Вы находитесь на странице: 1из 21

..............................

RKS
RENCANA KERJA & SYARAT
PEMBANGUNAN GAZEBO PANTAI TANJUNG TAIPA
KONAWE, SULAWESI TENGGARA

TAHUN ANGGARAN 2018


DAFTAR ISI

BAGIAN I RINGKASAN SPESIFIKASI BAHAN / MATERIAL ............................................. 3


BAGIAN II SYARAT-SYARAT TEKNIS YANG BERSIFAT UMUM ....................................... 4
Pasal 1 LINGKUP PEKERJAAN ....................................................................................... 4
Pasal 2 PENJELASAN GAMBAR DAN RKS ..................................................................... 5
Pasal 3 JADWAL PELAKSANAAN ...................................................................................... 5
Pasal 4 LAPORAN ........................................................................................................... 5
Pasal 5 SUSUNAN PERSONIL LAPANGAN ........................................................................ 6
Pasal 6 PEMERIKSAAN PEKERJAAN ................................................................................. 6
Pasal 7 JAMINAN KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN ............................................ 7
Pasal 8 KEAMANAN PROYEK .......................................................................................... 8
Pasal 9 ALAT-ALAT PELAKSANAAN ................................................................................ 9
Pasal 10 DIREKSI KEET ................................................................................................... 9
Pasal 11 PENYIMPANAN BAHAN/MATERIAL ................................................................. 9
Pasal 12 PERUBAHAN-PERUBAHAN/PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG ................. 10
Pasal 13 PEKERJAAN PEMBONGKARAN SEMENTARA ................................................. 11
Pasal 14 PEKERJAAN PERSIAPAN ................................................................................. 11
BAGIAN III SYARAT-SYARAT TEKNIS YANG BERSIFAT KHUSUS ................................. 12
Pasal 1 LINGKUP PEKERJAAN ........................................................................................ 12
Pasal 2 PEKERJAAN PERSIAPAN .................................................................................... 12
Pasal 3 PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI ................................................................... 14
Pasal 4 PEKERJAAN KAYU .............................................................................................. 17
PASAL 6 PEKERJAAN ATAP ............................................................................................ 19
PASAL 8 PEMBERSIHAN DAN PEMELIHARAAN ............................................................. 20

RKS - 2
BAGIAN I
RINGKASAN SPESIFIKASI BAHAN / MATERIAL

1. Semen : Semen Tonasa/Bosowa/Tiga Roda

2. Batu : Batu gunung/belah, kerikil dan batu bata

3. Pasir : Pasir pasang/beton, pasir urug dan tanah

timbunan biasa

4. Pondasi : Pasangan batu camp. 1 ps : 4 pp

5. Struktur Kayu : - Ukuran sesuai gambar kerja

- Kayu Kelas I

6. Sandaran : - Ukuran sesuai gambar kerja

- Kayu Kelas I

7. Tangga : - Ukuran sesuai gambar kerja

- Kayu Kelas I

8. Atap : - Ukuran sesuai gambar kerja

- Kuda-kuda menggunakan kayu kelas I

- Gording Atap menggunakan kayu kelas II

- Gording Kanopi menggunakan kayu kelas II

- Sofi-sofi papan menggunakan kayu kelas II

RKS - 3
BAGIAN II
SYARAT-SYARAT TEKNIS YANG BERSIFAT UMUM

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN

1.1. Penyediaan dan pengadaan bahan-bahan/material, tenaga kerja, peralatan


kerja, peralatan pengangkutan, penyediaan air kerja dan tenaga listrik untuk
menyelesaikan pekerjaan Pembangunan Gazebo Pulau Bokori, sesuai dengan
gambar kerja, RKS dan Kontrak Kerja;
1.2. Pekerjaan tersebut meliputi:
1) Pekerjaan persiapan
2) Pekerjaan tanah
3) Pekerjaan pondasi
4) Pekerjaan struktur kayu
5) Pekerjaan arsitektur kayu
6) Pekerjaan atap
1.3. Dalam melaksanakan pekerjaan bila tidak ditentukan lain dalam Rencana Kerja
dan Syarat-Syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan- ketentuan umum
sesuai dengan peraturan konstruksi bangunan dan infrastruktur bangunan
yang ditentukan Pemerintah Republik Indonesia, termasuk segala perubahan
dan tambahannya, seperti PBI 1971 dan SKSNI 1991, PPKI 1961 dan lain-lain;
1.4. Untuk melaksanakan pekerjaan, berlaku dan mengikat pula:
1) Gambar kerja (Detail Perencanaan) berikut perubahan- perubahannya
yang telah disahkan oleh Pemberi Tugas.
2) Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
3) Berita Acara penjelasan pekerjaan kantor dan lapangan (aanwijzing).
4) Surat Keputusan Pemberi Tugas tentang penunjukan Kontraktor.
5) Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
6) Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya
7) Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) dan network planning yang telah
disetujui Pemberi Tugas dan Kontraktor.

RKS - 4
Pasal 2
PENJELASAN GAMBAR DAN RKS

2.1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar kerja (Detail Perencanaan) dan RKS
(Rencana Kerja dan Syarat-syarat) termasuk tambahan dan perubahannya
yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing);
2.2. Bilamana terdapat ketidak sesuaian antara gambar dengan RKS, maka yang
mengikat dan berlaku adalah RKS. Bilamana suatu gambar tidak cocok dengan
gambar yang lain, maka gambar yang mempunyai skala lebih besar yang
berlaku;
2.3. Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam
pelaksanaan dapat menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan
kepada Pimpinan Proyek atau Konsultan Pengawas yang ditunjuk Pemberi
Tugas dan mengikuti keputusannya.

Pasal 3
JADWAL PELAKSANAAN

3.1. Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, Kontraktor wajib membuat Rencana


Pelaksanaan secara terperinci berupa Barchart dan S-Curve;
3.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah diajukan kepada Pemberi Tugas, paling
lambat 7 (tujuh) hari kalender setelah SPMK diterima Kontraktor;
3.3. Rencana Kerja yang telah disahkan oleh Pemberi Tugas harus ditempel di
bangsal/direksikeet lapangan, yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan
pekerjaan (Presentasi Kerja);
3.4. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan
grafik Rencana Kerja tersebut.

Pasal 4
LAPORAN

4.1 Kontraktor wajib membuat Laporan Harian, Laporan Mingguan dan Laporan
Bulanan sebagai resume dari laporan harian dan mingguan selama masa
pelaksanaan, yang akan diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas dan
Pimpinan Proyek yang memuat hal-hal:

RKS - 5
a. Jumlah tenaga menurut jenis/jabatan;
b. Jumlah dan jenis bahan yang masuk yang disetujui dan ditolak;
c. Kegiatan, volume dan satuan pekerjaan secara terperinci;
d. Keadaan cuaca dan kejadian-kejadian lain;
e. Peralatan yang dipakai;
f. Anjuran/perintah kepada Kontraktor.
4.2 Laporan harian ini dibuat dalam rangkap dan bentuk yang telah ditetapkan oleh
Pemberi Tugas.

Pasal 5
SUSUNAN PERSONIL LAPANGAN

5.1. Kontraktor wajib menetapkan seorang kuasanya di lapangan atau biasa disebut
Site Manager, yang cakap untuk memimpin, bertanggung jawab penuh
terhadap pelaksanaan pekerjaan dan memiliki pengalaman teknis dalam
pekerjaan bangunan. Penetapan ini harus dikuatkan dengan Surat Tugas/ Surat
Pengangkatan resmi dari Kontraktor ditujukan kepada Pemberi Tugas;
5.2. Site Manager harus memiliki latar belakang pendidikan Teknik Sipil atau
sederajat;
5.3. Selain Site Manager, Kontraktor diwajibkan pula, memberi tahu secara tertulis
kepada Pemberi Tugas susunan Organisasi Lapangan lengkap dengan nama dan
jabatannya masing-masing;
5.4. Bila kemudian hari menurut pendapat Pemberi Tugas atau Pelaksana
Lapangan, Site Manager kurang mampu melaksanakan tugasnya, maka
Kontraktor akan diberitahu secara tertulis untuk mengganti Site Manager.
Dalam waktu 4 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya Surat Pemberitahuan,
Kontraktor harus sudah menunjuk/mengajukan Site Manager baru untuk
mendapat persetujuan Pemberi Tugas.

Pasal 6
PEMERIKSAAN PEKERJAAN

6.1. Sebelum dimulai suatu pekerjaan yang bila bagian pekerjaan tersebut
dilakukan mengakibatkan tidak dapat diperiksanya pekerjaan yang telah
dikerjakan, maka Kontraktor diwajibkan secara tertulis meminta kepada

RKS - 6
Pimpinan Proyek memeriksa bagian pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut
dilaksanakan;
6.2. Bila permohonan pemeriksaan tersebut dalam waktu 2 x 24 jam dihitung dari
jam diterimanya permohonan (tidak terhitung hari libur atau hari besar
lainnya) tidak dipenuhi, maka Kontraktor bisa meneruskan pekerjaan tersebut
dan dianggap bagian pekerjaan tersebut telah diperiksa dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas, kecuali bila secara resmi Konsultan Pengawas meminta
perpanjangan waktu pemeriksaan dan Kontraktor menyetujuinya;
6.3. Bila ketentuan tersebut diatas dilanggar, maka Konsultan Pengawas berhak
menyuruh membongkar pekerjaan tersebut sebagian atau seluruhnya guna
keperluan pemeriksaan. Biaya-biaya yang timbul akibat hal tersebut menjadi
tanggung jawab Kontraktor;
6.4. Setiap akhir pekerjaan atau batas tahapan pekerjaan sesuai termin, dilakukan
Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan (opname) dan pemeriksaan pekerjaan
dilakukan bersama Kontraktor dan Konsultan Pengawas;
6.5. Hasil pemeriksaan tersebut dicantumkan dalam Berita Acara Pemeriksaan
Pekerjaan yang ditandatangani oleh Kontraktor, Konsultan Pengawas dan
Pimpinan Proyek;
6.6. Berita acara tersebut digunakan sebagai dasar untuk permohonan pembayaran
pekerjaan atau borongan.

Pasal 7
JAMINAN KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN

7.1. Sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis menurut syarat-syarat


Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dalam keadaan siap pakai harus
selalu tersedia di lapangan;
7.2. Bilamana terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan pada memerlukan
perawatan serius, Kontraktor harus segera membawa korban ke Rumah Sakit
terdekat dan melaporkan kejadian tersebut kepada Pemimpin Proyek atau
Konsultan Pengawas;
7.3. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan cukup, serta
memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas/pekerja, baik yang
berada dibawah kekuasaannya maupun yang berada dibawah pihak ketiga;

RKS - 7
7.4. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak bagi
semua petugas dan pekerja di lapangan;
7.5. Kecuali untuk menjaga keamanan, membuat tempat penginapan bagi para
pekerja tidak diperkenankan berada di areal pekerjaan;
7.6. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja,
wajib diberikan oleh Kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.

Pasal 8
KEAMANAN PROYEK

8.1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan, terhadap barang miliknya yang


berada di lapangan, dan milik Pemberi Tugas yang ada di lapangan baik
terhadap pencurian maupun pengerusakan;
8.2. Bila diperlukan, untuk maksud-maksud tersebut, Kontraktor dapat membuat
pagar pengaman dari tiang kayu meranti/seng gelombang dan dicat;
8.3. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang atau pekerjaan, tetap
menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam
biaya pekerjaan tambah atau pengunduran waktu pelaksanaan;
8.4. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya.
Untuk itu Kontraktor harus menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang
siap pakai;
8.5. Kontraktor wajib mengasuransikan seluruh pekerjaan dan pihak-pihak yang
terlibat didalamnya (all risk) pada perusahaan Umum Asuransi. Maka
pertanggungan ditetapkan sejak tanggal diterbitkannya SPMK sampai dengan
tanggal berakhirnya masa pemeliharaan;
8.6. Kecuali atas persetujuan Pimpinan Proyek atau Konsultan Pengawas, maka
tidak diperkenankan:
a. Pekerja menginap di tempat pekerjaan;
b. Memasak di tempat pekerjaan;
c. Menjual makanan, minuman, rokok dan sebagainya di tempat bekerja;
d. Keluar masuk dengan bebas bagi yang tidak berkepentingan dalam areal
proyek.

RKS - 8
Pasal 9
ALAT-ALAT PELAKSANAAN

9.1. Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan, baik berupa alat-alat kecil
maupun besar, harus disediakan oleh Kontraktor dalam keadaan baik dan siap
pakai sebelum pekerjaan fisik bersangkutan dimulai.

Pasal 10
DIREKSI KEET

10.1. Kontraktor harus menyediakan bangunan/kantor ruang kerja di lapangan


untuk Kontraktor, sesuai dengan kebutuhan;
10.2. Kantor lapangan tersebut dilengkapi dengan peralatan-peralatan kantor;
10.3. Kontraktor harus membuat bangsal kerja, tempat istirahat pekerja, tempat
makan dan gudang penyimpanan barang-barang;
10.4. Penempatan bangunan tersebut di atas akan ditentukan kemudian oleh
Kontraktor atas persetujuan Pimpinan Proyek;
10.5. Segala biaya yang diperlukan untuk pembuatan bangunan tersebut di atas dan
peralatan yang dibutuhkan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan dianggap
telah termasuk harga kontrak/borongan.

Pasal 11
PENYIMPANAN BAHAN/MATERIAL

11.1. Penyimpanan bahan-bahan/material bangunan yang telah diperiksa dan


disetujui oleh Pengawasa Lapangan, harus diatur penempatannya sedemikian
rupa sehingga memudahkan dalam pengambilan dan menjaga agar tetap
memenuhi syarat-syarat penyimpanan untuk menghindari kerusakan atau
menurunnya mutu bahan/material bangunan tersebut;
11.2. Tempat penimbunan bahan/material bangunan tersebut harus mendapat
persetujuan Pengawasa Lapangan, penimbunan bahan/material yang ada
dalam gudang maupun yang berada di lapangan terbuka dalam areal proyek
harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran dan
keamanan umum, juga memudahkan jalannya pemeriksaan dan penelitian
bahan/material oleh Konsultan Pengawas;

RKS - 9
11.3. Selama berlangsungnya pembangunan/pekerjaan fisik, kebersihan areal kerja,
direksikeet, gudang, bangsal/los kerja dan bangunan lainnya yang ada dalam
areal proyek harus tetap terjaga, tertib dan rapi;
11.4. Bahan/material yang telah ditolak oleh Pengawasa Lapangan harus dikelurkan
dari areal proyek secepatnya selambat-lambatnya pada hari yang sama saat
penolakan dinyatakan. Terhadap kelalaian ini Pimpinan Proyek dapat
memberhentikan seluruh pekerjaan, dan seluruh akibat dari pemberhentian
tersebut seluruhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Pasal 12
PERUBAHAN-PERUBAHAN/PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG

12.1. Pimpinan Proyek dengan persetujuan Pemberi Tugas dapat mengeluarkan


instruksi tertulis yang menghendaki perubahan pekerjaan tambah atau
pekerjaan kurang yang layak yang tidak merusak isi Kontrak ini;
12.2. Yang dimaksud dengan pekerjaan tambah dan atau pekerjaan kurang adalah
yang terjadi karena ada perubahan atau penggantian atas rencana, kualitas atau
kuantitas dari dan terurai dalam spesifikasi, serta termasuk penambahan,
pembatalan atau penggantian dari macam maupun standar tiap bahan atau
barang yang dipergunakan dalam pekerjaan dan dilaksanakan dengan perintah
tertulis dari Pimpinan Proyek;
12.3. Sebelum membuat suatu perubahan dari gambar-gambar kontrak atau
spesifikasi pekerjaan yang diperlukan untuk penyesuaian yang telah
disebutkan diatas, Kontraktor harus memberitahukan kepada Pimpinan
Proyek dengan menerangkan dan memberikan alasan atas perubahan tersebut
dan Pimpinan Proyek mengeluarkan petunjuk/instruksi mengenai hal ini;
12.4. Nilai dari perubahan pekerjaan jika tidak ada persetujuan lain harus diikuti
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Harga-harga dan Daftar Perincian Harga Penawaran harus dipakai sebagai
dasar dalam menentukan penilaian dari pekerjaan yang bersifat sama yang
dilaksanakan dengan syarat-syarat serupa.
b. Harga-harga dalam Daftar Perincian Harga Penawaran dimana pekerjaan
tidak serupa atau dikerjakan dengan syarat-syarat yang serupa, merupakan
dasar harga untuk pekerjaan yang sifatnya sejauh bisa dianggap layak.
c. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak terdapat didalam Daftar Perincian
Harga Penawaran, maka Harga Satuan dapat ditentukan bersama antara

RKS - 10
Kontraktor dengan Pimpinan Proyek dan harus mendapat persetujuan dari
Pemberi Tugas.

Pasal 13
PEKERJAAN PEMBONGKARAN SEMENTARA

13.1. Apabila sebelum atau dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan


pembongkaran-pembongkaran yang bersifat permanen maupun sementara,
maka pengamanan dan biaya-biaya pemasangan kembali yang diperlukan
untuk menggembalikan dalam keadaan baik, menjadi tanggung jawab
Kontraktor dan dianggap telah diperhitungkan dalam harga
kontrak/borongan;
13.2. Cara-cara pembongkaran dilakukan atas petunjuk Konsultan Pengawas dan
harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan kerugian yang
besar atas pembongkaran tersebut dan tidak mengakibatkan kerusakan-
kerusakan pada bangunan;
13.3. Bahan/material bongkaran permanen harus ditumpuk pada tempat tertentu
yang telah disetujui Konsultan Pengawas dan disingkirkan secepatnya dari
areal proyek.

Pasal 14
PEKERJAAN PERSIAPAN

14.1. Pembersihan Lokasi Kerja


Kontraktor harus membersihkan lokasi kerja dari segala sesuatu yang
memungkinkan akan dapat mengganggu kelancaran pekerjaan sesuai petunjuk
atau persetujan dari Konsultan Pengawas.
14.2. Papan Nama
Kontraktor diharuskan memasang papan nama perusahaan sesuai petunjuk
Pemimpin Proyek, dengan ketentuan yang sesuai dengan gambar.

RKS - 11
BAGIAN III
SYARAT-SYARAT TEKNIS YANG BERSIFAT KHUSUS

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN

1.1 Pekerjaan Pembuatan:

1. Pekerjaan persiapan
2. Pekerjaan tanah
3. Pekerjaan pondasi
4. Pekerjaan struktur kayu
5. Pekerjaan arsitektur kayu
6. Pekerjaan atap

1.2 Persyaratan yang disebutkan berikut ini akan berlaku secara umum untuk
semua pekerjaan, kecuali untuk pekerjaan-pekerjaan yang disyaratkan secara
khusus.

Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1 Survey lokasi

a. Survey lokasi merupakan kegiatan yang sama-sama dilakukan oleh


pemberi kerja/pengawas lapangan dengan kontraktor untuk melihat
kondisi lapangan dan mencari kesesuaian antara rancangan asli yang
ditunjukkan gambar dengan kebutuhan aktual lapangan.
b. Kontraktor harus menyediakan peralatan untuk melakukan survey lokasi
dan melakukan pengukuran awal di lapangan.

2.2 Peralatan kerja

a. Kontraktor harus mempersiapkan dan mengadakan peralatan kerja dan


peralatan bantu yang akan digunakan dilokasi proyek sesuai dengan
lingkup pekerjaan.

RKS - 12
b. Kontraktor harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama
pengangkutan peralatan kerja yang menggunakan jalanan umum agar
tidak mengganggu lalu lintas.
c. Pemberi kerja/pengawas lapangan berhak memerintahkan untuk
menambah peralatan atau menolak peralatan yang tidak sesuai atau tidak
memenuhi peralatan.
d. Bila pekerjaan telah selesai, kontraktor diwajibkan untuk segera
menyingkirkan alat-alat tersebut, memperbaiki kerusakan yang di
akibatkannya dan membersihkan bekas-bekasnya.

2.3 Gudang bahan peralatan

a. Kontraktor harus menyediakan gudang yang bersifat nonpermanen


dengan luas yang cukup untuk menyimpan bahan-bahan bangunan dan
peralatan-peralatan agar terhindar dari cuaca dan pencurian.
b. Kontraktor mengajukan rencana penempatan gudang bahan dan peralatan
yang harus mendapat persetujuan pengawas lapangan.

2.4 Pengukuran dan pemasangan bouwplank

a. Pengawas Lapangan akan menetapkan Benchmark sebagai referensi yang


ditetapkan dilapangan. Bila Benchmark belum ada maka pemborong
berkewajiban membuat Benchmark sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
b. Pemborong harus atau wajib membuat bouwplank dan memasang patok-
patok pembantu, sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan
untuk menjamin ketelitian, bentuk, posisi, arah elevasi dan lain-lain, yang
harus dipelihara keutuhan letak dan ketinggiannya selama pekerjaan
berlangsung
c. Sebelum pekerjaan dimulai, patok-patok pembantu, bouwplank harus
disetujui Pengawas Lapangan. Patok-patok dan referensi lainnya tidak
boleh disingkirkan sebelum diperintahkan oleh Pengawas Lapangan.

2.5 Pengadaan air kerja dan P3K

a. Kontraktor harus menyediakan air bersih sebagai alat bantu kerja, yang
digunakan untuk pekerjaan yang memerlukan air sebagai bahannya.
b. Kesehatan dan Keselamatan Kerja diperlukan agar pekerjaan menjadi
lancar dan terkendali sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.

RKS - 13
2.6 Izin-Izin

Kontraktor harus mengurus dan memperhitungkan biaya untuk membuat izin-


izin yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara
lain: izin penerangan/listrik, izin pengambilan material, izin pembuangan, izin
pemakaian jalan, izin penggunaan bangunan serta izin-izin lain yang
diperlukan sesuai dengan ketentuan/peraturan daerah setempat.

Pasal 3
PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI

3.1. Umum

Semua pekerjaan penggalian tanah harus mendapat persetujuan terlebih


dahulu dari Konsultan Pengawas terutama tentang ukuran galian. Bahan-
bahan galian yang akan dipakai untuk penimbunan harus diperiksa lebih
dahulu oleh Konsultan Pengawas.

3.2. Penggalian dan Pengupasan Tanah

a. Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air yang
berasal dari air hujan, parit, banjir, mata air atau lain-lain sebab,
pengeringan diusahakan dengan jalan memompa, menimba, menyalurkan
keparit-parit atau lain-lain dan biaya untuk pekerjaan- pekerjaan tersebut
harus dianggap telah termasuk harga kontrak/borongan.
b. Semua penggalian harus dikerjakan sesuai dengan panjang, kedalaman,
kemiringan, lokasi serta lingkungan yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar kerja dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
c. Bahan-bahan sisa alian yang tidak digunakan tidak boleh ditempatkan
berserakan. Tanah-tanah galian yang tidak diperlukan lagi supaya
disingkirkan. Bahan-bahan sisa galian tersebut harus segera dikeluarkan
dari pekerjaan paling lambat 2 x 24 jam dan dibuang pada tempat yang
disetujui Konsultan Pengawas.

3.3. Urugan dan Pemadatan

a. Tanah hasil kupasan yang berupa humus harus dipisahkan dari lapisan
tanah dibawahnya. Pengupasan dengan kedalaman rata-rata 20 cm

RKS - 14
digunakan sebagai lapisan penutup sekeliling bangunan sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas. Jika tebal lapisan humus lebih besar dari 20 cm, maka
seluruh tebal humus harus digali dan digunakan kembali sebagai urugan
lapisan penutup dan biaya yang diakibatkannya dianggap telah termasuk
dalam harga kontrak.
b. Setelah lapisan permukaan dikupas dan sebelum urugan dilaksanakan,
daerah bangunan harus dipadatkan dengan alat pemadat yang sesuai.
c. Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tidak melebihi
dari 20 cm dan setiap lapisan harus dipadatkan dengan menggunakan
steamper atau compactor.

3.4. Pekerjaan Pondasi

a. Lingkup Pekerjaan

1) Pekerjaan pembuatan pondasi meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan


material untuk pekerjaan tersebut dan perlengkapan serta mesin-mesin yang
diperlukan.

2) Macam pondasi yang digunakan adalah:

 Pondasi pasangan batu gunung yang tertera dalam gambar.


 Pondasi plat/pondasi tapak beton bertulang atau sebagaimana
ditentukan dalam syarat-syarat khusus/gambar kerja.
 Pondasi batu bata sebagaimana ditentukan dalam gambar kerja.
b. Pedoman Pelaksanaan

1) Sebelum dilaksanakan pondasi, maka Kontraktor harus mengadakan


pengukuran-pengukuran untuk as-as pondasi seperti yang tertera pada
gambar-gambar detail perencanaan dan harus meminta persetujuan Konsultan
Pengawas;

2) Kontraktor diwajibkan memberikan laporan kepada Konsultan Pengawas, bila


ada perbedaan gambar-gambar dari gambar konstruksi dengan gambar
arsitektural atau bila ada hal-hal yang kurang jelas.

c. Penggalian Pondasi

1) Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan dengan kedalaman sesuai gambar


kerja.

RKS - 15
2) Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan lapis tanah yang jelek,
maka perlu konsultansi dengan Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
pengarahan tindak lanjutnya.

3) Lebar galian di bagian bawah minimal lebar pondasi ditambah 2 x 5 cm (kiri


kanan).

4) Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan sedangkan lapis tanah


yang baik sudah dicapai pada peil yang ditentukan, maka galian yang terlalu
dalam tersebut harus ditimbun dengan pasir pasang dan dipadatkan atas biaya
Kontraktor.

d. Pengurugan Kembali

1) Jika ditemukan lubang pada dasar galian pondasi, maka lubang tersebut harus
diurug dengan pasir pasangan dan harus dipadatkan dengan vibro stamper.

2) Tanah yang digunakan untuk pengurugan bekas galian harus mendapat


persetujuan dari Konsultan Pengawas.

3) Semua bahan-bahan organis, sisa-sisa bongkaran bekisting, sampah- sampah


harus disingkirkan.

4) Bongkaran-bongkaran tanah harus dipecah menjadi komponen- komponen


yang lebih kecil lebih dahulu.

5) Pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis (max. 30 cm/lapis) dengan vibro
stamper dengan memperhatikan kadar air tanah.

e. Pelaksanaan Pondasi

1) Pelaksanaan pondasi harus dalam keadaan lobang pondasi kering atau bebas
genangan air.

2) Ketentuan mengenai struktur dan kualitas beton lihat pasal pekerjaan beton
dalam buku spesifikasi ini dan gambar detail perencanaan.

3) Stek kolom, stek kolom penguat, stek tangga, sparing-sparing yang diperlukan
harus terpasang bersamaan dengan pekerjaan pondasi sesuai gambar kerja.

4) Pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar kerja jika ada


kelainan/ ketidaksesuaian harus dikonsultasikan dengan Konsultan Pengawas.

f. Pondasi Batu Gunung

1) Pondasi batu Gunung digunakan untuk dinding dan pagar, sesuai yang tertera
dalam gambar kerja.

RKS - 16
2) Pada dasar pondasi, digunakan alas lantai kerja dengan beton cor campuran 1
PC : 3 pasir : 5 kerikil dalam perbandingan volume, dengan ketebalan sesuai
gambar kerja.

3) Campuran semen untuk pengisi spesi batu kali adalah 1 PC : 3 pasir pasangan
dalam perbandingan volume.

4) Pemasangan spesi batu kali tidak boleh berongga.

5) Diatas pondasi pasangan batu kali diberi sloof untuk meratakan penyebaran
beban dari atas.

6) Ukuran dari pada balok sloof disesuaikan dengan gambar kerja.

Pasal 4
PEKERJAAN KAYU

4.1. Lingkup pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang
berhubungan dengan pekerjaan kayu, baik kayu kasar maupunkayu halus dalam
hubungannya dengan gambar dan spesifikasi, danpelaksanaan pekerjaan hingga
selesai sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini terdiri dari : Pekerjaan kolom
kayu ,balok kayu, papan lantai, ringbalk, railing kayu, tangga, dan bagian yang lain
seperti pada gambar rencana.

4.2. Persyaratan Bahan-bahan

1. Kualitas
Semua kayu untuk jenis yang ditentukan harus dari kualitas yang baik,tidak
ada getah, celah, mata kayu yang lepas atau mati, susut pinggir-pinggirnya,
bekas dimakan bubuk dan cacat-cacat lainnya. Mutu dankualitas kayu yang
dipakai sesuai dengan persyaratan NI-5, PKKI tahun1961 dan persyaratan-
persyaratan lain yang berkaitan dengan konstruksi kayu.
2. Kelembaban (Moisture Contents)
Kelembaban kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu yang didalam
danpekerjaan kayu halus, harus kurang dari 14% dan untuk pekerjaan
kayukasar harus kurang dari 20% (diuji dengan wood moisture tester).
Kelembaban tersebut ditentukan untuk kayu yang dikirim ketempat
pekerjaan dan harus konstan sampai bangunan selesai.
3. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish), yaitu

RKS - 17
ukurankayu setelah selesai dikerjakan dan terpasang. Kayu kasar diketam,
dibor,dikerjakan dengan mesin menurut ukuran-ukuran dan bentuk yang
terteradalam gambar.
4. Permukaan Luar, Semua permukaan kayu halus yang akan kelihatan
permukaannya bilasudah jadi (finish), harus dikerjakan dengan baik. Semua
kayu untukpekerjaan kayu kasar harus dihaluskan, kecuali ditentukan
lain.Bagi permukaan-permukaan yang akan dipelitur atau di melamic
hanyamata kayu yang kecil (2 mm), mulus dan keras yang dapat diterima.
Padasemua pekerjaan kayu, bahan kayu diberi lapisan pengawet /
pelindung.Untuk kayu yang akan dicat dengan bahan solignum / creosot.
5. Jenis Kayu, semua kayu kelas I.

4.3 Syarat Pelaksanaan


1. Semua kayu harus dikeringkan dengan proses dry kilen
2. Persiapan, penyambungan dan pemasangan semua pekerjaan kayu
halusharus sedemikian rupa, hingga susut dibagian mana saja dan
kearahmanapun tidak akan mengurangi (mempengaruhi) kekuatan dan
bentuk dari pekerjaan kayu yang sudah jadi, juga tidak menyebabkan
rusaknya bahan-bahan yang bersentuhan.
3. Kontraktor harus melaksanakan semua pekerjaan-pekerjaan seperti
:mempasak, memahat, menyetel (memasang), membuat lidah-lidah,
lobangpasak, sponing dan lain-lain pekerjaan yang diperlukan
untukpenyambungan kayu dengan baik.
4. Pekerjaan kayu halus tidak boleh diangkut ke tempat pekerjaan kecuali
jikasudah terpasang. Bahan untuk pekerjaan kayu halus yang harus dibuat
kalau belum selesaisama sekali tidak boleh diangkut ke tempat pekerjaan,
juga tidak bolehdisetel-setel jika bangunan belum siap untuk menerima
pemasangan pekerjaan kayu tersebut.
5. Bilamana terjadi bahwa pekerjaan kayu tersebut menjadi mengkerut atau
bengkok, atau kelihatan ada cacat-cacat lainnya pada pekerjaan kayuhalus
dan kasar sebelum masa pemeliharaan berakhir, maka pekerjaan yang cacat
tersebut harus dibongkar dan diganti, dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang
terganggu akibat pembongkaran tersebut harus dibetulkanatas biaya
Kontraktor.
6. Semua bekas pekerjaan kayu, puntung-puntung kayu dan kayu-kayu bekas

RKS - 18
dari semua bahan bangunan harus disingkirkan sampai bersih.

PASAL 6
PEKERJAAN ATAP

Jenis penutup atap gelombang dengan spesifikasi sebagai berikut:

1. Deskripsi
Lembaran bitumen bergelombang monolayer yang terbuat dari serat organik,
diberi warna dengan pigmen mineral dan resin thermosetting pada kedua sisi
(atas dan bawah) dengan model genteng 6 gelombang.
2. Terbuat dari bahan dasar Bitumen Selulosa
3. Standar Spesifikasi Material : EN 534:2006 – Corrugated bitumen sheets.
Product specification and test methods – kategori R serta ETA 10-/0018.

Tata cara pemasangan mengacu kepada katalog atau brosur Onduvilla, dengan jarak
antar reng 32cm. Atap Onduline memiliki garansi 10 tahun terhadap waterproofing
dengan syarat dan ketentuan pemasangan yaitu:

1. Pemasangan dilakukan sesuai dengan rekomendasi dari pabrikan.


2. Pemasangan dilakukan oleh tenaga terlatih disertai supervisi dari pihak
Onduline atau distributor secara berkala.
3. Syarat dan ketentuan lain terdapat pada surat garansi.

Tata cara pemasangan atap genteng Onduvilla:

1. Pemasangan Atap Genteng Onduvilla


 Pastikan kemiringan kuda-kuda atap adalah minimal 15 derajat.
 Pastikan jarak antar reng adalah 27 cm untuk reng pertama (paling
bawah setelah listplang), selanjutnya 32cm.
 Selama pemasangan atap agar tidak menginjak atap yang telah
terpasang kecuali menggunakan tangga konstruksi, papan bidang kerja
atau menginjak pada bagian lembaran atap yang bersentuhan dengan
reng. Dilarang menginjak pada bidang lembaran diantara reng.
 Pemasangan lembaran dimulai dari sisi paling bawah dari bidang atap,
dengan jarak overhang maksimal adalah 5 cm dari listplang.
 Penyekrupan menggunakan sekrup Onduline dengan warna yang
sesuai dengan lembar atap. Penyekrupan dilakukan pada setiap
gelombang diantara dua gelombang interlock pada lembaran atap.
 Urutan penyekrupan dimulai dari gelombang sisi bawah pertama dan
kelima, dilanjutkan dengan gelombang kedua sampai dengan keempat.
Gelombang keenam digunakan untuk overlap dengan lembaran atap
selanjutnya. Gelombang sisi atas digunakan untuk overlap dengan
lembaran atap diatasnya.
 Pemasangan lembaran atap dengan pola pasangan bata. Baris pertama
pemasangan menggunakan lembaran atap utuh. Baris kedua dari

RKS - 19
bawah dimulai dengan menggunakan lembaran atap yang dipotong
menjadi dua. Baris ketiga, kelima dan seterusnya seperti pemasangan
pada baris pertama. Baris keempat, keenam dan seterusnya seperti
pemasangan pada baris kedua.
2. Pemasangan Penutup Listplang Samping
 Pemasangan penutup listplang samping dengan menggunakan
aksesoris Verge Piece dari Onduline.
 Penyekrupan pada verge piece pada setiap gelombang reng dan pada
listplang dengan jumlah yang sama.
3. Pemasangan Nok.
 menggunakan aksesoris nok standar dari Onduline.
 Penyekrupan pada nok pada setiap gelombang yang bersentuhan
dengan gelombang Onduvilla.

PASAL 8
PEMBERSIHAN DAN PEMELIHARAAN

1. Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan atau kesalahan pada
borongan yang disebabkan oleh kelalaian Kontraktor pada waktu pelaksanaan
maupun selama dalam masa pemeliharaan atau kekurangan setelah serah terima
pertama dilaksanakan.
2. Bila terjadi kerusakan atau kecelakaan pada borongan sebelum diserah terimakan
akibat dari kesalahan atau kekeliruan Kontraktor atau Sub Kontraktor atau karena
bahan yang kurang baik atau dikarenakan kesalahan pelaksanaan yang dibuat
Kontraktor dan belum mendapat persetujuan dari Developer atau Konsultan
Pengawas (kecuali perencanaan yang diserahkan Developer) seluruhnya adalah
tanggungan Kontraktor.
3. Selama dalam masa pemeliharaan setelah serah terima 100%, Kontraktor
bertanggung jawab memperbaiki selekas mungkin segala kerusakan dan
kekurangan-kekurangan akibat dari kesalahan atau kelalaian Pemborong.
4. Konsultan Pengawas akan memberitahukan terlebih dahulu kepada Kontraktor
tentang maksud untuk melakukan inspeksi selama jangka waktu pemeliharaan
dan berdasarkan ini Kontraktor menunjuk seorang wakil yang bertanggung jawab
untuk hadir dalam waktu dan tanggal yang ditentukan. Wakil ini akan memberi
bantuan yang diperlukan untuk mencatat semua hal dan persoalan yang

RKS - 20
perhatikan sesuai dengan pengarahan Konsultan Pengawas.
5. Bilamana terjadi kerusakan atau kekurangan selama dalam masa pemeliharaan,
Konsultan Pengawas akan memberitahukannya kepada Kontraktor secara tertulis,
agar Kontraktor secepatnya memperbaiki/ mengganti yang rusak atau yang tidak
baik.
6. Bilamana Kontraktor tidak memperbaiki yang rusak atau yang kurang baik dalam
waktu yang wajar sebelum berakhirnya masa pemeliharaan, Developer dapat
melakukannya atas biaya Kontraktor.
7. Jika kekurangan-kekurangan menurut Konsultan tidak praktis atau sukar
diperbaiki, Konsultan Pengawas harus menentukan pengurangan nilai borongan
dan memotongnya dari jumlah yang akan dibayarkan kepada Kontraktor.
8. Sampai dengan waktu Berita Acara Serah Terima terakhir dikeluarkan, Kontraktor
wajib pada jam-jam kerja atas tanggungan dan biaya sendiri mengadakan
pemeriksaan apakah semua bagian dari borongan dapat bekerja dengan baik atau
tidak dengan membuat catatan-catatan mengenai kerusakan atau malfungsi dari
elemen-elemen borongan.
9. Kontraktor harus berusaha menjaga kebersihan dan kerapihan lapangan selama
jangka waktu Kontrak.
10. Selain itu Kontraktor sewaktu-waktu wajib memelihara kelayakan dari setiap areal
dan jika diminta Konsultan Pengawas, memindahkan semua kotoran, alat-alat
konstruksi, kelebihan bahan dan segala rongsokan bekas pekerjaan konstruksi
dari areal tersebut.
11. Kebersihan ini termasuk tugas Kontraktor sehingga lokasi pekerjaan umumnya
selalu dalam kondisi bersih dan selayaknya.
12. Setelah selesai pekerjaan Kontraktor harus membersihkan seluruh lapangan
sehingga mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, Sub Kontraktor lain
berkewajiban hadir di lapangan untuk turut/ikut melaksanakan pembersihan.
13. Seluruh bangunan-bangunan sementara atau bagian-bagian pekerjaan pembantu
yang diperlukan selama pelaksananaan pekerjaan (proyek) berlangsung harus
dibongkar sebelum seluruh pekerjaan diserah terimakan.
14. Biaya pembersihan dan pembongkaran sepenuhnya dalah tanggung jawab
Kontraktor.

RKS - 21

Вам также может понравиться