Вы находитесь на странице: 1из 5

MAKALAH BIOKIMIA

“Kromatografi Filtrasi Gel”

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biokimia Semester III

Disusun Oleh :

1. Dilla Zulfah F : I1C017016


2. Kartikaningrum : I1C017038
3. Ayu Sutiratna : I1C017066
4. Zacky Hanifa : I1C017094

Dosen Pengampu : Amin Fatoni, S.Si.,M.Si.,Ph.D

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2018
1. Pengertian Kromatografi Filtrasi Gel
Kromatografi filtrasi gel merupakan suatu metode pemisahan protein
berdasarkan perbedaan ukuran molekul dari suatu protein. Proses pemisahannya di
kemas dalam kolom menggunakan matriks gel berpori yang dikelilingi oleh solven
(pelarut). Semua sampel lewatkan ke dalam kolom, baik itu molekul besar maupun
molekul kecil. Molekul yang berukuran lebih kecil dapat menembus dan masuk
kedalam pori-pori butiran, sehingga akan terjebak selama aliran dibawah kolom.
Molekul yang besar tidak dapat menembus ke dalam pori-pori butiran dan melewati
kolom lebih cepat. Molekul berukuran menengah akan mengalir ke bawah yang
kecepatannya sesuai dengan kemampuan menenmbus butiran (Lehninger,1982).
Pada kromatografi filtrasi gel, proses pemisahannya menggunakan gel yaitu
dekstran (polimer gula yang larut dalam air) yang akan mengalami reaksi ikatan silang
(cross linkage). Dengan demikian akan menyebabkan dekstran menjadi tidak larut
dalam air, akan tetapi masih dapat menyerap molekul air dalam molekulnya (Scopes,
1987).
Matriks memiliki daya serap yang bergantung pada jumlah ikatan silang yang
terjadi di dalamnya. Matriks atau gel dekstran disebut juga sebagai sefadeks, salah satu
contoh sefadeks yaitu sefadeks G-50. Huruf dan nomor menunjukkan bahwa safadeks
dapat dikembangkan (Swelling) dengan air atau larutan penyangga yang
pengembangnya 50 kali (Scopes, 1987).
2. Prinsip Kerja Kromatografi Filtrasi Gel
Teknik kromatografi filtrasi gel bekerja dengan prinsip pemisahan berdasarkan
ukuran molekul zat padat (Putra,2004). Mekanisme pemisahan yang terjadi adalah
adsorpsi. Pada kromatografi filtrasi gel yang terjadi berdasarkan ukuran molekul dari
senyawa-senyawa dalam campuran. Fasa diam pada kromatografi ini dibuat dengan
ukuran pori tertentu dan seragam. Senyawa-senyawa yang mempunyai ukuran lebih kecil
atau mirip dengan pori pada permukaan fasa diam akan diretensi. Dengan demikian,
molekul-molekul yang lebih besar dielusi terlebih dahulu dan molekul-molekul yang
lebih kecil dielusi kemudian. Fase gerak yang digunakan berupa suatu pelarut yang
hanya berfungsi untuk melarutkan analit (senyawa yang diinginkan). Jadi, dalam
kromatografi jenis ini tidak terjadi interaksi antara fasa gerak dengan fasa diam dan
senyawa-senyawa dalam campuran. Fasa gerak hanya berfungsi sebagai pembawa
(carrier) (Leba,2017)
3. Pemilihan Fase Diam dan Fase Gerak
Pemilihan fase diam dapat berupa silica atau polimer yang berpori (porus),
sehingga solut dapat melewati porus tersebut (lewat diantara partikel), atau berdifusi
melalui fase diam. Fase gerak pada kromatografi tidak memberikan dampak atau
pengaruh, sehingga pelarut yang berlainan yang mempunyai daya mensolvasi yang sama
menghasilkan hasil yang sama. Fase gerak pada kromatografi filtrasi gel hanya berfungsi
sebagai medium netral yang memungkinkan molekul solut memasuki fase diam.
Fasa gerak dipilih untuk meminimalisir interaksi solut dengan permukaan
penyangga, pemilihan fase gerak sebaiknya menggunakan pelarut yang memiliki
kemurnian tinggi, tidak dapat bereaksi dengan fasa diam dan tidak tercampurkan dengan
komponen system, baik untuk digunakan sebagai cuplikan, dan dapat membahasi
permukaan kemasan dan viskositasnya rendah

(Edward, 1991)
4. Keuntungan dan Kekurangan Kromatografi Filtrasi Gel

Metode kromatografi filtrasi gel memiliki keuntungan yang dapat memisahkan


molekul berukuran besar dan kecil dengan baik dan proses pemisahan tidak akan
terganggu dengan menggunakan pelarut apapun. Metode kromatografi filtrasi gel dapat
menghasilkan pemisahan dan kepekaan yang baik, dan proses yang dibutuhkan untuk
pemisahan itu cepat serta mudah diprediksi. Solven yang digunakan tidak bereaksi
dengan fase diam, sehingga tidak ada sampel yang tertinggal (Skoog, 2006). Selain
keuntungan,metode kromatografi filtrasi gel memiliki kekurangan. Diantaranya yaitu
pada proses pemurnian autolisis dapat menyebabkan kehilangan molekul, daya tampung
yang terbatas, metode ini tidak dapat digunakan pada cuplikan yang memiliki ukuran
hampir sama, dan memiliki prinsip pemisahan yang berbeda dengan kromatografi.
Keterbatasan kapasitas puncak merupakan kekurangan yang paling utama. Oleh karena
itu, pita yang dapat dihubungkan dengan kromatogram total jumlahnya sedikit. Pada
kromatografi filtrasi gel, satu kromatogram biasanya tidak lebih dari enam pita. Hal ini
menunjukkan bahwa kromatografi filtrasi gel tidak mampu memisahkan suatu cuplikan
kompleks dengan sempurna, tanpa metode yang lain untuk pemisahan lebih
lanjut polimer gula. (Scopes, 1978).

5. Aplikasi Kromatografi Filtrasi Gel

Teknik kromatografi filtrasi gel dikembangkan untuk analisis polimer-polimer dan


bahan-bahan biologi terutama digunakan untuk molekul-molekul kecil (Putra,2004)

Aplikasi kromatografi filtrasi gel lainnya yaitu, pemantauan atau karakterisasi


pelipatan dan agregasi protein, menentukan interaksi reseptor-ligan, dan estimasi berat
molekul. Kromatografi filtrasi gel merupakan metode yang nyaman untuk proses cepat
isolasi biopolimer, dengan perolehan kembali massa yang tinggi dan aktivitas biologis
karena kecepatan dan kondisi elusi yang lembut. Penggunaan utama kromatografi filtrasi
gel dalam salah satu dari tiga hal ini. Pertama, kromatografi filtrasi gel sangat berguna
untuk pemisahan spesies dengan berat molekul tinggi (BM >2000), terutama yang tidak
terionkan. Selain resolusi dari setiap makromolekuler seperti protein dan asam
nukleat, kromatografi filtrasi gel dapat digunakan untuk mendapatkan distribusi berat
molekul dari polimer sintetis. Kedua, campuran sederhana dapat dipisahkan secara mudah
dengan metode kromatografi filtrasi gel,terutama apabila penyusun dari campuran itu
memiliki berat molekul yang sangat berbeda.Ketiga, kromatografi filtrasi gel sangat
cocok untuk kerja awal pemisahan eksplorasi dari cuplikan yang tidak diketahui.
Pemisahan ini memberikan gambaran isi cuplikan, sehingga dapat diketahui dengan
cepat apakah cuplikan itu memiliki berat molekul rendah atau berat molekul tinggi
(Sandy,1987)
Kromatografi filtrasi gel dapat digunakan untuk analisis campuran molekul
dengan berat molekul yang berbeda seperti pemisahaan rafinosa, maltose, dengan
menggunakan sephadex pada pH 7,0, laju aliran 5 ml/jam dengan H2O sebagai eluen.
Pemisahan molekul- molekul dengan berat molekul sama dapat juga dilakukan dengan
pemilihan tipe gel yang tepat dan tinggi kolomnya (Sandy, 1987).

DAFTAR PUSTAKA
Edward L. 1991. Dasar Kromatografi Cair. Jakarta : Penerbit ITB

Leba,Maria Aloisia Uron. 2017. Buku Ajar Ekstraksi dan Real Kromatografi. Yogyakarta :
CV.Budi Utama.

Lehninger, A. L. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jlilid 1. Jakarta : Erlangga

Putra,Effendy de Lux. 2004. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dalam Bidang Farmasi.
Jurusan Farmasi Fakultas dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Sandy, L. 1987. High Performance Liquid Chromatography Analytical Chemistry by Open


Learning.London : John Willey and Sons Inc. Hal 130-132
Scopes,R.K.1987. Protein Purification : Principles and Practice 2nd. New York : Springer
Verlag

Skoog. 2004. Fundamental of Analytical Chemistry. USA : Thomson Learning

Вам также может понравиться