Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh :
Muhammad Hanif S.KH (061723143127)
Pribadi Muhammad Y. S.KH (061723143081)
R.A. Diah Ratu K.E S.KH (061723143052)
Reni Ramadhani S.KH (061723143126)
Ratna Fatmalasari S.KH (061723143124)
Qadrina Ayu B. S.KH (061723143117)
- Ayam dibeli dari pasar pasar pabean surabaya umur sekitar 60 hari.
- Saluran pernafasan : organ pulmo dan trakhea tampak baik tidak ada
perubahan.
V. Isolasi:
mengetahui apakah embrio dalam TAB masih hidup. Hal ini dilakukan dengan cara
candling. Pada embrio yang masih hidup tampak embrio bergerak dan pembuluh darah
terlihat jelas, sedangkan pada embrio yang mati pembuluh darah tidak tampak dengan
jelas. Untuk dapat diinokulsikan virus harus dalam bentuk cairan oleh karena itu bahan
pemeriksaan yang berupa jaringan tubuh harus digerus terlebih dahulu dan supernatannya
Pembuatan suspensi virus membutuhan beberapa organ yang akan diamati. Pada
Ayam sebanyak 5 organ yaitu caeca tonsil, pulmo, trakea, limpa, proventrikulus serta
sampel darah.
1. Organ yang akan diamati yaitu caeca tonsil, pulmo, trakea, limpa, dan
proventrikulus
2. Larutan PZ
4. Pasir kuarsa
5. Cawan petri
7. Centrifuge
8. Tabung reaksi
Cara kerja:
1. Organ yang akan diamati disiapkan terlebih dahulu, kemudian masing-masing
Penicillin-G.
Dalam proses penggerusan organ dapat ditambahkan dengan pasir kuarsa agar
5. Tabung reaksi yang telah berisi gerusan organ, larutan PZ dan Streptomycin
selama 20 menit.
Cara kerja:
2. Membuat lubang dengan paku pada kulit telur pada daerah ruang hawa (±3-5
6. Telur diinkubasi pada suhu 37OC selama 48 jam dengan posisi ruang hawa
sebelah atas.
7. Pengamatan dilakukan setiap hari selama 5 hari, jika telur mati telur dimasukkan
kedalam kulkas.
8. Pada hari ke-empat semua telur dimasukkan kedalam kulkas untuk selanjutnya
dilakukan pengamatan.
9. Pada hari ke-lima dilakukan pemecahan pada telur pada daerah ruang hawa dan
pada embrio.
VI. Identifikasi:
Uji HA
1. Menyiapkan sampel dari TAB yang ingin di identifikasi. Pada bagian ruang
hawa TAB dipecah dengan menggunakan gunting. Cairan alantois tersebut dapat
3. Antigen dari cairan alantois diteteskan sebanyak 25 µl pada well pertama, lalu
seluruh well.
Hasil:
Hasil uji HA yang didapatkan dari organ caeca tonsil, pulmo, trakea, limpa, dan
Hal ini ditunjukkan dengan adanya pengendapan pada dasaran sumur mikroplate.
Hal tersebut menunjukkan bahwa sampel ayam tidak terinfeksi atau tidak terdapat
Uji HI:
kemudian encerkan sampai pada well ke 11. Lalu pada well ke 12 dibuang.
VII. Pembahasan :
1. Pada uji HA, hasil negatif ditandai dengan tidak terjadinya aglutinasi pada
hemaglutinin dan kemungkinan ke dua tidak ada virus yang menginfeksi atau ayam
sehat
2. Pada uji HI, hasil negatif ditandai dengan tidak terjadinya hambatan aglutinasi pada
mikroplate. Diduga terjadi terjadi karena adanya Antigen yang diujikan tidak
homolog dengan serum yang diuji. Selain itu ayam masih dalam tahap awal infeksi
hal ini dapat dilihat dari hasil uji HA positif. Kemungkinan selanjutnya terdapat
kesalahan dalam teknis pengerjaan (human error) yang menyebabkan lisisnya eritrosit
yang dipakai sehingga hasil pada kotrol tidak terbaca. Faktor lain yang dapat
mikroplate yang kurang bersih, sehingga masih terdapat bahan kimia yang
masuk didalam TAB. Selain itu faktor keseregaman kualitas telur yang digunakan
VIII. Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa sampel ayam tersebut sehat.