Вы находитесь на странице: 1из 4

BAB 1

PENDAHULUAN

Bab ini menjabarkan latar belakang, tujuan dan sistematika penulisan Karya Ilmiah
Akhir Ners (KIAN).

1.1 Latar Belakang

Program studi S1 Keperawatan adalah suatu pendidikan yang bertujuan untuk


menghasilkan perawat yang profesional melalui dua tahapan pendidikan yakni tahapan
pendidikan akademik dan profesi. Pada tahap akademik mahasiswa mendapatkan teori-
teori dan konsep-konsep. Mata kuliah pada tahap ini terbagi menjadi kelompok mata
kuliah yang sifatnya umum, mata kuliah penunjang seperti mata kuliah medis yang
secara tidak langsung menunjang mata kuliah keperawatan dan mata kuliah keahlian
berupa mata kuliah keperawatan. Sedangkan pada tahap pendidikan profesi mahasiswa
diberi kesempatan mengalami pembelajaran langsung di wahana praktik. Program
pendidikan profesi Ners menghasilkan perawat ilmuwan (Sarjana Keperawatan) dan
Ners (First Profesional Degree) dengan sikap, tingkah laku, dan kemampuan
profesional, serta akuntabel untuk melaksanakan asuhan keperawatan atau praktik
keperawatan dasar secara mandiri. Program Pendidikan Profesi Ners memiliki landasan
keilmuan yang kokoh, dan landasan keprofesian yang mantap sesuai dengan sifatnya
sebagai pendidikan profesi. Kedua tahap pendidikan keperawatan ini harus diikuti,
karena keduanya merupakan tahapan pendidikan yang terintegrasi sehingga tidak dapat
dipisahkan antara satu sama lain (Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 2005).

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan Ikatan Perawat Profesi Indonesia
(IPPI) telah merumuskan tujuan Pendidikan Profesi Ners adalah menerapkan IPTEK
terkini dalam praktik keperawatan berdasarkan etik, hukum, dan sosial budaya; mampu
berkompetisi dalam bidang keperawatan; melakukan penelitian ilmiah dasar dan terapan
untuk mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) keperawatan;
menerapkan hasil penelitian yang inovatif dalam praktik keperawatan (Evidence Based
Nursing/EBN); menjadi pemrakarsa dalam menyelesaikan masalah kesehatan di

1
2

masyarakat dan mengembangkan jejaring lintas program dan sektoral untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat di bidang pelayanan keperawatan.

Adapun kompetensi lulusan Ners adalah mampu berkomunikasi secara efektif dalam
bahasa nasional dan internasional; menerapkan aspek etik dan legal dalam praktik
keperawatan di tatanan pelayanan kesehatan; melaksanakan asuhan keperawatan
profesional di klinik dan komunitas; menerapkan kepemimpinan dan manajemen
keperawatan; mengembangkan hubungan interpersonal; melakukan penelitian dan
mengembangkan profesionalisme melalui belajar sepanjang hayat. Program Studi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Wiyata Husada Samarinda
merupakan merupakan institusi pendidikan tenaga kesehatan unggul di Kalimantan
tahun 2018. Melaksanakan pembelajaran yang inovatif dan bimbingan secara efektif
berbasis perkembangan IPTEK menuju luaran yang unggul, terstadarisasi dan berdaya
saing nasional.

Penulis membentuk pengalaman selama proses pendidikan dengan berbagai target


kompetensi di antaranya adalah mampu memberikan asuhan keperawatan dasar kepada
pasien dengan gangguan pada semua sistem, melakukan praktik keperawatan berbasis
bukti (Evidence Based Nursing/ENB) dan melakukan inovasi pada praktik keperawatan
yang berbasis bukti.

Pemberian asuhan keperawatan diterapkan pada berbagai kasus gangguan sistem. Kasus
kelolaan yang penulis pilih dan dilaporkan sebagai kasus utama adalah kasus apendicitis
pada setting Unit Gawat Darurat (UGD). Berdasarkan pertimbangan kasus tersebut
merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering pada anak-anak maupun
dewasa. Insidensi tertinggi pada kelompok umur 20-30 tahun, walaupun jarang ditemui
diatas 65 tahun tetapi sering berakibat pada apendisitis perforasi. Insidensi pada laki-
laki dan perempuan umumnya sebanding, kecuali pada umur 20-30 tahun, insidensi
lelaki lebih tinggi. Risiko seseorang terkena apendisitis akut sepanjang hidupnya sekitar
6-9%. Pasien yang datang ke UGD dengan apendicitis dapat dipastikan akan menjalani
pembedahan (Froggatt dan Harmston, 2011).
3

Selain memberikan asuhan keperawatan, ners generalis berperan dalam riset yaitu
berpikir kritis dan mampu memberikan pelayanan keperawatan yang berbasis bukti
(EBN). Peran ini dilakukan melalui tahap menemukan fenomena dan mencari literatur
atas pemecahan masalah tersebut. Penulis memilih, mengkritisi, menilai aplikabilitas
dan menetapkannya untuk diaplikasikan dalam tatanan praktik. Fenomena yang
dijumpai selama praktik adalah mual dan muntah. Perawat telah memberikan intervensi
keperawatan yang optimal namun keluhan tersebut masih menjadi masalah yang
dominan. Hal ini mendorong penulis untuk mencari alternatif dan pengembangan
intervensi baru dalam mengatasi mual dan muntah. Terapi aromatik terbukti mampu
memperbaiki keluhan mual dan muntah. Atas dasar inilah, perawat dapat berperan
dalam mengatasi mual dan muntah. Terapi aromatik yang dimaksud di sini adalah
isopropil alkohol (Scott et al., 2015).

Peran agent of change melekat pada ners generalis. Peran ini yang menuntut ners
generalis untuk berpikir kritis dan kreatif dalam mengatasi masalah yang ditemui.
Pembaruan yang dilakukan diimplementasikan melalui proyek inovasi berbasis bukti.
Kelompok berupaya mencari solusi masalah tersebut melalui penelusuran berbagai
bukti ilmiah. Setelah melakukan langkah-langkah sistematis dalam menemukan bukti
ilmiah yang terpercaya, kelompok memilih terapi aromatik isopropil alkohol pada
manajemen mual dan muntah. Terapi aromatik isopropil alkohol pada manajemen mual
dan muntah belum diaplikasikan di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda (RSUD AWS). Kelompok menyusun langkah-langkah untuk
menerapkan inovasi tersebut. Program pembaruan ini diharapkan dapat menjadi
masukan dalam manajemen mual dan muntah. Berdasarkan uraian di atas, penulis
menyusun KIAN tentang asuhan keperawatan pada pasien appendicitis dan penerapan
terapi aromatik isopropil alkohol di RSUD AWS.
4

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


KIAN ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara menyeluruh tentang asuhan
keperawatan pada pasien appendicitis di RSUD AWS.

1.2.2 Tujuan Khusus


a. Menganalisis peran ners generalis dalam pemberian asuhan keperawatan dasar pada
pasien appendicitis.
b. Menganalisis peran ners generalis dalam penerapan terapi aromatik isopropil alkohol
pada manajemen mual dan muntah.
c. Menganalisis peran ners generalis dalam penerapan proyek pembaruan tentang terapi
aromatik isopropil alkohol pada manajemen mual dan muntah.

1.3 Sistematika Penulisan

KIAN ini terdiri dari 5 bab yang meliputi bab 1 tentang pendahuluan, bab 2
menjabarkan studi pustaka terkait teori dan konsep yang digunakan dalam KIAN, bab 3
menguraikan tentang proses profesi. Bab ini meliputi uraian kasus kelolaan, penerapan
Evidence Based Nursing (EBN) dan proyek inovasi. Bab 4 menjabarkan tentang
pembahasan dan analisis mendalam dari proses profesi yang tertuang di bab
sebelumnya. Bab 5 merupakan kesimpulan dan saran dari KIAN ini.

Вам также может понравиться