Вы находитесь на странице: 1из 2

BRONKOPNEUMONIA

1. Pengertian
Bronkopneumonia adalah peradangan dinding bronkiolus (saluran napas kecil
pada paru – paru). Peradangan ini umumnya disebabkan infeksi dan terjadi pada
kedua paru – paru secara tersebar. Peradangan dapat bersifat ringan atau berat
tergantung penyebabnya, Bronkopneumonia diawali oleh infeksi saluran napas bagian
atas yang menyebar ke saluran napas bagian bawah. Pada bronkopneumonia,
peradangan terjadi pada bronkiolus dan sedikit jaringan paru di sekitarnya. Sedangkan
pada pneumonia, peradangan terjadi pada jaringan paru.

2. Syarat/ Prinsip Diet


- Kebutuhan kalori 30/kgBB
- Protein sebesar 15 % dari energi total
- Lemak cukup, 20% dari kebutuhan energi total karena lemak berlebih dapat
menghambat pengeluaran asamurat melalui urin.
- Karbohidrat cukup, sisa dari kebutuhan energi total. Karbohidrat yang
dikonsumsi merupakan karbohidrat kompleks.
- Asupan serat dianjurkan 25gr/ hari dengan mengutamakan serat larut air yang
terdapat di dalam sayur dan buah.
- Hindari bahan makan sumber protein yang mempunyai kandungan purin >150
mg/100 gram bahan makanan.
- Penggunaan Natrium bisa mencapai 3000 mg/hari atau 6-7 gram/hari.
- Cukup vitamin dan mineral. Apabila asupan dari makanan cukup, penambahan
vitamin dan mineral dalam bentuk suplemen tidak diperlukan.
- Bentuk makanan lunak
- Menekankan pada prinsip 3 J

3. Tujuan Diet
- Memberikan cukup energi untuk mempertahankan berat badan agar tetap
normal.
- Menurunkan kadar glukosa darah agar berada pada nilai normal dengan cara
menyeimbangkan asupan makanan.
- Menurunkan kadar asam urat hingga mencapai nilai normal

4. Gejala
Gejala bronkopneumonia dapat terjadi secara mendadak atau perlahan.
Bronkopneumonia sering diawali gejala pilek atau batuk berdahak. Gejala kemudian
berkembang sehingga terjadi sesak napas, nyeri dada, pernapasan cepat, demam,
menggigil, nyeri otot, dan nyeri kepala. Pada anak, gejala yang paling umum adalah
napas cepat, sesak, dan demam. Pada bronkopneumonia akibat virus, gejala lebih
ringan. Bronkopneumonia yang berat dapat mengganggu pertukaran udara di paru –
paru sehingga darah yang dialirkan ke seluruh tubuh menjadi miskin oksigen. Hal ini
dapat menyebabkan gangguan berbagai organ dan penurunan kesadaran sampai
kematian.

5. Contoh kasus
Tn. B berusia 61 tahun, didiagnosa Diabetes Melitus + bronchopneumonia.
Pasien MRS dengan keluahan batuk dahak sulit keluar, sesak nafas. Pasien memiliki
riwayat penyakit dahulu Diabetes Melitus. RPS yaitu Diabetes Melitus dan
bronchopneumonia. Tidak ada riwayat penyakit yang sama dari keluarga. Data
antropometri pasien: BB 47 Kg, RL 155 cm, LLA 24,5 cm. Data biokimia pasien Hb
11,3 g/dl (11-16,5 g/dl); leukosit 11,2 rb/uL (3,5-10 ribu/mm3 ); GDS (08.49) 359
mg/dl); (<140 mg/dl); GDS (20:18) 409 mg/dl; Bilirubin 0,5 mg/dl (0,1-1,2
mg/dl);protein 5,7 mg/dl (6,6 – 8,8 mg/dl); Albumin 3,7 mg/dl (2,5-5,2 mg/dl); Asam
urat 8 mg/dl (3,2 -7 mg/dl); HDL 43 mg/dl; LDL 158 mg/dl (122-200 mg/dl).
Pemeriksaan fisik KU composmentis, sedang; Tekanan darah 113/64 mmHg; Suhu
36,4°C; Nadi 90 x/menit; Respirasi 20 x/menit.
Hasil anamnesa diet pasien kebiasaan makan pasien yaitu 2 kali sehari; pasien
mengkonsumsi nasi 1 ctg 2x/hari; telur ayam 1 btr 2x/minggu; tempe/tahu 3 ptg/hari;
tumis soun 4x/minggu; tumis (wortel, buncis, kacang, daun pepaya muda) 2x/hari;
apem 3 bh/minggu; air putih 4-5 gls/hari (500ml), teh manis 1 gls/bln; roti krombeng
2x/minggu; pengolahan lauk digoreng, dibacem, konusmsi buah pisang dan pepaya
3 bh/minggu. Hasil recall Energi 568,5 Kkal; Protein 10,92 gram; Lemak 19,86 gram;
Karbohidrat 25,8 gram.

Вам также может понравиться