Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PEMBAHASAN
c. Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah yaitu kelenjar yang memiliki duktus yaitu duktus duktus
wartoni dan duktus stensoni. Kelenjar ii mensekresikan saliva jedalan rongga oral
di hasilkan di dalam rongga mulut dipersarafi oleh saraf tak sadar.
1) Kelenjar parotis, letaknya dibawah depan dari telinga diantara proses mastoid
kiri dan kanan mandibularis pada duktus stensoni.
2) Kelenjar submaksilaris terletak dibawah fongga mulut bagian belakang, dukts
wartoni.
3) Kelenjar subliingualis, dibawah selaput lendir, bermuara di dasar raongga
mulut.
Fungsi saliva :
a) Memudahkan makan utnuk dikunyah oleh gigi dan dibentuk menjado
bolus
b) Mempertahankan bagian mulut dan lidah agar tetap lembab, sehingga
memudahkan lidah bergerak utnuk bericara
c) Mengandung ptyalin dan amylase, suatu enzyme yang dapat mengubah
zat tepung menjadi maltose polisakarida
d) Seperti zat buangan seperti asam urat dan urea serta obat, virus, dan
logam, disekresi kedalam saliva
e) Sebagai zat anti bakteri dan anti body yang berfungsi untuk memberikan
rongga oral dan membantu memelihara kesehatan oral serta mencegah
kerusakan gigi.
3. Etiologi
Kanker rongga mulut memiliki penyebab yang multifaktorial dan suatu
proses yang terdiri dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi, promosi dan
perkembangan tumor : Secara garis besar, etiologi kanker rongga mulut dapat
dikelompokkan atas :
a. Faktor lokal, meliputi kebersihan rongga mulut yang jelek, iritasi kronis
dari restorasi, gigi-gigi karies atau akar gigi, gigi palsu.
b. Faktor luar, antara lain karsinogen kimia berupa rokok dan cara
penggunaannya, tembakau, agen fisik, radiasu ionisasi, virus, sinar
matahari, trauma yang kronik.
c. Faktor host, meliputi usia, jenis kelamin, nutrisi imunologi dan
genetic.
Kanker mulut biasa juga terjadi karena kekurangan vitamin C, kurangnya
penjaggan pada mulut sehingga mulut menjadi kotor.
4. Patofisiologi
Sel kanker muncul setelah terjadi mutasi-mutasi pada sel normal yang
disebabkan oleh zat-zat karsinogenm tadi. zat karsinogen dari asap rokok tersebut
memicu terjadinya Karsinogenesis (transformasi sel normal menjadi sel kanker).
Karsinogenesisnya terbagi menjadi 3 tahap:
a. Tahap pertama merupakan Inisiaasi yatu kontak pertama sel normal
dengan zat Karsinogen yang memancing sel normal tersebut menjadi
ganas.
b. Tahap kedua yaitu Promosi, sel yang terpancing tersebut membentuk klon
melalui pembelahan(poliferasi).
c. tahap terakhir yaitu Progresi, sel yang telah mengalami poliferasi
mendapatkan satu atau lebih karakteristik neoplasma ganas.
Karsinoma sel mukosa yang makroskopik bersifat tukak → lesi yang terus
menetap → menginflamasi jaringan tulang terutama mandibula sampai endotel →
bermetastasis ke bagian tubuh yang lain.
5. Manifestasi Klinis
Gejala-gejala kanker rongga mulut antara lain adalah munculnya :
a. Bintik putih atau merah (leukoplakia, eritroplakia, atau eritroleukoplakia)
di dalam mulut ataupun pada bibir.
b. Luka pada bibir ataupun rongga mulut yang sulit sembuh.
c. Perdarahan pada rongga mulut.
d. Kehilangan gigi.
e. Sulit atau timbulnya rasa sakit pada waktu mengunyah.
f. Kesulitan untuk menggunakan geligi tiruan.
g. Pengerasan pada leher, serta rasa sakit pada telinga.
Kanker rongga mulut dapat didiagnosis dengan melakukan biopsi.
Selanjutnya, dilakukan staging untuk mengetahui jenis terapi apa yang tepat
diberikan pada pasien, apakah dengan intervensi bedah, radioterapi, atau
kemoterapi. Dengan penulisan artikel ini diharapkan kita dapat mempelajari
kembali gejala klinis kanker rongga mulut sehingga dapat dilakukan deteksi dini
untuk mencegah penyebaran kanker yang berakhir dengan kematian.
6. Klasifikasi
a. Klasifikasi Histopatologi
1) Tipe Histologi
NO TIPE HISTOLOGI ICD.M
1 Squamous cell carc. 5070/3
2 Adenocarcinoma 8140/3
3 Adenoid cyst.carc 8200/3
4 Ameloblastic carc 9270/2
5 Adenolymphoma 8561/3
6 Mal. mixed tumor 8940/3
7 Pleomorphic carc 8941/3
8 Melanoma maligna 8720/3
9 Lymphoma maligna 9590/3-9711/3
Sebagian besar (90%) kanker rongga mulut berasal dari mukosa yang
berupa karsinoma epidermoid atau karsinoma sel skwamosa dengan
diferensiasi baik, tetapi dapat pula berdiferensiasinya sedang, jelek atau
anaplastik. Bila gambaran patologis menunjukkan suatu rabdomiosarkoma,
fibrosarkoma, malignant fibrohistiocytoma atau tumor ganas jaringan
lunak lainnya, perlu diperiksa dengan teliti apakah tumor itu benar suatu
tumor ganas rongga mulut (C00-C06) ataukah suatu tumor ganas jaringan
lunak pipi, kulit atau tulang yang mengadakan invasi ke rongga mulut.
2) Derajat Diferensiasi
DERAJAT DIFERENSIASI
GRADE KETERANGAN
G1 Differensiasi baik
G2 Differensiasi sedang
G3 Differensiasi jelek
G4 Tanpa differensiasi = Anaplastik
b. Biopsi
Jika hasil pemeriksaan sitologi meragukan, segera lakukan biopsi. Biopsi
merupakan pengambilan spesimen baik total maupun sebagian untuk pemeriksaan
mikroskopis dan diagnosis. Cara ini merupakan cara yang penting dan dapat
dipercaya untuk menegakkan diagnosa defenitif dari lesi-lesi mulut yang
dicurigai.
Teknik biopsi memerlukan bagian dari lesi yang mewakili dan tepi
jaringan yang normal. Biopsi dapat dilakukan dengan cara insisional atau
eksisional. Biopsi insisional dipilih apabila lesi permukaan besar (lebih dari 1 cm)
dan biopsi eksisional yaitu insisi secara intoto dilakukan apabila lesi kecil.
8. Penatalaksanaan
a. Tindakan Bedah
Terapi umum untuk kanker rongga mulut adalah bedah untuk mengangkat sel-
sel kanker hingga jaringan mulut dan leher.
b. Terapi Radiasi
Terapi radiasi atau radioterapi jenis terapi kecil untuk pasien yang tidak di
bedah. Terapi dilakukan untuk membunuh sel kanker dan menyusutkan
tumor. Terapi juga dilakukan post operasi untuk membunuh sisa-sisa sel
kanker yang mungkin tertinggal didaerah tersebut.
c. Kemoterapi
Kemoterapi adalah terapi yang menggunakan obat anti kanker untuk
membunuh sel kanker.
9. Pencegahan
a. Hindari kontak berlebihan dengan matahari, pada bibir.
b. Kurangi merokok atau mengunyah tembakau.
c. Pertahankan oral hygiene dan perawatan gigi yang baik.
d. Segera konsultasikan ke dokter bila ada lesi pada mulut yang tidak sembuh dalam
waktu 2- 3 minggu.