Вы находитесь на странице: 1из 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kehidupan

manusia, dengan adanya pendidikan seseorang dapat mengembangkan kemampuan,

sikap, tingkah laku, dan cara berpikir manusia dalam kehidupan. Menurut Sukardjo &

Komarudin (2013:14) dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang tujuan

Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara

yang demokratis, serta bertanggung jawab.

Menurut Sukitman (2015 : 32) bimbingan kelompok membantu peserta didik

dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/

jabatan dan pengambilan keputusan serta melakukan kegiatan tertentu melalui

dinamika kelompok. Dalam bimbingan kelompok siswa dapat membahas topik-topik

yang berkenaan dengan perkembangan pribadi, perkembangan kemandirian, dan

penyesuaian diri peserta didik guna meningkatkan kepercayaan diri.

Bimbingan Kelompok dimaksudkan untuk membantu para siswa dalam

mengembangkan kemampuan berinteraksi untuk meningkatkan kepercayaan diri

siswa yang enggan berinteraksi dengan lingkungan kelas maupun lingkungan

sekolah. Maka berdasarkan permasalahan yang dihadapi siswa yang menyangkut rasa

1
2

kurang percaya diri, perlu diberikan tindakan dalam membangun rasa percaya diri

yaitu dengan teknik modelling.

Teknik Modelling berawal dari pemikiran Bandura yaitu learning social.

Learning social dimaksudkan untuk menjelaskan bagaimana orang belajar dalam

lingkungan yang sebenarnya. Menurut Komalasari dkk (2011: 176) modelling

merupakan belajar melalui observasi dengan menambahkan atau mengurangi tingkah

laku yang teramati, menggeneralisir berbagai pengamatan sekaligus, melibatkan

proses kognitif.

Rasa kepercaya diri diperlukan agar mudah dan lebih cepat berinteraksi

dengan lingkungan sekolah yang baru. Kepercayaan diri yang rendah akan

menyebabkan siswa enggan berinteraksi dan tidak percaya diri dalam menyampaikan

pendapat. Menurut Surya (2007: 56) rasa percaya diri merupakan sikap mental

optimesme dari kesanggupan anak terhadap kemampuan diri untuk menyelesaikan

segala sesuatu dan kemampuan diri untuk melakukan penyesuaian diri pada situasi

yang dihadapi.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada bulan Desember 2017 di SMA

Negeri 3 Kaur diperolah bahwa, siswa tidak berani mengajukan pertanyaan atau

pendapatnya kepada guru, tidak bersedia tampil di depan kelas, berbicara gugup,

menghindarkan diri ketika akan ditanya oleh guru. Hal ini diperkuat dengan perilaku

mereka seperti ; tidak mau maju kedepan kelas, tidak berani tampil bila berhadapan

dengan orang banyak, dan tidak mau megajukan pendapatnya di dalam kelompok.
3

Salah satu kemungkinan besar yang menjadi penyebab terjadinya kesulitan

komunikasi adalah rasa tidak percaya diri. Ketidak percayaan diri siswa yang

menyebabkan siswa sulit untuk diajak berkomunikasi diantaranya adalah takut

menerima tanggapan atau penilaian negatif dari komunikan atau orang yang

menerima pesan, dan sulit berkonsentrasi.

Berdasarkan penjelasan diatas maka pentingnya masalah ini untuk diteliti

dengan judul “Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik

Modelling Terhadap Kepercayaan Diri Siswa Kelas X3 Di SMA Negeri 3 Kaur”.

B. Identifikasi Masalah

1. Siswa yang merasa gugup ketika maju kedepan.

2. Siswa yang tidak percaya diri dalam menyampaikan pendapat.

3. Siswa takut menerima penilaian negatif terhadap dirinya.

4. Siswa yang selalu menghindar ketika ditanya oleh guru.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan yang

dimaksud, dalam penelitian ini penulis berfokus pada Pengaruh Layanan Bimbingan

Kelompok dengan Teknik Modelling Terhadap Kepercayaan Diri Siswa Kelas X3 Di

SMA Negeri 3 Kaur.


4

D. Perumusan Masalah

1. Bagaimana kepercayan diri siswa kelas X3 di SMA Negeri 3 Kaur sebelum

diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik modelling?

2. Bagaimana kepercayan diri siswa kelas X3 di SMA Negeri 3 Kaur setelah

diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik modelling?

3. Bagaimana pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik modelling

terhadap kepercayan diri siswa kelas X3 di SMA Negeri 3 Kaur?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan kepercayan diri siswa kelas X3 di SMA Negeri 3 Kaur

sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik modelling.

2. Untuk mendeskripsikan kepercayan diri siswa kelas X3 di SMA Negeri 3 Kaur

setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik modelling.

3. Untuk mendeskripsikan pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik

modelling terhadap kepercayan diri siswa kelas X3 di SMA Negeri 3 Kaur.

F. Kegunaan penelitian

1. Kegunaan Teoritis

secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

pengetahuan bagi pembaca dan guru pembimbing yang terkait dengan kepercayaan

diri siswa.
5

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi siswa dapat menambah ilmu serta wawasan tentang menumbuhkan rasa

kepercayaan diri.

b. Bagi Guru Bimbingan Dan Konseling hasil penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan sebagai media atau resferensi untuk meningkatkan pelayanan bagi

siswa.

c. Bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh

bimbingan kelompok teknik modeling terhadap kepercayaan diri siswa.

d. Bagi peneliti selanjutnya dapat menjadi dasar dalam meningkatkan profesionalitas

dalam pemberian layanan.

Вам также может понравиться