Вы находитесь на странице: 1из 20

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN APRIL 2018


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MIOPIA

OLEH :

Afra Fatin Arindy


10542 0351 12

PEMBIMBING :

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertandatangandibawahinimenyatakanbahwa :

Nama : Afra Fatin Arindy

NIM : 10542 0351 12

Kasus : Miopia

Telah menyelesaikan tugas dalamrangka kepaniteraan klinik pada bagian


IlmuKesehatan Mata FakultasKedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar,April 2018
Pembimbing

(dr. Rahasia Taufik, Sp.M(K)


BAB I
PENDAHULUAN

Kelainan refraksi adalah kelainan pembiasan sinar oleh media penglihatan


yang terdiri dari kornea, cairan mata, lensa dan badan kaca, atau panjangnya bola
mata. Pada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjangnya
bola mata demikian seimbang sehingga bayangan benda setelah melalui media
penglihatan dibiaskan tepat didaerah makula lutea. Mata yang normal disebut sebagai
mata emetropia dan akan menempatkan bayangan benda tepat diretinanya pada
keadaan mata tidak melakukan akomodasi atau istirahat melihat jauh.1
Mata emetropia akan mempunyai penglihatan normal atau 6/6 atau 100%.
Keseimbangan dalam pembiasan sebagian besar ditentukan oleh dataran depan dan
kelengkungan kornea dan panjangnya bola mata. Kornea mempunyai daya pembiasan
sinar terkuat dibanding bagian mata lainnya. Lensa memegang peranan membiaskan
sinar terutama pada saat melakukan akomodasi atau bila melihat benda yang dekat.
Panjang bola mata seseorang dapat berbeda-beda. Bila terdapat kelainan pembiasan
sinar oleh kornea (mendatar, mencembung) atau adanya perubahan panjang (lebih
panjang, lebih pendek) bola mata maka sinar normal tidak dapat terfokus pada
makula. Keadaan ini disebut sebagai emetropia yang dapat berupa myopia,
hipermetropia, atau astigmat.1
Miopia merupakan masalah yang sangat signifikan, bukan hanya karena
tingginyaprevalensi, tetapi juga karena dapat berkontribusi terhadap morbiditas visual
danmeningkatkan risiko kondisi yang mengancam penglihatan (misalnya retina
detachment atau terlepasnya retina, dan glaukoma). Karena miopia dikaitkan dengan
berkurangnya penglihatan jarak jauh tanpa koreksi optik, dapat menjadi faktor
pembatasan dalam pemilihan pekerjaan. Miopia yang tidak dikoreksi mencegah
individu tersebutmelihat benda jauh dengan jelas.3
Pengobatan pasien dengan miopia adalah dengan memberikan kacamata
sferis negative terkecil yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal.2

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Mata

Pemahaman tentang anatomi mata diperlukan untuk mengetahui berbagai


proses yang terjadi dalam mata. Pada penglihatan terdapat proses yang cukup rumit
oleh jaringan yang dilalui seperti membelokkan sinar, memfokuskan sinar dan
meneruskan rangsangan sinar yang membentuk bayangan yang dapat dilihat.2

Berikut adalah bagian mata yang memegang peranan pembiasan sinar pada
mata :2

a. Kornea
Kornea merupakan jendela paling depan dari mata dimana sinar masuk dan
difokuskan ke dalam pupil. Bentuk kornea yang cembung dan sifatnya yang
transparan merupakan hal yang sangat menguntungkan karena sinar yang masuk
80% atau dengan kekuatan 40 dioptri dilakukan atau dibiaskan oleh kornea ini.
Indeks bias kornea adalah 1,38. Kelengkungan kornea mempunyai kekuatan yang
berkuatan sebagai lensa hingga 40,0 dioptri.

b. Iris
Iris atau selaput pelangi merupakan bagian yang berwarna pada mata. Iris
menghalangi sinar masuk ke dalam mata dengan cara mengatur jumlah sinar
masuk ke dalam pupil melalui besarnya pupil.

c. Pupil
Pupil yang berwarna hitam pekat pada sentral iris mengatur jumlah sinar masuk
ke dalam bola mata. Seluruh sinar yang masuk melalui pupil diserap sempurna
oleh jaringan dalam mata. Tidak ada sinar yang keluar melalui pupil sehingga
pupil akan berwarna hitam. Ukuran pupil dapat mengatur refleks mengecil atau

4
membesarkan untuk jumlah masuknya sinar. Pengaturan jumlah sinar masuk ke
dalam pupil diatur secara refleks. Pada penerangan yang cerah pupil akan
mengecil untuk mengurangi rasa silau. Pada tepi pupil terdapat m.sfingter pupil
yang bila berkontraksi akan mengakibatkan mengecilnya pupil (miosis). Hal ini
terjadi ketika melihat dekat atau merasa silau dan pada saat berakomodasi. Selain
itu, secara radier terdapat m.dilator pupil yang bila berkontraksi akan
mengakibatkan membesarnya pupil (midriasis). Midirasis terjadi ketika berada di
tempat gelap atau pada waktu melihat jauh.

d. Badan siliar
Badan siliar merupakan bagian khusus uvea yang memegang peranan untuk
akomodasi dan menghasilkan cairan mata. Di dalam badan siliar didapatkan otot
akomodasi dan mengatur besar ruang intertrabekula melalui insersi otot pada
skleral spur.

e. Lensa
Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbenruk lensa di dalam
mata dan bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris Yng
terdiri dari zat tembus cahaya berbentuk seperti cakram yang menebal dan
menipis pada saat terjadinya akomodasi. Lensa yang jernih ini mengambil
peranan membiaskan sinar 20% atau 10 dioptri. Peranan lensa yang terbesar
adalah pada saat melihat dekat atau berakomodasi.

f. Retina
Retina atau selaput jala merupakan bagian mata yang mengandung reseptor yang
menerima rangsangan cahaya dan terletak di belakang pupil. Retina akan
meneruskan rangsangan yang diterimanya berupa bayangan benda sebagai
rangsangan elektrik ke otak sebagai bayangan yang dikenal.

g. Saraf optik

5
Saraf optik yang keluar dari polus posterior bola mata membawa 2 jenis serabut
saraf, yaitu: saraf penglihat dan serabut pupilomotor. Saraf penglihat meneruskan
rangsangan listrik dari mata ke korteks visual untuk dikenali bayangannya.

Gambar 2.1. Anatomi Dasar Mata

2.2 Akomodasi

Pada keadaan normal cahaya berasal dari jarak tak berhingga atau jauh
akan terfokus pada retina, demikian pula bila benda jauh tersebut didekatkan,
hal ini terjadi akibat adanya daya akomodasi lensa yang memfokuskan
bayangan pada retina. Jika berakomodasi, maka benda pada jarak yang
berbeda-beda akan terfokus pada retina.1
Akomodasi adalah kemampuan lensa di dalam mata untuk mencembung
yang terjadi akibat kontraksi otot siliar.Akibat akomodasi, daya pembiasan
lensa yang mencembung bertambah kuat. Kekuatan akomodasi akan
meningkat sesuai dengan kebutuhan, makin dekat benda makin kuat mata

6
harus berakomodasi. Refleks akomodasi akan bangkit bila mata melihat kabur
dan pada waktu melihat dekat. Bila benda terletak jauh bayangan akan terletak
pada retina. Bila benda tersebut didekatkan maka bayangan akan bergeser ke
belakang retina. Akibat benda ini didekatkan penglihatan menjadi kabur, maka
mata akan berakomodasi dengan mencembungkan lensa. Kekuatan akomodasi
ditentukan dengan satuan Dioptri (D), lensa 1 D mempunyai titik fokus pada
jarak 1 meter.1
Anak-anak dapat berakomodasi dengan kuat sekali sehingga memberikan
kesukaran pada pemeriksaan kelainan refraksi. Daya akomodasi kuat pada
anka-anak dapat mencapai +12.0-18.0 D. Akibat daripada ini, maka pada anak-
anak yang sedang dilakukan pemeriksaan kelainan refraksinya untuk melihat
jauh mungkin terjadi koreksi miopia yang lebih tinggi akibat akomodasi
sehingga mata tersebut memerlukan lensa negatif yang berlebihan (koreksi
lebih). 1

Dengan bertambahnya usia, maka akan berkurang pula daya akomodasi


akibat berkurangnya elastisitas lensa sehingga lensa sukar mencembung.
Keadaan berkurangnya daya akomodasi pada usia lanjut disebut presbiopia.1

2.3 Definisi
Miopia berasal dari istilah "muopia" yang dalam bahasa Yunani berarti
menutup mata. Yang memberikan gejala sebagai penglihatan jarak jauh yang
kabur, karenanya dapat di sebut dengan istilah "rabun jauh".3
Miopia adalah mata dengan daya lensa positif yang lebih kuat sehingga
sinar yang sejajar atau datang dari tak terhingga difokuskan didepan retina.
Kelainan ini diperbaiki dengan lensa sferis negatif sehingga bayangan benda
tergeser kebelakang dan diatur tepat jatuh diretina.3

7
2.4 Epidemiologi
Diperkirakan bahwa 2,3 miliar orang di seluruh dunia mengalami kelainan

refraksi. Sebagian besar memiliki kelainan refraksi yang dapat dikoreksi

dengan kacamata, tetapi hanya 1,8 miliar orang yang melakukan pemeriksaan

dan koreksi yang terjangkau. Hal ini menyisakan kira -kira 500 juta orang,

sebagian besar di negara berkembang (1/3 bagian adalah orang afrika) dan

anak -anak dengan kelainan refraksi yang tidak dikoreksi y ang menyebabkan

kebutaan dan gangguan penglihatan. Miopia merupakan salah satu kelainan

refraksi yang memiliki tingkat prevalensi yang tinggi. Saat ini, myopia masih

menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama terutama di negara negara

Asia, seperti Taiwan, Jepang, Hongkong dan Singapura. Prevalensi dari

miopia dipengaruhi oleh usia dan beberapa faktor lain. Di Amerika Serikat

dan negara berkembang, angka kejadian myopia (minimal 0,5 D) pada anak

usia 5 tahun diketahui sekitar 5%. Angka kejadian ini meningkat pada usia

sekolah dan dewasa muda, dimana pada remaja diketahui memiliki prevalensi

20-25% sedangkan pada dewasa muda memiliki prevalensi 25-35%. Beberapa

penelitian juga menyatakan bahwa wanita secara signifikan memiliki risiko

lebih tinggi untuk terjadinya miopia dibandingkan pria.3

2.5 Etiologi

a. Faktor keturunan, penelitian ginekologis telah memberikan banyak


bukti bahwa faktor keturunan merupakan faktor etiologi utama
terjadinya myopia patologi. Cara trannsmisi dari miopia patologi adalah

8
autosomal resesif, autosomal dominan, sex linked dan derajat myopia
yang diturunkan ternyata bervariasi.10
b. Faktor perkembangan, bukti yang ada menunjukkan bahwa faktor
prenatal dan perinatal turut berperan serta menyebabkan miopia
patologi. Penyakit ibu yang dikaitkan dengan penderita myopia
kongenital adalah hipertensi sistemik, toksemia dan penyakit retina.
Faktor lain yang di anggap berhubungan dengan miopia patologi adalah
kelahiran premature yakni badan lahir kurang dari 2.500 gr. Brain
menyebutkan bahwa hal ini berkaitan dengan defek mesodermal yang
berkaitan dengan prematuritas.10
Secara fisiologis sinar yang difokuskan pada retina terlalu kuat sehingga
membentuk bayangan kabur atau tidak tegas pada makula lutea. Titik fokus
sinar yang datang dari benda yang jauh terletak di depan retina. Titik jauh
(pungtum remotum) terletak lebih dekat atau sinar datang tidak sejajar.2
Berdasarkan penyebabnya, miopia dapat dibedakan menjadi myopia aksialis
dan refraktif.8
1. Miopia aksialis
Terjadi karena panjangnya sumbu bola mata anteroposterior sehingga
bayangan benda difokuskan di depan retina.
2. Miopia refraktif
Bertambahnya indeks bias media penglihatan sehingga bayangan benda
terletak di depan retina. Penyebabnya terletak pada:
- Kornea: Kongenital: keratokonus dan keratoglobus. Didapat:
karatektasia, karena menderita keratitits, kornea menjadi lemah.
Oleh karena tekanan intraokuler, kornea menonjol ke depan.
- Lensa: Lensa terlepas dari zonula zinnii, pada luksasi lensa atau
subluksasi lensa, oleh kekenyalannya sendiri lensa menjadi lebih
cembung. Pada katarak imatur, akibat masuknya humor akueus,
lensa menjadi cembung.

9
- Cairan mata: pada penderita diabetes melitus yang tidak diobati,
kadar gula dari humor akueus meninggi sehingga daya biasnya
meninggi pula.
2.6 Faktor Risiko
a. Faktor genetik dapat menurunkan sifat kelainan refraksi ke keturunannya,
baik secara autosomal resesif maupun autosomal dominan.10,11 Pada sebuah
studi menunjukkan 33-60 % prevalensi miopia pada anak-anak yang kedua
orang tuanya memiliki miopia. Pada anak-anak yang memiliki satu orang
tua dengan miopia, prevalensinya adalah 23-40 %. Sebagian besar penelitian
menemukan bahwa ketika orang tua tidak memiliki miopia 6-15 % saja
anak-anak yang menderita myopia.3
b. Faktor lingkungan seperti kebiasaan beraktivitas atau bekerja dalam jarak
dekat termasuk membaca, menulis ataubekerja di depan komputer.
Dipercaya secara luas bahwa kejadian miopialebih sering terjadipada orang
yang bekerja dengan jarak yang terlalu dekat, hal inidisebabkan oleh spasme
akomodatif. Selama bekerja dengan jarak dekat,objek yang dilihat sedikit
terfokus ke retinaposterior, yang dapat menyebabkan spasme akomodatif,
perubahan bentuk dari objek di retina dan peningkatan panjang aksial bola
mata.6Hasil penelitian menunjukkan bahwa status refraksi lebih banyak
didapatkan pada siswa yang lamanya beraktivitas didepan komputer> 4 jam
setiap harinya (36,5%).11
c. Perubahan anatomi berupa panjang aksial, kedalaman ruang kamera anterior
dan kedalaman ruang vitreous meningkat. Ketebalan retina, choroidea, dan
sklera berkurang. Perubahan degeneratif terjadi di retina, choroidea, nervus
optik dan korpus vitreous.6Kelengkungan kornea yang lebih curam dan rasio
panjang aksial terhadap radius kornea itu> 3,00 D juga dapat menjadi faktor
risiko.3

10
2.7 Klasifikasi
Saat ini klasifikasi miopia yang disetujui di dunia adalah :6
a. Klasifikasi berdasarkan derajat beratnya miopia, terbagi atas:10
(1.) miopia ringan (1- 2 dioptri)
(2.) miopia sedang (> 2 -6 dioptri)
(3.) miopia berat atau tinggi (> 6 dioptri)
b. klasifikasi berdasarkan onset usianya, myopia terbagi atas:12
(1.) miopia kongenital (sejak lahir – < 6 tahun/sampai masa kanak-kanak)
(2.) remaja (6 - < 20 tahun)
(3.) dewasa muda (20 – 40 tahun )
(4.) dewasa tua (> 40 tahun)
c. Berdasarkan gejala klinik miopia terbagi atas:3
(1.) Simple miopia/miopia sederhana
Miopia yang berkembang dimasa kanak-kanak sering disebut onset
youthatau juvenile. Setelah simple miopia muncul pada masa kecil,
hampir selalu meningkat dalam hal keparahannya. Studi menemukaan
bahwa tingkat perkembangan miopia masa kanak-kanak rata-rata dari 0
sampai > 1 D per tahun, dan yang tertinggi berkisar 0,3 sampai 0,5 D per
tahun. Perkembangan miopia dari masa kanak-kanak biasanya berhenti
atau melambat di tengah sampai akhir remaja, dan lebih cepat untuk
anak perempuan daripada anak laki-laki.3
Meskipun etiologi simple myopia tidak diketahui, namun faktor
genetik dan lingkunagn berperan penting. Bekerja dengan jarak yang
terlalu dekat juga sebagai penyebabnya. Status refraksi mata dengan
simple miopia tergantung pada daya optik kornea, lensa kristalin, dan
panjang aksial. Pada mata emetrop, panjang aksial dan daya optik
berkorelasi berbanding terbalik.Simple miopia lebih umum terjadi
daripada jenis miopia lainnya, umumnya < 6 D, astigmatisme dapat
terjadi bersamaan dengan simple miopia.3

11
(2.) Nokturnal miopia
Nokturnal miopia terjadi pada kondisi gelap atau pencahayaan yang
sangat redup terutama pada kondisi untuk peningkatan respon
akomodasi yang terkait dengan rendahnya tingkat cahaya. Karena
berkurangnya kontras untuk stimulus akomodasi yang adekuat, sehingga
mata mengasumsikan fokus gelap antara posisi akomodasi dari pada
fokus untuk tak terhingga.3
(3.) Pseudomiopia
Umumnya ditemui pada pasien muda yang terlalu banyak bekerja
pada ruangan tertutup. Hal ini diakibatkan oleh overstimulus/rangsangan
yang berlebihan dan terus menerus terhadap mekanisme akomodasi
sehingga terjadi spasme pada otot-otot siliar. Pasien secara klinis tampak
rabun jauh, kondisi ini dinamakan demikian karena gejala pada pasien
hanya muncul karena respon akomodasi yang tidak tepat. 3
(4.) Degeneratifmyiopia/miopia patologi
Miopia patologi adalah myopia tinggi yang terkait dengan
perubahan patologi terutama di segmen posterior mata. Tingginya
derajat myopia ini disebabkan paningkatan panjang aksial bola mata.10
Derajat miopia yang tinggi terkait dengan perubahan degeneratif di
bagian posterior mata dikenal sebagai degeneratif atau patologis miopia.
Perubahan degeneratif dapat menyebabkan fungsi visual abnormal,
seperti penurunan koreksi terbaik pada ketajaman visual atau perubahan
bidang visual. Sequelae seperti detachment retina dan glaukoma relatif
umum terjadi. 3
(5.) Induced miopia
Induced myopia atau miopia yang didapat merupakan miopia hasil
paparan berbagai macam agen farmakologi, naik turunnya kadar gula
darah, terjadinya nuclear sclerosis pada lensa kristalin (setelah sekitar

12
usia 60 tahun)atau kondisi anomaly lainnya. Miopia ini sering sementara
dan reversible.3

2.8 Gejala Klinis Miopia


Gejala yang paling umum terkait dengan miopia yang tidak dikoreksi
adalah penglihatan jarak jauh kabur. Dalam simple miopia dan miopia
degenerative penglihatan jarak jauh kabur. Pada miopia nokturnal,
penglihatan jarakjauh kabur hanya dalam pencahayan redup atau dalam
kondisi gelap. Pada pseudomiopia, penglihatan jarak jauh kabur mungkin
konstan atau intermitten dengan lebih sering terjadi setelah bekerja dengan
jarak yang terlalu dekat. Penglihatan jarak jauh kabur pada miopia yang
diinduksi dapat bervariasi dari yang bersifat sementara (berlangsung
beberapa jam) sampai yang menetap, tergantung pada agen atau kondisi
tertentu yang menyebabkannya.3
Pasien dengan miopia akan memberikan keluhan sakit kepala, sering
disertai dengan juling dan celah kelopak sempit. Seseorang miopia
mempunyai kebiasaan mengenyiritkan matanya untuk mencegah aberasi
sferis atau untuk mendapatkan efek pinhole (lubang kecil).2
Gejala astenopia pada miopia tidak khas, jika astenopia hadir pada
pasien miopia biasanya akibat beberapa penyebab lainnya, seperti
astigmatisme, anisometropia, disfungsi akomodasi. Anak-anak dengan
miopia sederhana seringkali tidak sadar bahwa mereka terjadi penurunan
penglihatan jarak jauh, sampai mereka menemukan anak-anak yang lain
melihat lebih baik dari yang mereka bisa. Misalnya mereka memperhatikan
bahwa mereka tidak bisa membaca papan tulis sebaik teman sekelasnya.3

13
2.9 Diagnosis
a. Anamnesis : berupa keluhan pasien dengan penglihatan kabur bila
melihat jauh, mata cepat lelah, pusing dan mengantuk, cenderung
memicingkan mata bila melhat jauh. Tidak terdapat riwayat kelainan
sistemik seperti diabetes mellitus dan hipertensi. Serta faktor risiko
(genetik).13
b. Pemeriksaan tajam penglihatan
Pada pemeriksaan tajam penglihatan dipakai kartu baku standar
seperti kartu baca Snellen. Pemeriksaan ini dilakukan pada mata tanpa
atau dengan kacamata, setiap mata diperiksa terpisah. Biasakan
memeriksa tajam penglihataan kanan terlebih dahulu kemudian kiri lalu
mencatatnya.2
Koreksi refraksi yang paling sesuai adalah koreksi refraksi
minimal yang memberikan tajam penglihatan maksimal.10

2.10 Penatalaksanaan
a. Koreksi optik
Pengobatan pasien dengan miopia adalah dengan memberikan
kacamata spheris negatif terkecil yang memberikan ketajaman
penglihatan maksimal. Sebagai contoh bila pasien dikoreksi dengan -
3,0 memberikan tajam penglihatan 6/6, dan demikian juga bila diberi S-
3,25, maka sebaiknya diberikan lensa koreksi -3,0 agar untuk
memberiikan istirahat mata dengan baik sesudah dikoreksi.2

Gambar 11: Koreksi dengan lensa sferis konkaf (-) saat melihat jauh

14
dan dekat.5
b. Farmakoterapi
Agen sikloplegi kadang-kadang digunakan untuk mengurangi
respon akomodatif sebagai bagian dari pengobatan pseudomiopia.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa pemberian atropine dan
cyclopentolatetopikal sehari-hari mengurangi tingkat perkembangan
miopia pada anak-anak dengan miopia onset dini. Bagaimanapun
manfaat ininampak ketidaknyamanan dan risiko yang terkait dengan
cycloplegia kronis.3
c. Bedah
(1.) Radial Keratotomy (RK)
Di buat insisi radial di kornea paracentral, sehingga
melemahkan sebagian kornea. Bagian yang lemah sementara lebih
curampada kornea sentral rata. Jumlah keberhasilan perubahan
refraksi tergantung pada ukuran zona optik dan jumlahnya, serta
kedalaman sayatan. Komplikasi visual RK yang dilaporkan meliputi
variasi diurnal pada pembiasan dan ketajaman visual, silau, diplopia
monokular, meningkatnya astigmatisme, astigmatisme tidak teratur,
anisometropia yang diinduksi, dan bertahap bergeser ke arah
hypermetropia yang berlanjut selama berbulan - bulan atau bertahun
- tahun setelah Prosedur pembedahan.3
(2.) Excimer laser photorefractive keratectomy(PRK)
Merupakan prosedur di kornea yang menggunakan laser
ablationpada area sentral kornea. Hasil yang dikompilasi dari
beberapa penelitian terhadap prosedur ini menunjukkan bahwa 48-
92 % pasien telah mencapai visus6/6 (20/20) sesudah PRK.Kornea
yang kabur merupakan hal yang umum terjadi setelah PRK dan
membutuhkan waktu beberapa bulan untuk menghilangkannya.
Pasien Kadang-kadang melaporkan bahwa tanpa koreksi, mereka

15
melihat lebih baik dari sebelum operasi refraksi, akan tetapidengan
koreksi, mereka tidak melihat juga sebelum operasi.Komplikasi
yang mengancam penglihatan, terutama komplikasi kornea, terjadi
setelah 1-2 % PRK.3
(3.) Laser in situ Keratomileusis (LASIK)
Pada LASIK suatu mikrotom bermotor atau laserfemtosecond
(all-laser LASIK Intralasik) digunakan untukmemotong lapisan
tipis kornea berbentuk diskus, yangkemudian dilipat ke belakang.
Tindakan laser pada dasarstroma menghasilkan pembentukan ulang
(reshaping) korneayang terprogram dengan cermat sesuai
keinginan, dankemudian flap diposisikan kembali. LASIK untuk
miopia sedang, sedangkan pengangkatanlensa jernih dianjurkan
untuk miopia tinggi.14
2.11 Komplikasi
a. Ablasio Retina
b. Glaukoma simpel
c. Katarak.10
2.12 Prognosis
Prognosis untuk koreksi simple miopia sangat baik. Pasien
bisamencapai jarak pandang yang lebih baik dengan koreksi. Tergantung
padaderajat miopia, astigmatisme, anisometropia, danfungsi akomodasi
pasien.Pasien mungkin atau tidak mungkin melihatdengan koreksi dekat
lebih baik. Anak-anak dengan miopia sederhana harus diperiksa setiap
tahunnya. Tindak lanjutInterval 6 bulan sesuai untuk anak-anak yang
memiliki tingkat perkembangan miopia yang tinggi. Orang dewasa dengan
miopia sederhana seharusnya diperiksa setidaknya setiap 2 tahun.
Pemeriksaan lanjutan harus lebihsering biladidapatkan kondisi lain yang
ada bersama. Pasien dengan miopia nokturnal harus dievaluasi 3-4 minggu
setelah menerima koreksi untuk melihatpada malam hari, untuk

16
menentukan apakah koreksi telah menghilangkan gejala penglihatan buruk
di bawah kegelapandan/ataukondisi kesulitan mengemudi di malam hari.
Setelah gejala pasien mereda, pasien selanjutnya harus diperiksa setiap
tahunnya.3

17
BAB IV
KESIMPULAN

Miopia adalah kelainan refraksi umum yang dapat mempengaruhi


kejernihan penglihatan dan membatasi pilihan pekerjaan. Gejala utama miopia berupa
penglihatan jarak jauh kabur. Pada umumnya diperbaiki dengan lensa sferis negatif
yang sesuai. Simple miopia jauh lebih umum daripada jenis miopia lainnya.
Pengobatan untuk simple miopia adalah koreksi optik (yaitu, resep lensa kacamata
sferis negatif atau lensa kontak untuk dipulihkan ketajaman penglihatan jarak jauh).
Pilihan pengobatan lainnya termasuk kontrol miopia untuk mengetahuiperkembangan
miopia pada pasien yang meningkat atau penurunan miopia pada pasien yang
memiliki miopia stabil.
Pengobatan untuk miopia nokturnal adalah denganmemberikan koreksi
untuk melihat pada malam hari saja, untuk mengkompensasi fokus gelap akomodasi.
Manajemen untuk pseudomiopia menghilangkan kelebihan akomodatif yang
bertanggung jawab atas pseudomiopia Miopia degeneratif lebih parah daripada
bentuk miopia lainnya dan berhubungan dengan perubahan retina, berpotensi
menyebabkan hilangnya fungsi visual. Pengelolaan miopia degeneratif meliputi
koreksi dengan lensa negatif untuk memperbaiki jarak penglihatan dan pemantauan
perubahan retina dan okular. Karena miopia induksi dapat disebabkan oleh berbagai
macam agen dan kondisi tertentu, pengobatan miopia yang diinduksi seharusnya
disesuaikan dengan agen spesifik atau kondisi tertentu.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Mansjor, Arif M. 2001. Kapita Selekta, Edisi-3, Jilid 1. Jakaarta. Media :


Aesculapius FK UI. Hal.72.

2. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata edisi ke empat. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
2013. Hal. 65,67, 72-78.

3. Goss, A David., Grosvenor, P Theodore, etc. 2010. Optometric Clinical


Practice Guideline. Care of The Patient With Myopia. American
Optometric Association. Page. 3-26, 37-41.

4. Snell, S.R. 2012. Anatomi Klinis Berdasarkan system. Jakarta. Penerbit :


Buku kedokteran EGC. Hal. 622,624-6

5. Sherwood, L. 2012. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem, Edisi 6. Jakarta.


Penerbit : Buku Kedokteran EGC. Hal. 213-20

6. Czepita, D.2014. 1 : 96-101 Journal Russian Ophthalmology, Myopia :


Incidence, Pathogenesis, Management, and new Possibilities of
Treatment. Departement of Ophthalmology, Porneranian Medical
University, Szczecin, Poland. Page.99-96.

7. INFODATIN. 2014. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.


Situasi Gangguan Penglihatan dan Kebutaan. Hal.3.

8. Kalangi, W., Rares, L., Sumual, V. 2016. Jurnal Kedokteran Klinik. Kelainan
Refraksi di Poloklinik Mata RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Periode Juli 2014 – Juli 2016. Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi.Hal. 84.

9. Sofia, A., Dyah, Y. 2016. Unnes Journal of Public Health. Faktor-Faktor


yang Mempengaruhi Derajat Miopia pada Remaja (Studi di SMA
Negeri 2 Temanggung.) Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Universitas Negeri Semarang. ISSN 2252-6781.Hal.177.

10. Widodo, A., Prilia. 2007. Jurnal Oftamologi Indonesia, Vol. 5, No.1. Miopia
Patologi. Bagian/SMF Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran
Universitas Arlangga. RSUD Dr. Soetomo. Surabaya. Hal. 19-25.

19
11. Komariah, C., Wahyu, N. 2014. Hubungan status Refraksi dengan kebiasaan
Membaca, Aktivitas di Depan Komputer, dan Status Refraksi Orang
Tua pada Anak Usia Sekolah Dasar. Bagian Ilmu Kesehatan Mata,
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Fakultas Kedokteran, Universitas
Brawijaya. Vol. 28. No. 32. Hal. 138.

12. Falk, K. 2007. Primary Care Opthometry, 5th Edition. Hongkong. Publishing
Service Manager. Page. 44.

13. Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
Edisi 1. 2013. Hal.50.

14. Roderick B. Kornea. In: Vaughan & Asbury. Oftalmologi Umum Edisi 17.
Jakarta : EGC. 2009. Hal.413.

20

Вам также может понравиться

  • Cystoid Macular Edema
    Cystoid Macular Edema
    Документ26 страниц
    Cystoid Macular Edema
    Bonar Harahap
    Оценок пока нет
  • Case Status Epileptikus
    Case Status Epileptikus
    Документ20 страниц
    Case Status Epileptikus
    AlvinHadisaputra
    Оценок пока нет
  • Selulitis Preseptal
    Selulitis Preseptal
    Документ36 страниц
    Selulitis Preseptal
    Yosua
    Оценок пока нет
  • HKEKF - SOAL PREDIKSI BATCH 3 2019 - Unlocked
    HKEKF - SOAL PREDIKSI BATCH 3 2019 - Unlocked
    Документ152 страницы
    HKEKF - SOAL PREDIKSI BATCH 3 2019 - Unlocked
    stase jiwa
    Оценок пока нет
  • Clostridium Welchi.: Pembusukan (Decomposition)
    Clostridium Welchi.: Pembusukan (Decomposition)
    Документ5 страниц
    Clostridium Welchi.: Pembusukan (Decomposition)
    Andio Rahman
    Оценок пока нет
  • Referat Pendarahan Retina Fix
    Referat Pendarahan Retina Fix
    Документ48 страниц
    Referat Pendarahan Retina Fix
    Puteri Qotrunnada
    Оценок пока нет
  • DR - Melani Demam Rematik & Jantung Rematik
    DR - Melani Demam Rematik & Jantung Rematik
    Документ29 страниц
    DR - Melani Demam Rematik & Jantung Rematik
    Mahdi Yusuf
    Оценок пока нет
  • TUMOR LARING
    TUMOR LARING
    Документ28 страниц
    TUMOR LARING
    GusrieAnjli
    Оценок пока нет
  • Penatalaksanaan Eklampsia
    Penatalaksanaan Eklampsia
    Документ9 страниц
    Penatalaksanaan Eklampsia
    husnaa
    Оценок пока нет
  • PERSATUAN
    PERSATUAN
    Документ25 страниц
    PERSATUAN
    Arif Darmawardana
    Оценок пока нет
  • INVAGINASI PADA ANAK
    INVAGINASI PADA ANAK
    Документ17 страниц
    INVAGINASI PADA ANAK
    SYASA
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Corpus Alienum Kornea Faisyah Febyola
    Laporan Kasus Corpus Alienum Kornea Faisyah Febyola
    Документ22 страницы
    Laporan Kasus Corpus Alienum Kornea Faisyah Febyola
    Andi Meidin Anugerah
    Оценок пока нет
  • Status Ujian Katarak
    Status Ujian Katarak
    Документ33 страницы
    Status Ujian Katarak
    afdhalul mahfud
    Оценок пока нет
  • Case 2 - Hemianopia
    Case 2 - Hemianopia
    Документ47 страниц
    Case 2 - Hemianopia
    wawojr89
    Оценок пока нет
  • Rest Plasenta
    Rest Plasenta
    Документ15 страниц
    Rest Plasenta
    rangga
    Оценок пока нет
  • KATARAK CASE REPORT
    KATARAK CASE REPORT
    Документ68 страниц
    KATARAK CASE REPORT
    Danty Danestria
    Оценок пока нет
  • OTALGIA PRIMER
    OTALGIA PRIMER
    Документ5 страниц
    OTALGIA PRIMER
    rikarika
    Оценок пока нет
  • Katarak Traumatik Laporan
    Katarak Traumatik Laporan
    Документ6 страниц
    Katarak Traumatik Laporan
    wilfridus erik
    Оценок пока нет
  • Dermolipoma Orbita 8 Bulan
    Dermolipoma Orbita 8 Bulan
    Документ31 страница
    Dermolipoma Orbita 8 Bulan
    Elsa Puspita
    Оценок пока нет
  • Keratitis Lensa Konta1
    Keratitis Lensa Konta1
    Документ24 страницы
    Keratitis Lensa Konta1
    More Amo
    Оценок пока нет
  • VER FD Mulyono
    VER FD Mulyono
    Документ4 страницы
    VER FD Mulyono
    Fikri Putro
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Glaukoma
    Laporan Kasus Glaukoma
    Документ49 страниц
    Laporan Kasus Glaukoma
    InezSoraya
    Оценок пока нет
  • Case Gangguan Kepribadian Dissosial
    Case Gangguan Kepribadian Dissosial
    Документ20 страниц
    Case Gangguan Kepribadian Dissosial
    JoasVinsensiusDavian
    Оценок пока нет
  • Skrip Si
    Skrip Si
    Документ78 страниц
    Skrip Si
    nanohaniwieko
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus HIFEMA New
    Laporan Kasus HIFEMA New
    Документ19 страниц
    Laporan Kasus HIFEMA New
    joni
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Hanging
    Laporan Kasus Hanging
    Документ6 страниц
    Laporan Kasus Hanging
    nisaaa
    Оценок пока нет
  • Chorioretinitis Bener
    Chorioretinitis Bener
    Документ10 страниц
    Chorioretinitis Bener
    Rizal Irvanda
    Оценок пока нет
  • Refleksi Kasus Hematemesis Melena
    Refleksi Kasus Hematemesis Melena
    Документ4 страницы
    Refleksi Kasus Hematemesis Melena
    farah
    Оценок пока нет
  • OD Ambliopia Refraktif
    OD Ambliopia Refraktif
    Документ6 страниц
    OD Ambliopia Refraktif
    Dev Gianfranco Lumalessil
    Оценок пока нет
  • PTERIGIUM
    PTERIGIUM
    Документ32 страницы
    PTERIGIUM
    Linda95
    Оценок пока нет
  • Presentasi Kasus Anestesi Hanny LMA
    Presentasi Kasus Anestesi Hanny LMA
    Документ41 страница
    Presentasi Kasus Anestesi Hanny LMA
    Hanny Novia Rini
    Оценок пока нет
  • Histeria Konversi
    Histeria Konversi
    Документ16 страниц
    Histeria Konversi
    aulia
    Оценок пока нет
  • Miastenia Gravis
    Miastenia Gravis
    Документ43 страницы
    Miastenia Gravis
    Syarif Hidayat
    100% (1)
  • Kalazion Lapsus
    Kalazion Lapsus
    Документ6 страниц
    Kalazion Lapsus
    Jomet Bedahanestesi
    Оценок пока нет
  • Analisis Penggantungan
    Analisis Penggantungan
    Документ33 страницы
    Analisis Penggantungan
    kurnia
    100% (1)
  • Gonioskopi Teknik
    Gonioskopi Teknik
    Документ14 страниц
    Gonioskopi Teknik
    Neneng Susanti
    Оценок пока нет
  • Missed Abortion
    Missed Abortion
    Документ36 страниц
    Missed Abortion
    wawan saifullah
    Оценок пока нет
  • Laporan PBL 4 Kel 7
    Laporan PBL 4 Kel 7
    Документ23 страницы
    Laporan PBL 4 Kel 7
    Previasari Zahra Pertiwi
    Оценок пока нет
  • Laporan 4B
    Laporan 4B
    Документ16 страниц
    Laporan 4B
    risal didin
    Оценок пока нет
  • CSR Strabismus
    CSR Strabismus
    Документ17 страниц
    CSR Strabismus
    Adriyan Sikumalay
    Оценок пока нет
  • Jurnal Reading Mata
    Jurnal Reading Mata
    Документ6 страниц
    Jurnal Reading Mata
    Dharmawan Hutomo
    Оценок пока нет
  • ODS Moderate NPDR dengan CSME dan Katarak
    ODS Moderate NPDR dengan CSME dan Katarak
    Документ32 страницы
    ODS Moderate NPDR dengan CSME dan Katarak
    danukamajaya
    Оценок пока нет
  • ODS Presbiopi 42 Tahun
    ODS Presbiopi 42 Tahun
    Документ15 страниц
    ODS Presbiopi 42 Tahun
    Dhanis Hastin
    Оценок пока нет
  • PENGURUS CABANG KOTA PADANG BULAN SABIT MERAH INDONESIA
    PENGURUS CABANG KOTA PADANG BULAN SABIT MERAH INDONESIA
    Документ2 страницы
    PENGURUS CABANG KOTA PADANG BULAN SABIT MERAH INDONESIA
    Zulbasri Abbas
    Оценок пока нет
  • Makalah Pembunuhan Anak Sendiri
    Makalah Pembunuhan Anak Sendiri
    Документ24 страницы
    Makalah Pembunuhan Anak Sendiri
    Anyaa Genevieve
    Оценок пока нет
  • Lapkas Prolaps Tali Pusat
    Lapkas Prolaps Tali Pusat
    Документ20 страниц
    Lapkas Prolaps Tali Pusat
    rainaza
    Оценок пока нет
  • Basic Dari Ekg DR - David.spjp
    Basic Dari Ekg DR - David.spjp
    Документ44 страницы
    Basic Dari Ekg DR - David.spjp
    resakti arya
    Оценок пока нет
  • Lagoftalmus
    Lagoftalmus
    Документ15 страниц
    Lagoftalmus
    Mhd Rizky Habibie
    Оценок пока нет
  • Bismillah Referat Sodmi Anak Fix - Za
    Bismillah Referat Sodmi Anak Fix - Za
    Документ24 страницы
    Bismillah Referat Sodmi Anak Fix - Za
    Silvia Aruma Lestari
    Оценок пока нет
  • Preskas Presbiopia
    Preskas Presbiopia
    Документ82 страницы
    Preskas Presbiopia
    Brenda Karina
    Оценок пока нет
  • Diagnosis Miopia
    Diagnosis Miopia
    Документ3 страницы
    Diagnosis Miopia
    Verimai Dona
    Оценок пока нет
  • Tonsillectomy
    Tonsillectomy
    Документ48 страниц
    Tonsillectomy
    Elsya Aprilia
    Оценок пока нет
  • Referat Miopia-Putri
    Referat Miopia-Putri
    Документ13 страниц
    Referat Miopia-Putri
    atan
    Оценок пока нет
  • MIOPIA RINGAN
    MIOPIA RINGAN
    Документ16 страниц
    MIOPIA RINGAN
    TIA
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Miopi
    Asuhan Keperawatan Miopi
    Документ13 страниц
    Asuhan Keperawatan Miopi
    Putu Alen Renaldo
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Miopi
    Asuhan Keperawatan Miopi
    Документ22 страницы
    Asuhan Keperawatan Miopi
    uumi antari
    Оценок пока нет
  • Askep Miopi 2
    Askep Miopi 2
    Документ14 страниц
    Askep Miopi 2
    Brian nur fahmi
    Оценок пока нет
  • Askep Miopi
    Askep Miopi
    Документ19 страниц
    Askep Miopi
    Brian nur fahmi
    Оценок пока нет
  • Tutorial - Kelainan Refraksi
    Tutorial - Kelainan Refraksi
    Документ19 страниц
    Tutorial - Kelainan Refraksi
    Rahma Indah
    Оценок пока нет
  • Fisiologi Penglihatan
    Fisiologi Penglihatan
    Документ19 страниц
    Fisiologi Penglihatan
    zahr
    Оценок пока нет
  • Susunan Acara Muscab
    Susunan Acara Muscab
    Документ2 страницы
    Susunan Acara Muscab
    ghinagaffar
    Оценок пока нет
  • Analisis Isu Dan Gagasan Kreatif: Tugas Individu Agenda 4 Hari 2
    Analisis Isu Dan Gagasan Kreatif: Tugas Individu Agenda 4 Hari 2
    Документ8 страниц
    Analisis Isu Dan Gagasan Kreatif: Tugas Individu Agenda 4 Hari 2
    ghinagaffar
    Оценок пока нет
  • Sop Fimosis
    Sop Fimosis
    Документ3 страницы
    Sop Fimosis
    ghinagaffar
    Оценок пока нет
  • GAGAL JANTUNG AKUT DAN KRONIK
    GAGAL JANTUNG AKUT DAN KRONIK
    Документ5 страниц
    GAGAL JANTUNG AKUT DAN KRONIK
    ghinagaffar
    Оценок пока нет
  • VAGINITIS
    VAGINITIS
    Документ3 страницы
    VAGINITIS
    ghinagaffar
    Оценок пока нет
  • Sop Askariasis
    Sop Askariasis
    Документ3 страницы
    Sop Askariasis
    ghinagaffar
    Оценок пока нет
  • Kandidiasis Mulut: No. Dokumen: No. Revisi: Tanggal Terbit: Halaman
    Kandidiasis Mulut: No. Dokumen: No. Revisi: Tanggal Terbit: Halaman
    Документ3 страницы
    Kandidiasis Mulut: No. Dokumen: No. Revisi: Tanggal Terbit: Halaman
    ghinagaffar
    Оценок пока нет
  • Identifikasi Isu
    Identifikasi Isu
    Документ3 страницы
    Identifikasi Isu
    ghinagaffar
    Оценок пока нет
  • HORDEOLUM
    HORDEOLUM
    Документ3 страницы
    HORDEOLUM
    ghinagaffar
    Оценок пока нет
  • Gastritis penanganan singkat efisien
    Gastritis penanganan singkat efisien
    Документ3 страницы
    Gastritis penanganan singkat efisien
    ghinagaffar
    Оценок пока нет
  • BASILER DAN AMOEBA
    BASILER DAN AMOEBA
    Документ3 страницы
    BASILER DAN AMOEBA
    ghinagaffar
    Оценок пока нет
  • Sop Dermatitis Numularis
    Sop Dermatitis Numularis
    Документ3 страницы
    Sop Dermatitis Numularis
    ghinagaffar
    Оценок пока нет
  • Sop Angina Pectoris
    Sop Angina Pectoris
    Документ3 страницы
    Sop Angina Pectoris
    ghinagaffar
    Оценок пока нет
  • Sop Artritis Reumatoid
    Sop Artritis Reumatoid
    Документ4 страницы
    Sop Artritis Reumatoid
    ghinagaffar
    Оценок пока нет
  • Sop Alergi Makanan
    Sop Alergi Makanan
    Документ3 страницы
    Sop Alergi Makanan
    ghinagaffar
    Оценок пока нет
  • Anemia Besi Hamil
    Anemia Besi Hamil
    Документ4 страницы
    Anemia Besi Hamil
    ghinagaffar
    Оценок пока нет
  • Contoh Clinical Pathway DBD
    Contoh Clinical Pathway DBD
    Документ1 страница
    Contoh Clinical Pathway DBD
    ghinagaffar
    Оценок пока нет
  • Sop Alergi Makanan
    Sop Alergi Makanan
    Документ3 страницы
    Sop Alergi Makanan
    ghinagaffar
    Оценок пока нет
  • Referat Keratosis Obturanss
    Referat Keratosis Obturanss
    Документ27 страниц
    Referat Keratosis Obturanss
    ghinagaffar
    Оценок пока нет
  • Aulia-Venny DT Retensi Urin Dr. Indra
    Aulia-Venny DT Retensi Urin Dr. Indra
    Документ42 страницы
    Aulia-Venny DT Retensi Urin Dr. Indra
    Yohanes Malindo Wiyaa DBs-uno
    Оценок пока нет
  • Isi Referat Hipermetropi Dan Presbiopi
    Isi Referat Hipermetropi Dan Presbiopi
    Документ9 страниц
    Isi Referat Hipermetropi Dan Presbiopi
    ghinagaffar
    Оценок пока нет
  • Form Status Pasien THT
    Form Status Pasien THT
    Документ6 страниц
    Form Status Pasien THT
    Pangeran Baso
    Оценок пока нет
  • Referat Blefaritis
    Referat Blefaritis
    Документ15 страниц
    Referat Blefaritis
    ghinagaffar
    Оценок пока нет
  • Referat Keratosis Obturans
    Referat Keratosis Obturans
    Документ27 страниц
    Referat Keratosis Obturans
    Khairul Waldi
    Оценок пока нет
  • Referat Blefaritis
    Referat Blefaritis
    Документ15 страниц
    Referat Blefaritis
    ghinagaffar
    Оценок пока нет
  • Refraksi Mata Anomali
    Refraksi Mata Anomali
    Документ36 страниц
    Refraksi Mata Anomali
    ghinagaffar
    Оценок пока нет
  • Asli Bagian Ilmu Obstetri Dan Ginekologi 2
    Asli Bagian Ilmu Obstetri Dan Ginekologi 2
    Документ48 страниц
    Asli Bagian Ilmu Obstetri Dan Ginekologi 2
    ghinagaffar
    Оценок пока нет
  • ANOMALI REFRAKSI
    ANOMALI REFRAKSI
    Документ36 страниц
    ANOMALI REFRAKSI
    ghinagaffar
    Оценок пока нет
  • Status Koas Mata
    Status Koas Mata
    Документ6 страниц
    Status Koas Mata
    ghinagaffar
    Оценок пока нет