Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Prinsip pokok dari dokter keluarga adalah untuk dapat menyelenggarakan pelayanan
kedokteran menyeluruh. Oleh karena itu perlu diketahui berbagai latar belakang pasien yang
menjadi tanggungannya. Untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan seperti itu
diperlukan adanya kunjungan rumah (home visit) serta melakukan pelayanan kesehatan
standar. Untuk dapat memajukan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada
masyarakat, maka perlu adanya kerjasama antara petugas kesehatan dan pasien. Pemantauan
terhadap penyakit pasien tidak hanya sekadar mendapatkan pengobatan di puskesmas, namun
lingkungan pasien turut diikutsertakan dalam usaha meningkatkan kesehatan pasien. Home
visit atau kunjungan dilakukan dengan tujuan untuk melihat lingkungan rumah pasien dan
sekaligus mengedukasi dan memberi penyuluhan yang terkait dengan penyakit pasien.
1. TUJUAN
Tujuan umum: Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Tujuan khusus: Dalam rangka silaturahmi khususnya terhadap pasien dan juga keluarganya
untuk mendapatkan informasi tambahan baik secara autoanamnesis maupun alloanamnesis
tentang kondisi pasien, kondisi keluarga serta kondisi sosial dan lingkungan pasien.
1
2. MANFAAT
Manfaat yang didapatkan dari kunjungan ke rumah pasien antara lain :
BAB II
LAPORAN KASUS
Nomor Register : -
1. Identitas Pasien
Nama : Ahmad Galuh Ramadhan
Umur : 1 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Pekerjaan :-
Pendidikan :-
Alamat : Mandalika 3, RT 02/06 no. 3B
2
Penyakit Keturunan : DM
Penyakit Kronis / Menular :-
Kecacatan Anggota Keluarga :-
Pola makan : Baik
Pola istirahat : Baik
Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang
3. Psikologis Keluarga
Kebiasaan Buruk : merokok (ayah)
Pengambilan keputusan : keluarga
Ketergantungan obat : Tidak ada
Tempat Mencari Kesehatan : Puskesmas Tanjung Duren Selatan
Pola Rekreasi : baik
5. Spiritual keluarga
Ketaatan beribadah : baik
Keyakinan tentang kesehatan : baik
3
6. Keadaan Sosial Keluarga
Tingkat Pendidikan : sedang
Hubungan antar anggota keluarga : baik
Hubungan dengan orang lain : baik
Kegiatan organisasi sosial : kurang
Keadaan ekonomi : sedang
7. Kultural Keluarga
Adat yang berpengaruh : tidak ada
4
16. Anjuran Penatalaksanaan penyakit
Promotif
Penyakit diare
Komplikasi diare
Preventif
Semua upaya untuk mencegah terjadinya diare. Usaha ini meliputi :
Kuratif
perencanaan makan
Memberi penjelasan kepada ibu pasien berupa makanan yang harus dihindari
dan yang boleh dikonsumsi oleh pasien. Makanan yang perlu dihindari seperti
jajanan diluar : gorengan, snack. Beri makanan padat ( nasi tim ). Dapat di
berikan susu khusus yaitu susu yang tidak mengandung laktosa atau susu
dengan asam lemak berantai sedang atau tidak jenuh.
obat diare
Contohnya : oralit 200 adalah campuran gula, garam natrium, dan kalium. Vit
K serta zinc 20mg.
Pemberian cairan
Contohnya : cairan rehidrasi oral, cairan parenteral
5
Rehabilitatif
17. Prognosis
Penyakit : dubia ad bonam
18. Resume
Dari hasil pemeriksaan saat kunjungan rumah pada tanggal 8 juli 2014, didapatkan
bahwa keluhan utama pasien adalah diare,. Keadaan pasien aktif walaupun mengalami diare
dan dapat beraktivitas seperti biasa. Keadaan rumah pasien tergolong rumah yang sedikit
kurang sehat dilihat dari kebersihannya. Di rumah pasien terdapat dapur, jamban, dan tempat
pembuangan sampah, walaupun sedikit berantakan.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakitutama pada bayi dan
anak di Indonesia. Diperkirakan angka kesakitan berkisar diantara 150-430 perseribu
6
penduduk setahunnya. Dengan upaya yang sekarang telah dilaksanakan, angka kematian
dirumah sakit dapat ditekan menjadi kurang dari 3%. Hippocrates mendefinisikan diare
sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Di bagian Ilmu Kesehatan Anak
FKUI/RSCM, diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja
yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya.1
Epidemiologi
Reservoir dari penyakit ini adalah manusia. Infeksi ETEC terutama oleh spesies
khusus; manusia merupakan reservoir strain penyebab diare pada manusia. Cara
penularannya adalah melalui makanan yang tercemar dan jarang, air minum yang tercemar.
Khususnya penularan melalui makanan tambahan yang tercemar merupakan cara penularan
yang 165 paling penting terjadinya infeksi pada bayi. Penularan melalui kontak langsung
tangan yang tercemar tinja jarang terjadi.2
7
Penyebab
1. Faktor infeksi
A. Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak.
Infeksi enternal meliputi: infeksi bakteri (E.Coli, Salmonela), infeksi virus
(Adenovirus, Enteroovirus )
B. Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan
seperti Otitis Media Akut ( OMA ), Tonsilofaringitis dan sebagainya. Keadaan
ini terutama terdapat pada bayi dan anak dibawah 2 tahun
2. Faktor malabsorbsi
C. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida ( intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida ( intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa ). Pada
bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.
D. Malabsorbsi lemak
E. Malabsorbsi protein
3. Faktoe makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
4. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat menimbulkan diare
terutama pada anak yang lebih besar.
Patofisiologi
Masuknya jasad renik yang masih hidup kedalam usus halus stelah berhasil melewati
rintangan asam lambung. Jasad renik tersebut berkembang biak ( multiplikasi ) didalam usus
halus. Oleh jasad renik dikeluarkan toksin ( toksin diaregenik ), akibat toksin tersebut terjadi
hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.1
8
3. Hipoglikemia
4. Gangguan sirkulasi darah
Gejala klinis
Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu
makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair dan mungkin disertai
lendir dan atau darah. Warna tinja juga biasanya makin lama menjadi kehijau-hijauan karena
tercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan
tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat, yang berasal dari
laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum
atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh labung yang turut meradang atau akibat
gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit. Bila penderita yang kehilangan banyak
cairan dan elektrolit maka gejala dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun, turgor kulit
berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta
kulit tampak kering.3
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan tinja
2. Pemeriksan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan pH
dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan analisa gas darah
menurut ASTRUP
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium, dan fosfor dalam
serum ( terutama pada penderita diare dengan kejang )4
Penatalaksanaan
9
untuk diare akut non-kolera pada anak dibawah 6 bulan dengan dehidrasi
ringan atau sedang atau tanpa dehidrasi. Formula lengkap sering disebut oralit.
B. Cairan parenteral
2. Dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan <7kg.
Jenis makanan :
i. Susu ( ASI dan atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam
lemak tidak jenih )
ii. Makanan setengah padat ( bubur susu ) atau makanan padat ( nasi tim ) bila
anak tidak mau minum susu marena dirumah sudah biasa diberikan makanan
padat.
iii. Susu khusus yaitu susu yang tidak mengandung laktosa atau susu dengan asam
lemak berantai sedang / tidak jenuh.
Jenis makanan :
i. Makanan padat atau makanan cair / susu dengan kebiasaan makan dirumah.
3. Obat-obatan
Obat anti sekresi : asetosal 25mg/tahun dengan dosis minimum 30 mg,
klorpromazin 0,5-1mg/kgbb/hari
Komlpikasi
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai
macam komplikasi seperti:5,6
1. Dihidrasi
2. Renjatan hipovolemik
3. Hipokalemia
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan
vili mukosa usus halus
6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik
10
7. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami
kelaparan.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
11
LAMPIRAN
12
Gambar 3.keadaan dapur dan kamar mandi (sumber: pribadi )
13
gambar 5. Resep dan obat yang didapat di puskesmas Tanjung Duren Selatan
14
Daftar pustaka
5. Kearney David et al. Acute diarrhea. In: Current diagnosis & treatment in
gastroenterology. Prentice-Hall International,Inc;1996.p.14-17.
15