Вы находитесь на странице: 1из 5

.

CONTOH KASUS
Stroke (”Brain attack”) merupakan suatu istilah klinis dari gangguan fungsi otak yang
terjadi mendadak, berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat menyebabkan kematian dan
tidak ada penyebab lain selain vaskular. Secara patologi, stroke dibedakan menjadi
iskemik dan perdarahan.

Kasus 1 - STROKE ISKEMIK (EMBOLIK) DENGAN FIBRILASI ATRIAL


DAN STENOSIS MITRAL
Seorang perempuan umur 43 tahun, ibu rumah tangga, mempunyai dua orang anak, datang di
poliklinik saraf dengan keluhan tidak bisa bicara dan lengan kanan tidak bisa digerakkan.
Sepuluh jam sebelum datang ke rumah sakit, saat keluar dari kamar mandi, tiba tiba pasien
kesulitan mengenakan baju (lengan kanan terasa lemah dan berat saat diangkat) dan bicara
menjadi tidak jelas. Pasien masih dapat berjalan dengan dipapah. Pasien tidak pernah menderita
sakit sebelumnya kecuali kadang kadang mengeluhkan nyeri dada sebelah kiri dan sesak disertai
jantung berdebar terutama bila kelelahan. Pasien minum obat oral kontrasepsi sejak usia 30 tahun
tetapi telah berhenti sejak 5 tahun yang lalu.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah kanan dan kiri 120/80 mmHg, freukensi nadi
80x/menit, irreguler dan isi cukup, frekuensi nafas 16x/menit dan suhu aksila 37º C. Tekanan
jugular tidak meningkat (5-2cmH2O), tidak terdengar bruit karotis, oftalmika maupun temporal
pada kedua sisi. Pada auskultasi paru, tidak terdapat ronki maupun mengi dan pada jantung
terdengar bunyi jantung I-II irreguler dan terdenger murmur diastolik. Pada perkusi, tidak ada
pembesaran jantung. Dari pemeriksaan neurologis, didapatkan pasien sadar, GCS : E4M6V
afasia, paresis nervus VII dan XII sentral kanan, hemiparesis kanan kekuatan ekstremitas atas
dan bawah 3/3/3/3 dan 4/4/4/4, hemihipestesi kanan, refleks fisiologis normal dan rekleks
patologis (Babinsky) negatif. Fungsi otonom baik, fungsi luhur terdapat afasia motorik dan
NIHSS saat masuk 9.
Pemeriksaan penunjang untuk kasus ini adalah pemeriksaan laboratorium darah perifer lengkap,
hemostasis lengkap, kimia darah dan elektrolit serta analisa gas darah, foto torak, EKG, TTE
(trans torakal echocardiography) dan TEE (transesophageous echocardiography) yang dilakukan
oleh bagian jantung / penyakit dalam dan skening otak (CT Scan) dan MRI yang dilakukan oleh
bagian radiologi.

Pertanyaan untuk belajar mandiri dari kasus 1


1). Faktor risiko apa yang didapatkan pada kasus ini? Gejala dan tanda klinis yang
didapatkan?
2). Terangkan Patogenesisnya?  mind concept
3). Pemeriksaan penunjang apa saja yang perlu dilakukan pada kasus ini ?
Apa indikasinya?
Terangkan tentang cara dan hasil pemeriksaan penunjang :
 Ekhokardiograpi (EKG)
 Pemeriksaan TCD/Carotid Duplex Sonography (CDS)
 Pemeriksaan MRI / MRA
 Pemeriksaan TEE dan TTE
4). Pemeriksaan laboratorium apa saja yang diperlukan?
5). Manajemen komprehensif – preventif - kuratif – rehabilitatif dan manajemen
emergensi di UGD dan Ruang Rawat intensif (ICU) serta kerjasama / konsultasi dengan
departemen (Fase akut)
terkait sesuai dengan kasusnya
6). Monitoring – evaluasi harian (Follow up yang ditekankan pada pemecahan masalah
(problem solving)yang terjadi dari hari ke hari sampai pasien sembuh)
7). Cara pemeriksaan NIHSS untuk penilaian keluaran pasien stroke
8) peran perawat kritis pada kasus

Kasus 2 - STROKE PERDARAHAN DI LOBUS FRONTAL


Seorang pria berusia 41 tahun, datang di unit gawat darurat dengan keluhan kejang yang diawali
pada lengan kanan dan berlanjut ke seluruh tubuh. Saat kejang pasien tidak sadarkan diri dan
lama kejang sekitar lima menit. Setelah berhenti, pasien tertidur dan mengompol. Saat terbangun,
pasien menjadi sulit berbicara tapi masih memahami pembicaraan. Anggota gerak atas dan
bawah pada sisi kanan pasien menjadi sulit untuk digerakkan serta mengalami kesulitan untuk
menghitung. Riwayat stroke 6 bulan yang lalu, kelemahan yang terjadi pada saat itu pada
anggota gerak sisi kanan, tidak bisa berbicara namun setelah 1 bulan keadaan pasien kembali
normal.Riwayat hipertensi sejak 15 tahun yang lalu, pasien berobat tidak teratur, riwayat
diabetes melitus dan jantung disangkal
Pemeriksaan fisik yang didapat saat masuk rumah sakit adalah, kesadaran apatis, tekanan darah
kanan dan kiri 220/110 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, reguler, isi cukup, frekuensi nafas
16x/menit, suhu 37º C, palpitasi jantung ada pembesaran jantung, auskultasi jantung, normal.
Pemeriksaan paru normal. Dari pemeriksaan status neurologis E4M6Vdisfasia, paresis N.VII dan
XII sentral kanan, gaze palsy kanan, hemiparesis kanan, refleks fisiologis normal, refleks
patologis (Babinsky) negatif. Fungsi otonom normal dan fungsi luhur, kesan disfasia.
Pemeriksaan penunjang yang direncanakan adalah pemeriksaan laboratorium darah meliputi,
darah perifer lengkap, hemostasis, profil lipid, gula darah, fungsi ginjal, fungsi hati, elektrolit
dan analisa gas darah. Pemeriksaan lainnya adalah EKG (Elektro Kardio Grafi), Foto torak,
TCD, CDS, skening otak (CT Scan), serta EEG (Elektro Ensefalo Grafi).

Pertanyaan untuk belajar mandiri dari kasus 2

Pertanyaan untuk belajar mandiri dari kasus 1


1). Faktor risiko apa yang didapatkan pada kasus ini? Gejala dan tanda klinis yang
didapatkan?
2). Terangkan Patogenesisnya?  mind concept
3). Pemeriksaan penunjang apa saja yang perlu dilakukan pada kasus ini ?
Apa indikasinya?
Terangkan tentang cara dan hasil pemeriksaan penunjang :
 Ekhokardiograpi (EKG)
 Pemeriksaan TCD/Carotid Duplex Sonography (CDS)
 Pemeriksaan MRI / MRA
 Pemeriksaan TEE dan TTE
4). Pemeriksaan laboratorium apa saja yang diperlukan?
5). Manajemen komprehensif – preventif - kuratif – rehabilitatif dan manajemen
emergensi di UGD dan Ruang Rawat intensif (ICU) serta kerjasama / konsultasi dengan
departemen (Fase akut)
terkait sesuai dengan kasusnya
6). Monitoring – evaluasi harian (Follow up yang ditekankan pada pemecahan masalah
(problem solving)yang terjadi dari hari ke hari sampai pasien sembuh)
7). Cara pemeriksaan NIHSS untuk penilaian keluaran pasien stroke
8) peran perawat kritis pada kasus

Kasus 3 - STROKE ISKEMIK DENGAN FAKTOR RISIKO MULTIPEL


Seorang pria berusia 57 tahun, datang di rumah sakit dengan keluhan secara tiba-tiba saat bangun
pagi tidak bisa bicara tetapi masih mengerti isi pembicaraan dan terdapat kelemahan anggota
gerak sebelah kanan. Kelemahan pada tangan kanan dirasakan lebih berat dari pada kaki kanan.
Pada saat kejadian, pasien tidak mengeluh ada sakit kepala maupun muntah. Pasien mempunyai
riwayat selalu taat berobat dan mengaku minum obat secara teratur.Riwayat nyeri dada
hipertensi sejak 3 tahun yang lalu, kencing manis sejak 10 tahun yang lalu dan sakit jantung
sejak 2 tahun yang lalu. Pasien sejak 7 tahun yang lalu, dianjurkan minum obat jika terjadi
serangan.
Hasil pemeriksaan fisik adalah sebagai berikut; Kesadaran komposmentis, Tekanan darah kanan
150 / 90 mmHg, kiri 140/90 mmHg, Frekuensi nadi 90 x / menit, Suhu 36,7 C, Respirasi 20
X/menit - regular, Jantung : batas jantung membesar, BJ I-II murni, murmur (-), gallop (-), Paru
: vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-, Mata : konjunctiva tidak pucat, sklera tidak ikterik,
Abdomen lemas, hepar dan lien tak teraba, nyeri tekan (-), bising usus (+), Ekstremitas akral
hangat dan tidak ada edema
Status neurologik yang didapatkan adalah sebagai berikut; Kesadaran kompos mentis, Glasgow
Coma Scale E 4 – V afasia motorik – M 6, Status fungsi kortikal luhur : afasia motorik, Tanda
rangsangan meningeal negatif, Pupil isokor, reflek cahaya langsung dan tak langsung (+)/
(+)normal, Nervi kraniales: Paresis N. VII kanan sentral dan N. XII kanan sentral, Motorik:
hemiparesis kanan dengan kekuatan ekstremitas atas 2/2/2/2 dan ekstremitas bawah 3/3/3/3,
Sensorik : hemihipestesi dekstra, Refleks fisiologik kanan ++ meningkat dan kiri + normal,
Refleks patologik Babinski kanan (+) dan kiri (-), Klonus kanan dan kiri (-) /(-), Saraf otonom:
bab/bak dan keringat kesan baik
Nilai NIHSS masuk 16.

Pertanyaan untuk belajar mandiri dari kasus 3

Pertanyaan untuk belajar mandiri dari kasus 1


1). Faktor risiko apa yang didapatkan pada kasus ini? Gejala dan tanda klinis yang
didapatkan?
2). Terangkan Patogenesisnya?  mind concept
3). Pemeriksaan penunjang apa saja yang perlu dilakukan pada kasus ini ?
Apa indikasinya?
Terangkan tentang cara dan hasil pemeriksaan penunjang :
 Ekhokardiograpi (EKG)
 Pemeriksaan TCD/Carotid Duplex Sonography (CDS)
 Pemeriksaan MRI / MRA
 Pemeriksaan TEE dan TTE
4). Pemeriksaan laboratorium apa saja yang diperlukan?
5). Manajemen komprehensif – preventif - kuratif – rehabilitatif dan manajemen
emergensi di UGD dan Ruang Rawat intensif (ICU) serta kerjasama / konsultasi dengan
departemen (Fase akut)
terkait sesuai dengan kasusnya
6). Monitoring – evaluasi harian (Follow up yang ditekankan pada pemecahan masalah
(problem solving)yang terjadi dari hari ke hari sampai pasien sembuh)
7). Cara pemeriksaan NIHSS untuk penilaian keluaran pasien stroke
8) peran perawat kritis pada kasus

Kasus 4 - STROKE PERDARAHAN SUBARAKHNOID


Seorang pria berusia 35 tahun, datang ke unit gawat darurat dengan keluhan sakit kepala hebat
sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Tidak berkurang meskipun telah minum obat sakit
kepala yang dibeli dari warung, sehingga pasien membenturkan kepalanya ke dinding. Sejak 1
hari sebelum masuk rumah sakit, kondisi pasien memburuk, dan pasien menjadi gelisah,
memberontak, seluruh badan pasien kaku. Pasien belum pernah mengalami sakit kepala seperti
ini, tidak ditemukan riwayat demam dan trauma. Tidak ada riwayat diabetes melitus atau nyeri
dada.
Hasil pemeriksaan fisik adalah : Keadaan umum: gelisah, Tekanan darah kanan 110 / 80 mmHg
dan kiri 120 / 80 mm Hg, Frekuensi nadi 92 x / menit, Suhu 37.3 º C, Respirasi 20 X/menit,
regular, Jantung : BJ I-II murni, murmur (-), gallop (-), Paru : vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-,
Mata : konjunctiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, Abdomen lemas, hepar dan lien tak teraba,
nyeri tekan (-), bising usus (+), Ekstremitas akral hangat dan tidak ada edema.
Status neurologik: Glasgow Coma Scale E 3–M6- V 4 = 13, Tanda rangsangan meningeal: kaku
kuduk (+), Brudzinski I (+), Pupil isokor, reflek cahaya langsung dan tak langsung (+)/
(+)normal, FODS: papil batas tegas,cupping (+), aa/vv 2 :3, perdarahan (-),eksudat (-), Nervi
kranialis: tidak ada tanda paresis, Motorik: tidak ada tanda paresis dengan kekuatan ekstremitas
atas 5/5/5/5 dan kekuatan ekstremitas bawah 5/5/5/5, Sensorik : kesan dalam batas normal,
Refleks fisiologik kanan + normal dan kiri + normal, Refleks patologik Babinski kanan (-)
dan kiri (-), Klonus kanan dan kiri (-) / (-), Saraf otonom: bab/bak dan keringat kesan baik.
Nilai NIHSS saat masuk 11. Skor Stroke siriraj 0,5

Pertanyaan untuk belajar mandiri dari kasus 1


1). Faktor risiko apa yang didapatkan pada kasus ini? Gejala dan tanda klinis yang
didapatkan?
2). Terangkan Patogenesisnya?  mind concept
3). Pemeriksaan penunjang apa saja yang perlu dilakukan pada kasus ini ?
Apa indikasinya?
Terangkan tentang cara dan hasil pemeriksaan penunjang :
 Ekhokardiograpi (EKG)
 Pemeriksaan TCD/Carotid Duplex Sonography (CDS)
 Pemeriksaan MRI / MRA
 Pemeriksaan TEE dan TTE
4). Pemeriksaan laboratorium apa saja yang diperlukan?
5). Manajemen komprehensif – preventif - kuratif – rehabilitatif dan manajemen
emergensi di UGD dan Ruang Rawat intensif (ICU) serta kerjasama / konsultasi dengan
departemen (Fase akut)
terkait sesuai dengan kasusnya
6). Monitoring – evaluasi harian (Follow up yang ditekankan pada pemecahan masalah
(problem solving)yang terjadi dari hari ke hari sampai pasien sembuh)
7). Cara pemeriksaan NIHSS untuk penilaian keluaran pasien stroke
8) peran perawat kritis pada kasus

Вам также может понравиться