Вы находитесь на странице: 1из 7

mawaris

Mawaris ialah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari cara-cara


pembagian harta waris. Mawaris disebut juga faraidh karena
mempelajari bagian-bagian penerimaan yang sudah ditentukan sehingga
ahli waris tidak boleh mengambil harta waris melebihi ketentuan.
Adapun hukum mempelajarinya ialah fardhu kifayah.

Sebab-sebab seseorang menerima harta warisan menurut Islam ialah


sebagai berikut:
a. Adanya pertalian darah dengan yang meninggal(mayat) baik
pertalian ke bawah ataupun ke atas.
b. Hubungan pernikahan, yaitu suami atau isteri.
c. Adanya pertalian agama.Contoh jika seorang hidup sebatang kara,
lalu meninggal maka harta waris masuk baitul mal.
d. Karena memerdekakan budak.

2. Sebab-sebab seseorang tidak mendapat harta waris ialah


sebagai berikut:
a. Hamba(budak) ia tidak cakap memiliki sebagaimana firman Allah swt.
” AllAh membuAt perumpAmAAn dengAn seorAng hAmbA sAhAyA yAng
dimiliki yang tidak dapat bertindak terhadap sesuatupun dan seorang
yang Kami beri rezki yang baik dari Kami, lalu dia menafkahkan
sebagian dari rezki itu secara sembunyi dan secara terang-terangan,
adakah mereka itu sama? Segala puji hanya bagi Allah, tetapi
kebAnyAkAn merekA tiAdA mengetAhui”
( Q.S. An-Nahl:75).
b. Pembunuh, orang yang membunuh tidak dapat mewarisi harta dari yang
dibunuh. Sabda Rasulullah SAW.
”yAng membunuh tidAk dApAt mewArisi sesuAtu dAri yAng
dibunuhnyA” (h.r. nAsAi)
c. Murtad dan kafir, orang yang keluar dari Islam, yaitu antara pewaris
atau yang mati, murtad salah satunya.

3. Syarat berlakunya pewarisan ada tiga:


a. Adanya yang meninggal dunia, baik secara hakiki atau hukum.
b. Adanya harta warisan.
c. Tidak penghalang untuk menerima harta warisan.

B. AHLI WARIS
Ahli Waris ialah orang yang berhak menerima warisan, ditinjau
jenisnya dapat dibagi dua, yaitu zawil furud dan ashobah.
Ahli ada dua jenis lelaki dan perempuan .

1. Ahli Waris lelaki terdiri dari:

 Anak laki-laki
 Cucu laki-laki sampai keatas dari garis anak laki-laki.
 Ayah
 Kakek sampai keatas garis ayah
 Saudara laki-laki kandung
 Saudara laki-laki seayah
 Saudara laki-laki seibu
 Anak laki-laki saudara kandung sampai kebawah.
 Anak laki-laki saudara seayah sampai kebawah.
 Paman kandung
 Paman seayah
 Anak paman kandung sampai kebawah.
 Anak paman seayah sampai kebawah.
 Suami
 Laki-laki yang memerdekakan

2. Ahli Waris wanita terdiri dari

 Anak perempuan
 Cucu perempuan sampai kebawah dari anak laki-laki.
 Ibu
 Nenek sampai keatas dari garis ibu
 Nenek sampai keatas dari garis ayah
 Saudara perempuan kandung
 Saudara perempuan seayah
 Yang Saudara perempuan seibu.
 Istri
 Wanita yang memerdekakan
Ditinjau dari sudut pembagian, Ahli waris terbagi dua yaitu : Ashhabul
furudh dan Ashobah.
1. Dzawil furudh yaitu orang yang mendapat bagian tertentu. Terdiri dari
Yang dapat bagian ½ harta.
a. Anak perempuan kalau sendiri
b. Cucu perempuan kalau sendiri
c. Saudara perempuan kandung kalau sendiri
d. Saudara perempuan seayah kalau sendiri
e. Suami

Yang mendapat bagian ¼ harta


a. Suami dengan anak atau cucu
b. Isteri atau beberapa kalau tidak ada anak atau cucu

Yang mendapat 1/8


a. Isteri atau beberapa isteri dengan anak atau cucu.
Yang mendapat 2/3
a. dua anak perempuan atau lebih
b. dua cucu perempuan atau lebih
c. dua saudara perempuan kandung atau lebih
d. dua saudara perempuan seayah atau lebih
Yang mendapat 1/3
a. Ibu jika tidak ada anak, cucu dari grs anak laki-laki, dua saudara
kandung/seayah atau seibu.
b. Dua atau lebih anak ibu baik laki-laki atau perempuan
Yang mendapat 1/6
a. Ibu bersama anak lk, cucu lk atau dua atau lebih saudara perempuan
kandung atau perempuan seibu.
b. Nenek garis ibu jika tidak ada ibu dan terus keatas
c. Nenek garis ayah jika tidak ada ibu dan ayah terus keatas
d. Satu atau lebih cucu perempuan dari anak laki-laki bersama satu anak
perempuan kandung
e. Satu atau lebih saudara perempuan seayah bersama satu saudara
perempuan kandung.
f. Ayah bersama anak lk atau cucu laki
g. Kakek jika tidak ada ayah
h. Saudara seibu satu orang, baik laki-laki atau perempuan.
Ahli waris ashobah yaitu para ahli waris tidak mendapat bagian
tertentu tetapi mereka dapat menghabiskan bagian sisa ashhabul
furud. Ashobah terbagi dua jenis yaitu:
1) Asobah binafsihi : berhak mendapat semua sisa yaitu 15 ahliwaris pihak
laki-laki.
2) AshobAh mA’Alghoir : berhAk mendApAt bAgiAn ApAbilA bersAmA orAng
lain seperti saudara perempuan sekandung.

C. Hijab dan mahjub


a) Hijab (penghalang)
Maksudnya ahli waris yang dekat dapat menghalangi ahli waris yang
jauh. Sehingga tidak dapat menerima atau pun dapat tetapi bagian
warisan berkurang.
b) Mahjub (terhalang)
Maksudnya ahli waris yang jauh dapat terhalang ahli waris yang
dekat. Sehingga tidak dapat menerima atau pun dapat tetapi bagian
warisan berkurang.

D. Warisan menurut UU No 17 tahun 1989


Hak orang islam tentang warisan:
Pasal 176 : anak perempuan jika ia hanya seorang maka ia mendapat
separuh bagian, tetapi jika lebih bersama-sama mendapat 2/3 bagian,
dan apabila anak perempuan bersama anak laki-laki maka 2 bagian
untuk anak laki-laki 1 bagian untuk anak perempuan.
Pasal 177 : seorang ayah mendapat 1/3 bagian jika tidak meninggalkan
anak. Jika ada anak ayah mendapat 1/6 bagian.
Cara menghitung dan membagikan warisan.
soal
A meninggal dunia harta waris Rp 66.000.000.00. Ahli waris terdiri dari
bapak, dan 2anak laki-laki. Berapa bagian masing-masing?
Jawab.
Bapak dapat bagian 1/6 Rp 66.000.000.00 = Rp 11.000.000.00
2 anak laki-laki adalah asobah Rp 66.000.000.00- Rp 11.000.000.00= Rp
55.000.000.00
seorang anak laki-laki adalah Rp 55.000.000.00 = Rp 27.500.000.00

kesimpulan dari Hukum Mawaris (Hikmah Mawaris)


Dalam membagi harta benda, akan dapat mengatur dengan tertib dan
dapat memelihara kelanjutan harta benda tersebut
Dapat terhindar dari perpecahan antar keluarga karena, hanya
karena harta persaudaraan dapat putus.
Menghindari dari fitnah
Dapat memelihara peningalan yang meninggal dengan baik.

Contoh perhitungan waris .

Pak Yumnu meninggal dunia, Ia meninggalkan ahli waris , seorang istri,


Ibu, Ayah, satu anak laki-laki, dua anak perempuan dan tiga orang
saudara laki-laki. Harta peninggalannya Rp. 12. 400.000,-, hutang
sebelum meninggal Rp. 100.000,-, wasiat Rp. 100.000,- dan biaya
perawatan jenazah Rp. 200.000,- . Berapa bagian masing-masing?

Jawab :

Harta peninggalan Rp. 14.400.000,-

Kewajiban yang dikeluarkan :

1. Hutang Rp. 100.000,-

2. Wasiyat Rp. 100.000,-

3. Biaya perawatan Rp. 200.000,-

Jumlah Rp. 400.000,-

Harta waris Rp. 14.400 – Rp. 400.000 = Rp. 12.000.000,-

Ahli waris :

1. Istri = 1/8

2. Ibu = 1/6

3. Ayah = 1/6

4. Anak Laki-laki = Ashobah binafsih

5. Anak perempuan = Ashobah bil ghoiri


6. Saudara laki-laki = mahjub

a. Istri 1/8 =3/24 x Rp. 12.000.000 =Rp. 1500.000,-

b. Ayah 1/6 =4/24 x Rp. 12.000.000 =Rp. 2.000.000,-

c. Ibu 1/6 =4/24 x Rp. 12.000.000 =Rp. 2.000.000,-

Jumlah =Rp. 5.500.000,-

Sisa =Rp. 12.000.000 – Rp. 5.500.000,- =Rp. 6.500.000,-

Anak laki-laki = 2:1 = 2/3 x 6.500.000,- =Rp. 4.333.000

Anak perempuan 1/3 x 6.500.000 =Rp. 2.166.000

B. Hukum Waris Adat dan Hukum Positif

1. Hukum waris adat

Hukum waris adat erat hubungannya dengan sifat dan bentuk


kekeluargaan. Di Indonesia terdapat tiga bentuk kekeluargaan yaitu :

a. Patrilinial, yaitu jalur keturunan ada pihak laki-laki. Oleh karena


itu hak waris pun hanya berlaku phak laki-laki saja. Sistem ini berlaku
pada masyarakat daerah Batak, Ambon, Irian Jaya dan Bali.

b. Matrilinial, yaitu jalur keturunan ada pada pihak perempuan atau


ibu. Karena itu yang berhak atas waris pun hanya anak perempuan.
Sisitem ini berlaku pada masyarakat Minagkabau

c. Parental, yaitu jalur keturunan ada antara aqyah dan ibu punya peran
yang sama. Karena itu warisasan pun laki-laki maupun perempuan
memperoleh bagiannya. Sistem ini berlaku sebagian besar masyarakat
Indonesia

Вам также может понравиться