Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kisah ini bermula dari seorang gadis bertubuh gemuk yang menjadi sosok
sasaran bagi seseorang yang ingin mencari sensasi di kalangan teman-temannya.
Apa yang dilihat dari luar dijadikannya “bahan sensasinya”, seolah-olah mereka
tahu itu adalah yang paling benar.
Suatu hari di sekolah bertepatan dengan bel sekolah berbunyi, gadis ini hendak
menuju ke ambang pintu ruang kelasnya... Akan tetapi saatnya itu dimulai.
BHISMA : Iya woi kalo bicara ama orang liat orangnya dong! Lu punya mata
ga sih! Pikir dong pake otak, jangan pake dengkul!
JUSTIN :HAHA.. Udah woi kasihan cupcup... nanti ngadu dienya! Yah
cepu!
VANIA : Aku ga tega Hanny begini terus... aku harus berbuat sesuatu, tapi
apa? Aha! Bagaimana kalau aku bilang ke guru..Eh..tapi kalau aku
bilang ke guru, aku juga dibully.. aduh bagaimana ini??
Gadis kecil ini hanya terpaku dan tertegun diam menahan rasa sakit yag harus
ditanggungnya, sementara Vania diam berdiri kaku lalu hendak mengejar
Hanny Sambil terisak. Hanny pun pergi menuju tempat hening jauh dari teman-
temannya. Sejenak ia memikirkan penderitaannya sambil duduk diam. Tanpa
disadari, temannya menghampirinya dan sempat melihat bahwa Hanny sedang
menangis.
BONAR : Ya ampun,guys.. Apa yang kita lihat disini.. Vania... gak gue
sangka lu berteman sama anak pecundang
JUSTIN : Anak kayak dia ga usah ditemenin,Van.. Malahan dia cuman buat
lu rugi
BHISMA : Ihh..Ihh...
Mereka pun beranjak pergi menuju kamar mandi, sementara para kawanan
anak laki-laki..
JUSTIN : Udah ga usah pusing, ntar kita lihat nasib dia besok..
HAHAHA!!!
Malam itu di rumah Hanny , Hanny yang tidak tahan dengan penderitaan yang
ditanggungnya memutuskan untuk lenyap dari dunia ini
Dengan demikian Hanny pergi... pergi jauh yang tak dapat dijangkau teman-
temannya bahkan sanak saudaranya sendiri tidak mengetahui keberadaan Hanny
dimana. Tidak ada yang tahu apa penyebab dan mengapa semua ini bisa terjadi.
Di saat matahari pun enggan menampakkan diri, dini hari kabar keberadaan
Hanny mulai meresapi seluruh sekolah. Banyak anak telah mendengar kabar
tersebut bahkan ke pelosok sekolah.
OSWINA : Aduh, kasihan sekali ya Hanny.. Dia kan teman kita juga masa
kan dia yang tidak bersalah dibully.. Kenapa sih mereka sampai
segitunya (mengeluh)
MIKHA : Malang nasib Hanny... Dia masih banyak yang harus dilakukan eh
malah pake nekad segala lagi..
JUSTIN : Wah, wah, wah.... Kayaknya kita gaada lagi anak bully kita lagi
nih..
BHISMA : Udahlah, kasihan banget tau mereka yang tidak bersalah eh malah
dibully..HAHAHAH (tampang mengejek)
OSWINA : Ih... Apa-apaan sih mereka.. cuman modal get rich doang dengan
seenaknya ngomong kayak gitu
MIKHA : Mereka pikir mereka itu siapa, enak banget ngomongnya seperti
itu.. Gara-gara mereka kan Hanny juga jadi hilang
OSWINA, MIKHA : Bijak sekali ya, sudah dewasa si Dio ini (sambil
tertawa terbahak-bahak mengejek Dio)
Begitulah hari-hari sekolah tanpa Hanny.. tetapi semua yang berlalu biarlah
berlalu dan sambutlah dunia barumu.
Suatu hari di hari yang baru di SMP 4, para murid SMP 4 ribut riuh
menyambung seorang anak baru bernama Tasya. Entah mengapa kehadiran
Tasya di SMP 4 menimbulkan pro dan kontra terhadapnya. Dan disinilah hari-
hari Tasya dimulai.
TASYA : Halo semuanya, nama saya Tasya Veronica. Saya berasal dari
Malaysia. Mama saya orang Indonesia sedangkan papa saya orang
Malaysia. Saya datang ke sini untuk mengenyam pendidikan di
Indonesia. Terima kasih atas sambutannya.
REGINA : Ya, Tasya. Silahkan duduk disebelah Vania. Baik anak-anak, mari
kita mulai dengan pelajaran Agama.
Tetapi tak lama sesudah itu, hal-hal buruk mulai bermunculan di kehidupan
Tasya. Ia pun tak luput juga dari penderitaan karna dicemoohkan oleh para
kawanan tukang bully.
Suatu hari di kantin, Tasya yang tak sengaja menabrak salah satu kawanan
tukang bully menumpahkan makanannya sehingga mengenai dan mengotori
pakaian orang tersebut
TASYA : Oh!! Ya ampun, apa yang telah kulakukan!!!? Aduh saya sangat
minta maaf telah mengotori pakaian anda. (sambil mencoba
membersihkannya)
BONAR : HAHA pantas saja.. Minta maaf?! Emang lo kira dengan cukup
minta maaf dapat membayar baju mahal gue??!
Dengan keadaan basah kuyup, Tasya ditinggalkan seorang diri saja. Tasya
menahan rasa pedihnya dan untuk pertama kalinya seorang teman
menolongnya.
TASYA : Ga apa-apa kok, Van. Gue cuman hmm.. ya di rumah gue hujan
deras sih..
VANIA : Oh.. Terus ini baju Bonar, kan? Buat apa lu bawa-bawa?
TASYA : Oh.. ini cuman.. tadi si Bonar ketinggalan bajunya sekarang gue
mau balikin ke orangnya.
VANIA : Ya udah kalo kayak gitu.., Ayo belajar di rumah gue buat ulangan
besok
Tasya dan Vania pun memulai membina hubungan persahabatan mereka yang
kian lama semakin dekat.
BONAR : Oh ya masih ada satu lagi, lu harus ngerjain pr gue selama 1 bulan
BHISMA : Oooo jadi ini anaknya.. Makanya jalan tuh pake mata, Mikir.
Dari sisi seberang, Vania diam berdiri pilu melihat sahabatnya sendiri pun
dibully.
MIKHA : Mereka tuh anak-anak kagak tau diri ya.. Kapan mereka selesai
membully orang lain terus?
DIO : Tunggu saja karena waktu Tuhan tidak akan pernah terlambat
Sementara itu di tengah kesunyian malam sepi di rumah Vania... Vania tampak
gelisah sedang memimikirkan sesuatu..
AUDREY : Vania, ada apa sayang? Kamu sepertinya sedang ada masalah?
Coba ceritakan ke mama sejujurnya.. Kamu tidak perlu takut
VANIA : Hmm... Begini, Ma... Vania punya sahabat.. Sahabat Vania itu
baik banget tapi aku gak tau kenapa dia selalu dibully di sekolah.
AUDREY : Vania, kalau kamu punya sahabat lalu disiksa, kamu tidak boleh
tinggal diam.
AUDREY : Ide bagus! Tapi Vania, yang paling terpenting adalah kamu harus
tau siapa dirimu sebenarnya dan setiap kata-kata hati nuranimu
berbisik, ikutilah itu. Karna apa yang dikatakan suara hatimu itu
berasal dari yang baik yaitu Tuhan.
Vania pun mendapatkan keyakinan dan dorongan yang kuat untuk menolong
sahabatnya.
VANIA : Bu guru, saya ingin menjelaskan bahwa Tasya telah disiksa oleh
kawanan tukang bully di sekolah ini. Mereka merampas, memaksa,
dan terlebih lagi mencemoohkan Tasya.
Dan juga, bu... Vania minta maaf karna Vania terlalu lambat
mengambil tindakan ini.
Tasya, Vania, dan Hanny pun menjalin hubungan persahabatan mereka yang
semakin lama semakin dekat dengan teman-teman lainnya pun juga.