Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Steril adalah tidak adanya kontaminasi mikroba hidup dalam
produk parenteral (Dom king : 165). Steril adalah suatu kondisi yang
(Lachman 3 : 1254).
Larutan untuk mata adalah larutan steril yang dicampur dan
garam alkaloid, antibiotik atau bahan lain yang dimaksudkan untuk insilasi
kedalam mata (Scoville’s : 221). Tetes mata adalah sediaan steril berupa
pada selaput lendir mata disekitar kelopak mata dan bola mata (FI III : 10).
1. Maksud percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah memahami alasan sterilisasi
2. Tujuan percobaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Steril adalah tidak adanya kontaminasi mikroba hidup dalam
produk parenteral (Dom king : 165). Steril adalah suatu kondisi yang
(Lachman 3 : 1254).
Tetes mata adalah larutan steril, bebas partikel asing, merupakan
Untuk larutan obat mata tertentu, seperti garam alkaloid, dimana khasiat
dekat ph cairan air mata, namun cukup rendah untuk menjaga bahan
tekanan osmosis yang sebanding dengan cairan air mata sehingga larutan
orbital tulang dan dibuat oleh jaringan lemak dan ikat. Aspek arterior di
ekspos dan terdiri dari permukaan karena transparan sclera buram dan
membram konjugativa bola mata itu sendiri dilindungi oeh kelopak mata
1. Kelopak mata
Kelopak mata mempunyai dua tujuan : perlindungan mekanik
dari kelopak mata dilumasi oleh air mata, gabungan sekresi kedua
kelenjar laksimal dari sel-sel khusu yang berada pada kedua bulbar yang
Kantong disebut forniks selperior dan inferior (kubah) dan seluruh ruah
palpera dan sudut mata dimana kelopak mata bertemu adalah canthin
yang disebut orbit. Dinding bola mata manusia (bulbus, globe) terdiri dar
(Rps 21 th : 851).
transparan jelas. Yang mana bagian enterior dari lapisan luar membentuk
ini tanpa pembuluh darah selama sisa 2/3 dari dunia kalogen kaya serat
memelihara jaringan dari bagian interior ini, dan bsarnya putih kecuali bila
Kornea sedikit lebih tebal dari sklera dan ketebalan dari 500
dari lapisan paling enterior, ini adalah hidrofobik epiler skuamoza berlapis,
yang adalah dilapisi oleh membrane bowman. Kemudian stroma dan
Stroma adalah jaringan elastis hidrofilik dari jaringan iakt yang sangat
terorganisir dan lapisan yang tebal dari kornea, kaya akan serat kologen,
badan silika dan iris. Kolorel terdiri dari lapisan tengah pembuluh darah
cincin dari jaringan otot di sekitar pupil disekitar lubang centric yang
bertindak sebagai cerah variable untuk control diameter pupil dan
demikian tingkat cahaya yang masuk. Kanal dari schlem, salah satu jalur
penting untuk keluar dari cairan humor, berada disudut ini, Membran bruch
c. Saraf retina
Sel saraf khusus untuk membedakan putih dari hitam (gulungan) atau
warna lerdas (kerucut). Selain itu retina terdiri dari sel –sel yang
menyedrakan struktur (erosit dan miseller sel) atau kontribusi untuk fungsi
dari defeksi foto atau sinyal proksing sel (gangliun) yang mulai proses
(Rps 21 th :852).
d. Inti mata
dengan iris dan berlabuh oleh serat sclera ke tubuh silia. Lensa terdiri dari
satu lapisan sel epitel replikasi dengan ultra meratakan ke lapisan tipis
serat pipih krital penuh lensa satu-satunya jaringan dalam tubuh yang
Cairan dan vitreus humor adalah celah antara struktur padat dari
mata. Cairan enterior dunia untuk lensa dan bertanggung jawab untuk
Kulit atau kelopak mata lebih tipis dari pada kulit dibagian tubuh
yang lain, ini tentu saja memudahkan pelipatan dan pembukaan dan
membram adalah lipolodal dan membentuk bagian dari lapisan air mata
membentuk oil desac, dibagi pada giliranya menjadi forniks superior dan
besar nutrisinya. Oksigen dan zat lain di serap dari lapisan air mata dan
luar dan epitelium dalam yang sangat lipid dan bagian tengah yaitu stroma
menetral kan air mata. pH tetes mata dengan cepat di konversi ke rentang
lemak dari alkaloid, R3N1 melewati rendah lemak, dan kaya karakteristrik
bagian dalam kelopak mata, membram lainnya longgar melekat pada bola
kencangan tutup.
Penyakit atau gangguan pada mata ( Ansel : 555-556)
1. Miotik
2. Midriatik dan siklopeglik
3. Anestetika lokal
4. Zat antiradang
5. Antiseptic lokal
6. Zat antimikroba
7. Astrigen dan pelindung topikal
B. Urain Bahan
1. Atropin sulfat (FI IV : 115, Martindal 36 th : 12-19)
RM / BM : (C17H23NO3)2H2SO4.H2O / 699,84
pH : 3,5-6
benzoate
Konsentrasi : 0,5 %
RM / BM : H2O / 18,02
RM / BM :-
Kegunaan : Pengawet
pH : 5-8
Konsentrasi : 0,01-0,02%
RM / BM : C10H14N2NO2CO / 336,21
pH : 4,0-6,0
Konsentrasi : 0,1 %
RM / BM : Na2HNO4 / 141,96
Pemerian : Berupa Kristal putih atau hamper putih tidak
berbau
kering
Keguanaan : Pendapar
pH : Sekitar 9,5
Konsentrasi : 0,284 %
RM / BM : NaH2PO4 / 11.98
Pemerian : Tidak berbau, tidak bewarna atau putih hampir
sedikit kistal
Kegunaan : Pendapar
pH : 4,1-4,5
saluran pencernaan
Konsentrasi : 0,56 %
RM / BM : (C16H19NO)n / 2500-3000.000
kloroform P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Keguanaan : Pengviskositas
Konsentrasi : 2-10 %
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
kimia, gelas ukur, kertas perkamen, kertas saring, lap kasar, sendok
B. Prosedur kerja
dengan metode sterilisasi. Dilarutkan zat aktif dengan aqua pro injeksi
BAB IV
FORMULA ATROPINE SULFAT EYEDROPS
A. Formula Asli
Atropin sulfat ® Eyedrops
B. Rancangan Formula
Tiap 10 ml mengandung
Artopin sulfat 0,5 %
Benzalkonium klorida 001 %
NaH2PO4 0,56 %
Na2HPO4 0,284 %
Dinatrium EDTA 01 %
PVP 2%
NaCl 0,5 %
Aqua pro injeksi ad 100 %
C. Master Formula
Nama produk : Hitropin ® Eyedrops
Jumlah produk : 10 botol @ 10 ml
Tanggal formula : 25 April 2018
Tanggal produksi : 25 mei 2018
No. Registrasi : DKL18070400846 AI
No. Batch : G 18007
D. Tabel
Formula Asli
PT HIDRO FARMA
Makassa-Indonesia Tanggal Formula = 25 April 2018 Dibuat Oleh = Golongan C
Tanggal produksi = 25 mei 2018 Disetujui oleh = Asisten
Kode produksi Nama Bahan Kegunaan Perdosis Perbatch
01-ATST Atropin Sulfat Zat Aktif 50 mg 0,5 g
02-Ben Cl Benzalkonium Klorida Pengawet 1 mg 0,01 g
Natrium Dihodrogen
03-NaH2PO4 fosfat Pendapar 56 mg 0,56 g
Dinatriun hidrogen
04-Na2HPO4 Fosfat Pendapar 28,4 mg 0,284 g
Pembantu
05-Na2 EDTA Dinatrium EDTA pengawet 10 mg 0,1 g
06-PVP Povidon pengental 200 mg 2g
07-NaCl Natrium Klorida Pengisotonis 50 mg 0,5 g
08-Api Aqua Pro Injeksi Pembawa 10 mg 100 ml
E. Dasar Formula
Steril adalah tidak adanya kontaminasi mikroba hidup dalam
produk parenteral (Dom King : 165). Steril adalah suatu kondisi absolut
dan harus atau dianggap secara relatif sebagai bahan atau hamper steril
adalah suatu proses yang digunakan pada sediaan farmasi yang berarti
pengemasan yang cocok (Ansel : 541). Larutan mata adalah larutan steril
atau larutan minyak dari alkaloid, garam alkaloid, antibiotik atau bahan lain
karbohidrat, enzim (lisozim) dan asam organik. Cairan laksimal terdiri dari
(Scoville’s : 221).
nitrat atau fenilfraksa (III) asetat 0,002 % b/v, benzalkonium klorida 0,01 %
b
/v, klorheksidina asetat 0,01 % b/v, yang pemilihannya didasarkan atas
Selama waktu tetes mata itu dimungkinkan digunakan (FI III : 10). Larutan
(Lachman 3 : 1317).
pemberian obat dan disperse, fisiologi dan fungsi organ. Tidak seperti
sederhana aksi pertahanan oleh air mata dan sebuah enzim di temukan
dari asam tropan dengan tropanol atau skopin (basa organik) walaupun
(OOP : 512).
hambatannya lebih kuat terhadap yang eksogen. Pada dosis kecil sekitar
(0,25 mg) misalnya, atropine hanya menekan sekresi air liur, mucus
yang lebih besar (0,5-1,0 mg) baru terlihat dilatasi pupil, gangguan
dari selaput lendir, mata dan sampai batas tertentu melalui kuilit yang utuh
(martindale 36 th :1220-1221).
hari sampai seminggu. Dalam keadaan infeksi perlu diberikan dua atau
kornea yang utuh dapat dikemas dalam wadah dosis ganda. Meskipun
dengan tidak sengaja yang masuk ke dalam larutan ketika wadah terbuka
selama pemakaian. Pengawet yang tetap dan konsentrasi maksimal dari
(Ansel : 542).
spektrum luas, tetapi para ahli farmasi harus hati-hati ketidak cocokan
dengan obat-obatan anionik, salisilat dan nitrat dan untuk larutan yang
berisi salah satua bahan ini maka harus dipakai salah satu pengawet
dapat banyak didalam tubuh dan terlihat didalam banyak proses fisiologis
(Scoville’s : 228).
5. Natrium EDTA
Dalam konsentrsi yang dapat diterima oleh jaringan mata, bahan
telah diamati. Oleh karena itu biasanya dimasukkan 0,1 % natrium EDTA
6. PVP (Viskositas)
penebalan air mata film dan meningkatkan wadah kornea kimia yaitu
atau viskositas dalam sejumlah suspensi dan larutan topical dan oral.
Kelarutan sejumlah obat aktif yang sulit larut dapat ditingkatkan dengan
WFI adalah pembawa yang paling banyak digunakan dan penting untuk
bebas pirogen dan harus dibuat dengan destilasi dan osmosis terbalik
G. Perhitungan
1. Perbahan
a. Atropin sulfat =
b. Benzalkonium klorida =
c. NaH2PO4 =
d. Na2HPO4 =
e. Dinatrium EDTA =
f. PVP =
g. NaCl =
2. Perbatch
a. Atropin sulfat = 50 mg x 10 = 500 mg
b. Benzalkonium klorida = 1 mg x 10 = 10 mg
c. NaH2PO4 = 56 mg x 10 = 560 mg
d. Na2HPO4 = 28,4 mg x 10 = 284 mg
e. Dinatrium EDTA = 10 mg x 10 = 100 mg
f. PVP = 200 mg x 10 = 2000 mg
g. NaCl = 50 mg x 10 = 500 mg
h. Aqua pro injeksi ad = 10 ml x 10 = 100 ml
3. Perhitungan Tonisitas
a. Penurunan Titik Beku
B= (Scoville’s ; 158)
B=
B = 0,05 (Hipotonis)
b. Ekivalensi
Ekivalensi NaCl adalah sejumlah NaCl (g) yang menghasilkan
Ʃ = 0,0451
Keterangan :
W = bobot isotonis yang dicari
V = volume larutan yang dibuat
E = ekivalen NaCl (lihat ditabel FI IV :1236)
W = bobot zat khasiat (g)
W= – (W x E) (R.Voigt : 488)
W = 0,09 g – 0,0451 g
W = 0,0449 g 0,050 g
BAB V
PEMBAHASAN
Steril adalah tidak adanya kontaminasi mikroba hidup dalam produk
parenteral (DOM King;165), larutan untuk mata dalah larutan steril yang
Sediaan mata harus steril karena air mata kecuali darah tidak
aksi pertahanan oleh air mata, dan sebuah enzim ditemukan dalam air
yang di ubah menjadi bentuk basa bebas yang biasanya larut dalam
lemak dan dengan mudah menstranfer ke dalam sel epitu yang kaya
propra (stroma). Lapisan ini adalah laminar, rendah lemak dan kaya
dapat dengan cepat menyebar ke iris dan tiba silia, tempat aksi
sedangkan pH sediaan mata 7,4 jadi dipilih dapar fospat yang memiliki
nilai kapasitas 6,5 yang cocok untuk tetes mata atropin sulfat.
sediaan lebih kecil daripada tekanan osmotik darah dalam tubuh. Hal ini
sel darah merah (Formulasi Steril Hal 50). Untuk mencegah pecahnya sel
osmotik yang sama dengan cairan tubuh manusia, ketika larutan yang
volume larutan. Sistem larutan yang lemah ini disebut hipotonis dan
(Scovilles:152)
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
R.Voight. 1994. Pelajaran Teknologi Farmasi edisi IV. Gadjah Mada Press:
Yogyakarta.
9th
Scoville’s. 1975. The Art of Compounding Edition. Megraw Hill Book
Company : Newyork.