Вы находитесь на странице: 1из 2

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Suatu lingkungan hidup dikatakan tercemar apabila telah terjadi


perubahan-perubahan dalam tatanan lingkungan sebagai akibat dari masuk atau
dimasukkannya suatu zat atau benda asing ke dalam tatanan lingkungan tersebut.
Zat-zat pencemar yang belakangan ini menjadi isu lingkungan, salah satunya yaitu
logam berat. Logam berat adalah unsur kimia kelompok logam yang mempunyai
densitas lebih dari 5 gr/cm³. Kasus pencemaran logam berat dilaporkan banyak
membawa dampak buruk terhadap penduduk yang tinggal di sekitar wilayah
tercemar, baik di negara maju maupun di negara berkembang (Darmono 2009).
Beberapa jenis logam bersifat esensial karena terlibat dalam sistem enzim
pada proses metabolisme tubuh. Akan tetapi, logam juga dapat menjadi toksik
apabila masuk dalam jumlah yang berlebihan, misalnya besi (Fe), tembaga (Cu),
seng (Zn). Beberapa jenis logam berat lainnya bersifat toksik meskipun dalam
jumlah yang sangat sedikit, misalnya arsen (As), timbal (Pb), kadmium (Cd) dan
merkuri (Hg). Diantara semua unsur logam berat, Hg menduduki urutan pertama
dalam hal toksisitas dibandingkan dengan logam berat lainnya (Darmono 2009).
Logam Pb merupakan salah satu sumber pencemar yang toksik dan
merupakan golongan logam berat yang dapat memberikan efek racun terhadap
fungsi organ yang terdapat dalam tubuh. Timbal masuk ke dalam tubuh manusia
ketika bernafas, makan, menelan, atau meminum zat apa saja yang mengandung
timbal. Keracunan timbal bisa menyerang manusia dari berbagai usia. Akan tetapi,
anak usia muda, wanita hamil dan pekerja industri tertentu ljauh ebih besar
resikonya di bandingkan kelompok yang lain (Kessel dan O’Connor 1997).
Logam perak banyak digunakan secara luas sebagai bahan konduktor
listrik dan panas, serta sebagai perhiasan. Limbah yang mengandung perak sangat
berbahaya bila langsung dibuang ke lingkungan. Perak selain termasuk logam
berat, juga merupakan logam beracun yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan manusia. Urutan toksisitas Ag adalah sebagai berikut : Hg2+ > Cd2+ >
Ag+ > Ni2+ > Pb2+ > As3+ > Cr2+ > Sn2+ > Zn2+ (Darmono 2009).
Pencemaran lingkungan oleh ion Ag dapat masuk ke dalam rantai makanan,
kemudian apabila manusia mengkonsumsi makanan yang telah terkontaminasi ion
Ag maka akan terjadi akumulasi Ag dalam tubuh. Akumulasi perak pada tubuh
manusia dapat mengakibatkan pigmentis yang disebut Argyri.
Merkuri (Hg) atau air raksa sering diasosiasikan sebagai polutan bagi
lingkungan. Setiap tahun berton-ton merkuri dilepaskan ke atmosfer karena
pemakaiannya yang luas di industri, pertanian, kedokteran gigi, rumah sakit, dan
laboratorium penelitan. Kontributor yang signifikan adalah pembakaran batu-bara
pada pembangkit listrik yang juga menghasilkan polutan merkuri.
Limbah merkuri dari polusi industri umumnya berupa merkuri anorganik,
tetapi selama perjalanannya di lingkungan, merkuri akan berubah menjadi
metilmerkuri yang mematikan. Senyawa merkuri organik, khususnya
metilmerkuri merupakan yang terbanyak terkonsentrasi dalam rantai makanan
terutama dalam makanan laut, seperti ikan. Apabila ikan yang mengandung
akumulasi merkuri dikonsumsi oleh manusia, maka akan menimbulkan dampak
negatif, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Barium adalah salah satu unsur yang termasuk ke dalam unsur logam
alkali tanah. Barium adalah unsur yang sangat reaktif, artinya unsur tersebut
mudah bereaksi dengan unsur lainnya sehingga jarang sekali ditemukan barium
murni di alam. Senyawa barium sulfat digunakan sebagai media kontras untuk
diagnosis sinar X-ray di bagian abdomen, sebagai nyala hijau pada kembang api,
bahan penyamak kulit, bahan cat, racun tikus, dan pereaksi analitik. Meskipun
manfaat barium sulfat dalam kehidupan sangat berguna dalam kehidupan sehari-
hari, namun toksisitas unsur ini apabila terkonsumsi dalam jumlah berlebihan
akan memberi dampak keracunan akut

Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui antidota yang dapat digunakan untuk
mengatasi beberapa kasus keracunan logam berat (Pb, Ag, Ba, dan Hg), serta
mengetahui mekanisme kerja antidota tersebut.

Daftar Pustaka
Darmono. 2009. Toksikologi. Jakarta (ID): UIP
Kessel I, O’Connor JT. (1997). Getting the Lead out: The Complete Resource on
How to Prevent and Cope with Lead Poisoning. New York (ID): Plenum Trade.

Вам также может понравиться

  • Metode LD50
    Metode LD50
    Документ1 страница
    Metode LD50
    Wahyu Septia
    Оценок пока нет
  • Pendahuluan LD50
    Pendahuluan LD50
    Документ1 страница
    Pendahuluan LD50
    Wahyu Septia
    Оценок пока нет
  • Toksik
    Toksik
    Документ1 страница
    Toksik
    Wahyu Septia
    Оценок пока нет
  • Metode LD50
    Metode LD50
    Документ1 страница
    Metode LD50
    Wahyu Septia
    Оценок пока нет
  • Metode Dan Tinjauan Pustaka
    Metode Dan Tinjauan Pustaka
    Документ7 страниц
    Metode Dan Tinjauan Pustaka
    Wahyu Septia
    Оценок пока нет
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Документ6 страниц
    Pendahuluan
    Wahyu Septia
    Оценок пока нет
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Документ2 страницы
    Pendahuluan
    Wahyu Septia
    Оценок пока нет
  • Diagnosa Snot
    Diagnosa Snot
    Документ2 страницы
    Diagnosa Snot
    Wahyu Septia
    Оценок пока нет
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Документ2 страницы
    Pendahuluan
    Wahyu Septia
    Оценок пока нет
  • Metodologi
    Metodologi
    Документ1 страница
    Metodologi
    Wahyu Septia
    Оценок пока нет
  • Pendahuluan PDF
    Pendahuluan PDF
    Документ2 страницы
    Pendahuluan PDF
    Wahyu Septia
    Оценок пока нет
  • Pendahuluan PDF
    Pendahuluan PDF
    Документ2 страницы
    Pendahuluan PDF
    Wahyu Septia
    Оценок пока нет
  • Reproduksi 1
    Reproduksi 1
    Документ2 страницы
    Reproduksi 1
    Wahyu Septia
    Оценок пока нет
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Документ2 страницы
    Pendahuluan
    Wahyu Septia
    Оценок пока нет
  • Metode
    Metode
    Документ3 страницы
    Metode
    Wahyu Septia
    Оценок пока нет
  • Toksik
    Toksik
    Документ1 страница
    Toksik
    Wahyu Septia
    Оценок пока нет
  • Metode
    Metode
    Документ3 страницы
    Metode
    Wahyu Septia
    Оценок пока нет
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Документ1 страница
    Latar Belakang
    Wahyu Septia
    Оценок пока нет
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Документ2 страницы
    Pendahuluan
    Wahyu Septia
    Оценок пока нет
  • Enteritis Kataralis
    Enteritis Kataralis
    Документ2 страницы
    Enteritis Kataralis
    Wahyu Septia
    Оценок пока нет
  • Enteritis Hemoragika
    Enteritis Hemoragika
    Документ1 страница
    Enteritis Hemoragika
    Wahyu Septia
    Оценок пока нет
  • Enteritis Hemoragika
    Enteritis Hemoragika
    Документ1 страница
    Enteritis Hemoragika
    Wahyu Septia
    Оценок пока нет
  • Enteritis Hemoragika
    Enteritis Hemoragika
    Документ1 страница
    Enteritis Hemoragika
    Wahyu Septia
    Оценок пока нет