Вы находитесь на странице: 1из 13

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Head Loss dan Friction Loss didalam Pipa Horizontal


3.1.1 Pipa Nomor 2
Pada percobaan ini digunakan pipa nomor 2 dengan ID 0,023 ft. Dari data
percobaan di dapat bahwa nilai H (Head loss) berbanding lurus dengan V
(kecepatan aliran fluida). Hal ini disebabkan karena semakin cepat fluida tersebut
mengalir, maka semakin tinggi gesekan antara fluida dengan dinding pipa yang
menyebabkan tekanan menjadi lebih besar. Hal ini akan mengakibatkan nilai head
loss menjadi semakin meningkat pula. Sehingga semakin besar bukaan valve,
yang berfungsi sebagai pengatur laju aliran, maka semakin tinggi pula head loss
nya. Nilai head loss tertinggi terjadi pada bukaan valve 100% dan menurun pada
bukaan valve 75%, 50% dan 25%. Dibawah ini adalah grafik hasil percobaan yang
dilakukan.

20.0000

19.5000

19.0000
V (ft/det)

18.5000

18.0000

17.5000

17.0000
12.4 12.5 12.6 12.7 12.8 12.9 13 13.1 13.2
H (InchHg)

Gambar 3.1 Grafik Hubungan Kecepatan dengan Head Loss


Menurut teori, pada aliran turbulen nilai head loss akan sebanding dengan
nilai kecepatan aliran fluida dipangkatkan n. Semakin besar nilai kecepatan aliran,
maka akan semakin besar pula nilai head loss nya. Dan yang terlihat di grafik
adalah sesuai dengan teori dimana jika kecepatan semakin besar maka head
lossnya juga akan semakin besar.
1.12

1.115

1.11

log V 1.105

1.1

1.095
1.22 1.24 1.26 1.28 1.3
log H

Gambar 3.2 Grafik Hubungan log V dengan log H


Grafik hubungan log V dengan log H digunakan untuk mendapatkan
grafik hubungan kecepatan dan Head loss pada Gambar 3.1 dalam bentuk garis
lurus.
Pada percobaan didapatkan bahwa jenis aliran yang terjadi adalah aliran
turbulen. Karena NRe (Reynolds Number) yang didapat pada pipa 2 ini pada
semua bukaan memiliki nilai di atas 4000. Berikut adalah grafik hubungan
Reynolds Number dan f (fanning factor).
0.00601
0.006
0.00599
0.00598
0.00597
f

0.00596
0.00595
0.00594
0.00593
0.00592
29500 30000 30500 31000 31500 32000
NRe

Gambar 3.3 Grafik Hubungan NRe dengan Fanning Friction


Berdasarkan grafik hubungan Reynolds Number dengan Fanning Friction
terlihat bahwa semakin besar nilai Reynolds Number pada aliran, maka nilai
Fanning Friction-nya pun akan semakin kecil. Berdasarkan data percobaan
dengan nilai Reynolds Number-nya seperti pada data, maka aliran yang terjadi
adalah aliran turbulen. Data percobaan ini sesuai dengan teori yang terdapat pada
Figure 2.10-3 untuk aliran turbulen pada buku Transport Processes and Unit
Operations yang menjelaskan hubungan antara NRe dan fanning factor, yaitu
semakin tinggi nilai NRe maka nilai fanning factor-nya akan semakin rendah.
[Geankoplis, 1993].

3.1.2 Pipa Nomor 4


Pada percobaan ini digunakan pipa nomor 4 dengan ID 0,0563484 ft.
Sama seperti pipa 2, dari data percobaan didapat bahwa nilai head loss akan
semakin tinggi sesuai dengan bertambahnya kecepatan aliran fluida. Dibawah ini
adalah grafik hasil percobaan yang dilakukan.

8.6
8.4
8.2
V (ft/det)

8
7.8
7.6
7.4
7.2
7
0.0000 0.5000 1.0000 1.5000 2.0000 2.5000
H (InchHg)

Gambar 3.4 Grafik Hubungan Kecepatan Aliran dengan Head Loss


Bisa dilihat, kecepatan aliran fluida berbanding lurus dengan Head loss
nya. Tetapi jika diperhatikan, pada Lampiran B akan terlihat bahwa Friction loss
pada pipa 2 lebih besar daripada pipa 4. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa
Friction loss berbanding terbalik dengan Diameter pipa. Selain itu, semakin besar
kecepatan, Friction loss juga akan semakin besar. Sehingga semakin besar
bukaan, semakin besar pula Friction loss-nya.
0.94
0.93
0.92
0.91

log V
0.9
0.89
0.88
0.87
0.86
0.85
0 0.1 0.2 0.3 0.4
log H

Gambar 3.5 Grafik hubungan log V dengan log H pada pipa 4


Grafik hubungan log V dengan log H digunakan untuk mendapatkan
grafik hubungan kecepatan dan Head loss pada Gambar 3.4 dalam bentuk garis
lurus.
Berikut ini adalah grafik hubungan Reynolds Number dengan Fanning
Friction. Pada gambar 3.4 bahwa semakin besar nilai Reynolds Number pada
aliran, maka nilai Fanning Friction-nya pun akan semakin kecil. Berdasarkan data
percobaan dengan nilai Reynolds Number-nya seperti pada data, maka aliran yang
terjadi adalah aliran turbulen. Data percobaan ini sesuai dengan teori yang
terdapat pada Figure 2.10-3 untuk aliran turbulen pada buku Transport Processes
and Unit Operations yang menjelaskan hubungan antara NRe dan fanning factor,
yaitu semakin tinggi nilai NRe maka nilai fanning factor-nya akan semakin
rendah. [Geankoplis, 1993].
0.00555

0.0055

0.00545
f 0.0054

0.00535

0.0053

0.00525
40000 42000 44000 46000 48000 50000 52000
NRe

Gambar 3.6 Grafik Hubungan Reynolds Number dengan Fanning Friction


3.2 Head Loss dan Friction Loss didalam Elbow
3.2.1 Elbow 90o
Percobaan menggunakan pipa nomor 5 dengan ID 0,058 ft. Dari grafik
terlihat bahwa nilai Head loss akan semakin bertambah dengan naiknya kecepatan
aliran.
8.2
8
7.8
7.6
V (ft/det)

7.4
7.2
7
6.8
6.6
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4
H (InchHg)

Gambar 3.7 Grafik Hubungan Kecepatan Aliran dengan Head Loss


Pada elbow 90°, terjadi pembelokan pada pipa. Ini mengakibatkan terjadi
gesekan tambahan dari fluida terhadap sambungan elbow. Hal ini menyebabkan
Friction loss pada pipa ber-elbow semakin besar dari pipa yang lurus. Data
Friction loss pada pipa lurus dan elbow 90° dapat dilihat pada Lampiran B.
0.15
0.1
0.05
0
log V -0.050.82 0.84 0.86 0.88 0.9 0.92

-0.1
-0.15
-0.2
-0.25
-0.3
-0.35
log H

Gambar 3.8 Grafik hubungan log V dengan log H

Grafik hubungan log V dengan log H digunakan untuk mendapatkan


grafik hubungan kecepatan dan Head loss pada Gambar 3.7 dalam bentuk garis
lurus.
Berikut ini adalah grafik hubungan Reynolds Number dengan Fanning
Friction pada elbow 90°.
0.0056
0.00555
0.0055
0.00545
f

0.0054
0.00535
0.0053
40000 42000 44000 46000 48000 50000
NRe

Gambar 3.9 Grafik Hubungan Reynolds Number dengan Fanning Friction


Berdasarkan grafik hubungan Reynolds Number dengan Fanning Friction
terlihat bahwa semakin besar nilai Reynolds Number pada aliran, maka nilai
Fanning Friction-nya pun akan semakin kecil. Berdasarkan data percobaan
dengan nilai Reynolds Number-nya seperti pada data, maka aliran yang terjadi
adalah aliran turbulen. Data percobaan ini sesuai dengan teori yang terdapat pada
Figure 2.10-3 untuk aliran turbulen pada buku Transport Processes and Unit
Operations yang menjelaskan hubungan antara NRe dan fanning factor, yaitu
semakin tinggi nilai NRe maka nilai fanning factor-nya akan semakin rendah.
[Geankoplis, 1993]

3.2.2 Elbow 45o


Pada percobaan menggunakan pipa nomor 4 dengan ID 0,0563484 ft
didapatkan bahwa head loss semakin besar sebanding dengan kecepatan aliran.
Tetapi pada bukaan 100%, laju alir yang diamati sama dengan laju alir pada
bukaan 75%. Seharusnya semakin besar bukaan, semakin besar pula laju alirnya.
Kesalahan ini mungkin diakibatkan cepatnya laju alir air sehingga praktikan
kurang teliti dalam menentukan waktu yang diperlukan untuk mengalirkan air
setiap 10, 15, dan 20 liter tersebut.

8.1
8
7.9
7.8
V (ft/det)

7.7
7.6
7.5
7.4
7.3
7.2
7.1
0.0000 0.1000 0.2000 0.3000 0.4000 0.5000 0.6000 0.7000 0.8000
H (InchHg)

Gambar 3.10 Grafik Hubungan Kecepatan Aliran dengan Head Loss


Selain itu, persamaan nilai Head loss pada bukaan valve 100% diakibatkan
pembukaan [V7] guna membaca data Head loss pada manometer tidak serentak.
Sehingga ketelitian pembacaan ketinggian nilai ha dan hb menjadi berkurang.
Maka nilai Head loss yang didapat akan ikut menjadi tidak akurat.
0.91

0.9

0.89
log V
0.88

0.87

0.86

0.85
-0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0
log H

Gambar 3.11 Grafik Hubungan log V dengan log H


Grafik hubungan log V dengan log H digunakan untuk mendapatkan
grafik hubungan kecepatan dan Head loss pada Gambar 3.10 dalam bentuk garis
lurus.
Berikut ini adalah grafik hubungan Reynolds Number dengan Fanning
Friction pada elbow 90°.
0.00548
0.00546
0.00544
0.00542
0.0054
f

0.00538
0.00536
0.00534
0.00532
0.0053
43000 44000 45000 46000 47000 48000 49000
NRe

Gambar 3.12 Grafik Hubungan Reynolds Number dengan Fanning Friction


Berdasarkan grafik hubungan Reynolds Number dengan Fanning Friction
terlihat bahwa semakin besar nilai Reynolds Number pada aliran, maka nilai
Fanning Friction-nya pun akan semakin kecil. Berdasarkan data percobaan
dengan nilai Reynolds Number-nya seperti pada data, maka aliran yang terjadi
adalah aliran turbulen. Dikarenakan laju alir yang sama pada bukaan 75% dan
100%, maka Reynolds Number-nya pun sama. Data percobaan ini sesuai dengan
teori yang terdapat pada Figure 2.10-3 untuk aliran turbulen pada buku Transport
Processes and Unit Operations yang menjelaskan hubungan antara NRe dan
fanning factor, yaitu semakin tinggi nilai NRe maka nilai fanning factor-nya akan
semakin rendah. [Geankoplis, 1993].

3.3 Friction Loss didalam Enlargement dan Contraction


3.3.1 Pipa Enlargement
Pada percobaan ini, pipa yang digunakan yaitu pipa 2 yang disambung
dengan pipa 4. Sehingga terjadi pembesaran diameter pada pipa yang digunakan.
Berikut ini adalah grafik hubungan antara Fanning factor dan Reynolds
Number pada pipa Enlargement.
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
f

0.3
0.2
0.1
0
11800 11900 12000 12100 12200 12300 12400 12500 12600
NRe

Gambar 3.14 Grafik Hubungan Reynolds Number dengan Fanning Friction


Berdasarkan grafik, dapat dilihat bahwa aliran pada pipa Enlargement
yaitu turbulen karena nilai Reynolds Number di atas 4000. Grafik terlihat seperti
garis lurus. Ini diakibatkan karena fanning factor pada tiap bukaan bernilai sama
yaitu 0,694538. Karena rumus mencari fanning factor pada pipa Enlargement
yaitu 1- (A1/A2)^2. Karena pipa yang digunakan pada praktikum hanya satu pipa
lurus yang mengalami pembesaran, maka luas penampang pipa akan sama.
Sehingga pada semua bukaan, nilai fanning factor akan sama pula.
3.3.2 Pipa Contraction
Pada percobaan ini, digunakan pipa nomor 4 yang mengalami contraction
menjadi pipa 2. Jadi terjadi penyusutan diameter pada pipa yang digunakan.

Berikut adalah grafik hubungan antara Fanning factor dengan Reynolds


Number pada contraction adalah sebagai berikut

0.45
0.4
0.35
0.3
0.25
f

0.2
0.15
0.1
0.05
0
29500 30000 30500 31000 31500 32000
NRe

Gambar 3.16 Grafik Hubungan Reynolds Number dengan Fanning Friction


Berdasarkan grafik, dapat dilihat bahwa aliran pada pipa Enlargement
yaitu turbulen karena nilai Reynolds Number di atas 4000. Grafik terlihat seperti
garis lurus. Ini diakibatkan karena fanning factor pada pipa contraction dengan
A2/A1 < 0,715 yaitu 0,4. Sehingga grafik akan terlihat seperti garis lurus.

3.4 Head Loss dan Friction Loss di dalam Venturimeter


20.0000

19.5000

19.0000
V (ft/det)

18.5000

18.0000

17.5000

17.0000
12.4 12.5 12.6 12.7 12.8 12.9 13 13.1 13.2
H (InchHg)

Gambar 3.17 Grafik Hubungan Kecepatan Aliran dengan Head Loss


Dari grafik diatas terlihat bahwa nilai Head loss meningkat seiring dengan
bertambahnya kecepatan aliran fluida. Hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa nilai head loss berbanding lurus dengan nilai kecepatan aliran
fluidanya.
0.8
0.79 y = 0.4821x - 1.2571
0.78
0.77
0.76
log V

0.75
0.74
0.73
0.72
0.71
0.7
4.1 4.15 4.2 4.25 4.3
log ∆P

Gambar 3.18 Grafik Hubungan log V dengan log ∆P Pada Venturimeter


Grafik hubungan log v dan log ∆P juga berfungsi untuk meluruskan grafik
pada aliran turbulen. Karena grafik hubungan kecepatan aliran dengan Head loss
pada aliran turbulen seharusnya adalah melengkung atau tidak lurus. Jadi untuk
meluruskan grafik tersebut digunakan grafik logaritmik.
Dari Gambar 3.18 didapatkan persamaan garis lurus yaitu:
y = -1,2571 + 0,4821x (3.1)
dengan slope dan intersep masing-masing adalah 0,4821 dan -1,2571.
Dari Grafik log V dan log ∆P dapat ditentukan laju alir dari fluida. Laju
alir fluida dapat ditentukan dengan rumus:
Log V = n Log ∆P + Log C (3.2)
Persamaan 3.1 diubah menjadi:
V = ∆P n . C (3.3)
Dimana:
n = slope grafik hubungan log V dengan log H
log C = Intersep dari grafik hubungan log V dengan log ∆P (Gambar 3.18)
Dari Gambar 3.18 didapatkan n = 0,4821 dan log C = -1,2571. Laju alir V
dihitung dengan mengubah persamaan 3.1 menjadi persamaan 3.2. Laju alir pada
percobaan ini dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Laju Alir Fluida pada Venturi dan Hasil Percobaan
Kecepatan pada Kecepatan pada
Bukaan perhitungan percobaan
(%) (ft/det) (ft/det) % Kesalahan
25 5,379824 5,1462334 4,342%
50 5,434707 5,701329 4,9059%
75 5,904145 5,9245382 0,3454%
100 6,196006 6,166644 0,4739%

Persentase kesalahan pada percobaan dan perhitungan pada venturi sangat


kecil yaitu 4,3842; 4,8596; 0,3011 dan 0,5178 % pada masing-masing bukaan
valve 25, 50, 75, dan 100 %. Hal ini berarti percobaan sesuai dengan perhitungan
yang dilakukan.

0.00601
0.006
0.00599
0.00598
0.00597
f

0.00596
0.00595
0.00594
0.00593
0.00592
29500 30000 30500 31000 31500 32000
NRe

Gambar 3.19 Grafik Hubungan Reynolds Number dengan Fanning Friction


Berdasarkan data percobaan pada grafik pipa contraction, hubungan
Reynolds Number dengan Fanning Friction terlihat bahwa semakin besar nilai
Reynolds Number pada aliran, maka nilai Fanning Friction-nya pun akan semakin
kecil. Berdasarkan data percobaan dengan nilai Reynolds Number-nya seperti
pada data, maka aliran yang terjadi adalah aliran turbulen. Data percobaan ini
sesuai dengan teori yang terdapat pada Figure 2.10-3 untuk aliran turbulen pada
buku Transport Processes and Unit Operations yang menjelaskan hubungan
antara NRe dan fanning factor, yaitu semakin tinggi nilai NRe maka nilai fanning
factor-nya akan semakin rendah. [Geankoplis, 1993].

Вам также может понравиться