Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh:
Pembimbing:
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 1/38
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
sekitar permukaan paru dan batas tepi fisura yang kemudian berkumpul di hilus dan nodus
bronkopulmonar. Pleksus dalam mengalir ke pembuluh darah paru melalui hilus. Terdapat
1
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 2/38
beberapa hubungan antara pleksus superfisial dan dalam selain pada hilus. Nodus
bronkopulmonar mengalir ke nodus trakeobronkial dan nodus paratrakeal dan kemudian ke
trunkus bronkomediastinal2.
3
Gambar 2. Radiologi paru normal proyeksi PA
3
Gambar 3. Radiologi paru normal proyeksi lateral
2
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 3/38
fissure, MF=major fissure, p=main pulmonary artery, pjl=posterior junction line, rpa=right pulmonary artery,
3
rts=right tracheal (or paratracheal) stripe, rul=right upper lobe bronchus, svc=superior vena cava, t=trachea.
Gambar 4. Anatomi CT scan pada potongan axial dada (Keterangan: RUL: right upper lobe , LUL:
left upper lobe, MF: major fissure , Ca: carina , e: esophagus , ss: bronchus to superior segment of
lower lobe , RML: right middle lobe , RLL: right lower lobe ,LLL: left lower lobe , Li: lingula
3
segment of the left upper lobe , bb: basilar segmental bronchi of lower lobes )
4
Gambar 5. Nodus limfe regional paru
3
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 4/38
4
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 5/38
o Sindrom Pancoast karena invasi pada pleksus brakialis dan saraf simpatis
servikalis
Gejala metastasis
o
Metastasis pada otak, tulang, hati, adrenal dapat menimbulkan gejala berupa
nyeri kepala, nyeri tulang, sindrom Cushing
o Limfadenopati servikal dan supraklavikula
Sindrom paraneoplastik
o Sistemik: anoreksia, penurunan berat badan, kakesia, demam
o Hematologi: leukositosis, anemia, hiperkoagulasi
o Hipertrofi osteoartropati
o Neurologik: demensia, ataksia, tremor, neuropati perifer
o Endokrin: sekresi berlebihan hormon paratiroid (hiperkalsemia), ginekomastia
o Dermatologik: eritema multiform, hiperkeratosis, jari tabuh
o Ginjal: syndrome of inappropriate antidiuretic hormone
Anamnesis yang lengkap dan pemeriksaan fisik yang teliti merupakan kunci untuk
mendapatkan diagnosis yang tepat. Selain gejala klinis, beberapa faktor perlu diperhatikan
pada pasien tersangka kanker paru seperti umur, kebiasaan merokok, riwayat kanker dalam
keluarga, paparan zat karsinogen, dan infeksi yang dapat menyebabkan nodul soliter paru.
Deteksi kanker paru pada stadium dini sangat sulit karena pada stadium ini belum timbul
gejala. Untuk deteksi dini, dianjurkan melakukan pemeriksaan skrining dengan cara
memeriksa sitologi sputum dan foto rontgen dada secara berkala.
5
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 6/38
Adenokarsinoma merupakan tipe yang paling banyak ditemukan (40%), baik pada
pria maupun wanita. Adenokarsinoma dihubungkan dengan kebiasaan merokok,
namun adenokarsinoma juga dapat ditemukan pada non-perokok.
Adenokarsinoma muncul di luar atau perifer dari paru dan cenderung menyebar ke
nodus limfe. Karsinoma bronkioloalveolar merupakan subtipe dari
adenokarsinoma yang sering menyebabkan lesi multipel dan pari sehingga
menyerupai gambaran pneumonia pada foto rontgen dada.
Karsinoma sel skuamosa (KSS) atau Karsinoma epidermoid, terbentuk pada
perbatasan bronkus. Tipe ini mencakup 25% dari NSCLC. Karsinoma sel
skuamosa sering muncul pada paru bagian tengah dalam bronkus. Kanker ini
akan menyebar ke nodus limfe, membesar, dan membentuk kavitas.
Large cell carcinoma merupakan NSCLC yang tidak terdiferensiasi. Kanker tipe
ini paling jarang, hanya mencakup 10%-15% dari kanker paru. Kanker tipe ini
mempunyai kecenderungan untuk menyebar ke nodus limfe dan organ lain yang
jauh.
Small Cell Lung Cancer (SCLC)6,7
SCLC mencakup 10-15% dari keseluruhan kanker paru. SCLC memiliki korelasi
positif yang kuat dengan kebiasaan merokok serta cepat tumbuh dan menyebar ke
organ lainnya. Hal yang membedakan dari adenokarsinoma yaitu kanker ini lebih
responsif terhadap kemoterapi.
Kanker tipe lainnya7
Kanker ini hanya mencakup 5-15% dari kanker paru yang meliputi:
Karsinoid bronkial, mencapai 5% dari kanker paru. Massa kanker umumnya kecil
(3-4 cm) dan ditemukan pada pasien kurang dari 40 tahun serta tidak berkorelasi
dengan kebiasaan merokok. Massa ini dapat bermestastasis dan dapat
mengeluarkan zat seperti hormon. Karsinoid tumbuh dan menyebar lebih lambat
daripada karsinoma, dan seringkali terdeteksi secara dini sehingga dapat
ditatalaksana dengan pembedahan.
Kanker metastasis. Massa kanker primer bukan berasal dari paru, melainkan organ
tubuh lainnya. Massa kanker dapat bermetastasis ke paru melalui pembuluh darah,
pembuluh limfe, atau infiltrasi langsung dari organ yang dekat. Umumnya massa
metastasis ditemukan multipel, tersebar secara acak di paru dan lebih sering
6
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 7/38
T3 Ukuran
termasuktumor primer
sulkus > 7 cmdiafragma,
superior, atau tumornervus
menginvasi dinding pleura
phrenikus, dada
mediastinum, dan perikardium. Selain itu juga lesi intrabronkus ≤ 2 cm
distal karina. Tumor berhubungan dengan atelektaksis pneumonitis
obstruktif di paru. Lebih dari 1 nodul dalam lobus yang sama dengan
tumor primer.
T4 Ukuran tumor primer berapapun, tetapi telah melibatkan atau invasi ke
mediastinal, trakea, jantung, pembuluh darah besar, karina, nervus laring,
esofagus, vertebra atau lebih dari satu nodul berbeda lobus pada sisi yang
sama dengan tumor primer.
Nodus Limfatikus Regional (N)
7
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 8/38
Metastasis Jauh
M yang dimaksudkan disini adalah adanya metastasis ke organ lain. Untuk
mengetahui metastasis ke organ lain, dapat digunakan pemeriksaan radiologi dan/atau
radionuklir. Pengelompokan metastasis yaitu sebagai berikut:
Kategori Keterangan
M
M0 Tidak ditemukan metastasis
Mx Sulit dinilai dengan gambaran radiologis
M1a Metastasis ke paru kontralateral, nodul di pleura, efusi pleura ganas, efusi
perikardium
M1b Metastasis jauh ke organ lain (otak, tulang, hepar, ginjal, KGB leher,
aksila, adrenal, dll)
8
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 9/38
T4 N0 M0
T4 N1 M0
IIIB T4 N2 M0 9
T apapun N3 M0
IV T apapun N apapun M1a 13
T apapun N apapun M1b
9
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 10/38
sentral, berlapis-lapis
Kontur Batas reguler Irreguler berupa radiating ,
lesi atau penebalan pada
Gambar 6. Kiri: fibroma pada lingual 10, kanan: hamartoma dengan kalsifikasi popcorn11
11
Gambar 7. Kista ekinokokus
Di bawah ini merupakan gambaran tumor ganas paru yang dapat dibedakan dengan
10
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 11/38
Gambar 9. Karsinoma paru perifer pada paru kiri atas segmen posterior 12
13
Gambar 10. KSS dengan kavitas pada lobus kanan atas
11
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 12/38
Gambar 11. NSSC pada lobus bawah paru kiri dengan efusi pleura 13
Gambaran foto polos paru yang mungkin menunjukan keganasan paru adalah sebagai
berikut:
a. Golden S sign9
Golden S sign merupakan gambaran dari tumor yang terletak pada hilus yang
mengakibatkan atelektasis perifer (umumnya sumbatan berada di lobus kanan atas).
Dengan adanya atelektasi maka secara normal lobus atas paru kanan akan kolaps dan
diikuti dengan melipatnya fisura minor ke atas yang muncul dari hilus ke aspek lateral
dada. Dengan adanya massa yang terletak di dekat hilus, lipatan tadi akan terlihat di
dekat hilus mengelilingi massa sehingga membentuk “S” sebagai batas inferior dari paru
yang kolaps.
12
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 13/38
Karena sebagian besar karsinoma tumbuh secara intramural atau transmural maka
sering menimbulkan stenosis bronkial. Pada stenosis, lumen bronkus tampak menyempit
secara konsentris atau lumen tersumbat total. Setelah terjadi stenosis maka akan diikuti
gambaran radiologi lain yaitu adanya atelektasis parsial atau komplet yang menghasilkan
gambaran bercak opak ireguler atau homogen pada lobus atau segmental serta
13
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 14/38
Gambar 15. Hilar tumor shadow
14
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 15/38
midklavikula, dan terproyeksi pada lapangan bawah paru. Kemudian, pastikan nodul
benar-benar terdapat pada rongga dada dengan cara melihat foto dengan 2 proyeksi yang
berbeda, misalnya PA dan lateral.
Kedua, lihat karakteristik dari nodul. Jika bentuk nodul adalah bulat, berbatas
tegas, homogen, konsentris (target), maka kemungkinan nodul bersifat jinak. Namun bila
kalsifikasi terdapat pada bagian pinggir nodul dan ireguler, maka sugestif ke arah
keganasan.
Langkah ketiga yaitu melihat apakah nodul tersebut baru muncul atau sudah ada
sebelumnya. Suatu nodul dicurigai jinak bila tidak ada pertumbuhan yang signifikan
dalam 2 tahun. Stabilitas dalam 1 tahun tidak cukup karena tumor yang tumbuh lambat
mungkin tidak berubah secara signifikann dalam 12 bulan.
Evaluasi lebih jauh dapat menggunakan CT Scan. CT scan dapat melihat secara
jelas suatu nodul sehingga CT Scan lebih sensitif daripada foto rontgen dada. Positron
emission tomography (PET) scan dapat membantu melihat apakah nodul bersifat jinak
atau ganas.13
11
Gambar 17. Kanker paru berupa nodul soliter
12
Gambar 18. Ilustrasi nodul pada keganasan
15
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 16/38
12
Gambar 19. Kiri: ilustrasi pneumonic form ; Kanan: adenokarsinoma bronkoalveolar dengan
gambaran pneumonic form11
g. Karsinoma invasif 12
Tanda pada foto polos yang dapat menunjukan adanya karsinoma invasif adalah
invasi pada iga dan vertebra yang mengakibatkan osteolisis dan fraktur patologis,
16
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 17/38
paralisis diafragmatika yang disebabkan oleh infiltrasi pada saraf frenikus, striktur
esofagus, dan efusi pleura.
11,12
Gambar 21. Pembesaran hilus kanan
2. CT scan
CT scan adalah modalitas pencitraan yang paling penting untuk staging kanker paru.
Pemeriksaan CT scan biasanya disertai kontras intravena agar tumor, adenopati, dan
pembuluh darah paru apa terlihat jelas. Analisis CT scan harus mecakup lokasi dan ukuran
tumor paru, keterlibatan dinding dada dan pleura, serta ada/tidaknya limfadenopati hilus atau
mediastinum. Akurasi CT scan dalam menentukan keterlibatan dinding dada hanya sekitar
50%, namun invasi tersebut ditandai dengan penebalan pleura, sudut tumpul antara tumor dan
pleura, atau peningkatan densitas lemak ekstrapleura.
17
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 18/38
Peran dari staging kanker paru adalah untuk menentukan apakah tumor dapat
direseksi atau tidak dan apakah reseksinya berupa lobektomi atau penumonektomi.
Lobektomi tidak dapat dilakukan jika terdapat pertumbuhan transfisura, invasi pembuluh
darah paru, invasi bronkus utama, dan adanya keterlibatan bronkus lobus atas dan bawah.15
Gambar 22. Kiri: potongan aksial tumor yang dekat dengan fisura. Kanan: potongan koronal
menunjukkan tidak adanya pertumbuhan transfisura
18
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 19/38
nodul yang bersifat malignan. Penelitian lain menggunakan CT menunjukkan bahwa lebih
dari 90% lesi berukuran lebih dari 3 cm bersifat malignan.
Lesi berukuran berapapun yang terdeteksi pada pencitraan harus dianggap malignan
sampai terbukti tidak. Namun, pemeriksaan skrining kanker paru menunjukkan hubungan
antara diameter nodul dengan kemungkinan malignansi. Rekomendasi follow up pemeriksaan
radiologi berdasarkan ukuran nodul yaitu sebagai berikut:
Untuk nodul ≤4 mm, serial CT scan tidak perlu dilakukan jika pasien berisiko
rendah. Pasien dengan risiko tinggi sebaiknya melakukan CT scan ulang 12 bulan
kemudian dan tidak perlu diulang lagi jika nodul tidak berubah.
Untuk nodul 4-6 mm, CT scan harus dilakukan 12 bulan kemudian jika pasien
berisiko rendah, tidak perlu diulang lagi jika nodul tidak berubah. Pasien dengan
risiko tinggi sebaiknya melakukan CT scan ulang 6-12 bulan kemudian, lalu 18-
24 bulan kemudian jika nodul tidak berubah.
Untuk nodul 6-8 mm, CT scan ulang dilakukan 6-12 bulan dan 18-24 bulan
kemudian jika nodul tidak berubah pada pasien dengan risiko rendah. Pasien
dengan risiko tinggi, CT scan dilakukan pada 3 bulan, 9-12 bulan, dan 24 bulan
kemudian.
Untuk nodul lebih besar dari 8 mm, CT scan pada 3, 9, dan 24 bulan pada pasien
dengan risiko rendah maupun tinggi.
Guideline ini tidak berlaku untuk pasien muda (kurang dari 35 tahun), pasien dengan
keganasan ekstratorak, atau demam yang tidak dapat dijelaskan.
Kalsifikasi
Beberapa pola kalsifikasi yang sugestif lesi jinak antara lain:
19
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 20/38
Gambar 26. CT tanpa kontras (kiri) dan 30 detik setelah penyuntikan kontras (kanan). Terlihat
enhancement yang merupakan tanda keganasan suatu lesi.
20
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 21/38
Batas
Batas yang beraturan memiliki kecenderungan menunjukkan nodul maligna sebesar
20%. Kecenderungan malignansi meningkat hingga 60% dengan batas tidak beraturan, 90%
Gambar 27. Gambaran spikulae dan penebalan lokal pleura pada kanker paru
Pertumbuhan
Lesi maligna biasanya memiliki doubling time (waktu yang diperlukan oleh lesi untuk
mencapai dua kali ukurannya). Antara 30 hingga 480 hari, sementara lesi jinak biasanya
memiliki doubling time kurang dari 30 hari atau lebih dari 480 hari. Kanker paru yang
memiliki pertumbuhan yang paling cepat yaitu small cell carcinoma memiliki rata-rata
doubling time sekitar 30 hari. Adenokarsinoma memiliki rata-rata doubling time sekitar 180
hari, sementara karsinoma sel skuamosa memiliki rata-rata doubling time antar 90-140 hari.
Morfologi
Beberapa morfologi yang dapat ditemukan pada kanker paru antara lain:
Pleural tag dapat ditemukan pada karsinoma letak perifer
Lesi yang berhubungan dengan pembuluh darah dapat berupa massa metastatis,
21
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 22/38
Gambar 28. Karsinoma bronkial berkavitasi pada lobus atas paru kiri
13
Tu mor sentr al
Berbeda dengan nodul soliter, kanker paru sentral sering kali terlihat pada gambaran
radiologi sebagai massa hilus atau kolaps dan konsolidasi paru dengan disertai hilangnya
volume. Pada CT scan dapat terlihat air bronchogram. Untuk membedakan tumor sentral dari
kolapsnya paru memang sulit, namun dapat dibantu dengan menggunakan kontras diikuti
dengan CT scan pada level adanya abnormalitas. Pada kolaps/konsolidasi paru akan terlihat
enhancement, sedangkan enhancement tumor akan minimal dan tertunda. Perbedaan yang
paling signifikan terlihat pada 40 detik hingga menit pasca penyuntikan kontras.
Membedakan tumor paru sentral dengan massa mediastinum juga sulit. Sebuah
penelitian ditemukan bahwa untuk membedakan keduanya adalah dari mass-lung interface.
Spikulasi marginal, nodularitas, atau iregularitas antara massa dan paru di sekitarnya hampir
selalu mengindikasikan bahwa massa tersebut berasal dari paru. Batas yang jelas antara
massa dan jaringan paru di sekitarnya biasanya menunjukkan massa mediastinum.
Pengecualian ditemukan ada limpoma Hodgkin yang dapat juga melewati pleura, menginvasi
paru dan menyebabkan massa berbatas ireguler sehingga menyerupai massa paru.
Pembesaran hilus sering kali ditemukan pada pasien kanker paru. Pada sebuah
penelitian didapatkan 38% pasien dengan kanker paru memiliki massa hilar atau perihilar.
Pembesaran hilus disebabkan oleh adanya massa tumor di daerah hilus dan/atau pembesaran
nodus limfe.
22
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 23/38
Gambar 29. Kiri: kolaps paru kiri dengan pergeseran mediastinum dan nodul zona kanan tengah.
Kanan: adenokarsinoma dengan atenuasi perihilar yang rendah dan enhancement pada distal paru.
Staging T umor ber dasark an gambar an CT
Staging tumor paling baik menggunakan CT untuk menentukan ekstensi lokal dan
melihat nodul satelit. Namun, terdapat beberapa kekurangan CT yaitu prediksi preoperatif
dengan CT berbeda dengan staging operatif pada 45% kasus. Oleh karena itu, mungkin
terjadi over- dan under-staging .
Staging dengan CT menunjukkan hasil yang kurang memuaskan untuk deteksi
keterlibatan nodus limfe hilus (N1) dan mediastinum (N2 dan N3) serta keterlibatan dinding
dada (T3) atau invasi mediastinum (T4). Oleh karena itu, pada kasus pertumbuhan
mediastinum, tumor pancoast, dan pertumbuhan vertebra MRI lebih unggung dibandingkan
dengan CT. Peran PET dalam T-staging terbatas karena resolusinya kurang baik, namun PET
sangat berguna untuk menentukan staging N dan M.16
Gambaran staging tumor untuk kanker paru
23
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 24/38
24
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 25/38
Gambar 36. N1, terdapat pembesaran KGB ipsilateral dengan lesi kanker
Gambar 37. Tumor pada lobus atas kanan dengan invasi ke mediastinum dengan pembesaran KGB di
mediastinum
Gambar 38. Gambaran N3 karena pembesaran KGB mediastinum kontralateral lesi kanker.
25
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 26/38
L esi Soli ter
Nodul
1. Granuloma (terutama bila terkalsifikasi)
Gambar 39. (a) Foto polos toraks menunjukkan nodul paru padat diameter 5 mm pada paru kanan
tengah. (b) CT aksial setinggi jantung pada bone window menunjukkan nodul paru terkalsifikasi yang
sesuai dengan granuloma terkalsifikasi
2. Bayangan putting susu
Gambar 40. Gambaran opak ireguler pada lobus bawah paru kanan yang dicurigai bayangan puting
(b) Foto ulang setelah diberikan marker puting yang terpisah dari bayangan putting. Lesi opak
menghilang setelah pemberian antibiotik yang konsisten dengan pneumonia.
26
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 27/38
Gambar 41. Malformasi arteri vena paru pada lobus bawah paru kiri
4. Massa jinak paru
Gambar 42. (a) Foto polos toraks menunjukkan nodul berbatas tegas pada lobus bawah paru
kiri. (b) Gambaran CT aksial setinggi jantung pada bone window menunjukkan nodul
berbatas tegas dengan kalsifikasi sentral dan hipodensitas perifer yang konsisten dengan
hamartoma paru.
5. Atelektasis bulat
Tumor mediastinum kadang memiliki gambaran yang mirip secara radiologi dengan
tumor paru tapi dapat dibedakan dari beberapa hal. Pertama dari foto toraks yaitu pada tumor
27
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 28/38
paru didapatkan batas yang kurang tegas sedangkan pada tumor mediastinum didapatkan
batas yang tegas. Selain itu sudut antara massa dan bayangan mediastinum pada gambaran
tumor paru biasanya lancip sedangkan pada gambaran tumor mediastinum cenderung tumpul.
Dari CT Scan akan semakin jelas lokasinya dibandingkan dengan foto polos
Gambar 44. Foto Polos dada dan CT scan dada pada kasus timoma 9
Massa
7. Pneumonia bulat
Gambar 45. Foto PA dan lateral massa bulat pada segmen superior lobus bawah paru kanan.
Pasien dengan demam dan batuk. Massa beresolusi setelah pemberian antibiotik.
8. Abses paru
Abses paru terlihat sebagai sebuah lesi dengan ukuran beberapa sentimeter yang dapat
terlihat solid atau memiliki bagian lusen, air fluid level serta dinding yang tebal. Kadang
gambaran seperti ini juga terlihat pada tumor paru yang berbentuk kavitas seperti karsinoma
sel skuamosa. Air fluid level juga bisa terlihat pada tumor ini, biasanya pada tumor yang juga
terinfeksi.
28
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 29/38
Gambar 45. Gambaran bulat dengan dinding tebal pada foto toraks dan pada CT scan
memperlihatkan seberapa dalam lokasi absesnya dan sebagai penuntun untuk mengambil
sample laboratorium.
L esi M ul tipel
9. Metastasis
Untuk metastasis tumor lain ke paru dapat melalui jalur hematogen atau limfogen.
Secara radiologis ditemukan nodul dan massa bervariasi besarnya mulai dari 1 cm sampai 10
cm, biasanya ditemukan multipel dan tersebar. Dari radiologi tidak dapat dilakukan diagnosis
pasti apakah itu metastasis, infeksi atau tumor primer. Gambaran CT-Scan sebagai berikut.
29
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 30/38
Kavitas
10. Emboli septik
Gambar 48. Kavitas berdinding tebal pada lingual dengan dinding menyangat, efusi pleura,
dan atelektasis lobus bawah paru kiri karena emboli septik pada pengguna obat jarum suntik.
11. Tuberkulosis
Gambaran tuberkulosis sangat beragam. Tapi pada gambaran foto torak dan CT scan
yang klasik didapatkan adanya lesi di apeks paru yang kadang memiliki kavitas atau dengan
infiltrat dan fibrosis. Adanya gambaran kavitas pada kanker paru dapat menyerupai gambaran
tuberkulosis.
12. Infeksi jamur
Pada foto toraks akan terlihat infiltrat yang disebut patchy Infiltrate atau seperti
nodul. Gambaran ini biasanya multipel dan tersebar merata. Sedangkan pada gambaran CT
scan didapatkan adanya gambaran nodul yang dikelilingi oleh hallo yang disebut dengan
gambaran hallo sign.
30
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 31/38
31
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 32/38
BAB II
ILUSTRASI KASUS
Seoranga wanita, usia 43 tahun dikirim ke departemen radiologi untuk dilakukan foto polos
paru dan MSCT dengan diagnosis klinis small cell carcinoma dan kanker serviks. Gambaran
radiologi yang didapatkan adalah sebagai berikut:
Foto polos
Ekspertise:
Radiografi thorax dalam proyeksi PA dan lateral.
Perbandingan : radiografi toraks tanggal 17-03-2014
Jantung tidak membesar, cardiothoracic ratio < 50%, posisi tampak bergeser ke kiri.
Jantung mengisi < 1/3 ruang retrosternal
Ruang retrokardial tidak menyempit.
Aorta dan mediastinum superior tidak melebar.
Trakhea di garis tengah.
Hilus kiri baik. Perpadatan dengan batas tidak tegas di parakardial kanan stqa.
Multipel nodul di kedua lapangan paru dan retrokardial.
Tampak penarikan fisura minor ke inferior.
Hemidiafragma kanan letak tinggi.
Hemidiafragma dan sinus kostofrenikus baik.
Tulang-tulang kesan masih baik.
32
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 33/38
Kesimpulan:
Dibandingkan dengan radiografi toraks tanggal 17-03-2014, saat ini :
- Perpadatan dengan batas tidak tegas di parakardial kanan, DD/ atelektasis stqa.
- Multipel nodul di kedua paru relatif stqa
Teknik: MSCT Scan thorax dengan kontras iopamidol 300 mgI/ml sebanyak 80 mL
intravena. Dosis radiasi efektif 8 mSv.
Perbandingan: CT-Scan thoraks tanggal 15/11/2013.
Deskripsi:
Struktur vaskular supra arkus aorta masih baik.
Trakhea, bronkhus utama kanan-kiri terlihat baik.
Tampak pembesaran kelenjar limfe di paratracheal, paraaortic, hilus kanan kiri dan subcarinal
33
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 34/38
Kesimpulan:
Dibandingkan CT-Scan thoraks tanggal 15/11/2013, saat ini :
- Massa paru sentral di lobus medius paru kanan ukuran bertambah.
- Efusi pleura masif kanan dengan atelektasis paru kanan.
- Multipel nodul metastasis di paru kiri ukuran relatif berkuran dan sebagian berkavitas.
34
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 35/38
BAB III
KESIMPULAN
Kanker paru merupakan salah satu keganasan yang paling sering terjadi dengan
prognosis yang buruk. Prognosis pasien sesuai dengan stadiumnya, namun kanker ini sulit
dideteksi secara dini karena biasanya asimptomatik pada stadium awal. Gejala yang muncul
pada stadium lanjut antara lain batuk, sesak, hemoptisis, suara serak sampai gejala metastasis
seperti nyeri kepala dan nyeri tulang. Modalitas radiologi yang dapat digunakan untuk
diagnosis kanker paru meliputi foto polos toraks, CT scan, MRI, PET scan, dan radiologi
nuklir. Foto polos toraks masih banyak digunakan untuk deteksi awal kanker paru karena
banyak tersedia di berbagai pusat kesehatan namun relatif tidak sensitif. Modalitas baru yang
sekarang lebih sering digunakan untuk diagnosis dan penentuan stadium kanker paru adalah
CT scan. MRI juga memiliki peran dalam diagnosis dan penentuan stadium kanker paru,
bersaing dengan CT scan. Namun CT scan lebih sering digunakan karena lebih banyak
tersedia di berbagai tempat di bandingkan dengan MRI dan harganya lebih murah. Gambaran
radiologis yang paling sering ditemui pada kanker paru adalah nodul soliter sehingga penting
untuk mengetahui karakteristik nodul yang sugestif malignansi dan diagnosis bandingnya.
35
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 36/38
DAFTAR PUSTAKA
1. Gunardi S. Anatomi Sistem Pernapasan. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2009. h. 1-101.
2. Ryan S, Mcnicholas M, Eustace SJ. Anatomy for diagnostic imaging. Philadelphia:
Saunders Elsevier;2004.p 107-21.
3. Chen MY, Pope TL, Ott DJ. Basic radiology. E-book. New York: Mc Graw Hill; 2004.
Chapter 4.
4. Longo, Fauci, Kasper, Hauser, Jameson, Loscalzo. Neoplasm of the lung. In: Harrison’s
principle of internal medicine. 18th ed. USA: McGraw Hill; 2012.
5. Amin Z. Kanker paru. Dalam: Buku ajar ilmu penyakit dalam. . Sudoyo, Aru W, et al,
editor. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V. Jakarta: InternaPublishing.
2009.
6. Lung Cancer.org. Types and Staging of Lung Cancer. Diakses dari:
http://www.lungcancer.org/find_information/publications/163-lung_cancer_101/268-
types_and_staging pada tanggal 10 Mei 2014.
7. Ratini M. Types of Lung Cancer. Diakses di http://www.webmd.com/lung-
cancer/guide/lung-cancer-types pada tanggal 10 Mei 2014.
8. American Joint Committee on Cancer. Lung cancer staging. 7th edition.
9. Mettler FA. Essentials of radiology. 2nd ed e-book. Philadelphia: Elsevier; 2005. Chapter
3.
10. Sharma CP, Behera D, Aggarwal AN, Gupta D, Jindal SK. Radiographic pattern in lung
cancer. The Indian Journal of Chest Diasease & Aliied Science. 2002; 44; 25-30.
11. Anonim. Diunduh dari www.chestradiology.net/tumors.cgi . Diakses pada 22 Mei 2014.
12. Lange S. Radiology of chest disease. Newyork: George Thieme Verlag Stuttgart. 1990. p
122-40.
13. Hollings N, Shaw P. Diagnostic imaging of lung cancer. Eur Respir J. 2002;19:722-42.
14. Carrol JC, Delany BD. Coin Lesion in Carrol: Chest X-Ray Made Easy, 1st ed. London:
Churcill Livingstone. 1998. P.50-1
15. Khan AN, Al-Jahdali HH, Irion KL, Arabi M, Koteyar SS. Solitary pulmonary nodule: A
diagnostic algorithm in the light of current imaging technique. Avicenna J Med. 2011
Oct-Dec; 1(2): 39 – 51.
16. Zijlstra I, Delden Ov, Prokop CS, Smithuis. Lung Cancer new TNM. Department of
Radiology of the Academical Medical Centre. Cited from:
36
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 37/38
37
http://slide pdf.c om/re a de r/full/ga mba ra n-ra diologi-ka rsinoma -pa r u 38/38