Вы находитесь на странице: 1из 10

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Hipotesa adalah pernyataan formal tentang hubungan yang diharapkan anatara
dua variabel atau lebih pada populasi khusus. Hipotesa mencakup variabel yang
akan dimanipulasi atau diukur, dengan mengidentifikasi populasi yang akan diteliti,
dan menunjukan jenis design, serta mengarahkan pelaksanaan.
Menurut Malo (1985), hipotesa adalah kesimpulan sementara atau proposisi
tentatif tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesa merupakan
jawaban sementara suatu masalah penelitian, dirumuskan dalam pernyataan yang
dapat diuji dan menjelaskan hubungan antara dua variabel atau lebih. (Hutapea,
1997).
Hipotesis dan ikatannya berasal dari dua penggalan kata “hypo” artinya
dibawah dan “Thesa” artinya kebenaran. Jadi hipotesis yang kemudian cara
menulisnya disesuaikan dengan ejaan bahasa indonesia menjadi hipotesa, dan
berkembang menjadi hipotesis.

B. Jenis-jenis Hipotesis
Hipotesis secara umum dibedakan menjadi dua macam bila dilihat dari posisi
penempatan hipotesis yaitu hipotesis penelitian dan hipotesis statistika.
1. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah suatu hipotesis yang pada umumnya tidak
membutuhkan pengujian secara statistika. Tujuan hipotesis penelitian adalah
untuk memberikan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang telah
dibuat.
Ada tiga macam hipotesis penelitian yaitu:
a. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif adalah suatu hipotesis yang bersifat dugaan
terhadap nilai satu variabel dalam satu sampel walaupun di dalamnya
bisa terdapat beberapa kategori.
Contoh kalimat pada hipotesis deskriptif:
Ho : Kecenderungan masyarakat memilih warna mobil gelap.
Ha : Kecenderungan masyarakat memilih warna mobil bukan warna
gelap.
b. Hipotesis Komparatif
Hipotesis Komparatif adalah dugaan terhadap perbandingan nilai dua
sampel atau lebih. Dalam hal komparasi ini terdapat 2 macam, yaitu :

1) Komparasi berpasangan (related) dalam dua sampel dan lebih dari


dua sampel (k sampel).
2) Komparasi independen dalam dua sampel dan lebih dari dua
sampel (k sampel).

Contoh kalimat pada hipotesis komparatif:

Sampel Berpasangan, komparatif dua sampel.

Ho : Tidak terdapat perbedaan nilai penjualan sebelum dan


sesudah ada iklan.

Ha : Terdapat berbedaan nilai penjualan sebelum dan sesudah ada


iklan.

Sampel Independen, komparatif tiga sampel.

Ho : Tidak terdapat perbedaan antara birokrat, akademisi dan


pebisnis dalam memilih partai.
Ha : Terdapat perbedaan antara birokrat, akademisi dan pebisnis
dalam memilih partai.

c. Hipotesis Asosiatif

Hipotesis Asosiatif adalah dugaan terhadap hubungan antara


dua variabel atau lebih.

Contoh :

Ho : Tidak terdapat hubungan antara jenis profesi dengan jenis olah


raga yang disenangi.

Ha : Terdapat hubungan antara jenis profesi dengan jenis olah raga


yang disenangi.

2. Hipotesis Statistika

Hipotesis statistika adalah hipotesis yang merupakan rangkaian dari dua


atau lebih variabel yang menjadi interest dan hendak diuji oleh peneliti.
Hipotesis statistika digunakan apabila peneliti hendak melakukan uji analisis
dengan menggunakan sebagian dari keseluruhan data yang ada.

Teknis analisis semacam ini pada umumnya disebut dengan istilah


statistika inferensial. Bila hasil analisis pada hipotesis penelitian ini digunakan
untuk menyimpulkan hasil analisis keseluruhan populasi, maka proses tersebut
disebut dengan istilah proses generalisasi.

Hipotesis Statistika secara teori dibedakan menjadi empat macam yaitu:


hipotesis nihil, hipotesis riset, hipotesis alternatif, dan hipotesis penyerah
(directional hypothesis), (balian, 1982: 31).

a. Hipotesis nihil
Hipotesis nihil atau sering disebut dengan istilah hipotesis nol adalah
hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan
antara variabel yang menjadi interest si peneliti.

Hipotesis nihil adalah hipotesis yang bisa dibilang lawan dari harapan
seorang peneliti yang pada umumnya mengharapkan adanya suatu hubungan
yang positif dan signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikatnya.

Hipotesis nihil atau H0 dapat diterima apabila hasil analisis


menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara variabel independen (X)
dan variabel dependejilon (Y). Artinya, dalam rumusan hipotesis, yang diuji
adalah ketidakbenaran variabel (X) mempengaruhi (Y).

Sebagai contoh: Tidak ada hubungan antara warna rambut dengan


keterampilan membaca siswa.

b. Hipotesis Alternatif

Hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan adanya


hubungan atau pengaruh antara variabel dengan variabel lain.

Contohnya: Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan


prestasi belajar siswa SD.

Hipotesis alternatif ada dua macam, yaitu directional Hypotheses dan


non directional Hypotheses (Fraenkel and Wallen, 1990:42 ; Suharsimi
Arikunto, 1989:57).

1) Directional Hypotheses/ Hipotesis terarah

Hipotesis terarah adalah hipotesis yang diajukan oleh peneliti,


dimana peneliti sudah merumuskan dengan tegas yang menyatakan
bahwa variabel independen memang sudah diprediksi berpengaruh
terhadap variabel dependen.

Misalnya: Siswa yang diajar dengan metode inkuiri lebih tinggi


prestasi belajarnya, dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan
menggunakan metode curah pendapat.

2) Non Directional Hypotheses/ Hipotesis tak terarah

Hipotesis tak terarah adalah hipotesis yang diajukan dan


dirumuskan oleh peneliti tampak belum tegas bahwa variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Fraenkel dan
Wallen (1990:42) menyatakan bahwa hipotesis tak terarah itu
menggambarkan bahwa peneliti tidak menyusun prediksi secara
spesifik tentang arah hasil penelitian yang akan dilakukan.

C. Fungsi Hipotesis
Hipotesis berfungsi untuk memberikan batasan serta memperkecil ruang
lingkup penelitian, untuk mempermudah pengumpulan dan pengolahan data, untuk
mengetahui macam, jumlah, dan hubungan variabel penelitian, untuk mengetahui
variabel tidak bebas yang harus dikontrol.
Menurut Ary Donald, fungsi hipotesis sebagai berikut:
a. Memberi penjelasan tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan
pengetahuan dalam suatu bidang
b. Mengemukakan pernyataan tentang hubungan dua konsep yang secara
langsung dapat diuji dalam penelitian
c. Memberi arah penelitian
d. Memberi kerangka pada penyusunan kesimpulan penelitian

Menurut Prof. Dr. S. Nasution

a. Untuk menguji kebenaran teori


b. Memberikan gagasan baru untuk mengembangkan suatu teori
c. Memperluas pengetahuan penelitian mengenai suatu gejala yang sedang
dipelajari

D. Manfaat Hipotesi

Dalam penelitian hubungan syarat utama harus ada hipotesis. Hal ini
diperlukan agar penelitian terfokus pada masalah penelitian. Penetapan hipotesis
dalam sebuah penelitian memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan kerja


penelitian.
2. Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang
kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
3. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai
tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
4. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar
fakta.
5. Hipotesis menjelaskan masalah penelitian & pemecahannya secara rasional.
6. Hipotesis menyatakan variabel-veriabel penelitian yangg perlu diuji secara
empiris.
7. Hipotesis digunakan sebagai pedoman untuk memilih metode pengujian
data.
8. Hipotesis menjadi dasar untuk membuat kesimpulan penelitian.

E. Rumusan Hipotesis
a. Berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan penelitian.
b. Berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang lebih
kuat dibandingkan dengan hipotesis rivalnya
c. Pernyataan tentang hubungan yang diharapkan antara 2 variabel atau lebih
yang dapat diuji secara empiris
d. Membuktikan ada tidaknya hubungan/ pengaruh antara 2 variabel

F. Kekeliruan yang terjadi dalam Pengujian Hipotesis


Perumusan hipotesis dilakukan secara hati-hati setelah peneliti memperoleh
bahan yang lengkap berdasarkan landasan teori yang kuat. Namun demikian
rumusan hipotesis tidak selamanya benar.
Benar tidaknya hipotesis tidak ada hubungannya dengan terbukti dan tidaknya
hipotesis tersebut. Mungkin seorang peneliti merumuskan hipotesis yang isinya
benar, tetapi setelah data terkumpul dan dianalisis ternyata bahwa hipotesis tersebut
ditolak, atau tidak terbukti. Sebaliknya, mungkin seorang peneliti merumuskan
sebuah hipotesis yang salah, tetapi setelah dicocokan dengan datanya, hipotesis
yang salah tersebut terbukti.
Contoh:
Belajar tidak mempengaruhi prestasi. Dari data yang terkumpul, memang
ternyata anak-anak yang tidak belajar dapat lulus. Maka ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis tersebut terbukti.
Tentu saja kesimpulan ini salah menurut norma umum. Pembuktian hipotesis
mungkin benar. Akibatnya bisa berbahaya apabila disimpulkan oleh siswa atau
mahasiswa bahwa tidak ada gunanya mereka belajar. Yang salah adalah perumusan
hipotesisnya. Dalam hal lain dapat terjadi perumusan hipotesisnya benar tetapi ada
kesalahan dalam penarikan kesimpulan. Apabila terjadi hal yang demikian kita
tidak boleh menyalahkan hipotesisnya. Misalnya: faktor untung-untungan, faktor
soal tes yang bocor, faktor menyontek, dsb.

Macam Kekeliruan Ketika Membuat Kesimpulan tentang Hipotesis


Kesimpulan dan Keadaan Sebenarnya
Keputusan Hipotesis Benar Hipotesis Salah
Tidak membuat
Terima hipotesis Kekeliruan macam II
kekeliruan
Tidak membuat
Tolak hipotesis Kekeliruan macam I
kekeliruan

Selanjutnya ditentukan bahwa probabilitas melakukan kekeliruan macam I


dinyatakan dengan α (alpha), sedangkan melakukan kekeliruan macam II
dinyatakan dengan β (beta). Nama-nama ini akhirnya digunakan untuk menentukan
jenis kesalahan.
Kesalahan tipe I ini disebut taraf signifikasi pengetesan, artinya kesediaan yang
berwujud besarnya probabilitas jika hasil penelitian terhadap sampel akan
diterapkan pada populasi. Besarnya taraf signifikansi ini pada umumnya sudah
diterapkan terlebih dahulu misalnya 0, 15; 0, 5; 0,01.
Pada umumnya untuk penelitian-penelitian dibidang ilmu pendidikan
digunakan taraf signifikansi 0,05 atau 0,01, sedangkan untuk penelitian obat-obatan
mungkin 0,0001.
Apabila peneliti menolak hipotesis atas dasar taraf signifinasi 5% berarti sama
dengan menolak hipotesis atas dasar taraf kepercayaan 95%, artinya apabila ada
kesimpulan tersebut diterapkan pada populasi yang terdiri dari 100 orang, akan
cocok untuk 95 orang dan bagi 5 orang lainnya terjadi penyimpangan.

E. Penelitian Tanpa Hipotesis

Apakah semua perbedaan penelitian harus berhipotesis? Untuk memberikan


jawaban atas pertanyaan ini kita tidak boleh berpikir pada hal yang benar dan tidak
benar secara mutlak. Ada dua alternatif jawaban dan masing-masing mendasarkan diri
pada argumentasi yang kuat.

Pendapat pertama mengatakan,semua penelitian pasti berhipotesis. Semua


penelitian diharapkan menentukan jawaban sementara, yang akan diuji berdasarkan
data yang diperoleh. Hipotesis harus ada karena jawaban penelitian juga harus ada, dan
butir-butirnya sudah disebut dalam problematika maupun tujuan penelitian.

Pendapat kedua mengatakan, hipotesis hanya dibuat jika yang dipermasalahkan


menunjukan hubungan antara dua variabel atau lebih. Jawaban untuk satu variabel
yang sifatnya deskriptif, tidak perlu dihipotesiskan. Penelitian eksplorasi yang
jawabannya masih dicari dan sukar diduga, tentu sukar ditebak apa saja, atau bahkan
tidak mungkin dihipotesiskan.

Berdasarkan pendapat kedua ini maka mungkin sekali di dalam sebuah


penelitian, banyak hipotesis tidak sama dengan banyaknya problematika dan tujuan
penelitian. Mungkin problematika unsur 1 dan 2 yang sifatnya deskriptif tidak diikuti
dengan hipotesis , tetapi problematika nomor 3 dihipotesiskan.

Contoh:

Hubungan antara motivasi berprestasi dengan etos kerja para karyawan kantor A.

Problematika 1:

Seberapa tinggi motivasi berpretasi karyawan kantor A? (tidak dihipotesiskan).

Problematika 2:

Seberapa tinggi etos kerja karyawan kantor A? (tidak dihipotesiskan)

Problematika 3:

Apakah ada dan seberapa tinggi hubungan antara motivasi berprestasi dengan etos
kerja karyawan kantor A?

Hipotesis:

Ada hubungan yang tinggi antara motivasi berprestasi dengan etos kerją karyawan
kantor A.

BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Sesudah peneliti mantap akan permasalahannya, maka ia mulai mengerjakan


penelitiannya. Sebagai pedoman kerja, ia menetapkan sebuah hipotesis yang dijadikan
arah dalam menetapkan variabel, mengumpulkan data, mengolah data dan mengambil
kesimpulan. Pada dasarnya, pekerjaan meneliti adalah usaha untuk membuktikan
hipotesis.

Ada 2 macam hipotesis, yaitu hipotesis kerja, yang juga disebut hipotesis
alternatif (Hal dan hipotesis nol (Ho) (hipotesis nihil) yangjuga disebut hipotesis
statistis.

Sehubungan dengan perumusan hipotesis maka ada 2 kekeliruan yang kita


buati:

e. Menolak hipotesis yang seharusnya diterima, disebut kekeliruana alpa (α).

f. Menerima hipotesis yang seharusnya ditolak, disebut kekeliruan beta (β).

Cara menguji hipotesis, menggunakan daerah kurva normal. Apabila harga Z-


score terletak didaerah penerimaan Ho, maka Ha yang dirumuskan tidak diterima.

B. Saran

Вам также может понравиться