Вы находитесь на странице: 1из 2

anggota legislatif.

Jajak pendapat Kompas, 14-15 November 2018, menunjukkan, tingkat pengenalan


BUKA KINERJA ANGGOTA DPR anggota DPR masih sangat rendah.

Isu anggota DPR membolos bukan hal baru. Menjelang pemilu serentak 17 April 2019, muncul keinginan Kita mendorong pimpinan DPR atau Sekretariat Jenderal DPR membuka rekam jejak anggota DPR kepada
publik agar anggota DPR pembolos diumumkan. publik. Rekam jejak menyangkut kehadiran dan voting record mereka. Publik juga harus mengetahui
bagaimana posisi politik anggota DPR terhadap berbagai isu. Apakah posisi politik anggota DPR sejalan
dengan aspirasi politik pemilih atau justru menyimpang? Kepada KPU, kita juga mendorong agar
Harapan publik itu wajar saja. Respons simpatik datang dari Arsul Sani, Ketua Harian Fraksi Partai mengumumkan kepada publik caleg-caleg bekas koruptor.
Persatuan Pembangunan, seperti dikutip Kompas, 23 November 2018. Arsul mengatakan, ”Agar DPR tidak
terus dicurigai, kegiatan anggota DPR di dalam dan di luar gedung DPR seharusnya dibuka agar bisa
diawasi publik.” Ketua DPR Bambang Soesatyo sebenarnya sudah mencoba mendekatkan DPR dengan rakyat melalui
aplikasi DPR Now. Aplikasi itu bisa dikembangkan untuk memonitor aktivitas anggota DPR—kehadiran,
pendapat, voting record, dan interaksi DPR dengan rakyat—sehingga anggota DPR kian dekat dengan
rakyat dan tidak semakin teralienasi dengan rakyat pemilihnya.

Di era demokrasi digital, interaksi antara pemilih dan anggota DPR menjadi sangat mudah. Anggota DPR
bisa memanfaatkan kekuatan digital untuk berkonsultasi dengan pemilih di daerah pemilihan dan
melaporkan kerja politiknya ke pemilih. Kembali ke tema utama, mengumumkan anggota DPR pembolos
akan memperbaiki kualitas DPR pada masa mendatang.

KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyimak pidato Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Bambang Soesatyo dalam Sidang Paripurna
DPR di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (29/8/2018).

Hadir dalam rapat dan bersuara menyampaikan aspirasi konstituen adalah tugas utama anggota DPR.
Mereka hadir mewakili rakyat. Rakyat pula yang mengantarkan mereka menyandang sebutan ”Yang
Terhormat” dan mendapat uang kehormatan. Jadi, ketika anggota DPR tidak pernah hadir dalam rapat DPR,
tidak pernah terdengar suaranya untuk membela kepentingan pemilih, sebenarnya hal itu merupakan
pengkhianatan terhadap rakyat.

Sejarah mencatat, citra DPR tidak kunjung membaik. Berdasarkan jajak pendapat Kompas, Agustus 2018,
hanya 35,7 persen responden yang menilai citra DPR baik. Pembuatan undang-undang—yang harus
melibatkan pemerintah—belum memuaskan publik. Kerja pengawasan belum terlalu optimal.

Dari data yang ada, setidaknya 511 dari 560 anggota DPR 2014-2019 ikut berkontestasi lagi dalam Pemilu
2019. Ketika mayoritas anggota DPR 2014-2019 mencalonkan diri kembali, sangat wajar jika publik
menghendaki agar kinerja anggota DPR itu dibuka. Membuka tingkat kehadiran anggota DPR dalam
berbagai rapat adalah sebuah keniscayaan politik.

Publik harus mengetahui apakah anggota DPR telah bekerja untuk mengartikulasikan kepentingan pemilih
Sanitasi dan Pembangunan Manusia
atau tidak. Dari data KPU, 7.968 calon anggota legislatif akan kembali berkontestasi dalam pemilihan
Layanan sanitasi layak bagi sebagian anggota masyarakat bukan menjadi masalah. Ketersediaan Ada sejumlah penyebab sebagian anggota masyarakat melakukan BABS, antara lain tingkat pendidikan dan
layanan tersebut merupakan hak dasar masyarakat. ekonomi. Membuat jamban membutuhkan biaya tidak sedikit dan mensyaratkan adanya air yang cukup.
Sementara ketersediaan air bersih juga belum merata di banyak wilayah Indonesia.
Sanitasi dan ketersediaan air bersih menjadi bagian tak terpisahkan dari hak atas kesehatan dan standar
hidup layak sebagai hak asasi manusia yang dijamin konstitusi. Melihat dampaknya cukup nyata pada derajat kesehatan masyarakat dan untuk memenuhi hak dasar setiap
warga negara, pendekatan program atau gerakan untuk menyediakan sanitasi menjadi kurang memadai.
Masih cukup besarnya penduduk yang belum memiliki akses pada sanitasi memperlihatkan kurang
meratanya pendapatan dan pengetahuan tentang sanitasi.

Pemerintah memiliki program membangun infrastruktur. Mengadakan jamban adalah bagian dari
membangun infrastruktur kesehatan yang berdampak pada kualitas sumber daya manusia jika disertai
peningkatan pendapatan masyarakat dan pendidikan.

Selain meningkatkan pendapatan masyarakat agar dapat mengadakan sanitasi di tingkat rumah tangga atau
secara komunal, yang tidak kalah penting adalah pendidikan. Pengetahuan mengenai manfaat sanitasi harus
dibangun sejak usia dini secara terus-menerus agar menjadi kebiasaan dan akhirnya terbentuk sebagai
budaya hidup bersih dan sehat.

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Rambu unik dipasang di pinggir Sungai Kalimas, Surabaya, Selasa (13/3/2018). Rambu yang dibuat unnik
tersebut dibuat agar menarik perhatian warga untuk buang air besar di pinggir sungai.

Harian ini sejak Senin (19/11/2018) mengenai ketersediaan layanan sanitasi melaporkan, secara nasional 76
persen penduduk memiliki akses atas sanitasi layak. Sisanya masih melakukan buang air besar
sembarangan (BABS).

Di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, target akses universal
pada 2019 adalah 100 persen akses aman air minum, 0 persen kawasan kumuh, dan 100 persen akses
sanitasi layak. Target tersebut dilaksanakan melalui Gerakan 100-0-100. RPJMN tersebut tidak terlepas dari
kelanjutan komitmen pemerintah melaksanakan Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) yang berakhir
tahun 2015 dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2015-2030. Di dalam SDGs, penyediaan
sanitasi layak menjadi tujuan keenam.

Dimasukkannya sanitasi di dalam tujuan keenam SDGs menunjukkan pentingnya penyediaan sarana
sanitasi dan instalasi pengolahan air limbah yang dapat diakses setiap orang.

Akibat BABS memang serius, yaitu pencemaran air sungai dan air tanah oleh bakteri Escherichia
coli penyebab diare yang terdapat pada tinja manusia. Indonesia merugi rata-rata 6,3 miliar dollar AS setiap
tahun karena turunnya produktivitas masyarakat akibat penyakit infeksi yang ditularkan melalui air
tercemar kotoran manusia. Pada anak balita, terkena diare dapat menyebabkan kematian. Diare berulang
dan cacingan akan mengganggu pertumbuhan fisik dan otak dengan akibat anak tumbuh pendek (stunting).

Вам также может понравиться