Вы находитесь на странице: 1из 3

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian.
Pemeriksaan Fisik.
1) Daya tahan tubuh rendah.
2) Bentuk tubuh.
3) Fungsi organ tubuh.
A. Pengaturan Suhu Tubuh belum stabil
a. Hipotermi : karena lemak sub kutan tipis, permuukaan tubuh luas, produksi panas berkurang.
b. Hipertermi : mekanisme produksi keringat belum stabil (jika terjadi karena adanya infeksi).
B. System pencernaan.
C. System pernafasan.
D. System Hematopoetik.
E. Ginjal.
F. System saraf pusat.
4) Tanda – Tanda fisik premature dan neurologis : Dubowitz Score.

B. Masalah Keperawatan
1. Hipotermi
2. Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan
4. Resti kejang
5. Kurang pengetahuan (ibu)

C. Diagnosa Keperawatan.
1) Hipotermi b.d terbatasnya regulasi kompensasi metabolik sekunder akibat usia
2) Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer b.d gangguan aliran darah sekunder akibat hipotermi
3) Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d peningkatan kebutuhan kalori sekunder akibat cidera termal
4) Resti kejang b.d kekurangan cadangan glikogen
5) Kurang pengetahuan (ibu) b.d kondisi bayi baru lahir dan cara mempertahankan suhu tubuh bayi
D. Intervensi
Diagnosa
1. Hipotermi b.d terbatasnya regulasi kompensasi metabolik sekunder akibat usia

1) Kaji factor penunjang


2) Kurangi atau hilangkan sumber penyebab kehilanngan panas
- Evaporasi
Dalam kamar bersalin, keringkan dengan cepat bagian kulit dan rambut dengan handuk hangat
dan tempatkan bayi pada lingkungan yang hangat.
Pada saat memandikan berikan lingkungan yang hangat, Mandikan dan keringkan bayi di dalam
ruangan untuk mengurangi evaporasi
- Konveksi
Kurangi aliran udara di dalam ruangan kamar bersalin.
Hindari aliran udara pada bayi (pendingin ruangan, kipas, jendela)
- Konduksi
Hangatkan semua peralatan yang digunakan dalam perawatan ( stetoskop, alat timbangan, tangan
perawat, pakaian, linen tempat tidur, tempat tidur bayi)
- Radiasi
Tempatkan bayi disamping ibu di dalam ruang bersalin.
Kurangi benda di dalam ruangan yang dapat mengabsorbsi panas (logam).
Tempatkan tempat tidur bayi isollete sejauh mungkin dari dinding (luar) atau jendela jika
memungkinkan.
Hangatkan incubator.
3) Pantau suhu tubuh bayi baru lahir
Pengkajian suhu aksila
Lakukan pemeriksaan setiap 30 menit sampai kondisi bayi stabil, kemudian lakukan setiap 4-8
jam
Jika suhu kurang dari 36,3 C
1. Bungkus bayi dengan menggunakan 2 selimut.
2. Pasang topi rajutan.
3. Kaji sumber lingkungan yang menyebabkan kehilangan panas.
4. Jika keadaan hipotermia tetap berlangsung 1 jam laporkan pada dokter.
5. Kaji adanya komplikasi stress dingin : hipoksia, asidosis respiratorik, hipoglikemi,
ketidakseimbanga cairan dan elektrolit, penurunan berat badan.
2. Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer b.d gangguan aliran darah sekunder akibat
hipotermi
Intervensi:
1) Anjurkan agar bayi diberi baju hangat
2) Berikanterpi O2 sesuai kebutuhan
3) Hindari factor pencetus hipotermi
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d peningkatan kebutuhan kalori sekunder akibat cidera termal
Intervensi:
1) Kaji tanda-tanda bayi kekurangan nutrisi
2) Berikan terapi cairan IV D 1O%
3) Kolaborasi dengan tim Gizi untuk pemberian diit
4) Anjurkan agar ibu sering memberikan asi

2. Resti kejang b.d kekurangan cadangan glikogen


Intervensi:
1) Tempat tidur harus empuk
2) Pantau selalu jika ada tanda-tanda kearah kejang
3. Kurang pengetahuan (ibu) b.d kondisi bayi baru lahir dan cara mempertahankan suhu tubuh bayi
Intervensi :
1) Berikan health-edukation pada keluarga tentang hal-hal yang mencetuskan hipotermi
2) Libatkan keluarga dalam tindakan keperawatan yang di berikan

Вам также может понравиться