Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1
1.2.8 Bagaimana asuhan keperawatan untuk pasien sindrom nefrotik?
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi
b. Hipoalbuminemia
c. Edema
d. Hiperlipidemia
3
2. Sindrom nefrotik resisten steroid (SNRS)
2.2 Etilogi
4
Pada mikroskop elektron akan tampak foot prosessus sel epitel
berpadu. Dengan cara imunofluoresensi ternyata tidak terdapat IgG pada
dinding kapiler glomerulus.
2. Nefropati membranosa
3. Glomerulonefritis proliferatif
d. Glomerulonefritis membranoproliferatif
2.3 Patofisiologi
5
Kondisi dari sindrom nefrotik adalah hilangnya plasma protein, terutama
albumin ke dalam urin. Meskipun hati mampu meningkatkan produksi albumin,
namun organ ini tidak mampu untuk terus mempertahankan jika albumin terus-
menerus hilang melalui ginjal sehingga terjadi hipoalbuminemia.
6
Gambar 2 Mekanisme Dasar Sindrom Nefrotik Idiopatik
Sumber: Antignac4
> 3,5 g/hari pada dewasa atau 0,05 g/kg BB/hari pada anak-anak.
Protenuria merupakan kelainan utama pada sindrom nefrotik. Apabila ekskresi
7
Pada keadaan normal, produksi albumin di hati adalah 12-14 g/hari (130-
200 mg/kg) dan jumlah yang diproduksi sama dengan jumlah yang dikatabolisme.
Katabolisme secara dominan terjadi pada ekstrarenal, sedangkan 10% di
katabolisme pada tubulus proksimal ginjal setelah resorpsi albumin yang telah
difiltrasi. Pada pasien sindrom nefrotik, hipoalbuminemia merupakan
manifestasi dari hilangnya protein dalam urin yang berlebihan dan peningkatan
katabolisme albumin.
3. Edema anasarka.
8
ini menyebabkan tekanan onkotik koloid plasma intravaskular menurun.
Sebagai akibatnya, cairan transudat melewati dinding kapiler dari ruang
intravaskular ke ruang interstisial kemudian timbul edema.
Kelainan glomerulus
↓
Albumi uria
↓
Hipoalbuminemia
↓
Tekanan onkotik koloid plasma ↓
↓
Volume plasma ↑
↓
Retensi Na renal sekunder ↑
↓
Edema
4. Hiperlipidemia/hiperkolesterolemia.
9
8. Pada kasus berat dapat ditemukan gagal ginjal.
2.6 Komplikasi
2. Shock
3. Trombosis vaskuler
4. Malnutrisi
10
c. Dipstick urin: positif untuk protein dan darah
2. Uji Darah
3. Uji Diagnostic
Biopsi ginjal merupakan uji diagnostik yang tidak dilakukan secara rutin.
2.8 Penatalaksanaan
11
maksimum 60 mg/hari. Bila terdapat respons selama pengobatan maka
pengobatan ini dilanjutkan secara intermitten selama 4 minggu.
d. Cegah infeksi
12
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Identitas
Umummnya 90% dijumpai pada kasus anak. Enam kasus pertahun setiap
100.000 anak terjadi pada usia kurang dari 14 tahun. Rasio laki-lakilaki dan
perempuan yaitu 2 : 1. Pada daerah endemik malaria banyak mengalami
komplikasi nefrotic syndrome ( Haryono, 2013).
2. Riwayat Kesehatan
2) Kaji onset keluhan bengkak pada wajah atau kaki apakah disertai dengan
adanya keluhan pusing dan cepat lelah
13
Karena kelainan gen autosom resesif. Kelainan ini tidak dapat
ditangani dengan terapi biasa dan bayi biasanya mati pada tahun pertama atau
dua tahun setelah kelahiran ( Haryono, 2013).
1) Perkembangan psikoseksual
Anak berada pada fase oedipal /falik dengan ciri meraa-raba dan
merasakan kenikmatan dari beberapa erogennya, senang bermain dengan anak
berjenis kelamin berbeda, oedipus kompleks untuk anak laki-laki lebih dekat
dengan ibu, elektra kompleks untuk anak perempuan lebih dekat dengan ayah.
2) Perkembangan psikososial
Anak berada pada fase perschool ( inisiatif versus rasa bersalah ) yaitu
memiliki inisiatif untuk belajar mencari pengalaman baru. Jika usahanya
diomeli atau dicela, anak akan merasa bersalah dan menjadi anak peragu.
3) Perkembangan kognitif
4. Pemeriksaaan Fisik
14
d. Sistem perkemihan : urin/ 24 jam 600-700 ml, hematuri, proteinuria,
oliguri
15
Terbebas dari distensi dengan retensi cairan (BUN ,
vena jugularis, reflek Hmt , osmolalitas urin )
hepatojugular (+) Monitor status hemodinamik
Memelihara tekanan termasuk CVP, MAP, PAP,
vena sentral, tekanan dan PCWP
kapiler paru, output Monitor vital sign
jantung dan vital sign Monitor indikasi retensi
dalam batas normal kelebihan cairan (cracles, CVP
Terbebas dari kelelahan, , edema, distensi vena leher,
kecemasan atau asites)
kebingungan Kaji lokasi dan luas edema
Menjelaskanindikator Monitor masukan makanan /
kelebihan cairan cairan dan hitung intake kalori
harian
Monitor status nutrisi
Kolaborasi pemberian diuretik
sesuai interuksi
Batasi masukan cairan pada
keadaan hiponatrermi dilusi
dengan serum Na < 130 mEq/
Kolaborasi dokter jika tanda
cairan berlebih muncul
memburuk
Fluid Monitoring
Tentukan riwayat jumlah dan
tipe intake cairan dan
eliminaSi
Tentukan kemungkinan faktor
resiko dari ketidak
seimbangan cairan
(Hipertermia, terapi diuretik,
kelainan renal, gagal jantung,
16
diaporesis, disfungsi hati, dll )
Monitor berat badan
Monitor serum dan elektrolit
urine
Monitor serum dan osmilalitas
urine
Monitor BP, HR, dan RR
Monitor tekanan darah
orthostatik dan perubahan
irama jantung
Monitor parameter
hemodinamik infasif
Catat secara akutar intake dan
output
Monitor adanya distensi leher,
rinchi, eodem perifer dan
penambahan BB
Monitor tanda dan gejala dari
odema
2. Ketidakseimbangan nutrisi Nutritional Status : food and Nutrition Management
kurang dari kebutuhan Fluid Intake Aktivitas:
tubuh Hasil yang diharapkan: Kaji adanya alergi makanan
Definisi : Intake nutrisi tidak Adanya peningkatan Kolaborasi dengan ahli gizi
cukup untuk keperluan berat badan sesuai untuk menentukan jumlah
metabolisme tubuh. dengan tujuan kalori dan nutrisi yang
Batasan karakteristik : Berat badan ideal sesuai dibutuhkan pasien.
1. Berat badan 20 % dengan tinggi badan Anjurkan pasien untuk
atau lebih di bawah Mampu mengidentifikasi meningkatkan intake Fe
ideal kebutuhan nutrisi Anjurkan pasien untuk
2. Dilaporkan adanya Tidak ada tanda tanda meningkatkan protein dan
intake makanan yang malnutrisi vitamin C
kurang dari RDA Tidak terjadi penurunan Berikan substansi gula
17
(Recomended Daily berat badan yang berarti Yakinkan diet yang dimakan
Allowance) mengandung tinggi serat
3. Membran mukosa untuk mencegah konstipasi
dan konjungtiva Berikan makanan yang terpilih
pucat ( sudah dikonsultasikan
4. Kelemahan otot yang dengan ahli gizi)
digunakan untuk Ajarkan pasien bagaimana
menelan/mengunyah membuat catatan makanan
5. Luka, inflamasi pada harian.
rongga mulut Monitor jumlah nutrisi dan
6. Mudah merasa kandungan kalori
kenyang, sesaat Berikan informasi tentang
setelah mengunyah kebutuhan nutrisi
makanan Kaji kemampuan pasien untuk
7. Dilaporkan atau fakta mendapatkan nutrisi yang
adanya kekurangan dibutuhkan
makanan Nutrition Monitoring
8. Dilaporkan adanya Aktivitas:
perubahan sensasi BB pasien dalam batas normal
rasa Monitor adanya penurunan
9. Perasaan berat badan
ketidakmampuan Monitor tipe dan jumlah
untuk mengunyah aktivitas yang biasa dilakukan
makanan Monitor interaksi anak atau
10. Miskonsepsi orangtua selama makan
11. Kehilangan BB Monitor lingkungan selama
dengan makanan makan
cukup Jadwalkan pengobatan dan
12. Keengganan untuk tindakan tidak selama jam
makan makan
13. Kram pada abdomen Monitor kulit kering dan
14. Tonus otot jelek perubahan pigmentas
18
15. Nyeri abdominal Monitor turgor kulit
dengan atau tanpa Monitor kekeringan, rambut
patologi kusam, dan mudah patah
16. Kurang berminat Monitor mual dan muntah
terhadap makanan Monitor kadar albumin, total
17. Pembuluh darah protein, Hb, dan kadar Ht
kapiler mulai rapuh Monitor makanan kesukaan
18. Diare dan atau Monitor pertumbuhan dan
steatorrhea perkembangan
19. Kehilangan rambut Monitor pucat, kemerahan,
yang cukup banyak dan kekeringan jaringan
(rontok) konjungtiva
20. Suara usus hiperaktif Monitor kalori dan intake
21. Kurangnya nuntrisi
informasi, Catat adanya edema,
misinformasi hiperemik, hipertonik papila
Faktor-faktor yang lidah dan cavitas oral.
berhubungan Catat jika lidah berwarna
Ketidakmampuan magenta, scarlet
pemasukan atau mencerna
makanan atau mengabsorpsi
zat-zat gizi berhubungan
dengan faktor biologis,
psikologis atau ekonomi.
19
pengetahuan untuk Mendeskripsikan proses untuk mencuci tangan saat
menghindari paparan penularan penyakit, berkunjung dan setelah
patogen factor yang berkunjung meninggalkan
3. Trauma mempengaruhi penularan pasien
4. erusakan jaringan serta Gunakan sabun antimikrobia
dan peningkatan penatalaksanaannya, untuk cuci tangan
paparan lingkungan Menunjukkan Cuci tangan setiap sebelum
5. Ruptur membran kemampuan untuk dan sesudah tindakan
amnion mencegah timbulnya kperawtan
6. Agen farmasi infeksi Gunakan baju, sarung tangan
(imunosupresan) Jumlah leukosit dalam sebagai alat pelindung
7. Malnutrisi batas normal Pertahankan lingkungan
8. Peningkatan paparan Menunjukkan perilaku aseptik selama pemasangan
lingkungan patogen hidup sehat alat
9. Imonusupresi Ganti letak IV perifer dan line
10. Ketidakadekuatan central dan dressing sesuai
imum buatan dengan petunjuk umum
11. Tidak adekuat Gunakan kateter intermiten
pertahanan sekunder untuk menurunkan infeksi
(penurunan Hb, kandung kencing
Leukopenia, Tingktkan intake nutrisi
penekanan respon Berikan terapi antibiotik bila
inflamasi) perlu
12. Tidak adekuat Infection Protection (proteksi
pertahanan tubuh terhadap infeksi)
primer (kulit tidak Monitor tanda dan gejala
utuh, trauma infeksi sistemik dan lokal
jaringan, penurunan Monitor hitung granulosit,
kerja silia, cairan Monitor kerentanan terhadap
tubuh statis, infeksi
perubahan sekresi Batasi pengunjung
pH, perubahan Saring pengunjung terhadap
20
peristaltik) penyakit menular
- Penyakit kronik Partahankan teknik aspesis
pada pasien yang beresiko
Pertahankan teknik isolasi k/p
Berikan perawatan kuliat pada
area epidema
Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
Ispeksi kondisi luka / insisi
bedah
Dorong masukkan nutrisi yang
cukup
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuai rese
Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara menghindari
infeksi
Laporkan kecurigaan infeksi
· Laporkan kultur
positif
21
kulit (dermis) temperatur, hidrasi, Jaga kebersihan kulit agar
3. Gangguan pigmentasi) tetap bersih dan kering
permukaan kulit Tidak ada luka/lesi Mobilisasi pasien (ubah posisi
(epidermis pada kulit pasien) setiap dua jam sekali
Faktor yang berhubungan Perfusi jaringan baik Monitor kulit akan adanya
: Menunjukkan kemerahan
Eksternal : pemahaman dalam Oleskan lotion atau
1. Hipertermia atau proses perbaikan minyak/baby oil pada derah
hipotermia kulit dan mencegah yang tertekan
2. Substansi kimia terjadinya sedera Monitor aktivitas dan
3. Kelembaban udara berulang mobilisasi pasien
4. Faktor mekanik Mampu melindungi Monitor status nutrisi pasien
(misalnya : alat yang kulit dan Memandikan pasien dengan
dapat menimbulkan mempertahankan sabun dan air hangat
luka, tekanan, kelembaban kulit dan
restraint) perawatan alami
5. Immobilitas fisik
6. Radiasi
7. Usia yang ekstrim
8. Kelembaban kulit
9. Obat-obatan
Internal :
1. Perubahan status
metabolik
2. Tulang menonjol
3. Defisit imunologi
4. Faktor yang
berhubungan dengan
perkembangan
5. Perubahan sensasi
6. Perubahan status
nutrisi (obesitas,
22
kekurusan)
7. Perubahan status
cairan
8. Perubahan
pigmentasi
9. Perubahan sirkulasi
10. Perubahan turgor
(elastisitas kulit)
23
4. Gerakan melindungi menemukan dukungan
5. Tingkah laku berhati- Kontrol lingkungan yang
hati dapat mempengaruhi nyeri
6. Muka topeng seperti suhu ruangan,
Gangguan tidur pencahayaan dan kebisingan
(mata sayu, tampak Kurangi faktor presipitasi
capek, sulit atau nyeri
gerakan kacau, Pilih dan lakukan penanganan
menyeringai) nyeri (farmakologi, non
7. Terfokus pada diri farmakologi dan inter
sendiri personal)
8. Fokus menyempit Kaji tipe dan sumber nyeri
(penurunan persepsi untuk menentukan intervensi
waktu, kerusakan Ajarkan tentang teknik non
proses berpikir, farmakologi
penurunan interaksi Berikan analgetik untuk
dengan orang dan mengurangi nyeri
lingkungan) Evaluasi keefektifan kontrol
9. Tingkah laku nyeri
distraksi, contoh : Tingkatkan istirahat
jalan-jalan, menemui Kolaborasikan dengan dokter
orang lain dan/atau jika ada keluhan dan tindakan
aktivitas, aktivitas nyeri tidak berhasil
berulang-ulang) Monitor penerimaan pasien
10. Respon autonom tentang manajemen nyer
(seperti diaphoresis, Analgesic Administration
perubahan tekanan Tentukan lokasi, karakteristik,
darah, perubahan kualitas, dan derajat nyeri
nafas, nadi dan sebelum pemberian obat
dilatasi pupil) Cek instruksi dokter tentang
11. Perubahan autonomic jenis obat, dosis, dan frekuensi
dalam tonus otot Cek riwayat alergi
24
(mungkin dalam Pilih analgesik yang
rentang dari lemah ke diperlukan atau kombinasi
kaku) dari analgesik ketika
12. Tingkah laku pemberian lebih dari satu
ekspresif (contoh : Tentukan pilihan analgesik
gelisah, merintih, tergantung tipe dan beratnya
menangis, waspada, nyeri
iritabel, nafas Tentukan analgesik pilihan,
panjang/berkeluh rute pemberian, dan dosis
kesah) optimal
13. Perubahan dalam Pilih rute pemberian secara
nafsu makan dan IV, IM untuk pengobatan
minum nyeri secara teratur
Faktor yang berhubungan : Monitor vital sign sebelum
Agen injuri (biologi, kimia, dan sesudah pemberian
fisik, psikologis) analgesik pertama kali
Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala (efek
samping)
25
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI. 2006. diakses pada tanggal 22
Februari 2016 dari
http://www.repository.ui.ac.id/sindromnefrotik/Chapter%2006.pdf
Anynonim. 2013. Askep sindrom nefrotik. Diakses pada tanggal 22 februari 205
dari http://nursingbegin.com/askep-sindrom-nefrotik/
27