Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pisang Musa paradisiaca merupakan tanaman buah berupa herbal yang berasal
dari kawasan di Asia Tenggara. Menurut INIBAP (2000) dalam Heslop-Harisson dan
Schwarzacher (2007), pisang merupakan hasil pertanian utama dunia yang tumbuh
dan dikonsumsi oleh lebih dari 100 negara yang memilikiiklim tropis dan sub tropis.
Diseluruh dunia sendiri lebih dari 1000 varietas pisang yang telah diakui
(Anonim,2008).
Getah pelepah pisang sendiri mengandung tanin dan saponin yang berfungsi sebagai
antiseptik (Djulkarnain,1998), pendapat yang berbeda dikemukakan oleh Budi 2008
dalam Priosoeryanto et al., (2006) yakni getah pelepah pisang mengandung saponin,
antrakuinon, dan kuinon yang dapat berfungsi sebagai antibiotik dan penghilang rasa
sakit. Selain itu, terdapat pula kandungan lektin yang berfungsi untuk menstimulasi
pertumbuhan sel kulit. Kandungan-kandungan tersebut dapat membunuh bakteri agar
tidak dapat masuk pada bagian tubuh kita yang sedang misalnyaisolat
Pseudomonas aeruginosa resisten terhadap imipenem atau meropenem sebesar 47,2%,
Staphylococcus aureus resisten terhadap methicillin sebesar 84,4%, Klebsiella
pneumoniaresisten terhadap ceftazidimin sebesar 76,3%, Escherichia coli resisten
terhadap ceftazidimin sebesar 66,7% dan Acinetobacter baumannii resisten terhadap
imipenem atau meropenem sebesar 55,3% (Rosenthal, et al., 2011).
Indonesia memiliki banyak sekali tanaman yang berpotensi sebagai
antibiotik salah satunya adalah tanaman pisang. Indonesia merupakan habitat yang sesuai
untuk tanaman pisang karena Indonesia memiliki iklim yang tropis. Tanaman pisang
mempunyai bagian-bagian diantaranya adalah akar, bonggol, batang, pelepah, daun,
tandan, bunga dan buah. Salah satu tanaman yang memiliki potensi untuk meningkatkan
kesehatan yaitu pisang (Musa paradisiaca). Pisang adalah salah satu buah yang digemari
oleh sebagian besar penduduk dunia. Rasanya enak, kandungan gizi yang tinggi, mudah
didapat dan harganya relatif murah (Utami, 2008).
Menurut Dalimartha (2005) Pemanfaatan pisang tidak hanya sebagai bahan pangan
namun juga dapat digunakan sebagai bahan pengobatan. Tanaman pisang
10
memiliki banyak kandungan senyawa aktif (metabolit sekunder) yang berperan sebagai
senyawa antimikroba dan agen kemoterapi. Tanaman pisang merupakan tanaman
yang banyak digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan sejak zaman
dahulu. Salah satunya untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti
sariawan, pendarahan usus besar, ambeien, cacar air, tenggorokan bengkak, sakit perut,
dan luka. Hampir semua bagian dari pisang yang bisa dipergunakan seperti tandan
pisang yang bisa digunakan sebagai obat alternatif untuk menyembuhkan berbagai
penyakit. Beberapa penelitian mengenai pisang telah dilakukan, antara lain mengenai
ekstrak bonggol pisang yang memiliki kandungan metabolit sekunder seperti senyawa
fenol yaitu saponin, glikosida dan tanin (Wijayakusuma, 2007).
Staphylococcus aureus merupakan patogen utama bagi manusia yang dapat
menimbulkan berbagai kasus penyakit seperti infeksi kulit, keracunan makanan,
endokarditis, pneumonia, osteomiolitis, sepsis arthritis dan encephalitis. Staphylococcus
aureus dapat ditemukan di lingkungan masyarakat seperti udara, debu, kotoran, air,
susu, makanan, tempat makan, manusia dan hewan. Manusia dan hewan merupakan
tempat berkumpulnya bakteri tersebut. Kebanyakan pada individu yang sehat
Staphylococcus aureus dapat ditemukan dalam saluran pernafasan, rambut dan kulit
(Salisia dan Sugiyono, 2009).
B. Rumusan Masalah
Apakah Getah pelepah pisang (Musa spp.) dapat menghambat pertumbuhan
staphylococcus aureus ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui daya hambat Getah pelepah pisang ( Musa spp) terhadap
pertumbuhan staphylococcus aureus
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui daya hambat Getah pelepah pisang ( Musa spp) terhadap
pertumbuhan staphylococcus aureus pada konsentrasi 10%, 20%, 40 %, 60%,
80%
11
b. Untuk mengetahui konsentrasi yang efektiv dari getah pelepah pisang
(Musa spp.) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis penelitian yaitu menambah informasi bagi ilmu
pengetahuan, khususnya dalam bidang analis kesehatan mengenai
kemampuan daya hambat getah pelepah pisang (Spp.) sebagai daya hambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcubs aureus.
2. Manfaat praktis penelitian ini yaitu :
a. Manfaat penelitian bagi masyarakat yaitu efektifitas getah pelepah
pisang dapat dipakai sebagai obat herbal pada penyakit yang
disebabkan oleh Staphylococcubs aureus seperti luka.
b. Manfaat penelitian bagi peneliti yaitu dapat menambah ilmu
pengetahuan dan dapat menjadikan sebagai bahan penyuluhan pada
masyarakat mengenai manfaat penggunaan getah pelepah pisang (Spp).
12
13
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis penelitian yaitu menambah informasi bagi ilmu
pengetahuan, khususnya dalam bidang analis kesehatan mengenai
kemampuan daya hambat getah pelepah pisang (Spp.) sebagai daya hambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcubs aureus.
2. Manfaat praktis penelitian ini yaitu :
a. Manfaat penelitian bagi masyarakat yaitu efektifitas getah pelepah
pisang dapat dipakai sebagai obat herbal pada penyakit yang
disebabkan oleh Staphylococcubs aureus seperti luka
b. Manfaat penelitian bagi peneliti yaitu dapat menambah ilmu
pengetahuan dan dapat menjadikan sebagai bahan penyuluhan pada
masyarakat mengenai manfaat penggunaan getah pelepah pisang (Spp)
14
15