Вы находитесь на странице: 1из 3

KELOMPOK 7

Annisa Aul Jannah

Arfiani Juhran

LILA

SONIA

FIKA

Cold Chain

Vaksin merupakan komponen utama dalam program imunisasi dimana


ketersediaannya harus terjamin sampai ke sasaran. Sesuai dengan PP 38 tahun 2007 tetang
kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonomi dan Peraturan
Menteri Kesehatan No. 439/ MENKES/ PER/ VI/ 2009 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Kesehatan No. 1575/ MENKES/PER/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Depkes, antara lain menyebutkan bahwa kewenangan pemerintah pusat menyediakan
obat esensial tertentu dan obat sangat esensial untuk pelayanan kesehatan dasar. Selain itu
pemerintah juga menjamin ketersediaan bahan imunisasi yang aman, bermutu, efektif,
terjangkau, dan merata bagi masyarakat untuk upaya pengendalian penyakit menular melalui
imunisasi (Undang - Undang Kesehatan RI No. 36/09).

Sejak ditemukannya vaksin dan tehnik pembuatan vaksin yang semakin berkembang
pesat hingga saat ini, ada satu hal yang mutlak harus ada bila kita berbicara tentang
penyimpanan vaksin, yaitu rantai dingin atau cold chain, yaitu suatu sistim penyimpanan
vaksin dengan suhu antara 2 – 8 derajat Celsius, agar supaya komponen dalam vaksin yang
bersifat bioaktif tidak mengalami kerusakan karena suhu yang tinggi atau suhu yang terlalu
rendah, sehingga dengan suhu penyimpanan yang tepat, potensi proteksi vaksin akan tetap
terjaga maksimal hingga waktu yang telah ditentukan oleh pabrik pembuat vaksin, yang
ditentukan dengan yang disebut Expiration Date atau Waktu Kadaluarsa vaksin.

Permasalahan Cold Chain


Semua perlengkapan dan sistem rantai dingin atau cold chain ini, sejak dari pabrik
pembuat vaksin hingga mencapai tempat dokter dan pasien pemakai vaksin, adalah rumit dan
berharga mahal. Jika ada kelainan atau kerusakan atau gangguan pada salah satu mata rantai
tersebut diatas, maka vaksin tersebut sudah pasti akan mengalami kerusakan pada molekul
bioaktif-nya sehingga mutu dan potensi proteksi vaksin tersebut diragukan, dengan akibat
vaksin tersebut tidak dapat lagi dipakai untuk tujuan imunisasi terhadap suatu jenis penyakit
infeksi tertentu yang ditujukan oleh vaksin tersebut.
Setiap tahun diseluruh dunia ada sekitar 50% lebih vaksin yang terbuang percuma
karena masalah gangguan sistim rantai dingin atau cold chain ini, yang terjadi selama
perjalanan dari pabrik pembuat hingga ke tempat tujuan vaksin. Bisa kita bayangkan berapa
banyak pemborosan yang terjadi karenanya.

Pentingnya Sistem Rantai Dingin Atau Cold Chain Untuk Vaksin


Karena hormon, vaksin dan beberapa jenis antibiotika adalah merupakan produk
biologi yang tidak stabil dan mudah menjadi rusak akibat pengaruh suhu dan kelembaban
udara yang tinggi. Vaksin, hormon dan antibiotika seringkali memerlukan fasilitas pendingin
untuk mencegah kerusakan struktur kimiawinya, karena perubahan dan kerusakan struktur
kimiawinya dapat menyebabkan kehilangan potensi dan menjadi tidak berguna bagi
pengobatan lagi.

Pemantauan Cold-Chain
Untuk melakukan pemantauan suhu rantai dingin (cold chain) vaksin maka digunakan
pemantau suhu. Pada kamar dingin (cold room) alat pemantau suhu berupa lampu alarm yang
akan menyala bila suhu di dalamnya melampaui suhu yang ditetapkan. Untuk memantau suhu
lemari es selain menggunakan termometer yang terletak pada dinding luar lemari es juga
menggunakan termometer yang diletakkan dalam lemari es.
Agar vaksin tetap mempunyai potensi yang baik sewaktu diberikan kepada sasaran
maka vaksin harus disimpan pada suhu tertentu dengan lama penyimpanan yang telah
ditentukan di masing¬-masing tingkatan administrasi. Untuk menjaga rantai dingin vaksin
yang disimpan pada lemari es di Puskesmas, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Pengaturan dan penataan vaksin di dalam lemari es
2. Pengontrolan suhu lemari es dengan penempatan termometer di dalam lemari di tempat
yang benar dan pencatatan suhu pada kartu suhu atau grafik suhu sebanyak dua kali sehari
pada pagi dan siang hari
3. Pencatatan data vaksin di buku catatan vaksin meliputi tanggal diterima atau dikeluarkan,
nomor batch, tanggal kadaluarsa, jumlah diterima atau dikeluarkan dan jumlah sisa yang ada.
Susunan vaksin dalam lemari es harus diperhatikan karena suhu dingin dari lemari
es/freezer diterima vaksin secara konduksi.

Daftar Pustaka

(Warihwati, 2009)Warihwati, R. (2009). Menjamin Kualitas Vaksin dengan Manajemen


Rantai Dingin.

Вам также может понравиться