat
tergantung dengan lokasi strategis misalnya; apotek, rumah makan, mini
market, bengkel, toko pakaian, juga salon kecantikan.
Lokasi yang direncanakan untuk memasarkan usaha ini yaitu hanya
berbasis online dan offline, untuk usaha online akan ada Official Instagram
Account dan website, sedangkan offline nya akan ada di daerah Kasembon,
Kabupaten Malang

4.2. Hasil Analisis Data SWOT

4.2.1. Kekuatan
● Sistem pesan yang mudah dan cepat dengan langsung
menghubungi admin, memiliki website, dan waktu pengerjaan
cepat.
● Mempunyai website pribadi dimana banyak info tambahan
yang bisa memperkuat kepercayaan

4.2.2. Kelemahan
● Tidak adanya penjamin keberlangsungan transaksi sebagai sarana
terpercaya, karena dalam transaksi online tanpa aplikasi perantara,
tentunya ini menjadi suatu masalah tersendiri yang dihadapi.
● Kurangnya tenaga kerja atau desainer, dimana sekarang hanya satu
orang yang menjalankan perusahaan.
● Jauh dari percetakan

4.2.3. Peluang
● Semakin tingginya aspek digitalisasi, masyarakat semakin
sadar bahwa desain semakin penting untuk keberlangsungan
sebuah usaha
● Seiring bertambahnya event atau festival, maka kebutuhan
desain semakin tinggi

4.2.4. Ancaman
● Adanya teknologi baru yang lebih gampang dan instan tanpa
perlu membayar untuk mendesain. Tentunya di masa
mendatang banyak sekali teknologi yang berkembang dan
menggantikan manusia dalam bekerja, ancaman ini sering
sekali menjadi banyak masalah oleh sebgian orang karena di
era digitalisasi ini menjadi semakin banyak aplikasi atau
program yang menjurus ke anacaman tersebut.
● Kompetitor semakin banyak, karena di era sekarang belajar
sebuah desain tidaklah sulit, dengan adanya teknologi
orang-orang sedikit demi sedikit belajar tentang desain dan
merambah di jasa desain juga.

Kesimpulannya adalah Masbas Art & Design mempunyai banyak sisi


kekuatan namun tidak sedikit juga ancaman dan kelemahan, dalam tahap
berikutnya akan dijabarkan dan penggalian ide terkait permasalahan di atas
untuk mengurangi nilai kelemahan dan mengatasi ancaman.

4.3. Strategi Kreatif


Untuk menuntaskan masalah dari data yang sudah diperoleh dalam analisis
SWOT, maka diperlukan strategi kreatif yang bisa mengurangi nilai-nilai ancaman dan
kelemahan untuk keberlangsungan perusahaan dan maka terbentuklah ide untuk
membuat mengubah logo perusahaan, dan beberapa langkah yaitu :
1. Pembuatan GSM
2. Pembuatan Stationary Set
3. Pengaplikasian media

Hasil Brainstorming

4.4. Proses Kreatif

4.4.1. Thumbnail
4.4.2. Rought Sketch
4.4.3. Comprehensif
4.4.4. Final Design
4.5. Graphic Standar Manual
4.6. Pengaplikasian Media

5. Bab 5
5.1. Penutup
5.2. Saran
5.3. Daftar Pustaka

Вам также может понравиться