Вы находитесь на странице: 1из 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Pengamatan maserasi Hasil pengamatan


Bobot sebelum diekstraksi 27,024gram
Persentase ekstrak % / rendaman 7,72%
Jumlah cairan penyari (etanol) 350 ml

B. PEMBAHASAN

Pada praktikum isolasi senyawa bioaktif ini dilakukan proses ekstraksi pada daun
belimbing wuluh (Averhoa bilimbi).

Pengerjaan awal pada praktikum ini yaitu pengambilan sampel daun belimbing wuluh
(Averhoa bilimbi) diambil menggunakan gunting atau dipetik secara langsung dengan jari pada
bagian tangkai daunnya, dimasukan dalam plastik. Kemudian daun belimbing wuluh yang telah
diambil, dilakukan sortasi basah yaitu memilih daun-daun yang rusak, layu dan bekas dimakan
serangga. Selanjutnya, dicuci hingga bersih dalam air mengalir dan tiriskan lalu sampel di
keringkan dengan cara diangin-anginkan dia ataskoran pada tempat yang terlindung dengan sinar
matahari. Setelah kering digunting-gunting hingga ukuran kecil lalu dikeringkan lagi hingga betul-
betul kering.

Kemudian, sampel yang sudah dikeringkan tersebut di ekstraksi dengan menggunakan


metode maserasi dengan menggunakan pelarut etanol. Metode maserasi ini dilakukan dengan cara
merendam simplisia yang sudah dalam ukuran kecil dalam cairan penyari selama beberapa hari
pada temperatur kamar yang terlindung dari sinar matahari. Metode maserasi ini digunakan untuk
menyari simplisia daun belimbing wuluh yang mengandung komponen kimia yang mudah larut
dalam cairan penyari. Prinsip dari maserasi itu sendiri yaitu pelarut organik akan menembus
dinding sel dan akan masuk kedalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut
dalam pelarut organik tersebut sehingga terjadi perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif
didalam sel dan pelarut organik diluar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan
berulang terus sampai terjadi kesetimbangan antara kensentrasi cairan zat didalam sel dan diluar
sel.

Setelah direndam selama beberapa hari dilakukan penyaringan terhadap simplisia yang
direndam dalam pelarut dan dimasukan kedalam beker gelas yang ditutup dengan aluminiumfoil
dan diamkan selama dua hari sebelum dilakukan penguapan. Kemudian melakukan penguapan
diatas penangas air hingga pelarut menguap dan terbentuk ekstrak kental. Persentase ekstrak kental
yang didapatkan 7,72% dengan jumlah volume etanol 350 ml dan bobot simplisia 27,024 gram.
Untuk menghitung persentase ekstrak % kami menggunakan rumus :

𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡


% berat = × 100%
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡

27,024 𝑔𝑟𝑎𝑚
% berat = × 100%
350 𝑚𝑙

% berat = 7,72 %

Pada praktikum kali ini, persentase ekstrak kental yang diperoleh dari simplisia daun
belimbing wuluh dengan pelarut etanol yaitu sebanyak 7,72%.

C. KESIMPULAN

Dalam melakukan ekstraksi kali ini menggunakan metode maserasi terhadap simplisia
daun belimbing wuluh (Averhoa bilimbi). Yang mana metode maserasi ini bertujuan untuk
memisahkan atau mengambil zat aktif yang ada dalam simplisia daun belimbing wuluh
menggunakan pelarut organic (etanol). Dalam melakukan ekstraksi ini melalui beberapa tahap,
meliputi : pengambilan simplisia, sortasi basah, pencucian, perubahan bentuk dan pengeringan.
Metode maserasi kali ini juga bertujuan untuk mengetahui persentase dari ekstrak kental yang
didapatklan. Pada praktikum kali ini, persentase ekstrak kental yang diperoleh dari simplisia daun
belimbing wuluh dengan pelarut etanol yaitu sebanyak 7,72%.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rohman, Kimia Farmasi Analisis (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2007).

Anonim.1989. Materia medika Indonesia, jilid V. Jakarta: Departemen


Kesehatan Republik Indonesia.

Gunawaan D, Mulyani S. 2010. Ilmu Obat Alam (farmakognosi) Jilid 1. Jakarta :

Penebar Swadaya.

Вам также может понравиться