Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia, dalam
tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolisme sel tubuh. Kekurangan
oksigan bisa menyebabkan hal yangat berarti bagi tubuh, salah satunya adalah kematian.
Karenanya, berbagai upaya perlu dilakukan untuk mejamin pemenuhan kebutuhan
oksigen tersebut, agar terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanannya pemenuhan
kebutuhan oksigen merupakan tugas perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat
harus paham dengan manisfestasi tingkat pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu
mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan tesebut. Oleh
karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital
bagi tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan
secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka
kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan. Sering kali individu tidak menyadari
terhadap pentingnya oksigen. Proses pernapasan dianggap sebagai sesuatu yang biasa-
biasa saja. Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam
pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada
kondisi ini, individu merasakan pentingnya oksigen.
2
3. Apa saja tindakan yang terkait dengan gangguan oksigenisasi ?
4. Bagaimana prosedur pelaksanaan pada setiap fisioterapi dada pada gangguan
oksigenasi?
1.3 Tujuan
I.3 Manfaat
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Nebulizer
2.1.1 Pengertian
Nebulizer adalah alat yang dapat mengubah obat yang berbentuk larutan
menjadi aerosol secara terus- menerus dengan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonik.
Nebulizer adalah alat untuk merubah cairan (obat) menjadi uap yang sangat
halus agar bisa dihisap ke dalam saluran pernafasan dan paru-paru.
2.1.2 Tujuan
Relatif aman karena efek samping kecil atau tidak ada karena tidak perlu
melalui saluan pencernaan atau predaran darah.
1. Pulmicort: kombinasi anti radang dengan obat yang melonggarkan saluran napas
2. Nacl : mengencerkan dahakBisolvon cair : mengencerkan dahak
2
3. Atroven : melonggarkan saluran napas
4. Berotex : melonggarkan saluran napas
5. Inflamid :untuk anti radang
6. Combiven : kombinasi untuk melonggarkan saluran napa
7. Meptin : melonggarkan saluran napas.
3
1. Memberi posisi yang nyaman pada klien
2. Mengontrol flowmeter dan humidifier
3. Mencuci tangan
4. Menyambungkan masker nebulizer dengan tabung oksigen k/p dengan selang
penghubung
5. Mengontrol apakah selang dan masker berfungsi dengan baik
6. Menghisap obat sesuai instruksi medik dan memasukkannya ke dalam tabung
masker nebulizer
7. Memasang masker sesuai wajah klien
8. Mengalirkan oksigen sesuai indikasi medik
9. Mengevaluasi respon klien (pola napas)
10. Merapihkan pasien
11. Cuci tangan
12. Dokumentasi
2.2.1 Pengertian
4
2.2.2 Tujuan Fisioterapi Nafas
1. SUCTION
Suction (Pengisapan Lendir) merupakan tindakan pengisapan yang bertujuan
untuk mempertahankan jalan napas, sehingga memungkinkan terjadinya
proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan secret dari jalan
nafas, pada klien yang tidak mampumengeluarkannya sendiri.
Suction merupakan suatu metode untuk mengeluarkan secret jalan nafas dengan
menggunakan alat via mulut, nasofaring atau trakeal.
a. Tujuan di lakukan suction adalah :
1) Mempertahankan kepatenan jalan nafas.
2) Membebaskan jalan nafas dari secret/ lendir yang menumpuk.
3) Mendapatkan sampel/sekret untuk tujuan diagnosa.
b. Prinsip:
c. Komplikasi:
1) Hipoksia
2) Trauma jaringan
5
3) Meningkatkan resiko infeksi.
4) Stimulasi vagal dan bronkospasm
d. Kriteria :
1) Kelengkapan alat penghisap lendir dengan ukuran slang yang tepat.
2) Menggunakan satu selang penghisap lendir steril untuk satu klien.
3) Menggunkan slang penghisap lendir yang lembut.
4) Penghisapan dilakukan dengan gerakan memutar dan intermitten.
5) Observasi tanda-tanda vital
e. Indikasi :
1) Klien mampu batuk secara efektif tetapi tidak mampu membersihkan
secret dengan mengeluarkan atau menelan.
2) Ada atau tidaknya secret yang menyumbat jalan nafas, dengan ditandai
terdengar suara pada jalan nafas, hasil auskultasi yaitu ditemukannya
suara crakels ataau ronchi, dan kelelahan pada pasien.
3) Nadi dan laju pernafasan meningkat, ditemukannya mucus pada alat
bantu nafas.
4) Klien yang kurang responsive atau koma yang memerlukan
pembuangan secret secara oral .
f. Persiapan :
1) Lingkungan
2) Penjelasan pada kleuarga.
3) Pasang skerem/ tabir.
4) Pencahayaan yang baik.
5) Regulator vakum set
6) Kateter penghiap steril sesuai ukuran
7) Air steril/ normal salin
8) Hanscoon steril
9) Pelumas larut dalam air
10) Selimut/ handuk
11) Masker wajah
12) Tong spatel
6
2. Atur posisi klien :
a. Klien sadar : posisi semi fowler kepala miring ke satu sisi (oral suction) dan
posisi fowler dengan leher ekstensi (nasal suction)
b. Klien tidak sadar : baringkan klien dengan posisi lateral menghadap
pelaksana tindakan (oral/nasal suction).
2.2.6 Prosedure Tindakan
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
b. Evaluasi/ validasi
c. Kontrak
2. Fase kerja
a. Suction Orofaringeal
b. Prosedur tindakan
1) Siapkan peralatan disamping tempat tidur klien
2) Cuci tangan dan memakai sarung tangan
3) Mengatur posisi klien (perhatikan keadaan umum klien)
4) Pasang handuk pada bantal atau di bawah dagu klien
5) Pilih tekanan dan tipe unit vakum yang tepat.
6) Tuangkan air steril/ normal salin dalam wadah steril
7) Ambungkan kateter penghisap steril ke regulator vakum
8) Ukur jarak antara daun telinga dan ujung hidung klien
9) Basahi ujung kateter dengan larutan steril
10) Penghisapan, masukkan ke satu sisi mulut klien dan arahkan ke
orofaring dengan perlahan
11) Sumbat “port” penghisap dengan ibu jari. Dengan perlahan rotasi
kateter saat menariknya, tidak boleh lebih dari 15 detik.
12) Bilas kateter dengan larutan steril. Bila klien tidak mengalami disteress
pernafasan, istirahat 20-30 detik, sebelum memasukkan ulang kateter.
13) Bila diperlukan penghisapan ulang, ulang langkah 9 -11
7
14) Bila klien mampu minta untuk nafas dalam dan batuk efektif diantara
penghisapan.
15) Hisap secret pada mulut atau bawah lidah setelah penghisapan
orofaringeal.
16) Buang kateter penghisap bersamaan dengn pelepasan hanscoon.
17) Cuci tangan
2.4.1 Pengertian
Perkusi dada adalah penepukan pada daerah dimana sekret terakumulasi (dada
dan punggung) dengan tangan yang dibentuk menyerupai mangkuk, tepukan
tangan secara berirama dan sistematis dari arah atas menuju kebawah. Selalu
perhatikan ekspresi wajah klien untuk mengkaji kemungkinan nyeri. Setiap lokasi
dilakukan perkusi selama 1-2 menit.
8
Clapping atau menepuk – nepuk dada adalah salah satu dari pada fisioterapi
yang sangat berguna bagi penderita penyakit respirasi baik yang bersifat akut
maupun kronis. Fisioterapi dada ini walaupun caranya kelihatan tidak istimewa
tetapi ini sangat efektif dalam upaya mengeluarkan sekret dan memperbaiki
ventilasi pada pasien dengan fungsi paru yang terganggu. Jadi tujuan pokok
fisioterapi pada penyakit paru adalah mengembalikan dan memelihara fungsi otot-
otot pernafasan dan membantu membersihkan sekret dari bronkus dan untuk
mencegah penumpukan sekret, memperbaiki pergerakan dan aliran sekret.
Fisioterapi dada ini dapat digunakan untuk pengobatan dan pencegahan pada
penyakit paru obstruktif menahun, penyakit pernafasan restriktif termasuk kelainan
neuromuskuler dan penyakit paru restriktif karena kelainan parenkim paru seperti
fibrosis dan pasien yang mendapat ventilasi mekanik. Fisioterapi dada ini meliputi
rangkaian : postural drainage, perkusi, dan vibrasi.
2.4.3 Tujuan
Baki berisi :
9
1. Handuk
2. Bantal ( 2 sampai 3 buah )
3. Segelas air
4. Tissue
5. Sputum pot, berisi cairan desinfektan
6. Buku catatan
i. Persiapan Klien
1. Informasikan klien mengenai : tujuan pemeriksaan, waktu dan prosedur
2. Pasang sampiran jaga privacy pasien
3. Atur posisi yang nyaman
ii. Persiapan Perawat :
1. Cuci tangan
2. Perhatikan Universal Precaution
3. Prosedur Kerja
4. Lakukan auskultasi bunyi napas klien
5. Instruksikan klien untuk mengatakan bila mengalami mual, nyeri dada,
dispneu
6. Berikan medikasi yang dapat membantu mengencerkan sekresi
7. Kendurkan pakaian klien
8. Tutup area yang akan diperkusi dengan menggunkan handuk
9. Anjurkan klien untuk tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan
relaksasi
10. Jari dan ibu jari berhimpitan dan fleksi membentuk mangkuk
11. Secara bergantian, lakukan fleksi dan ekstensi pergelangan tangan secara cepat
menepuk dada
12. Perkusi pada setiap segmen paru selama 1 -2 menit, jangan pada area yang
mudah cedera seperti mammae, sternum, dan ginjal.
iii. Prosedur Tindakan
1. Tutup area yang akan dilakukan clapping dengan handuk untuk
2. mengurangi ketidaknyamanan.
3. Anjurkan pasien untuk rileks, napas dalam dengan Purse lips breathing.
4. Perkusi pada tiap segmen paru selama 1-2 menit dengan kedua tangan
membentuk mangkok pada telapak tangan dan dengan ringgan di tepukan pada
10
dinding dada dalam gerakan yang berirama di atas segmen paru yang akan di
alirkan.
5. Pergelangan tangan secara bergantian flexi dan extensi sehingga dada di pukul
atau di tepuk dengan cara yang teidak menimbulkan nyeri.
1. Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah yang mudah terjadi cedera, seperti
mammae, sternum, dan ginjal
2. Saat melakukan tindakan perkusi dan vibrasi pada anak harus diperhatikan
tekanannya jangan sampai menimbulkan fraktur
3. Sebelum melakukan fisioterapi dada sebaiknya apabila klien belum minum air
hangat anjurkan untuk minum air hangat untuk membantu agar guna
mengencerkan sekretnya.
2.5 Vibrating
11
Vibrating adalah memberikan getaran (vibrasi) tangan pada daerah tersebut
yang dilakukan pada saat pasien ekspirasi. Vibrasi secara umum dilakukan
bersamaan dengan clapping. Vibrasi dilakukan hanya pada waktu pasien
mengeluarkan nafas. Pasien disuruh bernafas dalam dan kompresi dada dan vibrasi
dilaksanakan pada puncak inspirasi dan dilanjutkan sampai akhir ekspirasi. Vibrasi
dilakukan dengan cara meletakkan tangan bertumpang tindih pada dada kemudian
dengan dorongan bergetar.
2.5.3 Indikasi
2.5.4 Jenis
12
2.5.5 Persiapan Alat
1. Cuci tangan
2. Perhatikan universal precaution
1. Mengetahui area yang akan dilakukan tindakan agar terhindar dari resiko
trauma thorax
13
2. Perhatikan pakain klien jangan terlalu ketat
3. Batuk dua atu tiga kali berurutan setiap tiga kali berganti posisi
4. Minum air hangat setiap hari 2 liter
5. Jika harus menghirup bronkodilator, lakukan 15 menit sebelum drainage
6. Lakukan latihan nafas dan latihan lain yang dapat membantu mengencerkan
lendir
7. Perkusi harus dilakukan hati-hati pada keadaan patah tulang rusuk, emfisema
subkutan daerah leher dan leher, daerah graf yang baru, luka bakar, infeksi
kulit, emboli paru, dan pneumotoraks tension yang tidak diobati
2.6.1 Pengertian
2.6.2 Tujuan
2.6.3 Indikasi
Minta klien berbaring miring ke kanan dengan lengan di ata kepala pada posisi
tranbelendung, dengan kaki tempt tidurdi tinggikan 30 cm(12 inci). Letakkan
bntal di belakang punggung, dan gulingkan klien ¼ putaran ke atas bantal.
1. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir atau disiramkan
2. Perawat harus mengetahui prosedur kerja dari postural drainase
3. Menggunakan sarung tangan
1. Identifikasi pasien yang jelas untuk memastikan pasien yang memperoleh obat
2. Pasien dan keluarga diberikan penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
3. Pasien diatur dalam posisi senyaman mungkin.
2.7.1 Pengertian
2.7.2 Tujuan
2.7.3 Indikasi
1. Alat suction
2. Sarung tangan steril
3. Sumber oksigen dan slang oksigen
4. Jacson Rees / Ambu bag
5. Ember dan cairan desinfektan
6. Stetoscope
17
2.7.6 Prosedur Tindakan
1. Jelaskan kepada pasien apa yang akan dilakukan, mengapa perlu dan
bagaimana pasien dapat menerima dan bekerjasama karena biasanya tindakan
ini menyebabkan batuk dan hal ini diperlukan untuk membantu
mengeluarkan sekret.
2. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan.
3. Menjaga privasi pasien.
4. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan.
5. Siapkan alat-alatnya.
6. Pasang alat resusitasi ke oksigen dengan aliran oksigen 100%
7. Catheter suction steril sesuai ukuran
8. Pasang pengalas jika diperlukan
9. Atur tekanan sesuai penghisap dengan tekanan sekitar 100-120 mmHg untuk
orang dewasa dan 50-95 mmHg untuk bayi dan anak
10. Pakai alat pelindung diri seprti kaca mata, dan masker
11. Memakai sarung tangan steril
12. Pegang suction catether di tangan dominan dan pasang catether ke pipa
penghisap
13. Suction catether tersebut diberi pelumas
14. Menggunakan tangan dominan, basahi ujung catether dengan larutan garam
steril
15. Menggunakan ibu jari tangan yang tidak dominan, tutup suction catether
untuk menghisap sejumlah larutan steril melalui catether. Hal ini untuk
mengecek apakah peralatan bekerja dengan benar dan sekaligus melumasi
lumen catether untuk memudahkan penghisapan dan mengurangi trauma
jaringan selama penghisapa, selain itu juga membantu mencegah sekret
menempel ke bagian dalam suction catether
16. Jika klien memiliki sekret yang berlebihan, lakukan pemompaan dengan
ambubag sebelum penyedotan.
17. Gunakan tangan dominan, nyalakan oksigen ke 12-15 / menit
18. Jika pasien terpasang trakeostomi atau ETT, sambungkan ambubag ke
tracheascanul atau ETT
18
19. Pompa ambubag 3-5 kali, sebagai inhalasi, hal ini sebaiknya dilakukan oleh
orang kedua yang bisa menggunakan kedua tangan untuk memompa, dengan
demikian volume udara yang masuk lebih maksimal
20. Amati respon pasien untuk mengetahui kecukupan ventilasi pasien
21. Bereskan alat dan cuci tangan
2.7.9 Jenis-jenis
1. Open
2. Sistem tertutup
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
Graf dan Glass. 1995. Sepuluh Tips untuk Pengisapan yang Lenih Aman. 95 (5): 51-53
21