Вы находитесь на странице: 1из 24

SMF/BAGIAN RADIOLOGI LAPORAN KASUS

RSUD T.C HILLER MAUMERE AGUSTUS 2018


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA

ATRESIA ESOFAGUS

Disusun Oleh :
Maria Claudia Novitasari Ganggut, S.Ked

Pembimbing :
dr. Martina Widayanti, M.Sc, Sp. Rad

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITRAAN KLINIK


SMF/ BAGIAN RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA
RSUD DR. T.C. HILLERS
MAUMERE
2018

1
LEMBAR PENGESAHAN DEWAN PENGUJI

Laporan kasus ini dengan judul : Atresia Esofagus atas nama: Maria Claudia Novitasari
Ganggut, S.Ked NIM: 1408010043 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Nusa Cendana telah disajikan dalam kegiatan kepaniteraan klinik bagian Radiologi
RSUD. T.C. Hillers Maumere pada Agustus 2018

Mengetahui pembimbing:

1. dr. Martina Widayanti, M.Sc, Sp. Rad 1.……………………………………

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan kasih
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini. Berbagai pihak telah banyak
membantu dan membimbingdalam penulisan laporan kasus . Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Martina Widayanti, M.Sc , Sp. Rad kepala SMF bagian radiologi RSUD. T.C. Hillers
Maumere dan selaku pembimbing dalam penyusunan laporan kasus ini.

2. Seluruh staf Instalasi Kedokteran bagian radiologi RSUD. T.C. Hillers Maumere -
Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana.

3. Sejawat dokter muda dibagian ilmu radiologi periode Juli- Agustus 2018, serta seluruh
pihak yang telah mendukung penyelesaian laporan kasus ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga laporan kasus ini membawa manfaat bagi pengembangan
ilmu.

Maumere, 25 Juni 2018

Penulis

3
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………… i
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… iv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………… v
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………. vi
BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………………………… 1
BAB 2 TINJUAN PUSTAKA………………………………………………………….. 3
2.1 Anatomy dan fisiologi ……………………………………………………………… 3
2.2 Etiologi dan patogenesis…………………………………………………………… 4
2.3 Diagnosa ……………………………………………………………………………. 6
2.3.1 Gambaran klinik………………………………………………………………….. 6
2.3.2 Gambaran Radiologi……………………………………………………………... 7
2.4 Penatalaksanaan……………………………………………………………………. 10
2.5 Komplikasi…………………………………………………………………………. 10
2.6 Prognosis…………………………………………………………………………… 11
BAB 3 LAPORAN KASUS…………………………………………………………….. 12
BAB 4 PEMBAHASAN………………………………………………………………… 14
BAB 5 KESIMPULAN…………………………………………………………………. 16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………... 17

4
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Anatomy Esofagus………………………………………………………… 3
Gambar 2.2 Klasifikasi atresia esophagus / trakeoesofageal fistula……………………. 4
Gambar 2.3 Foto thoraks aspirasi pneumonia………………………………………… 8
Gambar 2.4 Foto thorak dengan atresia esophagus…………………………………….. 8
Gambar 2.5 Foto thorak abdomen dengan TEF…………………………………………. 9
Gambar 2.6 Foto babygram dengan atresia esophagus………………………………….. 9
Gambar 2.7 Foto Kontras………………………………………………………………... 10
Gambar 3.1 Hasil foto babygram………………………………………………………... 13

5
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 Hasil pemeriksaan laboratorium…………………………………………… 13

6
BAB 1
PENDAHULUAN

Atresia esofagus termasuk kelompok kelainan kongenital terdiri dari gangguan


kontinuitas esofagus dengan atau tanpa hubungan persisten dengan trakea. Pada penyakit ini,
terdapat suatu keadaan dimana bagian proksimal dan distal esofagus tidak berhubungan. Pada
bagian atas esofagus mengalami dilatasi yang kemudian berakhir sebagai kantung dengan
dinding muskuler yang mengalami hipertrofi yang khas memanjang sampai pada tingkat
vertebra torakal segmen 2-4. Bagian distal esofagus merupakan bagian yang mengalami atresia
dengan diameter yang kecil dan dinding muskuler yang tipis. Bagian ini meluas sampai
bagian atas diafragma.(1,2)
Kejadian atresia esophagus diperkirakan terjadi pada 1 : 3000 – 4500 kelahiran hidup.(3)
Sebagian besar kasus bersifat sporadic, meskipun insiden ini lebih tinggi pada bayi
kembar. Telah dilaporkan bahwa risiko relatif untuk EA (Esopageal atresia) / TEF
(tracheoesopageal fistula) pada bayi kembar adalah 2,56 lebih tinggi daripada pada kehamilan
tunggal(4). Pada jenis kelamin laki-laki memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan pada
perempuan untuk mendapatkan kelainan atresia esofagus. Rasio kemungkinan untuk
mendapatkan kelainan atresia esofagus antara laki-laki dan perempuan adalah sebesar 1,26.
Atresia esofagus dan fistula trakeoesofagus adalah kelainan kongenital pada neonatus yang dapat
didiagnosis pada waktu-waktu awal kehidupan. Beberapa penelitian menjelaskan hubungan
antara resiko atresia esofagus dan umur ibu(2).
Atresia esofagus proksimal dengan distal TEF terjadi pada 82% pasien. Atresia
esofagus proksimal dengan distal TEF terjadi pada 82% pasien, proksimal dan distal atresia
esofagus terjadi pada 9% pasien. Fistula tipe H tanpa proksimal dan distal atresia esofagus
terjadi pada 9% pasien. Fistula tipe H tanpa adanya atresia esofagus terjadi pada 6% pasien.
Atresia esofagus disertai dengan adanya atresia esofagus terjadi pada 6% pasien. Atresia
esofagus disertai dengan proksimal dan distal TEF terjadi pada 2% pasien. Atresia esofagus
yang disertai proksimal dan distal TEF terjadi pada 2% pasien. Atresia esofagus yang disertai
dengan fistula di bagian proksimal terjadi pada 1% pasien.(2)
Sekitar 30% bayi yang lahir dengan atresia esofagus mengalami gangguan pada
jantung dan sistem gastrointestinal. Selain itu bayi dengan esophageal atresia pada jantung dan

7
sistem gastrointestinal.Selain itubayi dengan esophageal atresia juga dapat mengalami
gangguan pernapasan seperti kesulitan dalam bernapas, infeksi dan tersedak. Hal ini terjadi
karena bayi mengaspirasi saliva ke dalam infeksi dan tersedak. Hal ini terjadi karena bayi
mengaspirasi saliva ke dalam paru-parunya.

8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANATOMY DAN FISIOLOGI

Gambar 2.1 Anatomy Esofagus

Esofagus dimulai pada level kartilago cricoid dan berada di daerah belakang bawah
dan sedikit ke kiri dari trakea. Nervus laryngeal recurrent sinistra berada di antara esofagus dan
trakea. Duktus thoracis berada di sebelah kiri dari esofagus.
Esofagus berbentuk bulat dan tersusun dari otot yang menghubungkan faring dengan
lambung. Panjangnya sekitar 8 inci dan dilapisi oleh jaringan merah muda yang disebut mukosa.
Esofagus berjalan di belakang trakea dan jantung dan berada di depan tulang belakang. Tepat
sebelum memasuki lambung esophagus melewati diafragma.
Dalam proses menelan, spinchter esofagus atas terbuka secara reflex dan eflex dari
peristaltik akan mendorong makanan masuk ke esofagus. Dilatasi yang akan mendorong

9
makanan masuk ke esofagus. Dilatasi yang disebabkan oleh bolus akan memberikan sinyal
kepada peristaltik untuk disebabkan oleh bolus akan memberikan sinyal kepada peristaltik
untuk mendorong makanan sampai ke lambung. Spinchter esofagus bawah terbuka jika
mendorong makanan sampai ke lambung. Spinchter esofagus bawah terbuka jika terdapat reflex
vagovagal yang timbul pada saat awal proses menelan. Reflex terdapat reflex vagovagal
yang timbul pada saat awal proses menelan. Reflex reseptif relaksasi ini dimediasi oleh
inhibitory noncholinergic nonadrenergic reseptif relaksasi ini dimediasi oleh inhibitory
noncholinergic nonadrenergic (NCNA) neuron dari plexus myenterik.(5)

2.2 ETIOLOGI DAN PATOGENESIS


Meskipun kelainan ini sering dikaitkan dengan banyak kelainan kongenital lainnya
sehingga menunjukkan bahwa lesi ini timbul setelah adanya gangguan lainnya sehingga
menunjukkan bahwa lesi ini timbul setelah adanya gangguan mayor pada proses
embriogenesis, penyebab pasti dari kelainan ini masih tidak mayor pada proses embriogenesis,
penyebab pasti dari kelainan ini masih tidak diketahui. Zat teratogen terlibat dalam terjadinya
kelainan ini, tetapi hal ini belum diketahui. Zat teratogen terlibat dalam terjadinya kelainan ini,
tetapi hal ini belum dapat dibuktikan hubungannya. Pada masa kehamilan 22-23 hari, esofagus
dan dapat dibuktikan hubungannya. Pada masa kehamilan 22-23 hari, esofagus dan trakea
terlihat seperti divertikulum usus. Perkembangan esofagus dan trakea trakea terlihat seperti
divertikulum usus. Perkembangan esofagus dan trakea menjadi struktur yang tubuler terjadi
pada minggu keempat dari perkembangan menjadi struktur yang tubuler terjadi pada minggu
keempat dari perkembangan dan terbentuk sempurna pada 34-36 hari.
Meskipun terdapat beberapa teori dan terbentuk sempurna pada 34-36 hari.
Meskipun terdapat beberapa teori embrionik yang menjelaskan terbentuknya malformasi
trakeoesofagus, tetapi embrionik yang menjelaskan terbentuknya malformasi trakeoesofagus,
tetapi tidak ada teori yang dapat menjelaskan keseluruhan kelainan anatomi yang terjadi.
ada teori yang dapat menjelaskan keseluruhan kelainan anatomi yang terjadi. Tingkat
insiden pada kejadian ini meningkat pada minggu keempat kehamilan Tingkat insiden
pada kejadian ini meningkat pada minggu keempat kehamilan dimana terjadi kerusakan
menyeluruh dari jaringan mesenchymal.

10
Klasifikasi dari atresia esofagus menurut Boston yaitu: Klasifikasi dari atresia esofagus
menurut Boston yaitu:
 Tipe A - Atresia esophagus tanpa fistula atau disebut atresia esophagus murni Atresia
esophagus tanpa fistula atau disebut atresia esophagus murni (10%)
 Tipe B - atresia esofagus dengan TEF proksimal (<1%)
 Tipe C - Atresia esophagus dengan TEF distal (85%)
 Tipe D - atresia esophagus dengan TEF proksimal dan distal(<1%) atresia esophagus
dengan TEF proksimal dan distal(<1%)
 Tipe E - TEF tanpa atresia esofagus atau yang disebut fistula tipe H (4%) Tipe E - TEF
tanpa atresia esofagus atau yang disebut fistula tipe H (4%)
 Tipe F - stenosis esofagus kongenital (<1%)

Gambar 2.2 Klasifikasi atresia esophagus / trakeoesofageal fistula

Fetus dengan atresia esofagus tidak dapat menelan cairan amnion secara Fetus dengan
atresia esofagus tidak dapat menelan cairan amnion secara efektif, terutama jika tidak terdapat
TEF. Pada fetus dengan atresia esofagus dan efektif, terutama jika tidak terdapat TEF. Pada fetus
dengan atresia esofagus dan TEF distal, terdapat kemungkinan cairan amnion dapat mengalir
melalui trakea ke TEF distal, terdapat kemungkinan cairan amnion dapat mengalir melalui trakea
ke fistula dan kemudian menuju ke usus. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya fistula dan
kemudian menuju ke usus. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya polihidramnion yang
dapat menyebabkan persalinan yang polihidramnion yang dapat menyebabkan persalinan yang
prematur.

11
Neonatus dengan atresia esofagus tidak dapat menelan air liur dalam Neonatus
dengan atresia esofagus tidak dapat menelan air liur dalam jumlah yang banyak.
Neonatus dapat terdiagnosis pneumonitis aspirasi apabila mengaspirasi air liur atau susu.
Daerah paru pada bayi dengan atresia esofagus mengaspirasi air liur atau susu. Daerah paru pada
bayi dengan atresia esofagus dan distal TEF dapat terkena sekresi asam lambung. Udara
yang berasal dari dan distal TEF dapat terkena sekresi asam lambung. Udara yang berasal
dari trakea dapat diteruskan ke fistula distal ketika bayi menangis atau menerima trakea
dapat diteruskan ke fistula distal ketika bayi menangis atau menerima ventilasi. Kondisi ini
dapat mengarah pada perforasi lambung akut, yang sering ventilasi. Kondisi ini dapat mengarah
pada perforasi lambung akut, yang sering mematikan.
Trakea juga dapat mengalami gangguan embriogenesis. Pars membranacea dari trakea
akan melebar dan memberikan bentuk cross-sectional D yang berbeda dari trakea akan melebar
dan memberikan bentuk cross-sectional D yang berbeda dari bentuk normal C. Perubahan ini
menyebabkan melemahny a struktur sekunder dari anteroposterior trakea atau biasa disebut
tracheomalacia.

2.3 DIAGNOSA
2.3.1 Gambaran Klinik
Bayi dengan atresia esofagus dan fistula trakeoesofagus sering memperlihatkan
gejala dalam beberapa jam pertama setelah kelahiran. Namun, diagnosis prenatal kadang
ditegakkan jika pada ultrasonografi ditemukan adanya polihidramnion. Sesekali dilatasi pada
kantung esofagus atas dapat diidentifikasi.Gejala yang timbul segera setelah kelahiran yaitu
terdapat saliva yang banyak. Saliva ini berasal dari berkumpulnya sekresi cairan dari
kantung esofagus proksimal dan faring posterior. menyebabkan regurgitasi, tercekik,
tersedak, atau sianosis. Takipneu, atelektasis dan distress pernapasan disebabkan karena refluks
isi lambung yang masuk ke saluran pernapasan. Hal ini dapat menyebabkan pneumonitis
chemical. Distensi abdomen disebabkan karena udara yang dihirup masuk ke traktus
gastrointestinal melalui fistula distres pernapasan yang buruk dan traktus gastrointestinal
melalui fistula. Gejala mungkin kurang jelas pada anak dengan pulmonary compromise dan
fistula trakeoesofagus tanpa atresia esofagus(6).

12
2.3.2 Gambaran Radiologi
Jika dalam diagnosis dicurigai terdapat atresia esofagus, prioritas Jika dalam diagnosis
dicurigai terdapat atresia esofagus, prioritas utama yaitu untuk melindungi jalan napas dengan
sering melakukan suction utama yaitu untuk melindungi jalan napas dengan sering melakukan
suction pada faring. Bayi perlu diperiksa secara teliti untuk menyingkirkan kelainan pada faring.
Bayi perlu diperiksa secara teliti untuk menyingkirkan kelainan abnormal lainnya (anal,
cardiac, skeletal, genitourinary). Diagnosis dapat abnormal lainnya (anal, cardiac, skeletal,
genitourinary). Diagnosis dapat dibantu dengan menggunakan nasogastrik tube.Jika nasogastrik
tube tidak dibantu dengan menggunakan nasogastrik tube. Jika nasogastrik tube tidak dapat
masuk ke lambung maka kemungkinan besar terdapat atresia, dapat masuk ke lambung
maka kemungkinan besar terdapat atresia, meskipun jika pada TEF tanpa atresia esofagus
nasogastric tube dapat meskipun jika pada TEF tanpa atresia esofagus nasogastric tube
dapat lewat.Oleh karena itu diperlukan X-ray untuk konfirmasi. Adanya udara lewat.Oleh
karena itu diperlukan X-ray untuk konfirmasi. Adanya udara dalam usus, meskipun suatu
atresia adalah tanda dari fistula dalam usus, meskipun suatu atresia adalah tanda dari
fistula trakeoesofagus.
Gambaran radiologi yang digunakan dapat berupa:
1. Foto polos thorax dan abdomen
Untuk mendiagnosis atresia esofagus maka dibutuhkan foto Untuk mendiagnosis atresia
esofagus maka dibutuhkan foto thorax posteroanterior dan lateral dengan menampilkan
tabung thorax posteroanterior dan lateral dengan menampilkan tabung nasogastrik pada
kantung esofagus proximal(6).

13
Foto thoraks (Aspirasi pneumonia)

Gambar 2.3 Foto thoraks aspirasi pneumonia

Gambar di bawah ini menunjukkan atresia esofagus dengan Gambar di bawah ini
menunjukkan atresia esofagus dengan tabung melingkar di esofagus dan terdapat fistula
trakeoesofagus karena terdapat udara di lambung dan duodenum(7).

Gambar 2.4 Foto thorak


Gambar di bawah ini menunjukkan atresia trakeoesofagus tipe H Gambar di bawah ini
menunjukkan atresia trakeoesofagus tipe H (kiri) dan atresia esofagus tanpa udara dalam usus.

14
Gambar 2.5 Foto thorak abdomen dengan TEF

Gambar di bawah ini menunjukkan sebuah tabung melingkar di Gambar di bawah ini
menunjukkan sebuah tabung melingkar di daerah proximal/ mid esofagus di mediastinum
superior dan daerah proximal/ mid esofagus di mediastinum superior dan didiagnosis atresia
esofagus. Terdapat udara di loop usus sehingga menunjukkan atresia esofagus. Terdapat
udara di loop usus sehingga menunjukkan fistula trakeoesofagus dengan atresia esofagus(7).

Gambar 2.6 Foto babygram dengan atresia esophagus

15
2. Foto kontras

Gambar 2.7 Foto Kontras


2.4 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan dari atresia esophagus, biasanya di lakukan dengan operasi.
Prosedur operasi yang dapat dilakukan pada pasien dengan operasi. Prosedur operasi yang
dapat dilakukan pada pasien dengan atresia esofagus yaitu Kimura, Livaditis atau Foker, baik
dengan menggunakan prosedur substitusi esofagus dengan atau tanpa cervical
esophagostomy dan menggunakan gastric tube. Persiapan bagi bayi berusia 1 tahun sebelum
menjalani operasi: Persiapan bagi bayi berusia 1 tahun sebelum menjalani operasi(9):
1. Cairan intravena yang mengandung konsentrasi glukosa diberikan sesuai dengan
umur gestasi dan berat badan bayI.
2. Profilaksis antibiotik broadspektrum (gentamycin, ampicilin) diberikan intravena
3. Bayi d itempatkan di inkubator untuk menjaga kehangatannya
4. Tube Replogle diletakkan di hidung atau mulut dan disambungkan dengan suction
otomatis setiap 30 menit
5. Orang tua bayi perlu harus sepenuhnya diberitahu tentang kelainan yang bayi perlu harus
sepenuhnya diberitahu tentang kelainan yang diderita bayinya, komplikasi dan
pengobatan yang diberikan. diderita bayinya, komplikasi dan pengobatan yang diberikan.

2.5. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari atresia esofagus yaitu Komplikasi yang
dapat ditimbulkan dari atresia esofagus yaitu aspirasi pneumonia, tersedak sampai
menyebabkan kematian. Hal ini dapat aspirasi pneumonia, tersedak sampai menyebabkan

16
kematian. Hal ini dapat terjadi bila air liur dan sekresi lainnya masuk ke dalam rongga paru.
terjadi bila air liur dan sekresi lainnya masuk ke dalam rongga paru.

2.6 PROGNOSIS
Keberlangsungan hidup pasien dengan atresia esofagus sekitar 85- Keberlangsungan
hidup pasien dengan atresia esofagus sekitar 85-95%. Bayi yang memiliki kelainan major
lainnya mempunyai prognosis yang buruk. Waterson mengklasifikasi pasien berdasarkan
berat lahir, kelainan buruk. Waterson mengklasifikasi pasien berdasarkan berat lahir,
kelainan kongenital yang terkait dan ada tidaknya pneumonia.Faktor-faktor ini dapat kongenital
yang terkait dan ada tidaknya pneumonia.Faktor-faktor ini dapat memprediksi seberapa besar
kelangsungan hidup dari bayi.
Bayi dengan resiko kematian tinggi apabila memenuhikriteria:
1. Berat lahir <1500gr
2. Penyakit jantung bawaan
3. Anomali terkait yang berbahaya, dan
4. Ketergantungan pada ventilator.

17
BAB 3
LAPORAN KASUS
3.1 IDENTITAS PASIEN
Nama : By. Ny. ML
Usia : 13 hari
Jenis kelamin : laki-laki

3.2 Anamnesis
By. Ny. ML MRS tggl 23 juli 2018 dengan diagnosis Pneumonia + Susp Atresia
esofagus. Pasien dikeluhan sesak napas, muntah > 5x/ hari berwarna putih kecoklatan ketika
dirangsang/ diberi makan selain itu Pasien hipersalivasi dan BAK (+) BAB (+) berwarna hijau..
Riwayat persalinan pasien lahir pada 23 juli 2018 secara Sectio Caesarea atas indikasi G1P0A0
Uk 39 minggu T/H + polihidroamnion. Bayi lahir dengan BB 1700 gr + cairan ketuban jernih.

3.3 Pemeriksaan Fisik


 Keadaan umum : Lemah
 Tanda- tanda vital :
o HR : 122x/ menit
o RR : 72x/ mnt
o S : 36,5oc
o SpO2 : 88 %
 Status generalis :
o Kepala : normoce[al, ikterus (-), sianonis (-)
o Thorax : Jantung : S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
Paru : Vh (+/+), Rh (+/+), Wh (-/-)
o Abdomen : Supel, BU (+)
o Genital : edema scrotum
o Ekstremitas : CRT < 2dtk , sianosis (-), ikterus (-) eritema pedis D/S

18
3.4 Pemeriksaan Penunjang

1. Laboraturirum
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Darah lengkap
HB 18,9 g/ dl 11 – 16 g/ dl
HTC 49 % 31- 50 %
WBC 3,13 x 103/ uL 5 – 11 x 103 /uL
Neutrofil 149 x 103/ Ul 150 – 400 x 103/ uL
CRP + -
Elektrolit
Na 125 132 – 147 mEq
K 4,8 3,6 – 6,1 mEq
Cl 104 95 – 116 mEq
Albumin 4, 26 g/ dl 3,4 – 4,8 g/ dl
Tabel 3.1 Hasil pemeriksaan laboraturium
2. Pemeriksaan radiologi

Gambar 3.1 Hasil foto babygram

19
Jenis foto : babygram
Posisi foto : AP – Supine , inspirasi cukup, kondisi cukup
Kesan foto :
- Konsolidasi luas dipulmo dextra apex dan perihiler dengan udara usus prominen , pada
neonatus dengan suspek atresia esophagus, menyongkong kemungkinan adanya atresia
esophagus dengan adanya fistula trakea-esofagus pada bagian distal dengan pneumonia
dextra suspect ec aspirasi.
- Besar cor normal
- Tulang tervisualisasi intak
- Suspek OGT/ NGT melengkung setinggi proyeksi VTH 4-6

3.5 Diagnosis
- Atresia esophagus
- Pneumonia
- Sepsis

3.6 Penatalaksanaan
- perawatan infant warmer
- suction lendir berkala
- O2 CPAP F1 O2 50 % PEEF :7
- IVFD D10 0, 18 10 cc/jam
- Aminotifurin paed 70 cc/ 6 jam
- inj Meropenem 3 x 20 mg
- Inj Ranitidin 2x 2 mg

20
BAB 4
PEMBAHASAN

Atresia esofagus termasuk kelompok kelainan kongenital terdiri dari gangguan


kontinuitas esofagus dengan atau tanpa hubungan persisten dengan trakea. Pada penyakit ini,
terdapat suatu keadaan dimana bagian proksimal dan distal esofagus tidak berhubungan. Pada
bagian atas esofagus mengalami dilatasi yang kemudian berakhir sebagai kantung dengan
dinding muskuler yang mengalami hipertrofi yang khas memanjang sampai pada tingkat
vertebra torakal segmen 2-4. Bagian distal esofagus merupakan bagian yang mengalami atresia
dengan diameter yang kecil dan dinding muskuler yang tipis. Bagian ini meluas sampai
bagian atas diafragma.(1,2)
Diagnosis pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Berdasarkan anamnesis pada kasus pasien mengalami hiperslivasi ,
muntah dan juga sesak napas. Hal ini sesuai dengan teori pada gejala klinik atresia esophagus
dimana terjadinya gejala setelah kelahiran yaitu terdapat saliva yang banyak. Saliva ini berasal
dari berkumpulnya sekresi cairan dari kantung esofagus proksimal dan faring posterior.
Jika memakan makanan atau menelan sesuatu menyebabkan regurgitasi, tercekik, tersedak,
atau sianosis. Takipneu, atelektasis dan distress pernapasan disebabkan karena refluks isi
lambung yang masuk ke saluran pernapasan. Hal ini dapat menyebabkan pneumonitis
chemical(5). Riwayat persalinan pasien secara Sectio Caesarea atas indikasi polihidroamnion.
Pada bayi dengan atresia esophagus biasanya tidak dapat menelan cairan amnion sehingga
menyebabkan penumpukan cairan amnion.(5)
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapatkan demam dan bunyi napas yang ronkhi.
Pada pemeriksaan fisik pada kelainan akibat aspirasi yang disebabkan oleh adanya abnormalitas
anatomis dari aerodigestivus adalah ronki basal halus sampai ronkhi kasar.(10)
Salah satu modalitas untuk menegakan diagnosis dari atresia esophagus adalah radiologi.
Pemeriksaan radiologi pada foto babygram didapatkan konsolidasi luas di pulmo dextra apex
dan perihiler dengan udara usus prominen, pada neonatus dengan suspek atresia esophagus,
menyongkong kemungkinan adanya atresia esophagus dengan adanya fistula trakea-esofagus
pada bagian distal dengan pneumonia dextra suspect ec aspirasi. Pada bayi dengan atresia
esophagus biasanya memperlihatkan gambaran foto thorax berupa pneumonia yang disebabkan

21
oleh aspirasi. Pneumonia ini biasanya disebabkan oleh inflamasi parenkim paru akibat cairan
lambung dalam jumbla besar tanpa adanya infeksi atau syndrome mendelson dengan ciri- ciri
konsolidasi homogen pada lapang paru akiban terjadinya aspirasi saliva maupun reflux isi
lambung pada saluran pernapasan. Gambaran foto thorax pada aspirasi kimia ditandai dengan
infiltrate umunya tipe alveolar pada 1 atau kedua lobus bagian bawah atau infiltrate difus pada
edema paru. Gambaran foto thoraks pneumonia aspirasi tergantung pada posisi pasien saat
terjadi aspirasi. Apabila aspirasi terjadi pada saat berbaring terjadi pada bagian paru akan
atas(11). Selain itu terdapat Suspek OGT/ NGT melengkung setinggi proyeksi VTH 4-6 sesuai
dengan teori dimana pemeriksaan radiologik yang dilakukan adalah foto thoraks termasuk
abdomen atas dengan memasukkan sonde lambung kedalam esofagus, kalau perlu kateter diisi
kontras nonionik. Diagnosis atresia esofagus dapat dilakukan dengan pemeriksaan foto dada
posisi posteroanterior (PA) dan lateral. Dimana akan didapatkan gambaran gulungan nasogastrik
tube pada bagian proksimal kantung esofagus.
Berdasarkan anamnesis pemfis dan pemeriksaan penunjang dapat ditegakan diagnosis
atresia esophagus dengan fistula trakeoesofageal distal. Atresia esophagus dengan fistula
trakeoesofageal biasanya yang paling sering terjadi berkisar 82% dari semua klasifikasi atresia
esophagus. Gambaran radiologinya berupa terjadinya dilatasi dan penebalan dinding otot yang
berujung pada mediastinum superior. Esophagus distal lebih tipis dan sempit memasuki dinding
posterior trakea. Jarak antara esophagus proximal dan distal bervariasi. Tatalaksanaan yang
diberikan pada pasien ini adalah perawatan infant warmer, suction lendir berkala, O2 CPAP F1
O2 50 % PEEF :7, IVFD D10 0, 18 10 cc/jam , Aminotifurin paed 70 cc/ 6 jam, inj Meropenem
3 x 20 mg, dan inj Ranitidin 2x 2 mg. tatalaksana utama pada atresia esophagus adalah
pembedahan, namun sebelum pendahan harus diperhatikan pemberian cairan intravena yang
mengandung konsentrasi glukosa diberikan sesuai dengan umur gestasi dan berat badan bayI,
profilaksis antibiotik broadspektrum (gentamycin, ampicilin) diberikan intravena, Bayi d
itempatkan di inkubator untuk menjaga kehangatannya, dan tube replogle diletakkan di
hidung atau mulut dan disambungkan dengan suction otomatis setiap 30 menit(9).

22
BAB 5
KESIMPULAN
Telah dilaporkan pasien atas nama By. Ny. ML usia 13 hari dengan dikeluhan sesak
napas, muntah > 5x/ hari berwarna putih kecoklatan ketika dirangsang/ diberi makan selain itu
pasien hipersalivasi. Riwayat persalinan pasien lahir pada 23 juli 2018 secara Sectio Caesarea
atas indikasi G1P0A0 Uk 39 minggu T/H + polihidroamnion. Bayi lahir dengan BB 1700 gr.
diagnosa atresia esophagus degan fistula trakeoesofageal distal dan pneumonia. Berdasarkan
modalitas radiologi menggunakan foto babygram didapatkan adanya konsolidasi pada apex dan
perihiler paru dexra yang mengarah pada pneumonia aspirasi mengarah ke fistula
trakeoesofageal distal dan terdapat lengkungan NGT di proyeksi VTh 4- 6 yang mengarah
adanya atresia esophageal proksimal. Temuan radiologi ini mendukung diagnosis kerja pada
kasus ini. Penatalaksanaan utama pada kasus ini adalah dengan pembedahan.

23
DAFTAR PUSTAKA
1. Torfs, Kluth. Esophageal atresia [online]. 2011 [cited on 2011Nov 8]. Torfs, Kluth.
Esophageal atresia [online]. 2011 .Available from: URL:
http://www.dshs.state.tx.us/birthdefects/risk/risk16-esoph_atr.shtm
2. Munden MM, Young DW. Pediatric gastrointestinal tract. Munden MM, Young DW.
Pediatric gastrointestinal tract. Radiology. USA: McGraw-Hill; 2010. p.838.
3. Medline Plus. Esophageal atresia[online]. 2011 . Available from: URL:
http://www.in.gov/isdh/files/ esophageal_atresia.pdf
4. Michigan Multimedia, Dept. Of Surgery. Esophageal Atresia (online) 20 Oktober 2008 .
Available from URL : http://www.umich.edu/pediatric/clinical.html
5. Bambini DA. Tracheoesophageal fistula and esophageal atresia. Bambini DA.
Tracheoesophageal fistula and esophageal atresia. Pediatric surgery. thth Edition .USA:
Landes Bioscience; 2000. p.318-323
6. Haller JO, Slovis TL, Joshi A. Abdominal imaging. Pediatric radiology.3th Edition. New
York: Springer; 2005. p.105.
7. Hardy M, Boynes S. Radiographic technique for the abdomen and related Hardy M, Boynes
S. Radiographic technique for the abdomen and related anatomy. Pediatric radiography .1th
Edition. USA: Blackwell Science; 2003. p.122.
8. Chan MS, Wong KT, Yuen EH. Paediatric. Case studies in medical imaging.1th
Edition. New York: Cambridge; 2006. p.271,430
9. Saxena AK. Esophageal atresia with or without tracheoesophageal Saxena AK.
Esophageal atresia with or without tracheoesophageal fistula[online]. 2011. Available
from: URL:http://emedicine.medscape.com/article/93 5858-overview#a01
10. Perhimpunan dokter paru Indonesia Pnemonia. PDPI. Jakarta : 2013
11. Swaminathan. Aspiration Pneumonitis and pneumonia. 2015 . available :
http://emedicine.medscape.com/article/296198

24

Вам также может понравиться

  • Rumus Koreksi Elektrolit
    Rumus Koreksi Elektrolit
    Документ4 страницы
    Rumus Koreksi Elektrolit
    Sena Ajah
    75% (4)
  • Laporan Kasus p2m
    Laporan Kasus p2m
    Документ7 страниц
    Laporan Kasus p2m
    Astie Nomleni
    Оценок пока нет
  • Ikkom
    Ikkom
    Документ6 страниц
    Ikkom
    Astie Nomleni
    Оценок пока нет
  • Materi Promkes Gout
    Materi Promkes Gout
    Документ8 страниц
    Materi Promkes Gout
    Astie Nomleni
    Оценок пока нет
  • Brosur AIDS PDF
    Brosur AIDS PDF
    Документ2 страницы
    Brosur AIDS PDF
    Ika Fitri Ramadhana
    Оценок пока нет
  • Daftar Hadir Puskesmas
    Daftar Hadir Puskesmas
    Документ5 страниц
    Daftar Hadir Puskesmas
    Astie Nomleni
    Оценок пока нет
  • Lembar Penilaian Puskesmas
    Lembar Penilaian Puskesmas
    Документ5 страниц
    Lembar Penilaian Puskesmas
    Astie Nomleni
    Оценок пока нет
  • Epilepsi Bab 3
    Epilepsi Bab 3
    Документ12 страниц
    Epilepsi Bab 3
    Astie Nomleni
    Оценок пока нет
  • 02 Lembar Konsultasi
    02 Lembar Konsultasi
    Документ1 страница
    02 Lembar Konsultasi
    holly theressa
    Оценок пока нет
  • Cover Dan Daftar Isi
    Cover Dan Daftar Isi
    Документ3 страницы
    Cover Dan Daftar Isi
    Astie Nomleni
    Оценок пока нет
  • TFC Umemanekan
    TFC Umemanekan
    Документ39 страниц
    TFC Umemanekan
    Astie Nomleni
    Оценок пока нет
  • Gizi Buruk: Laporan Kasus Anak Gizi Buruk Marasmus
    Gizi Buruk: Laporan Kasus Anak Gizi Buruk Marasmus
    Документ37 страниц
    Gizi Buruk: Laporan Kasus Anak Gizi Buruk Marasmus
    Astie Nomleni
    Оценок пока нет
  • Pemeriksaan Penunjang - Bab 3
    Pemeriksaan Penunjang - Bab 3
    Документ7 страниц
    Pemeriksaan Penunjang - Bab 3
    Astie Nomleni
    Оценок пока нет
  • MR Minggu III
    MR Minggu III
    Документ11 страниц
    MR Minggu III
    Astie Nomleni
    Оценок пока нет
  • Kartu Monitor
    Kartu Monitor
    Документ1 страница
    Kartu Monitor
    Astie Nomleni
    Оценок пока нет
  • RPP 4
    RPP 4
    Документ11 страниц
    RPP 4
    Astie Nomleni
    Оценок пока нет
  • Salinan Terjemahan Sciatica
    Salinan Terjemahan Sciatica
    Документ13 страниц
    Salinan Terjemahan Sciatica
    Astie Nomleni
    Оценок пока нет
  • MR Minggu II
    MR Minggu II
    Документ14 страниц
    MR Minggu II
    Astie Nomleni
    Оценок пока нет
  • Anatomi Dan Fisiologi Kulit
    Anatomi Dan Fisiologi Kulit
    Документ23 страницы
    Anatomi Dan Fisiologi Kulit
    Wilko William
    Оценок пока нет
  • Referat Kulit Hfhhfhf-1
    Referat Kulit Hfhhfhf-1
    Документ5 страниц
    Referat Kulit Hfhhfhf-1
    Astie Nomleni
    Оценок пока нет
  • Presentasi 2
    Presentasi 2
    Документ31 страница
    Presentasi 2
    Astie Nomleni
    Оценок пока нет
  • Bab 1
    Bab 1
    Документ25 страниц
    Bab 1
    Astie Nomleni
    Оценок пока нет
  • Presentasi 2
    Presentasi 2
    Документ31 страница
    Presentasi 2
    Astie Nomleni
    Оценок пока нет
  • Terapi Fisiatrik Singkat untuk Kesehatan
    Terapi Fisiatrik Singkat untuk Kesehatan
    Документ25 страниц
    Terapi Fisiatrik Singkat untuk Kesehatan
    Astie Nomleni
    Оценок пока нет
  • Reft Kulit HFHHFHF
    Reft Kulit HFHHFHF
    Документ6 страниц
    Reft Kulit HFHHFHF
    Astie Nomleni
    Оценок пока нет
  • Fraktur Suprakondiler Humerus
    Fraktur Suprakondiler Humerus
    Документ31 страница
    Fraktur Suprakondiler Humerus
    Astie Nomleni
    Оценок пока нет
  • Referat Kulit Hfhhfhf-1
    Referat Kulit Hfhhfhf-1
    Документ5 страниц
    Referat Kulit Hfhhfhf-1
    Astie Nomleni
    Оценок пока нет
  • Document
    Document
    Документ23 страницы
    Document
    Umbu Ananda
    Оценок пока нет
  • Naskah Publikasi
    Naskah Publikasi
    Документ17 страниц
    Naskah Publikasi
    Muhammad Al-husein
    Оценок пока нет