Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kata kunci: Kemampuan Kembang Susut Tinggi, Siklus Pembasahan dan Pengeringan,
Kuat Tekan Bebas
Abstract. According the swelling potential, clay shared become 4 classification, is low,
medium, high, and very high. Clay specific having high swelling shrinkage potential, referred as also as
clay swelling shrinkage or soils expansive. This soils often have an unstability condition. Unstability of
this soil specific can be high influence to the build. Beside that, the soil of tropic area always
occurwetting and drying process because of rain and dry season changing, this process decrease
unconfined compression strenght value of soil. It greatly effect value of unconfined compression
strenght in the soil. So this research will study about how high influence of wetting and drying cycle to
clay with high swelling potential of unconfined compression strenght value.
This research is experiment research that done in laboratory that make test object from proctor
standard solid that touch wetting and drying cycle. With value of ᵞd maximum 1,685 and wc optimum
1
16,5%, then test object was wetting and drying cycle. In the wetting process test object given wc with
25%, 50%, 75% and 100% condition, meanwhile in drying process, wc from test object decrease with
winding way until test object be 75%, 50%, 25% and 0% condition. Wetting and drying was 2 cycles
and every condition make 2 test object.
Result of research indicate that object 1 at the time of early condition before conducted by
wetting and drying cycle value of unconfined compression strenght from the test object is 2,872 kg /
cm2. After wetting and drying 2 cycle times value of unconfined compression strenght the test object
have degradation 14,97% become 2,442 kg/ cm2 and at object 2 from early condition 2,765 kg / cm2
have degradation 13,85% become 2,382 kg / cm2.
Keywords : high swelling shrinkage potential, wetting and drying cyclic, unconfined
compression strength.
2
W
V(m )
Dimana :
C. Konsistensi Tanah
W = berat tanah yang dipadatkan di dalam
Padat Semi Plastis Cair cetakan
padat
V(m) = volume cetakan (=1/30 ft3 = 943.3
Kadar cm3).
Air
Pada setiap percobaan besarnya kadar
air dalam tanah yang dipadatkan tersebut
dapat ditentukan di laboratorium. Untuk
Batas Batas Batas
suatu kadar air tertentu, volume kering
Kerut Plastis Cair maksimum secara teoritis didapat bila pada
Batas-batas tersebut dinyatakan sebagai pori-pori tanah sudah tidak ada udaranya
berikut : lagi, yaitu pada saat di mana derajat
1. Batas Cair (Liquit Limit): Kadar air kejenuhan tanah sama dengan 100%. Jadi,
dimana tanah berubah dari keadaan cair berat volume kering maksimum (teoritis)
menjadi keadaan plastis. pada suatu kadar air tertentu dengan kondisi
2. Batas Plastis (Plastic Limit): Kadar air “zero air void” (pori-pori tanah tidak
dimana tanah berubah dari keadaan mengandung udara sama sekali) dapat di
plastis menjadi keadaan semi solid.
tulis rumus :
3. Batas Kerut (Shringkage Limit): Kadar
air dimana tanah berubah dari keadaan zav = (Das, 1991)
semi solid menjadi solid.
Dimana : zav = berat volume pada
D. Pemadatan Tanah kondisi zero air voids
Menurut (Braja M. Das, 1998) w = berat volume air
pemadatan tanah bertujuan untuk w = kadar air
meningkatkan kekuatan tanah, sehingga Gs = berat spesifik butiran
dengan demikian dapat meningkatkan daya tanah padat
dukung tanah tersebut. Pemadatan juga
dapat mengurangi besarnya penurunan
tanah yang tidak diinginkan dan
meningkatkan kemantapan lereng timbunan E. Proses pembasahan dan Pengeringan
(embankments). Test pemadatan tanah akan Pada Tanah Ekspansif
menaikkan harga berat volume kering Proses pengeringan (drying) adalah
apabila kadar air dari tanah (pada saat suatu kondisi kadar air didalam suatu pori-
dipadatkan) dinaikkan. Test pemadatan pori tanah mengalami penurunan, sebaliknya
tanah dapat dilakukan di lapangan dan di proses pembasahan (wetting) adalah suatu
laboratorium, cara test pemadatan di kondisi dimana kadar air dalam suatu pori-
laboratorium yang diperkenalkan oleh pori tanah mengalami penambahan.
proctor yaitu : Al Hamoud et al (1995), mengungkapkan
1. Standart Proctor Test bahwa ada gejala perubahan sifat
microstructural dan sifat fisik material tanah
2. Modified Proctor Test lempung ekspansif selama siklus berulang
basah kering.
Untuk setiap percobaan, berat volume basah Soemitro et al (2001), melakukan
(t) dari tanah yang dipadatkan tersebut penelitian di laboratorium untuk mengetahui
dapat dihitung sebagai berikut (Braja. M. Das, pengaruh siklus pengeringan pembasahan
1998) : berulang pada lempung ekspansif natural
3
yang diambil disekitar daerah Surabaya, Variable yang digunakan dalam
terhadap perubahan volume, tegangan air penelitian ini adalah tanah lempung ekspansif
pori negative, dan kekuatan tanah. Hasil klasifikasi tinggi siklus pembasahan dan
penelitian menunjukkan bahwa pengulangan pengeringan, kepadatan maksimum dan nilai
siklus pengeringan pembasahan dapat kuat tekan.
mengurangi perubahan volume, tegangan air Teknik pengumpulan data pada
pori negative, dan kekuatan tanah. penelitian ini dengan cara metode eskperimen,
dimana penulis melakukan penelitian langsung
pada obyek, meliputi : Uji Atterberg, test proctor,
F. KUAT TEKAN BEBAS dan test kuat tekan bebas.
Uji kuat tekan bebas adalah uji kekuatan Alat yang digunakan pada penelitian ini
pada tanah dalam kondisi bebas. Pengujian adalah : ayakan lolos 40, satu set alat uji batas
ini dilakukan terutama untuk tanah lempung atterberg, satu set alat uji Spesific Gravity, satu
atau lanau. Bilamana lempung tersebut set alat pemadatan, alat untuk proses
mempunyai derajat kejenuhan 100% maka pembasahan dan pengeringan yaitu pipa PVC
kekuatan geser dapat ditentukan langsung dan Plastik sebagai penutup, satu set alat uji
dari nilai kekuatan Unconfined. Untuk kuat tekan dan alat-alat bantu yang terdiri dari
regangan pada pengujian ini biasanya dipakai oven, timbangan dengan ketelitian 0.1,
0,5 - 2% per menit “(L.D. Wesley, 1977) stopwatch, gelas ukur 100 ml, pipet, cawan.
Pada pengujian kuat tekan bebas, Untuk dapat mengolah dan menganalisis
tegangan penyekap σ3 adalah nol. Tegangan data hasil dari uji laboratorium, penulis
aksial dilakukan terhadap benda uji secara menggunakan beberapa proses pengolahan dan
relatif cepat sampai tanah mengalami analisis data, yaitu:
keruntuhan. Pada titik keruntuhan, harga 1. Penyusunan data, dari data yang didapat dari
tegangan total utama kecil (total minor uji laboratorium disajikan ke dalam bentuk
principal stress) adalah nol dan tegangan tabel, gambar dan grafik, sehingga mudah
total utama besar adalah σ1” (Braja. M. Das, dipahami.
1998). Di bawah ini adalah contoh dari alat 2. Metode analisis yang digunakan adalah
untuk pengujian kuat tekan bebas : analisis data laboratorium yang berbentuk
angka dan diinterpretasikan kedalam grafik
kemudian dianalisis secara deskripsi
kualitatif.
Untuk lebih jelasnya langkah penelitian dapat
dilihat pada diagram alir di bawah ini :
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimen, dimana penelitian ini dilakukan di
laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil
UNESA.
4
Diagram Alir Penelitian
Analisis Data
Kesimpulan
5
HASIL DAN ANALISIS
A. Tes Atterberg Limit C. Hasil Uji Kuat Tekan Bebas
Berikut adalah hasil pencampuran
tanah lempung ekspansif dengan Tabel 4. Harga Nilai Kuat Tekan Bebas Benda Uji
kemampuan kembang susut sangat tinggi 1 Pada Proses Pembasahan Siklus I
yang dicampur dengan pasir halus sebanyak
100%.
Kondisi
Tabel 1. Harga Tes Atterberg (%)
0 25 50 75 100
6
Tabel 9. Nilai Kuat Tekan Bebas Benda Uji 1 Tabel 14. Harga Nilai Kuat Tekan Bebas Benda
Pada Proses Pembasahan dan Uji 2 Pada Proses Pengeringan Siklus I
Pengeringan Siklus II.
Kondisi 25 50 75 100 75 50 25 0 Kondisi
(%) 75 50 25 0
(%)
Nilai
kuat
Tekan 2,214 1,540 1,010 0,526 0,884 1,459 2,982 2,442 Nilai Kuat 0,860 1,421 2,138 2,382
(kg/cm2
) Tekan
(kg/cm2)
Prosent
ase
penurun
an
22,91 46,37 64,83 81,69 69,22 49,19 27,51 14,97
Tabel 15. Nilai Kuat Tekan Bebas Benda Uji 2
(%) Pada Proses Pembasahan dan
Pengeringan Siklus II.
Tabel 10. Harga Nilai Kuat Tekan Bebas Benda Uji Kondisi
25 50 75 100 75 50 25 0 0
Kondisi Prosenta
0 25 50 75 100 se
(%) penurun 18,34 41,12 65,82 79,57 68,89 48,61 22,68 13,85 7,24
an
(%)
Nilai Kuat
Tekan 2,765 2,421 1,630 1,187 0,609
(kg/cm2)
Prosenta
se
0 12,44 41,05 57,07 77,97 64,19 39,85 21,92 4,45 7,2
penurun
4
an
(%)
Kondisi 25 50 75 100
(%)
7
KESIMPULAN
8
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, Nur. 2005. Petunjuk Praktek Mekanika
Tanah II. Surabaya : University Press.
Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian.
Jakarta: Rineksa Cipta.
B. Mochtar Indrasurya. 1994. Rekayasa
Penanggulangan Masalah Pembangunan Pada
Tanah-Tanah Yang Sulit. Surabaya: ITS Press
Hardiyatmo Cristady Hary. 2010. Mekanika Tanah II.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
M. Das Braja. 1998. Mekanika Tanah Jilid I (Prinsip-
Prinsip Rekayasa Geoteknis). Jakarta: Erlangga.
M. Das Braja. 1998. Mekanika Tanah Jilid II (Prinsip-
Prinsip Rekayasa Geoteknis). Jakarta: Erlangga.
Paulus, Nikolas. 2005. Pengaruh air garam pada proses
pengeringan dan pembasahan terhadap kuat
tekan geser tanah lempung yang distabilisasi
dengan Fly ash ditambah kapur. Surabaya : Tesis
Pascasarjana ITS.
Ridwan Machfud. 2003. Petunjuk Praktikum Tanah I.
Surabaya: Unesa Uneversity Press
Wesley L.D. 1977. Mekanika Tanah. Jakarta: Badan
Penerbit Pekerjaan Umum.