Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
2. Etiologi
Pada level makroskopik, stroke iskemik paling sering disebabkan oleh emboli dari
ekstrakranial atau trombosis di intrakranial, tetapi dapat juga disebabkan oleh berkurangnya
aliran darah otak. Pada level seluler, setiap proses yang mengganggu aliran darah ke otak dapat
mencetuskan suatu kaskade iskemik, yang akan mengakibatkan kematian sel-sel otak dan
infark otak (Rahmawati, 2009). Sumber emboli dapat terletak di arteri karotis maupun
vertebralis akan tetapi dapat juga di jantung dan sistem vaskular sistemik (Mardjono, 1988).
a. Embolus yang dilepaskan oleh arteri karotis atau vertebralis, dapat berasal dari “plaque
atherosclerotique” yang berulserasi atau thrombus yang melekat pada intima arteri akibat
trauma tumpul pada daerah leher.
b. Embolisasi kardiogenik dapat terjadi pada: Penyakit jantung dengan “shunt” yang
menghubungkan bagian kanan dengan bagian kiri atrium atau ventrikel.
c. Embolisasi akibat gangguan sistemik dapat terjadi sebagai emboli septik, misalnya dari
abses paru atau bronkiektasis, dapat juga akibat metaplasia neoplasma yang sudah ada di
paru.
3. Patofisiologi
Stroke iskemik terjadi apabila terjadi oklusi atau penyempitan aliran darah ke otak dimana
otak membutuhkan oksigen dan glukosa sebagai suber energi agar fungsinya tetap baik. Aliran
drah otak atau Cerebral Blood Flow (CBF) dijaga pada kecepatan konstan antara 50-150
mmHg (Price, 2006). Aliran darah ke otak dipengaruhi oleh:
a. Keadaan pembuluh darah Bila menyempit akibat stenosis atau ateroma atau tersumbat
oleh trombus atau embolus maka aliran darah ke otak terganggu.
b. Keadaan darah Viskositas darah meningkat, polisitemia menyebabkan aliran darah ke
otak lebih lambat, anemia yang berat dapat menyebabkan oksigenasi otak menurun.
c. Tekanan darah sistemik Autoregulasi serebral merupakan kemampuan intrinsik otak
untuk mempertahankan aliran darah ke otak tetap konstan walaupun ada perubahan
tekanan perfusi otak.
Inf RL 14 tpm √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Inf PZ 7 tpm √ √ √ √ √ √
Inj Antrain 3 x1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
(Metamizole Na)
Inj Citicolin 3 x 500 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Inj Alinamin 2 x1 √ √ √ √ √ √ √ √
(Fursultiamine)
Inj Ranitidin 2 x1 √ √ √ √ √ √ √ √
Inj Lasix 2 x1 √ √ √ √ √ √ √
Digoxin (PO) 1 x1 √ √ √ √
P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M
1. Tekanan 140/90 mmHg 130/ 129/ 125/ 126/ 125/ 109/ 125/ 130/ 132/ 135/ 158/ 177/
Darah 93 99 92 93 92 75 92 80 85 80 113 99
2. Nadi 80 – 100 kali 137 124 122 127 131 129 128 110 108 100 116 112
3. SpO2 90 – 100 % 98 98 99 98
4. Suhu 36,5 – 37,2 36,6 36,5 36,6 36,7 36,9 36,5 37,1 36,9 37 37 36 37,2 37,1
5. RR 12 – 20 kali/menit 20 18 20 20
6. GCS 4-5-6 225 345 445 445 456
P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M
1. WBC 4,5 - 11,5 10,48 10,48 10,21
2. RBC 4,2 – 6,1 6,7 6,5
(23:00)
3. HGB 12,1 – 17,6 18,8 18,7
4. HCT 37 – 52 54,3
5. PLT 152 – 396 220
6. GDA <140 387 388 389
(06:00)
7. BUN 6,0 -23,0 13,0
8. Kreatinin Pria : 0,6 -1,2 ml/dl 0,8
9. HDL <40 29
10. LDL <100 133
Apoteker merekomendasikan
untuk melanjutkan terapi
citicolin dosis 1 gram/hari
Apoteker merekomendasikan
untuk melanjutkan
penambahan terapi pirasetam
dosis 800 mg selama 12 jam
Apoteker merekomendasikan
untuk melanjutkan terapi
antrain, alinamin dan
mecobalamin sebagai vitamin
pada fungsi saraf dan otak.
Pembahasan :
Pasien bernama Tn. ACK usia 60 tahun datang ke UGD pada tanggal 10 Maret 2018
dengan keluhan badan sebelah kiri secara tiba-tiba lemas ketika sedang beraktivitas, bicara
pelo dan pasien tidak sadarkan diri. Dokter mendiagnosa Tn. ACK mengalami CVA Infark
emboli. Pada saat di IGD pasien mendapatkan terapi O2 masker, Infus Ringer Laktat, Inj.
Antrain, Inj. Citicolin, Inj. Mecobalamin, Inj. Alinamin dan Inj. Ranitidin. O2 masker
diberikan guna untuk memperbaiki saluran pernafasan. Infus Ringer Laktat diberikan sebagai
sumber elektrolit dan air. Inj. Antrain, Inj. Citicolin, Inj. Mecobalamin dan Inj. Alinamin
digunakan sebagai neuroprotektan pada pasien stroke. Inj. Ranitidin diberikan untuk
profilaksis stress ulcer. Setelah itu pasien dibawa ke ruang ECU untuk mendapatkan tindakan
lebih lanjut.
Hari kedua saat di ECU pasien mengalami penurunan kesadaran. Hal tersebut dilihat
dari GCS pasien yaitu 2-2-5. Pasien mengalami CVA infark emboli sehingga diberikan terapi
citicoline. Berdasarkan Therapeutic applications of citicoline and piracetam as fixed dose
combination. Journal of Pharma and Bio Science peran citikolin sebagai neuroprotektan pada
level neuronal adalah memperbaiki membran sel dengan cara menambah sintesis
phosphatidylcholine yang merupakan komponen utama membran sel terutama otak.
Meningkatnya sintesis phosphatidylcholine akan berpengaruh pada perbaikan fungsi
membran sel yang mengarah pada perbaikan sel. Selain itu, kolin dalam citikolin merupakan
prekursor asetilkolin yaitu neurotransmitter yang penting untuk fungsi kognitif. Citikolin
berperan dalam menurunkan aktifitas enzim fosfolipase sehingga mengurangi produksi asam
arakhidonat dan meningkatkan sintesis kardiolipin yang merupakan komponen membran
mitokondria. Citikolin juga meningkatkan produksi glutatione yang merupakan antioksidan
endogen otak terhadap radikal bebas. Pada level vaskuler, citikolin berperan dalam
meningkatkan aliran darah otak, meningkatkan konsumsi oksigen, dan menurunkan resistensi
vaskuler. Namun pola penggunaan neuroprotektan kombinasi memiliki keberhasilan terapi
terhadap perbaikan kondisi klinis pasien dapat dilihat dari tingkat kesadaran pasien (GCS) dan
perbaikan gejala yang dialami pasien yang dipantau melalui perbaikan fungsi motorik serta
berbicara pasien. Citikolin terbukti menjadi obat neuroprotektan dengan beberapa efek yang
menguntungkan pada keadaan CVA infark dengan profil keamanan yang sangat baik.