Вы находитесь на странице: 1из 9

TEKNIK RADIOGRAFI ABDOMEN 3 POSISI

” TEKNIK RADIOGRAFI ABDOMEN 3 POSISI PADA PASIEN


DEWASA DENGAN DUGAAN ADANYA OBSTRUKSI ”

Pemeriksaan abdomen dikelompokkan menjadi dua yaitu pemeriksaan


abdomen dengan persiapan dan pemeriksaan abdomen tanpa persiapan.
Pemeriksaan abdomen dengan persiapan dilakukan setelah pasien melakukan
persiapan khusus sebelum pemeriksaan, oleh karena diharapkan dengan
persiapan tersebut rongga dari pada abdomen dapat terhindar dari bayangan
feses dan udara. Sehingga dapat memberikan gambaran foto abdomen yang
lebih informatif sesuai dengan diagnosa klinis. Namun pada keadaan –
keadaaan tertentu seperti telah terjadinya akut pada abdomen, foto abdomen
polos tidak dapat ditunda dengan dilakukannya persiapan kepada pasien terlebih
dahulu. Oleh karena pada pasien dalam keadaan tersebut memerlukan tindakan
diagnosa dan penanganan dengan segera.

Adapun indikasi dilakukannya pemeriksaan abdomen tanpa persiapan yaitu :


1. Perforasi
2. Ileus obstruksi
3. Ileus paralitik
4. Invaginasi
5. dll.

Pada keadaaan klinis seperti yang disebutkan diatas.


Dapat dibuat foto abdomen polos 3 posisi agar mampu memberikan gambaran
radiologi yang informatif kepada klinisi, adapun pengambilan foto dilakukan
dalam posisi pasien tidur telentang ( AP Supine ), setengah duduk ( Semi Erect
) dan LLD ( Left Lateral Decubitus ).

B. TUJUAN
Untuk melihat gambaran umum serata mengetahui adanaya cairan dan
udara bebas di dalam rongga abdomen.

C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah
bagimanakah teknik radiografi abdomen 3 posisi pada pasien dengan dugaan
adanya obstruksi ?

D. PENATA LAKSANAAN
a. Persiapan pasien
Sebelum pemeriksaan pasien mengganti baju pemeriksaan, yang gunanya untuk
menghindarkan adanya logam atau benda asing yang berada diluar objek.
b. Persiapan alat dan bahan
1. Persiapan pesawat rontgen
2. Busa pengganjal
3. Alat fiksasi film
4. Film 35x43 cm
5. Marker R/L
6. Lhysolum 35x43 cm

c. Teknik radiografi
1. Foto Abdomen AP Supine
- Film : 35x43 cm, memenjang
- Posisi pasien :
Pasien tidur telentang diatas meja pemeriksaan
Kedua tangan disamping tubuh
MSP tubuh pada MLT
- CR : Tegak lurus film
- CP : Petengahan sias / setinggi L – 3
- FFD : 90 - 120 cm
- Marker R/L
- Eksposi pada saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh
2. Foto Abdomen Semi Erect
- Film : 35 x43 cm, memanjang
- Posisi pasien :
Posisi pasien semi eret
Kedua tangan disamping tubuh
Posisikan kaset dibelakang tubuh dengan lhysolum menempel pada kaset dan
atur sedemikian rupa hingga tepat pada pertengahan objek
- CR : Tegak lurus film
- CP : Setinggi L - 1
- FFD : 90 -120 cm
- Marker R/L
- Eksposi pada saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh
3. Foto Abdomen LLD
- Film : 35x43 cm, vertical
- Posisi pasien :
Posisi pasien true lateral
Sisi kiri menempel film dan sisi kanan diatas
Kedua tangan diatas kepala
Kedua lutut di flexikan
Posisikan kaset dibelakang tubuh dengan lhysolum menempel pada kaset dan
atur sedemikian rupa hingga tepat pada pertengahan objek
- CR : Horizontal tegak lurus film
- CP : Setinggi L - 2
- FFD : 90 – 120 cm
- Marker R/L
- Eksposi pada saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh

d. Gambaran Radiografi

E. KESIMPULAN
Dapat Memperlihatkan ;
- air fluid level
- adanya obstruksi letak rendah – tinggi
- perforasi ( free air )
- dapat dibedakannya antara meteorismus ( kembung ) dgn obstruksi
Standar Pelayanan Radiologi. Standar 1. Falsafah dan Tujuan Bagian Radiologi di Rumah
Sakit memberikan pelayanan radiodaignostik dan pelayanan radioterapi sebaik-baiknya
kepada penderitta yang membutuhkan. Kriteria 1.1. Pelayanan radiologi disesuaikan dengan
pengembangan dan tujuan dari rumah sakit secara keseluruhan. Pengertian : a. Pelayanan
radiologi adalah pelayanan kesehatan yang menggunakan energi pengion dan energi bukan
pengion (non-pengion) baik dalam bidang diagnostik maupun dalam bidang terapi. b.
Memberikan pelayanan rutin, khusus dan gawat darurat. c. Membicarakan dengan staf
mengenai pengertian diagnostik foto dan pemeriksaan imejing lainnya (USG, CT, Nuklir dan
lain-lain) serta tindakan radioterapi. d. Bersikap profesional sesuai dengan etik profesi. e.
Membantu menetapkan dan menjaga pelayanan dengan mutu tinggi melalui analisa, tinjauan
dan evaluasi dari gambaran klinik yang ada di rumah sakit. f. Melakukan riset dan percobaan
baru setelah evaluasi. g. Memberikan informasi tentang tingkat paparan radiasi yang aman
bagi pekerja dan masyarakat di tempat-tempat yang mudah dibaca.

Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu


Pemeriksaan dengan menggunakan sinar X pada organ / bagian Ossa antebrachy / Tulang lengan

bawah. Sehingga menghasilkan gambaran tulang lengan bawah/antebrachy pada selembar film

rontgen. PEMERIKSAAN

1. Mengetahui anatomi tulang antebrachy/lengan bawah.


2. Mengetahui apakah ada fraktur/patah tulang pada antebrachy/lengan bawah.
3. Untuk tindakan terapi selanjutnya sebelum perawatan.
TUJUAN

 Mohon dilakukan tindakan kegawatdaruratan terlebih dahulu sebelum dilakukan foto


rontgen oleh petugas UGD.
 Jika memungkinkan pasien di pasang sepalek/penyangga sehingga memudahkan dalam

mengatur posisi objek. KEBIJAKAN

 Alat Rontgen
 Film Rongsen + Kaset Ukuran 30x40 cm
 Bahan kimia untuk mencuci film rontgen
 Hanger film
 Pengering film
 Marker R/L BINTANG

osisi pasien
Pasien duduk menyaping disisi meja pemeriksaan, kaset diletakan diatas meja pemeriksaan
dan tangan yang akan dilakukan pemotretan diletakan diatas kaset posisi film bisa dilakukan
2 kali ekspose dalam satu film. (dibagi 2 sebelah kanan dan sebelah kiri)

Posisi Anterior Posterior (AP)


a. Posisi Objek : Lengan bawah diletakan terlentang memanjang true lateral di atas kaset.
b. FFD : 90cm, CR : Vertikal, CP : Pertengahan anthebrachy pada aspek ventral
c. Kreteria gambar : Tampak gambaran AP Tulang anthebrachy, Os ulna dan Os radius
terpisah satu sama lain.

Posisi Lateral (LAT)


a. Posisi Objek : Sendi siku fleksi 900 lengan bawah di letakan miring di atas kaset dengan tepi
digit V menempel pada permukaan kaset, sendi bahu direndahkan mendekati meja
pemeriksaan, sehingga sendi siku dapat diposisikan miring (true lateral), sendi pergelangan
tangan diposisikan true lateral, dan gambar kedua sendi diusahakan masuk ke dalam film.
b. FFD : 90cm, CR : Vertikal, CP : Pertengahan antebrachy pada aspek radialis.
c. Kreteria gambar : Tampak gambar aspek lateral ossa antebrachy. Os ulna dan os radius
superposisi satu sama lain terutama bagian distal dan proximal. Sendi siku pada batas
proximal dan pertengahan tangan pada batas distal, keduanya dalam gambaran aspek lateral.

Hal yang perlu diperhatikan:


 Selama melakukan tindakan atau pemotretan tergantung keadaan umum pasien, jika
posisi objek tidak dapat dilakukan lateral maka posisi film dan alat di buat posisi sinar
horisontal.
 Jika keadaan ossa antebrachy/lengan tangan bawah mengeluarkan banyak darah
mohon dihentikan dahulu pendarahannya karena jika masuk ke dalam kaset/film akan
menganggu gambaran film rontgen
 Perlu diperhatikan dalam melakukan pencucian di kamar gelap, hindari pengulangan
foto rontgen.

II. Sikap : Tepat, teliti, sabar, dan sopan dalam melakukan tindakan pemeriksaan.

nit Gawat Darurat


Poli Umum
Rawat Inap
Rawat Jalan
Dokter Rujukan Luar RS

KEPALA atau CRANIUM ( AP, LATERAL , DAN PA ) PROYEKSI AP Ukuran Kaset : 24

x 30 cm memanjang FFD : 90 cm CR : Vertikal tegak lurus film CP : Tepat pada Glabella

atau nasion Posisi Pasien : - Pasien tidur pada posisi supine diatas meja pemeriksaan dengan

MSP tubuh tepat pada Mid Line meja pemeriksaan - Kepala diposisikan AP dengan

menempatkan MSP kepala tegak lurus pada bidang film - Orbito Meatal Line (OML) tegak

lurus bidang film - Lakukan fiksasi pada bagian kepala dengan menggunakan spon dan juga

sandbag untuk mencegah perputaran atau pergerakan pada objek kepala pasien - Atur luas

kolimasi atau batas lapangan penyinaran sesuai dengan besar objek ( tidak terlalu luas dan

tidak terlalu sempit ) sebagai tindakan untuk proteksi radiasi terhadap pasien - Jangan lupa

untuk menggunakan Grid untuk menyerap radiasi hambur supaya gambaran yang dihasilkan

baik - Lindungi gonad pasien dengan menggunakan apron - Jika sudah siap seluruhnya,

lakukan eksposi dengan faktor eksposi yang sudah disesuaikan untuk pemotretan kepala AP
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu

Kriteria Gambar : - Seluruh kepala tampak pada proyeksi Antero Posterior (AP), dengan
batas atas verteks dan batas bawah simphysis menti (kedua batas itu diharapkan tidak
terpotong) - Kepala dalam posisi simetris, jarak batas orbita dengan lingkar kepala sama kiri
dan kanan - Tampak sinus frontalis, maksilaris, sinus ethmoidalis, dan crista galli - Os
frontalis tampak jelas - Marker R atau L tampak sebagai penanda objek kiri atau kanan

Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu

PROYEKSI LATERAL Ukuran Kaset : 24 x 30 cm memanjang FFD : 90 cm CR : Vertikal


tegak lurus film CP : 5 cm di atas Meatus Acusticus Externa (MAE) Posisi Pasien : - Pasien
tidur pada posisi semi prone diatas meja pemeriksaan dengan MSP tubuh tepat pada Mid Line
meja pemeriksaan - Kepala harus diposisikan true lateral dengan menempatkan MSP kepala
sejajar pada bidang film - Infra Orbito Meatal Line ( IOML ) sejajar dengan bidang film -
Inter Pupillary Line (IPL) tegak lurus dengan bidang film - Jangan lupa untuk menggunakan
Marker R atau L sebagai penanda objek kiri atau kanan - Lakukan fiksasi pada bagian kepala
dengan menggunakan sand bad dan spon untuk mencegah pergerakan pada objek kepala
pasien - Atur luas kolimasi atau luas lapangan penyinaran sesuai dengan ukuran objek, tidak
terlalu luas dan tidak terlalu kecil sebagai bentuk proteksi terhadap pasien - Lindungi gonad
pasien dengan menggunakan apron - Jangan lupa menggunakan Grid untuk menyerap radiasi
hambur supaya gambaran yang dihasilkan baik - Jika sudah siap seluruhnya, lakukan eksposi
dengan faktor eksposi yang sudah disesuaikan untuk pemotretan kepala Lateral

Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu

Kriteria Gambar : - Tampak keseluruhan kepala atau cranium dalam posisi lateral dengan
batas atas vertex, batas belakang os occipital, batas depan soft tissue hidung - Tampak sella
tursica tidak berotasi dan tampak overlapping - Tampak ramus mandibula yang superposisi -
Tampak Mastoid yang superposisi - Tampak MAE yang superposisi - Tergambarnya marker
R atau L sebagai penanda objek kiri atau kanan.

Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu

PROYEKSI PA Ukuran Kaset : 24 x 30 cm memanjang FFD : 90 cm CR : Vertikal tegak


lurus film CP : Tepat pada Glabella atau nasion Posisi Pasien : - Pasien tidur pada posisi
Prone di atas meja pemeriksaan dengan MSP tubuh tepat pada Mid Line meja pemeriksaan -
Kepala diposisikan PA dengan menempatkan dahi dan hidung menempel pada meja
pemeriksaan - MSP kepala tegak lurus pada bidang film - Orbito meatal line ( OML ) tegak
lurus pada bidang film - Lakukan fiksasi dengan cara dagu diganjal dengan spon untuk
mencegah pergerakan dan pastikan tidak ada perputaran pada objek kelapa pasien - Jangan
lupa gunakan marker R atau L sebagai penanda objek kiri atau kanan - Atur luas kolimasi
atau luas lapangan penyinaran sesuai dengan ukuran objek, tidak terlalu luas dan tidak terlalu
kecil sebagai bentuk proteksi terhadap pasien - Lindungi gonad pasien dengan menggunakan
apron - Jangan lupa menggunakan Grid untuk menyerap radiasi hambur supaya gambaran
yang dihasilkan baik - Jika sudah siap seluruhnya, lakukan eksposi dengan faktor eksposi
yang sudah disesuaikan untuk pemotretan kepala PA. Kriteria Gambar : - Tampak
keseluruhan kepala atau cranium dengan posisi PA dengan batas atas vertex, batas bawah
simphysis menti, bagian samping kanan dan kiri kepala tidak terpotong - Tampak sinus
frontalis, maksilaris dan ethmoidalis - Tervisualisasi marker R atau L.

Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu

Вам также может понравиться