Вы находитесь на странице: 1из 38

 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

GAMBARAN RADIOLOGIS KANKER PARU

Disusun oleh:

Elisa Noor 0906507980

Fahmi Raditya M. 0906508043


Rido Prama E. 0906639871
Venny Christina 0906508522

Pembimbing:

Dr. Vally Wulani, SpRad

MODUL ELEKTIF RADIOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
JAKARTA 2014

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 1/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

A.  Anatomi Paru


Paru merupakan sepasang organ berbentuk kerucut yang terletak pada rongga toraks
yang dipisahkan oleh jantung dan struktur lain di mediastinum. Paru-paru merupakan organ
respirasi yang berada di kanan dan kiri mediastinum yang dikelilingi oleh pleura kanan dan
kiri Paru memiliki apex (puncak), basis, tiga tepi, dan dua permukaan. Bentuk paru
menyerupai bentuk kerucut. Normal paru kanan lebih besar daripada paru kiri karena
mediastinum medius yang berisi jantung lebih menonjol kearah kiri daripada kea arah
kanan.1 
Paru kiri dibagi menjadi lobus superior dan inferior oleh fisura obliq. Lobus superior
 berada di sebelah anterosuperior terhadap fisura ini. Dekat ujung bawah tepi anterior lobus
superior terdapat insisura kardiak. Biasanya di bagian ujung bawah insisura kardiak lobus
superior memiliki taju kecil yaitu lingula. Lobus inferior yang lebih besar berada di sebelah
 postero-inferior terhadap fisura obliq tersebut.1 
Paru kanan terbagi menjadi lobus superior, medius dan inferior oleh dua fisura. Fisura
obliq memisahkan lobus inferior dari lobus medius dan lobus superior. Fisura horizontal yang
 pendek memisahkan lobus superior dan lobus medius. Kadang-kadang bagian medial lobus
superior terbagi sebagian oleh fisura yang bervariasi kedalamannya, berisi bagian terminal V.
azygos membentuk lobus V. azygos.1
Selain fisura interlobaris terdapat pula fisura aksesoris yang terdiri dari fisura azigos
yang merupakan invaginasi dari vena azygos melalui bagian apeks ke lobus atas paru kanan.
Fisura ini memiliki 4 lapisan pleura. Fisura aksesori superior yang memisahkan segmen
apeks pada lobus bawah paru kanan dengan segmen basal. Fisura aksesori inferior yang
memisahkan basal media dari lobus bawah kanan. Fisura transversus kiri jarang terlihat
dalam foto polos.2 
 Nodus limfa yang mengaliri paru dinamai sesuai dengan posisinya. Nodus pulmonal
mengaliri substansi paru. Nodus bronkopulmonal berada di hilus. Nodus karina berada di
 bawah hilus. Nodus trakeobronkial berada di atas sambungan trakeobronkial. Nodus
 paratrakea kanan dan kiri berada di salah satu sisi trakea. Pembuluh darah limfa pada paru
 berada pada pleksus superfiaial dan dalam. Plekaus superfisial di bawah pleura mengaliri

sekitar permukaan paru dan batas tepi fisura yang kemudian berkumpul di hilus dan nodus
 bronkopulmonar. Pleksus dalam mengalir ke pembuluh darah paru melalui hilus. Terdapat

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 2/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

 beberapa hubungan antara pleksus superfisial dan dalam selain pada hilus. Nodus
 bronkopulmonar mengalir ke nodus trakeobronkial dan nodus paratrakeal dan kemudian ke
trunkus bronkomediastinal2.

Gambar 1. Anatomi permukaan paru

3
Gambar 2. Radiologi paru normal proyeksi PA  

3
Gambar 3. Radiologi paru normal proyeksi lateral  

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 3/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

Keterangan gambar 2 dan 3: a=aorta, aer=azygoesophageal recess, ajl=anterior junction line,


apw=aortopulmonary window, bi=bronchus intermedius, ca=carina, cap=cardiophrenic angle, cpa=costophrenic
angle, cl=clavicle, d=diaphragm, dp=descending (or interlobar) pulmonary artery, g=gastric air bubble,
ivc=inferior vena cava, lpa=left pulmonary artery, lul=left upper lobe bronchus, m=manubrium, mf=minor

fissure, MF=major fissure, p=main pulmonary artery, pjl=posterior junction line, rpa=right pulmonary artery,
3
rts=right tracheal (or paratracheal) stripe, rul=right upper lobe bronchus, svc=superior vena cava, t=trachea.  

Gambar 4. Anatomi CT scan pada potongan axial dada (Keterangan: RUL: right upper lobe , LUL:
left upper lobe, MF: major fissure , Ca: carina , e: esophagus , ss: bronchus to superior segment of
lower lobe , RML: right middle lobe , RLL: right lower lobe ,LLL: left lower lobe , Li: lingula
3
segment of the left upper lobe , bb: basilar segmental bronchi of lower lobes )  

4
Gambar 5. Nodus limfe regional paru

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 4/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

B.  Kanker Paru


1.  Definisi dan Epidemiologi
Kanker paru adalah keganasan yang berasal dari saluran pernapasan (bronkus,
 bronkiolus, alveolus) dan parenkim paru. Kanker paru merupakan kanker yang paling sering
di dunia dengan sekitar 1.600.000 kasus baru dan 1.380.000 kematian pada tahun 2008.4
Penyebab kanker paru belum diketahui, tetapi paparan atau inhalasi berkepanjangan
terhadap karsinogen diduga merupakan faktor penyebab utama, di samping faktor lain seperti
kekebalan tubuh, genetik, dan lain-lain. Faktor risiko utama terjadinya kanker paru adalah
kebiasaan merokok. Terdapat hubungan antara jumlah rata-rata jumlah rokok yang dihisap
 per hari dengan tingginya insiden kanker paru. Selain perokok aktif, perokok pasif juga
mengalami peningkatan risiko terjadinya kanker paru. Faktor risiko lain kanker paru antara
lain paparan radiasi pengion, asbestos, polisiklik hidrokarbon, polusi udara, dan lain-lain.
Faktor genetik berupa riwayat keluarga dengan kanker juga berperan terhadap peningkatan
risiko terjadinya kanker paru.4,5

2.  Gejala klinis5 


Gambaran klinis kanker paru yang dapat ditemui antara lain:
   Asimptomatik  –   teridentifikasi pada pemeriksaan foto toraks rutin. Pada fase awal,
kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala klinis apapun selain adanya
kelainan pada gambaran radiologis.
   Gejala lokal
o   Batuk
o   Hemoptisis
o   Mengi
o   Atelektasis
   Invasi regional
o    Nyeri dada
o   Dispneu karena efusi pleura
o   Tamponade atau aritmia karena invasi ke perikardium
o   Sindrom vena kava superior
o   Sindrom Horner ( facial anhidrosis, ptosis, miosis)
o   Suara serak karena penekanan nervus laryngeal recurrent  

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 5/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

o   Sindrom Pancoast karena invasi pada pleksus brakialis dan saraf simpatis
servikalis
   Gejala metastasis
o  
Metastasis pada otak, tulang, hati, adrenal dapat menimbulkan gejala berupa
nyeri kepala, nyeri tulang, sindrom Cushing
o   Limfadenopati servikal dan supraklavikula
   Sindrom paraneoplastik
o   Sistemik: anoreksia, penurunan berat badan, kakesia, demam
o   Hematologi: leukositosis, anemia, hiperkoagulasi
o   Hipertrofi osteoartropati
o    Neurologik: demensia, ataksia, tremor, neuropati perifer
o   Endokrin: sekresi berlebihan hormon paratiroid (hiperkalsemia), ginekomastia
o   Dermatologik: eritema multiform, hiperkeratosis, jari tabuh
o   Ginjal: syndrome of inappropriate antidiuretic hormone 
Anamnesis yang lengkap dan pemeriksaan fisik yang teliti merupakan kunci untuk
mendapatkan diagnosis yang tepat. Selain gejala klinis, beberapa faktor perlu diperhatikan
 pada pasien tersangka kanker paru seperti umur, kebiasaan merokok, riwayat kanker dalam
keluarga, paparan zat karsinogen, dan infeksi yang dapat menyebabkan nodul soliter paru.
Deteksi kanker paru pada stadium dini sangat sulit karena pada stadium ini belum timbul
gejala. Untuk deteksi dini, dianjurkan melakukan pemeriksaan skrining dengan cara
memeriksa sitologi sputum dan foto rontgen dada secara berkala.

3.  Klasifikasi Kanker Paru


Berdasarkan histopatologinya secara garis besar kanker paru dikelompokkan menjadi
Small Cell Lung Cancer   (SCLC) dan  Non-small Cell Lung Cancer   (NSCLC). Kedua jenis
kanker paru ini berbeda pada pertumbuhan, penyebaran, serta terapinya sehingga penting
untuk mendiagnosis secara tepat. Staging dari kanker paru ditentukan dari lokasi massa,
 penyebarannya ke nodus limfe dan organ lainnya. Paru adalah organ yang besar sehingga
massa dapat tumbuh dalam waktu yang lama sampai ditemukan. Umumnya pasien dengan
kanker paru baru didagnosis ketika mencapai stadium III atau IV. 6 
    Non-small Cell Lung Cancer  (NSCLC)4,7 
 NSCLC merupakan jenis kanker yang paling umum ditemukan (85-90%) dan dibagi

lagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut:

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 6/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

  Adenokarsinoma merupakan tipe yang paling banyak ditemukan (40%), baik pada
 pria maupun wanita. Adenokarsinoma dihubungkan dengan kebiasaan merokok,
namun adenokarsinoma juga dapat ditemukan pada non-perokok.
Adenokarsinoma muncul di luar atau perifer dari paru dan cenderung menyebar ke
nodus limfe. Karsinoma bronkioloalveolar merupakan subtipe dari
adenokarsinoma yang sering menyebabkan lesi multipel dan pari sehingga
menyerupai gambaran pneumonia pada foto rontgen dada.
  Karsinoma sel skuamosa (KSS) atau Karsinoma epidermoid, terbentuk pada
 perbatasan bronkus. Tipe ini mencakup 25% dari NSCLC. Karsinoma sel
skuamosa sering muncul pada paru bagian tengah dalam bronkus. Kanker ini
akan menyebar ke nodus limfe, membesar, dan membentuk kavitas.
   Large cell carcinoma merupakan NSCLC yang tidak terdiferensiasi. Kanker tipe
ini paling jarang, hanya mencakup 10%-15% dari kanker paru. Kanker tipe ini
mempunyai kecenderungan untuk menyebar ke nodus limfe dan organ lain yang
 jauh.
   Small Cell Lung Cancer  (SCLC)6,7 
SCLC mencakup 10-15% dari keseluruhan kanker paru. SCLC memiliki korelasi
 positif yang kuat dengan kebiasaan merokok serta cepat tumbuh dan menyebar ke
organ lainnya. Hal yang membedakan dari adenokarsinoma yaitu kanker ini lebih
responsif terhadap kemoterapi.
   Kanker tipe lainnya7 
Kanker ini hanya mencakup 5-15% dari kanker paru yang meliputi:
  Karsinoid bronkial, mencapai 5% dari kanker paru. Massa kanker umumnya kecil
(3-4 cm) dan ditemukan pada pasien kurang dari 40 tahun serta tidak berkorelasi
dengan kebiasaan merokok. Massa ini dapat bermestastasis dan dapat
mengeluarkan zat seperti hormon. Karsinoid tumbuh dan menyebar lebih lambat
daripada karsinoma, dan seringkali terdeteksi secara dini sehingga dapat
ditatalaksana dengan pembedahan.
  Kanker metastasis. Massa kanker primer bukan berasal dari paru, melainkan organ
tubuh lainnya. Massa kanker dapat bermetastasis ke paru melalui pembuluh darah,
 pembuluh limfe, atau infiltrasi langsung dari organ yang dekat. Umumnya massa
metastasis ditemukan multipel, tersebar secara acak di paru dan lebih sering

dtemukan pada perifer paru.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 7/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

4.  Staging Kanker Paru


Staging kanker paru diperlukan untuk menentukan tatalaksana yang dapat dilakukan
terhadap kanker tersebut. Menurut International staging System For Lung Cancer , penentuan
staging kanker paru dilihat dari 3 komponen yaitu tumor, nodus limfe, dan metastasis.
Staging untuk NSCLC yaitu sebagai berikut: 8
   Tumor (T)
Tumor yang dimaksud disini adalah seberapa besar massa tumor primernya dan
seberapa jauh daerah sekitarnya diinfiltrasi. Hal ini dapat dilihat dari pemeriksaan
imaging foto toraks dan CT scan. Walaupun tumor dapat dilihat dengan foto polos
toraks, tapi ada banyak kekurangan dari pemeriksaan ini. Misalnya hanya bisa melihat
massa yang sudah besar dan tidak dapat melihat dari berbagai potongan. Hal ini dapat
dilengkapi oleh CT-Scan. Modalitas lain yang dapat dipakai adalah bronkoskopi.
Kategori T Keterangan
T0 Tidak tampak tumor atau lesi primer
TX Tumor primer tidak dapat ditentukan dengan hasil radiologi dan
 bronkosopi tetapi sitologi sputum atau bilasan bronkus positif (ditemukan
sel ganas)
TIS Carcinoma in situ
T1 Ukuran terbesar tumor primer ≤ 3 cm tanpa lesi invasi intrabronkus yang
sampai ke maksimal bronkus lobaris. T1 juga terbagi menjadi 2
kelompok:
T1a  ukuran tumor primer ≤ 2 cm 
T1b  ukuran tumor primer > 2 cm tetapi ≤3 cm 
T2 Ukuran tumor > 3 cm dan ≤ 7 cm, invasi intrabronkus dengan jarak lesi ≥
2 cm dari distal karina, berhubungan dengan atelektaksis atau
 pneumonitis obstruksif pada daerah hilus atau invasi ke pleura visceral.
T2 juga dapat dibagi 2 yaitu :
T2a  ukuran tumor primer > 3 cm dan ≤ 5 cm 
T2b  ukuran tumor primer > 5 cm dan ≤7 cm 

T3 Ukuran
termasuktumor primer
sulkus > 7 cmdiafragma,
superior, atau tumornervus
menginvasi dinding pleura
phrenikus, dada
mediastinum, dan perikardium. Selain itu juga lesi intrabronkus ≤ 2 cm
distal karina. Tumor berhubungan dengan atelektaksis pneumonitis
obstruktif di paru. Lebih dari 1 nodul dalam lobus yang sama dengan
tumor primer.
T4 Ukuran tumor primer berapapun, tetapi telah melibatkan atau invasi ke
mediastinal, trakea, jantung, pembuluh darah besar, karina, nervus laring,
esofagus, vertebra atau lebih dari satu nodul berbeda lobus pada sisi yang
sama dengan tumor primer.
    Nodus Limfatikus Regional (N)

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 8/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

 Nodus limfatikus regional menunjukkan apakah ada metastasis ke kelenjar getah


 bening yang ada di regional toraks. Modalitas pemeriksaan utama adalah CT-Scan
karena pada foto toraks tidak dapat melihat pemebesaran KGB dengan baik. Nodus
limfatikus regional atau N dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu:
Kategori Keterangan
 N
 N0 Tidak ditemukan metastasis ke kelenjar getah bening (KGB)
 Nx Metastasis ke kelenjar getah bening (KGB) sulit dinilai secara radiologis
 N1 Metastasis ke kelenjar getah bening hilus, peribronkus, intrapulmonal
ipsilateral
 N2 Metastasis ke kelenjar getah bening mediastinum ipsilateral dan/atau
subkarina
 N3 Metastasis ke kelenjar getah bening (KGB) peribronkial, hilus,
intrapulmonal, mediastinum kontralateral dan atau KGB supra klavikula

   Metastasis Jauh
M yang dimaksudkan disini adalah adanya metastasis ke organ lain. Untuk
mengetahui metastasis ke organ lain, dapat digunakan pemeriksaan radiologi dan/atau
radionuklir. Pengelompokan metastasis yaitu sebagai berikut:
Kategori Keterangan
M
M0 Tidak ditemukan metastasis
Mx Sulit dinilai dengan gambaran radiologis
M1a Metastasis ke paru kontralateral, nodul di pleura, efusi pleura ganas, efusi
 perikardium
M1b Metastasis jauh ke organ lain (otak, tulang, hepar, ginjal, KGB leher,
aksila, adrenal, dll)

Stadium Kanker Paru berdasarkan TMN yaitu sebagai berikut


Stadium T (tumor) N (KGB) M (metastasis) 5 year
survival (%)
IA T1a  N0 M0 73
T1b  N0 M0
IB T2a N0 M0 58
IIA T1a  N1 M0 46
T1b  N1 M0
T2b  N1 M0
IIB T2b  N1 M0 36
T3  N0 M0
IIIA T1a  N2 M0 24
T1b  N2 M0
T2a  N2 M0
T2b  N2 M0
T3  N1 M0

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 9/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

T4  N0 M0
T4  N1 M0
IIIB T4  N2 M0 9
T apapun  N3 M0
IV T apapun  N apapun M1a 13
T apapun  N apapun M1b

Sementara itu, stadium SCLC dibagi menjadi dua yaitu:


  Stadium terlimitasi yaitu kanker hanya terdapat pada hemitoraks ipsilateral dan
dapat terjangkau dalam radiasi
  Stadium ekstensif yaitu kanker telah menyebar ke daerah lain pada dada atau
 bagian lain tubuh baik pada pemeriksaan fisik atau radiologi.

C.  Gambaran Radiologis Kanker Paru


1.  Foto Polos
Dalam menilai lesi melalui foto polos ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Pertama, perhatikan gambaran dengan proyeksi PA dan lateral untuk memastikan letak lesi
dari kedua posisi tersebut. Jika terdapat keraguan maka dapat dilakukan foto oblik.
Gambaran foto polos memiliki kecenderungan keganasan jika berupa massa yang
 berukuran lebih dari 3 cm (massa). Terutama jika berukuran seperti bola golf sangat mungkin
merupakan keganasan. Massa pada kanker paru biasanya berupa masa soliter perifer
sedangkan 40% massa letaknya sentral. Massa memiliki batas yang tidak beraturan serta
dapat berkavitas. Nodul satelit juga dapat menjadi gambaran massa. 9 
Setiap jenis kanker paru primer masing-masing memiliki kecenderungan
 perkembangannya. Adenokarsima biasanya bermanifestasi di perifer. Karsinoma sel
skuamosa dapat muncul di sentral maupun perifer, namun lebih sering muncul di sentral.
Small cell carcinoma biasa muncul pada hilus atau perihilus. 10 
Dalam menilai suatu masa tersebut ganas atau jinak, terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain:9,11 
Kemungkinan jinak Kemungkinan ganas
Ukuran dalam waktu dua Ukuran tidak berubah, Ukuran meningkat dua kali
tahun diameter <3 cm lipat (>30 hari dan <18
 bulan), diameter > 3 cm
Kalsifikasi Seperti kulit telur, tidak Lesi eksentrik, tidak tegas
tegas, kasar, seperti popcorn,

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 10/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

sentral, berlapis-lapis
Kontur Batas reguler Irreguler berupa radiating ,
lesi atau penebalan pada

 bronkus dan pembuluh darah,


 berlobul,  peripheral milk
 glass opacity 
Kavitas dengan dinding tebal Dinding lebih tebal dari 5 Dinding lebih tebal dari 15
mm mm
Reaksi pleura Tidak ada Penebalan, retraksi
Batas Tegas Sulit diidentifikasi
Di bawah ini merupakan gambaran lesi jinak dengan kontur yang tegas dan halus
yang berbeda dengan lesi ganas.

Gambar 6. Kiri: fibroma pada lingual 10, kanan: hamartoma dengan kalsifikasi popcorn11 

11
Gambar 7. Kista ekinokokus  
Di bawah ini merupakan gambaran tumor ganas paru yang dapat dibedakan dengan

melihat gambaran kontur.

10 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 11/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

Gambar 8. Massa pada paru kanan atas 11 

Gambar 9. Karsinoma paru perifer pada paru kiri atas segmen posterior 12 

13
Gambar 10. KSS dengan kavitas pada lobus kanan atas  

11 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 12/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

Gambar 11. NSSC pada lobus bawah paru kiri dengan efusi pleura 13
Gambaran foto polos paru yang mungkin menunjukan keganasan paru adalah sebagai

 berikut:
a.  Golden S sign9 
Golden S sign  merupakan gambaran dari tumor yang terletak pada hilus yang
mengakibatkan atelektasis perifer (umumnya sumbatan berada di lobus kanan atas).
Dengan adanya atelektasi maka secara normal lobus atas paru kanan akan kolaps dan
diikuti dengan melipatnya fisura minor ke atas yang muncul dari hilus ke aspek lateral
dada. Dengan adanya massa yang terletak di dekat hilus, lipatan tadi akan terlihat di

dekat hilus mengelilingi massa sehingga membentuk “S” sebagai batas inferior dari paru
yang kolaps.

Gambar 12. Golden S sign 


 b.  Tumor Pancoast9 
Tumor Pancoast merupakan kanker pada lobus atas yang telah mengenai pleura
dan struktur yang berdekatan seperti iga. Gambar di bawah ini menunjukan gambaran
tumor pancoast pada bagian apeks paru kanan.

12 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 13/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

Gambar 13. Tumor Pancoast


c.  Stenosis bronkial   12

Karena sebagian besar karsinoma tumbuh secara intramural atau transmural maka
sering menimbulkan stenosis bronkial. Pada stenosis, lumen bronkus tampak menyempit
secara konsentris atau lumen tersumbat total. Setelah terjadi stenosis maka akan diikuti
gambaran radiologi lain yaitu adanya atelektasis parsial atau komplet yang menghasilkan
gambaran bercak opak ireguler atau homogen pada lobus atau segmental serta

mengakibatkan paru menjadi mengecil dan mengubah posisi fisura interlobaris,


mediastinum, diafragma, dan iga. Selain itu, stenosis juga dapat mengakibatkan
hiperinflasi paru walaupun sangat jarang. Adanya obstruksi bronkial parsial
mengakibatkan mekanisme katup yang mengakibatkan masuknya udara saat inspirasi
namun terperangkap saat ekspirasi. Pada gambaran radiologi akan tampak adanya
hiperlusen pada paru yang mengembang sehingga menggeser struktur lainnya. Gambaran
lain pada obstruksi bronkial parsial berupa refleks oligemia yang mengakibatkan
 penurunan ventilasi walaupun terdapat peningkatan atau udara yang normal.

Gambar 14. Atelektasis dan bronkial stenosis

13 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 14/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

d.   Hilar tumor shadow12 


Banyak tumor paru yang tumbuh secara intrabronkial sehingga pada gambaran
radiologi terdapat peningkatan opasitas pada regio hilus sebelum berkembang menjadi
stenosis bronkial. Awalnya satu hilus berubah bentuk dan membesar, lalu tumor mengisi
 bagian bayangan hilus lateral dan akhirnya mengenai semua bagian hilus.

 
Gambar 15. Hilar tumor shadow

Gambar 16. Karsinoma bronkogenik sentral


e.   Nodul dan massa soliter 9 
Gambaran lesi kanker paru dapat juga berupa nodul. Nodul adalah lesi berbentuk
 bulat dan opak yang berukuran kurang dari 3 cm. Jika lesi bulat opak berukuran lebih
dari 3 cm, maka disebut massa.
Tanda yang menunjukan kemungkinan keganasan adalah diameternya lebih dari 6
cm, batas tidak tegas, terdapat rigler’s notch sign berupa cekungan pada kontur, korona
radiata sebagai akibat ekstensi tumor ke limfa, dan kavitas dengan dining tebal.
Dalam menilai suatu nodul, hal pertama yang harus dilakukan yaitu
menyingkirkan adanya bayangan puting dan kutil kulit di permukaan kulit. Bayangan
 puting hanya terdapat pada foto rontgen dada bagian depan, umumnya berada pada garis

14 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 15/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

midklavikula, dan terproyeksi pada lapangan bawah paru. Kemudian, pastikan nodul
 benar-benar terdapat pada rongga dada dengan cara melihat foto dengan 2 proyeksi yang
 berbeda, misalnya PA dan lateral.
Kedua, lihat karakteristik dari nodul. Jika bentuk nodul adalah bulat, berbatas
tegas, homogen, konsentris (target), maka kemungkinan nodul bersifat jinak. Namun bila
kalsifikasi terdapat pada bagian pinggir nodul dan ireguler, maka sugestif ke arah
keganasan.
Langkah ketiga yaitu melihat apakah nodul tersebut baru muncul atau sudah ada
sebelumnya. Suatu nodul dicurigai jinak bila tidak ada pertumbuhan yang signifikan
dalam 2 tahun. Stabilitas dalam 1 tahun tidak cukup karena tumor yang tumbuh lambat
mungkin tidak berubah secara signifikann dalam 12 bulan.
Evaluasi lebih jauh dapat menggunakan CT Scan. CT scan dapat melihat secara
 jelas suatu nodul sehingga CT Scan lebih sensitif daripada foto rontgen dada.  Positron
emission tomography  (PET) scan dapat membantu melihat apakah nodul bersifat jinak
atau ganas.13

11
Gambar 17. Kanker paru berupa nodul soliter   

12
Gambar 18. Ilustrasi nodul pada keganasan  

15 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 16/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

Sementara itu, penilaian massa adalah sebagai berikut:.


  Lihat tepi lesi, apakah lesi berduri, terlobulasi, atau ireguler. Bila ya, dicurigai suatu
keganasan
  Lihat daerah yang terkalsifikasi. Kalsifikasi jarang terdapat pada keganasan, kecuali
kalsifikasi pada tepi lesi.
  Lihat apakah terdapat air bronchogram. Jika ya, maka lesi lebih dicurigai konsolidasi
  Lihat apakah terdapat lesi koin lainnya. Bila ada, maka dicurigai massa ganas yang
 bermestastasis ke paru
  Lihat daerah distal dari lesi. Tumor dapat dapat menyebabkan kelainan pada daerah
distal seperti infeksi yang menyebabkan konsolidasi
  Lihat daerah mediastinum dan tulang. Tumor yang dicurigai ganas akan menyebabkan
limfadenopati mediastinal dan/atau metastasis ke tulang
  Lihat foto sebelumnya. Lesi cenderung tidak ganas bila tidak ada pertumbuhan massa
yang berarti dalam 2 tahun.14 
f.   Pneumonic form pada karsinoma12 
Gambaran yang terbentuk berupa konsolidasi homogen atau bercak dengan batas
tidak tegas pada distribusi segmental atau non segmental. Terkadang dapat juga terlihat
air alveologram dan air bronchogram. Konsolidasi seperti ini sering didiagnosis dengan
 pneumonia. Bentuk khusus dari  pneumonic carcinoma  adalah multicentric
bronchioalveolar adenocarcinoma- pulmonary adenomatosis. 

12
Gambar 19. Kiri: ilustrasi pneumonic form ; Kanan: adenokarsinoma bronkoalveolar dengan
gambaran pneumonic form11 
g.  Karsinoma invasif 12 
Tanda pada foto polos yang dapat menunjukan adanya karsinoma invasif adalah
invasi pada iga dan vertebra yang mengakibatkan osteolisis dan fraktur patologis,

16 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 17/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

 paralisis diafragmatika yang disebabkan oleh infiltrasi pada saraf frenikus, striktur
esofagus, dan efusi pleura.

Gambar 20. Destruksi paru pada iga ke 3-5


h.  Pembesaran nodus limfa mediastinum11 
Adanya pembesaran pada nodus limfa voluminous, paratrakeal, trakeobronkial,
dan peribronkial mengakibatkan meluasnya bayangan mediastinum sehingga terlihat
kontur polisiklik pada paru. Dibawah ini merupakan contoh gambaran adenokarsinoma
 pada lobus atas paru kanan yang disertai dengan pembesaran hilus pada paru kanan.

11,12
Gambar 21. Pembesaran hilus kanan  

2.  CT scan
CT scan adalah modalitas pencitraan yang paling penting untuk  staging   kanker paru.
Pemeriksaan CT scan biasanya disertai kontras intravena agar tumor, adenopati, dan
 pembuluh darah paru apa terlihat jelas. Analisis CT scan harus mecakup lokasi dan ukuran
tumor paru, keterlibatan dinding dada dan pleura, serta ada/tidaknya limfadenopati hilus atau
mediastinum. Akurasi CT scan dalam menentukan keterlibatan dinding dada hanya sekitar

50%, namun invasi tersebut ditandai dengan penebalan pleura, sudut tumpul antara tumor dan
 pleura, atau peningkatan densitas lemak ekstrapleura.

17 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 18/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

Peran dari  staging   kanker paru adalah untuk menentukan apakah tumor dapat
direseksi atau tidak dan apakah reseksinya berupa lobektomi atau penumonektomi.
Lobektomi tidak dapat dilakukan jika terdapat pertumbuhan transfisura, invasi pembuluh
darah paru, invasi bronkus utama, dan adanya keterlibatan bronkus lobus atas dan bawah.15

Gambar 22. Kiri: potongan aksial tumor yang dekat dengan fisura. Kanan: potongan koronal
menunjukkan tidak adanya pertumbuhan transfisura

Gambar 23. Potongan koronal dan sagital menunjukkan pertumbuhan transfisura.


Lesi yang ditemukan pada CT scan sesuai dengan lesi pada foto polos, namun pada
CT scan dapat dilihat dengan lebih jelas karakteristik temuan-temuan tersebut. Gambaran
yang dapat ditemui antara lain:
12,13,15
Nodul soli ter 
 Nodul paru soliter dapat diidentifikasi lebih lanjut dengan CT scan berdasarkan
ukuran, kalsifikasi, atenuasi, batas, morfologi, dan kecepatan pertumbuhan.
   Ukuran
Lesi berukuran lebih besar dari 3 cm (massa) memiliki kecenderungan bersifat
malignan. Pada satu penelitian, 80% massa soliter bersifat malignan, sementara hanya 20%

18 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 19/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

nodul yang bersifat malignan. Penelitian lain menggunakan CT menunjukkan bahwa lebih
dari 90% lesi berukuran lebih dari 3 cm bersifat malignan.
Lesi berukuran berapapun yang terdeteksi pada pencitraan harus dianggap malignan
sampai terbukti tidak. Namun, pemeriksaan skrining kanker paru menunjukkan hubungan
antara diameter nodul dengan kemungkinan malignansi. Rekomendasi follow up pemeriksaan
radiologi berdasarkan ukuran nodul yaitu sebagai berikut:
  Untuk nodul ≤4  mm, serial CT scan tidak perlu dilakukan jika pasien berisiko
rendah. Pasien dengan risiko tinggi sebaiknya melakukan CT scan ulang 12 bulan
kemudian dan tidak perlu diulang lagi jika nodul tidak berubah.
  Untuk nodul 4-6 mm, CT scan harus dilakukan 12 bulan kemudian jika pasien
 berisiko rendah, tidak perlu diulang lagi jika nodul tidak berubah. Pasien dengan
risiko tinggi sebaiknya melakukan CT scan ulang 6-12 bulan kemudian, lalu 18-
24 bulan kemudian jika nodul tidak berubah.
  Untuk nodul 6-8 mm, CT scan ulang dilakukan 6-12 bulan dan 18-24 bulan
kemudian jika nodul tidak berubah pada pasien dengan risiko rendah. Pasien
dengan risiko tinggi, CT scan dilakukan pada 3 bulan, 9-12 bulan, dan 24 bulan
kemudian.
  Untuk nodul lebih besar dari 8 mm, CT scan pada 3, 9, dan 24 bulan pada pasien
dengan risiko rendah maupun tinggi.
Guideline ini tidak berlaku untuk pasien muda (kurang dari 35 tahun), pasien dengan
keganasan ekstratorak, atau demam yang tidak dapat dijelaskan.
   Kalsifikasi
Beberapa pola kalsifikasi yang sugestif lesi jinak antara lain:

Gambar 24. Kiri: kalsifikasi difus (homogen), Kanan: kalsifikasi sentral

19 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 20/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

Gambar 25. Kiri: kalsifikasi konsentrik,Kanan: kalsifikasi popcorn


Pola kalsifikasi lain selain yang disebutkan di atas tidak boleh dipikirkan lesi jinak
terlebih dahulu. Sebagai contoh, kalsifikasi retikular, pungtata, amorfus, atau eksentrik
terlihat pada hingga 6% nodul maligna.
   Atenuasi
Koefisien atenuasi nodul paru adalah ukuran densitas elektron dibandingkan dengan
atenuasi air, dinyatakan dengan Hounsfield unit (HU). Atenuasi lemak pada nodul sugestif
untuk hamartoma. Atenuasi kalsium biasanya ditemukan pada nodul jinak, walaupun pada
 beberapa nodul maligna dapat ditemui kalsifikasi.
 Nodul yang tidak berkalsifikasi diklasifikasikan sebagai ground-glass, sebagian padat,
atau padat. Karakteristik radiografik berhubungan dengan sistem kalsifikasi patologi Noguchi
yaitu: lesi  ground glass  <5mm biasanya menunjukkan hiperplasia alveolar atipikal, lesi
ground glass berukuran 5-10 mm biasanya menunjukkan karsinoma bronkioalveolar, dan lesi
 padat sebagian dapat menunjukkan subtipe campur adenokarsinoma. Dengan kontras,
atenuasi dapat menunjukkan keganasan suatu lesi, biasanya ditandai dengan atenuasi >20
HU.

Gambar 26. CT tanpa kontras (kiri) dan 30 detik setelah penyuntikan kontras (kanan). Terlihat
enhancement yang merupakan tanda keganasan suatu lesi.

20 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 21/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

   Batas
Batas yang beraturan memiliki kecenderungan menunjukkan nodul maligna sebesar
20%. Kecenderungan malignansi meningkat hingga 60% dengan batas tidak beraturan, 90%

dengan spikulasi, dan 95% dengan adanya korona radiata.

Gambar 27. Gambaran spikulae dan penebalan lokal pleura pada kanker paru

   Pertumbuhan
Lesi maligna biasanya memiliki doubling time (waktu yang diperlukan oleh lesi untuk
mencapai dua kali ukurannya). Antara 30 hingga 480 hari, sementara lesi jinak biasanya
memiliki doubling time  kurang dari 30 hari atau lebih dari 480 hari. Kanker paru yang

memiliki pertumbuhan yang paling cepat yaitu  small cell carcinoma  memiliki rata-rata
doubling time sekitar 30 hari. Adenokarsinoma memiliki rata-rata doubling time sekitar 180
hari, sementara karsinoma sel skuamosa memiliki rata-rata doubling time antar 90-140 hari.
   Morfologi
Beberapa morfologi yang dapat ditemukan pada kanker paru antara lain:
   Pleural tag dapat ditemukan pada karsinoma letak perifer  
  Lesi yang berhubungan dengan pembuluh darah dapat berupa massa metastatis,

diagnosis banding sekuestrasi bronkopulmonal, malformasi arteri vena 


   Nodul dengan kavitas dinding tebal, diagnosis banding antara lain abses,
emfisema terinfeksi 

21 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 22/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

Gambar 28. Karsinoma bronkial berkavitasi pada lobus atas paru kiri

13
Tu mor sentr al 
Berbeda dengan nodul soliter, kanker paru sentral sering kali terlihat pada gambaran
radiologi sebagai massa hilus atau kolaps dan konsolidasi paru dengan disertai hilangnya
volume. Pada CT scan dapat terlihat air bronchogram. Untuk membedakan tumor sentral dari
kolapsnya paru memang sulit, namun dapat dibantu dengan menggunakan kontras diikuti
dengan CT scan pada level adanya abnormalitas. Pada kolaps/konsolidasi paru akan terlihat
enhancement, sedangkan enhancement tumor akan minimal dan tertunda. Perbedaan yang
 paling signifikan terlihat pada 40 detik hingga menit pasca penyuntikan kontras.
Membedakan tumor paru sentral dengan massa mediastinum juga sulit. Sebuah
 penelitian ditemukan bahwa untuk membedakan keduanya adalah dari mass-lung interface.
Spikulasi marginal, nodularitas, atau iregularitas antara massa dan paru di sekitarnya hampir
selalu mengindikasikan bahwa massa tersebut berasal dari paru. Batas yang jelas antara
massa dan jaringan paru di sekitarnya biasanya menunjukkan massa mediastinum.
Pengecualian ditemukan ada limpoma Hodgkin yang dapat juga melewati pleura, menginvasi
 paru dan menyebabkan massa berbatas ireguler sehingga menyerupai massa paru.
Pembesaran hilus sering kali ditemukan pada pasien kanker paru. Pada sebuah
 penelitian didapatkan 38% pasien dengan kanker paru memiliki massa hilar atau perihilar.
Pembesaran hilus disebabkan oleh adanya massa tumor di daerah hilus dan/atau pembesaran
nodus limfe.

22 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 23/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

Gambar 29. Kiri: kolaps paru kiri dengan pergeseran mediastinum dan nodul zona kanan tengah.
Kanan: adenokarsinoma dengan atenuasi perihilar yang rendah dan enhancement pada distal paru.

 
Staging T umor ber dasark an gambar an CT 
Staging   tumor paling baik menggunakan CT untuk menentukan ekstensi lokal dan
melihat nodul satelit. Namun, terdapat beberapa kekurangan CT yaitu prediksi preoperatif
dengan CT berbeda dengan staging operatif pada 45% kasus. Oleh karena itu, mungkin
terjadi over- dan under-staging .
Staging   dengan CT menunjukkan hasil yang kurang memuaskan untuk deteksi
keterlibatan nodus limfe hilus (N1) dan mediastinum (N2 dan N3) serta keterlibatan dinding
dada (T3) atau invasi mediastinum (T4). Oleh karena itu, pada kasus pertumbuhan
mediastinum, tumor pancoast, dan pertumbuhan vertebra MRI lebih unggung dibandingkan
dengan CT. Peran PET dalam T-staging terbatas karena resolusinya kurang baik, namun PET
sangat berguna untuk menentukan staging  N dan M.16 
Gambaran staging  tumor untuk kanker paru

Gambar 30. Tumor T1

23 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 24/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

Gambar 31. Tumor T2

Gambar 32. Tumor T3 dengan invasi dinding dada

Gambar 33. Tumor T4 dengan invasi mediastinum

Gambar 34. Tumor T4 yang menyebabkan penyempitan arteri pulmonalis kanan

24 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 25/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

Gambar 35. Tumor T4 dengan invasi atrium kiri


Gambaran Staging  Nodus limfe (N) kanker paru

Gambar 36. N1, terdapat pembesaran KGB ipsilateral dengan lesi kanker

Gambar 37. Tumor pada lobus atas kanan dengan invasi ke mediastinum dengan pembesaran KGB di
mediastinum

Gambar 38. Gambaran N3 karena pembesaran KGB mediastinum kontralateral lesi kanker.

25 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 26/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

Untuk menentukan status metastasis, dilakukan pemeriksaan klinis dan radiologi


seperti CT scan kepala, CT scan atau USG abdomen, dan pemindaian tulang. 13  Beberapa
tanda metastasis seperti nodul pleura, efusi pleura, dan efusi perikardium dapat terlihat dari
CT scan.

D.  Diagnosis Banding Gambaran Radiologis Kanker Paru


Paru merupakan daerah yang umum mengalami keganasan primer maupun metastasis.
Oleh karena itu penting untuk mengidentifikasi apakah lesi yang terlihat pada foto rontgen
dada adalah lesi yang ganas atau bukan. Lesi yang paling umum ditemukan yaitu nodul paru
soliter.17

Tabel 2. Diagnosis Banding Kanker Paru

 
L esi Soli ter 
Nodul
1.  Granuloma (terutama bila terkalsifikasi)

Gambar 39. (a) Foto polos toraks menunjukkan nodul paru padat diameter 5 mm pada paru kanan
tengah. (b) CT aksial setinggi jantung pada bone window menunjukkan nodul paru terkalsifikasi yang
sesuai  dengan granuloma terkalsifikasi
2.  Bayangan putting susu

Gambar 40. Gambaran opak ireguler pada lobus bawah paru kanan yang dicurigai bayangan puting
(b) Foto ulang setelah diberikan marker puting yang terpisah dari bayangan putting. Lesi opak
menghilang setelah pemberian antibiotik yang konsisten dengan pneumonia. 

26 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 27/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

3.  Malformasi arteri vena

Gambar 41. Malformasi arteri vena paru pada lobus bawah paru kiri
4.  Massa jinak paru

Gambar 42. (a) Foto polos toraks menunjukkan nodul berbatas tegas pada lobus bawah paru
kiri. (b) Gambaran CT aksial setinggi jantung pada bone window menunjukkan nodul
 berbatas tegas dengan kalsifikasi sentral dan hipodensitas perifer yang konsisten dengan
hamartoma paru.
5.  Atelektasis bulat

Gambar 43. Atelektasis bulat


6.  Tumor mediastinum  

Tumor mediastinum kadang memiliki gambaran yang mirip secara radiologi dengan
tumor paru tapi dapat dibedakan dari beberapa hal. Pertama dari foto toraks yaitu pada tumor

27 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 28/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

 paru didapatkan batas yang kurang tegas sedangkan pada tumor mediastinum didapatkan
 batas yang tegas. Selain itu sudut antara massa dan bayangan mediastinum pada gambaran
tumor paru biasanya lancip sedangkan pada gambaran tumor mediastinum cenderung tumpul.
Dari CT Scan akan semakin jelas lokasinya dibandingkan dengan foto polos

Gambar 44. Foto Polos dada dan CT scan dada pada kasus timoma 9
Massa
7.  Pneumonia bulat

Gambar 45. Foto PA dan lateral massa bulat pada segmen superior lobus bawah paru kanan.
Pasien dengan demam dan batuk. Massa beresolusi setelah pemberian antibiotik.
8.  Abses paru
Abses paru terlihat sebagai sebuah lesi dengan ukuran beberapa sentimeter yang dapat
terlihat solid atau memiliki bagian lusen, air fluid level serta dinding yang tebal. Kadang
gambaran seperti ini juga terlihat pada tumor paru yang berbentuk kavitas seperti karsinoma
sel skuamosa. Air fluid level juga bisa terlihat pada tumor ini, biasanya pada tumor yang juga
terinfeksi.

28 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 29/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

Gambar 45. Gambaran bulat dengan dinding tebal pada foto toraks dan pada CT scan
memperlihatkan seberapa dalam lokasi absesnya dan sebagai penuntun untuk mengambil
sample laboratorium.

L esi M ul tipel

9.  Metastasis  

Untuk metastasis tumor lain ke paru dapat melalui jalur hematogen atau limfogen.
Secara radiologis ditemukan nodul dan massa bervariasi besarnya mulai dari 1 cm sampai 10

cm, biasanya ditemukan multipel dan tersebar. Dari radiologi tidak dapat dilakukan diagnosis
 pasti apakah itu metastasis, infeksi atau tumor primer. Gambaran CT-Scan sebagai berikut.

Gambar 47. Gambaran metastasis dari karsinoma ginjal

29 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 30/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

 
Kavitas 

10. Emboli septik

Gambar 48. Kavitas berdinding tebal pada lingual dengan dinding menyangat, efusi pleura,

dan atelektasis lobus bawah paru kiri karena emboli septik pada pengguna obat jarum suntik.
11. Tuberkulosis
Gambaran tuberkulosis sangat beragam. Tapi pada gambaran foto torak dan CT scan
yang klasik didapatkan adanya lesi di apeks paru yang kadang memiliki kavitas atau dengan
infiltrat dan fibrosis. Adanya gambaran kavitas pada kanker paru dapat menyerupai gambaran
tuberkulosis.

Gambar 49. Gambaran tuberculosis pada CT scan menunjukkan kavitas

12. Infeksi jamur   

Pada foto toraks akan terlihat infiltrat yang disebut  patchy Infiltrate atau seperti
nodul. Gambaran ini biasanya multipel dan tersebar merata. Sedangkan pada gambaran CT
scan didapatkan adanya gambaran nodul yang dikelilingi oleh hallo yang disebut dengan
gambaran hallo sign.

30 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 31/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

Gambar 50. Infeksi fungi

31 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 32/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

BAB II
ILUSTRASI KASUS

Seoranga wanita, usia 43 tahun dikirim ke departemen radiologi untuk dilakukan foto polos
 paru dan MSCT dengan diagnosis klinis  small cell carcinoma dan kanker serviks. Gambaran
radiologi yang didapatkan adalah sebagai berikut:
Foto polos

Ekspertise:
Radiografi thorax dalam proyeksi PA dan lateral.
Perbandingan : radiografi toraks tanggal 17-03-2014
Jantung tidak membesar, cardiothoracic ratio < 50%, posisi tampak bergeser ke kiri.
Jantung mengisi < 1/3 ruang retrosternal
Ruang retrokardial tidak menyempit.
Aorta dan mediastinum superior tidak melebar.
Trakhea di garis tengah.
Hilus kiri baik. Perpadatan dengan batas tidak tegas di parakardial kanan stqa.
Multipel nodul di kedua lapangan paru dan retrokardial.
Tampak penarikan fisura minor ke inferior.
Hemidiafragma kanan letak tinggi.
Hemidiafragma dan sinus kostofrenikus baik.
Tulang-tulang kesan masih baik.

32 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 33/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

Kesimpulan:
Dibandingkan dengan radiografi toraks tanggal 17-03-2014, saat ini :
- Perpadatan dengan batas tidak tegas di parakardial kanan, DD/ atelektasis stqa.
- Multipel nodul di kedua paru relatif stqa

Teknik: MSCT Scan thorax dengan kontras iopamidol 300 mgI/ml sebanyak 80 mL
intravena. Dosis radiasi efektif 8 mSv.
Perbandingan: CT-Scan thoraks tanggal 15/11/2013.
Deskripsi:
Struktur vaskular supra arkus aorta masih baik.
Trakhea, bronkhus utama kanan-kiri terlihat baik.
Tampak pembesaran kelenjar limfe di paratracheal, paraaortic, hilus kanan kiri dan subcarinal

dengan diameter terbesar +/- 2,44 cm.


Jantung tidak membesar, perikardium tidak menebal.

33 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 34/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

Aorta, trunkus pulmonalis, trunkus brachiocephalica dan vena cava normal.


Massa iso-hipodens dengan ukuran 6,3,32 x 5,76 x 4,7 cm (sebelumnya 4,8 x 3 x 5,5 cm ),
 batas relatif tegas, tepi ireguler, menyangat heterogen pasca pemberian kontras IV, pada
segmen medial lobus medius paru kanan disertai dengan kolaps paru kanan yang menarik
diafragma ke arah kranial.
Multiple nodul saat ini sebagian berkavitas di seluruh segmen paru kiri ukuran relatif
 berkurang, nodul di paru kanan tidak dapat di identifikasi.
Tampak effusi pleura masif di hemidiafragma kanan.
Organ-organ abdomen atas yang tervisualisasi tidak memperlihatkan kelainan.
Tulang-tulang kesan masih intak.

Kesimpulan:
Dibandingkan CT-Scan thoraks tanggal 15/11/2013, saat ini :
- Massa paru sentral di lobus medius paru kanan ukuran bertambah.
- Efusi pleura masif kanan dengan atelektasis paru kanan.
- Multipel nodul metastasis di paru kiri ukuran relatif berkuran dan sebagian berkavitas.

34 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 35/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

BAB III
KESIMPULAN

Kanker paru merupakan salah satu keganasan yang paling sering terjadi dengan
 prognosis yang buruk. Prognosis pasien sesuai dengan stadiumnya, namun kanker ini sulit
dideteksi secara dini karena biasanya asimptomatik pada stadium awal. Gejala yang muncul
 pada stadium lanjut antara lain batuk, sesak, hemoptisis, suara serak sampai gejala metastasis
seperti nyeri kepala dan nyeri tulang. Modalitas radiologi yang dapat digunakan untuk
diagnosis kanker paru meliputi foto polos toraks, CT scan, MRI, PET scan, dan radiologi
nuklir. Foto polos toraks masih banyak digunakan untuk deteksi awal kanker paru karena
 banyak tersedia di berbagai pusat kesehatan namun relatif tidak sensitif. Modalitas baru yang
sekarang lebih sering digunakan untuk diagnosis dan penentuan stadium kanker paru adalah
CT scan. MRI juga memiliki peran dalam diagnosis dan penentuan stadium kanker paru,
 bersaing dengan CT scan. Namun CT scan lebih sering digunakan karena lebih banyak
tersedia di berbagai tempat di bandingkan dengan MRI dan harganya lebih murah. Gambaran
radiologis yang paling sering ditemui pada kanker paru adalah nodul soliter sehingga penting
untuk mengetahui karakteristik nodul yang sugestif malignansi dan diagnosis bandingnya.

35 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 36/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

DAFTAR PUSTAKA

1.  Gunardi S. Anatomi Sistem Pernapasan. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2009. h. 1-101.
2.  Ryan S, Mcnicholas M, Eustace SJ. Anatomy for diagnostic imaging. Philadelphia:
Saunders Elsevier;2004.p 107-21.
3.  Chen MY, Pope TL, Ott DJ. Basic radiology. E-book. New York: Mc Graw Hill; 2004.
Chapter 4.
4.  Longo, Fauci, Kasper, Hauser, Jameson, Loscalzo. Neoplasm of the lung. In: Harrison’s
 principle of internal medicine. 18th ed. USA: McGraw Hill; 2012.
5.  Amin Z. Kanker paru. Dalam: Buku ajar ilmu penyakit dalam. . Sudoyo, Aru W, et al,
editor. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V. Jakarta: InternaPublishing.
2009.
6.  Lung Cancer.org. Types and Staging of Lung Cancer. Diakses dari:
http://www.lungcancer.org/find_information/publications/163-lung_cancer_101/268-
types_and_staging  pada tanggal 10 Mei 2014.
7.  Ratini M. Types of Lung Cancer. Diakses di http://www.webmd.com/lung-
cancer/guide/lung-cancer-types  pada tanggal 10 Mei 2014.
8.  American Joint Committee on Cancer. Lung cancer staging. 7th edition.
9.  Mettler FA. Essentials of radiology. 2nd ed e-book. Philadelphia: Elsevier; 2005. Chapter
3.
10.  Sharma CP, Behera D, Aggarwal AN, Gupta D, Jindal SK. Radiographic pattern in lung
cancer. The Indian Journal of Chest Diasease & Aliied Science. 2002; 44; 25-30.
11.  Anonim. Diunduh dari www.chestradiology.net/tumors.cgi . Diakses pada 22 Mei 2014.
12.  Lange S. Radiology of chest disease. Newyork: George Thieme Verlag Stuttgart. 1990. p
122-40.
13.  Hollings N, Shaw P. Diagnostic imaging of lung cancer. Eur Respir J. 2002;19:722-42.
14.  Carrol JC, Delany BD. Coin Lesion in Carrol: Chest X-Ray Made Easy, 1st ed. London:
Churcill Livingstone. 1998. P.50-1
15.  Khan AN, Al-Jahdali HH, Irion KL, Arabi M, Koteyar SS. Solitary pulmonary nodule: A
diagnostic algorithm in the light of current imaging technique. Avicenna J Med. 2011
Oct-Dec; 1(2): 39 – 51.

16.  Zijlstra I, Delden Ov, Prokop CS, Smithuis. Lung Cancer new TNM. Department of
Radiology of the Academical Medical Centre. Cited from:

36 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 37/38
 

5/22/2018 Ga mba ra n Ra diologi Ka rsinoma Pa r u - slide pdf.c om

http://www.radiologyassistant.nl/en/p42459cff38f02/lung-cancer-new.  Accessed: May


22nd, 2014.
17.  Donnely FE. Nodules and Masses in Donnely: The Medical Student's Guide to the Plain
Chest Film. Atlanta: Charcedon Publishing. 2006. P.85-96
18.  Rab T. Penyakit Paru Neoplastik: Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: TIM, 2010
19.  Hercline T et al.  Tuberculosis. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/
230802-workup pada tanggal 20/5/2014  pada tanggal 20/5/2014.
20.  Mandanas RA et al. Fungal Penumonia. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/
article/300341-overview#aw2aab6c15  pada tanggal 20/5/2014.

37 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 38/38

Вам также может понравиться

  • Lembar Kerja Unit Hemodialisis
    Lembar Kerja Unit Hemodialisis
    Документ1 страница
    Lembar Kerja Unit Hemodialisis
    Tirza Stevany
    Оценок пока нет
  • Tugas Workshop Covid
    Tugas Workshop Covid
    Документ2 страницы
    Tugas Workshop Covid
    Tirza Stevany
    Оценок пока нет
  • Abu
    Abu
    Документ1 страница
    Abu
    Tirza Stevany
    Оценок пока нет
  • Efusi Pleura Ganas
    Efusi Pleura Ganas
    Документ33 страницы
    Efusi Pleura Ganas
    nurhasanah2112
    Оценок пока нет
  • 87 Ind 500
    87 Ind 500
    Документ1 страница
    87 Ind 500
    Iin Namina
    Оценок пока нет
  • KMK No. 251 Tahun 2015 - PNPK - Anestesiologi - Dan - Terapi - Intensif
    KMK No. 251 Tahun 2015 - PNPK - Anestesiologi - Dan - Terapi - Intensif
    Документ139 страниц
    KMK No. 251 Tahun 2015 - PNPK - Anestesiologi - Dan - Terapi - Intensif
    arafah
    Оценок пока нет
  • HDT WS Hema-1
    HDT WS Hema-1
    Документ26 страниц
    HDT WS Hema-1
    Tirza Stevany
    Оценок пока нет
  • Wa0004
    Wa0004
    Документ23 страницы
    Wa0004
    Tirza Stevany
    Оценок пока нет
  • Morning Report 24 Okt 2018
    Morning Report 24 Okt 2018
    Документ13 страниц
    Morning Report 24 Okt 2018
    Tirza Stevany
    Оценок пока нет
  • ELEKTROKARDIOGRAF
    ELEKTROKARDIOGRAF
    Документ17 страниц
    ELEKTROKARDIOGRAF
    Siti Fathiya
    Оценок пока нет
  • UjianAnestesi
    UjianAnestesi
    Документ4 страницы
    UjianAnestesi
    Tirza Stevany
    Оценок пока нет
  • SRT Tgs
    SRT Tgs
    Документ1 страница
    SRT Tgs
    Tirza Stevany
    Оценок пока нет
  • Anamnesis PDF
    Anamnesis PDF
    Документ20 страниц
    Anamnesis PDF
    JeanPandie
    Оценок пока нет
  • Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksanaan Asma Di Indonesia
    Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksanaan Asma Di Indonesia
    Документ105 страниц
    Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksanaan Asma Di Indonesia
    Fadhli Quzwain
    100% (3)
  • TTTT
    TTTT
    Документ18 страниц
    TTTT
    Tirza Stevany
    Оценок пока нет
  • Chapter II 1
    Chapter II 1
    Документ20 страниц
    Chapter II 1
    sellitaseplana
    Оценок пока нет
  • Overan Interna Mof
    Overan Interna Mof
    Документ4 страницы
    Overan Interna Mof
    Tirza Stevany
    Оценок пока нет
  • Kelopak Mata
    Kelopak Mata
    Документ19 страниц
    Kelopak Mata
    Tirza Stevany
    Оценок пока нет
  • Kelopak Mata
    Kelopak Mata
    Документ10 страниц
    Kelopak Mata
    Tirza Stevany
    Оценок пока нет
  • Anatomi Paru 05
    Anatomi Paru 05
    Документ21 страница
    Anatomi Paru 05
    Salim Cf
    Оценок пока нет
  • Selamat Tinggal
    Selamat Tinggal
    Документ2 страницы
    Selamat Tinggal
    Tirza Stevany
    Оценок пока нет
  • KWITANSI
    KWITANSI
    Документ10 страниц
    KWITANSI
    Tirza Stevany
    Оценок пока нет
  • KWITANSI
    KWITANSI
    Документ10 страниц
    KWITANSI
    Tirza Stevany
    Оценок пока нет
  • Gout
    Gout
    Документ7 страниц
    Gout
    Rizna Ariyani
    Оценок пока нет
  • Form Lap PKK
    Form Lap PKK
    Документ7 страниц
    Form Lap PKK
    Tirza Stevany
    Оценок пока нет
  • Data Pemberdayaan Perempuan
    Data Pemberdayaan Perempuan
    Документ12 страниц
    Data Pemberdayaan Perempuan
    Tirza Stevany
    Оценок пока нет
  • PUJIAN IBADAH
    PUJIAN IBADAH
    Документ3 страницы
    PUJIAN IBADAH
    Tirza Stevany
    Оценок пока нет
  • Kelopak Mata
    Kelopak Mata
    Документ19 страниц
    Kelopak Mata
    Tirza Stevany
    Оценок пока нет
  • SPJ Kelurahan Sikumana 2016
    SPJ Kelurahan Sikumana 2016
    Документ6 страниц
    SPJ Kelurahan Sikumana 2016
    Tirza Stevany
    Оценок пока нет
  • Surat Keterangan Pidana
    Surat Keterangan Pidana
    Документ1 страница
    Surat Keterangan Pidana
    Tirza Stevany
    Оценок пока нет