Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena atas nikmat dan kesempatan
yang Allah berikan kami dapat menyelesaikan laporan PBL Al-Islam Modul 3 megenai Dokter
islami.
Shalawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada Nabi Muhammad Salallahu ‘Aalaihi
Wassalam. Kepada para keluarga, para sahabat, serta para ummat pengikut beliau hingga
yaumil qiyamah nanti. Amin ya robbal’alamin.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi ketentuan sistem pembelajaran terutama dalam
kegiatan PBL, dengan laporan ini diharapkan para pembaca dan khususnya kami selaku kami
selaku penyusun dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Dokter islami. Kami selaku
penyusun menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna dan masih terdapat kekurangan,
baik dari segi kami selaku penyusunan, maupun dari segi pembahasan. Karena itu, kami selaku
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan laporan ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyediakan sarana dan prasarana untuk keperluan pembuatan laporan ini. Kami juga
berterima kasih kepada Tutor kelompok kami, yaitu Drs. Fakhrurarzi, M. Ag yang telah
memberikan materi yang kami butuhkan untuk menjadi pengetahuan tambahan untuk
keperluan dalam proses pembuatan laporan ini.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi kami selaku
penyusun.
Kelompok 6
1
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 3
1.1 Skenario ........................................................................................................................................ 3
1.2 Kata Sulit ............................................................................................................................................. 3
1.2 Kata Kunci ..................................................................................................................................... 3
1.4 Pertanyaan .......................................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................................... 4
2.1 Pengertian aborsi ................................................................................................................................ 4
2.2 MACAM-MACAM ABORTUS ................................................................................................................ 5
2.3 Reksiko kesehatan bagi wanita aborsi ................................................................................................ 6
2.4 Faktor-faktor terjadinya aborsi ........................................................................................................... 9
2.5 Hukum Aborsi Menurut Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia ........................................... 10
2.6 Jenis Aborsi ....................................................................................................................................... 14
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................................... 23
Simpulan ................................................................................................................................................. 23
Daftar Pustaka............................................................................................................................................. 25
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Skenario
Usman adalah seorang dokter lulusan sebuah perguruan tinggi Muhammadiyah yang bertugas di
salah satu Rumah Sakit di Jakarta. Dia memeriksa pasien perempuan yang miskin secara ekonomi.
Perempuan tersebut meminta untuk dilakukan aborsi terhadap kandungannya karena kemiskinan
yang dideritanya.
1.4 Pertanyaan
1. Jelaskan pengertian aborsi?
3
BAB II PEMBAHASAN
NIM : 2014730094
Dari pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa abortus adalah suatu perbuatan untuk
mengakhiri masa kehamilan dengan mengeluarkan janin dari kandungan sebelum tiba masa
kelahiran secara alami
Untuk terjadinya abortus,setidaknya ada tiga unsur yang harus di penuhi,yaitu sebagai berikut:
1. Adanya emberio(janin) yang merupakan hasil pembuahan antara sperma dan ovum di
dalam rahim.
2. Pengguguran itu terkadang terjadi dengan sendirinya,tetapi lebih sering di sebabkan oleh
perbuatan manusia
3. Keguguran itu terjadi sebelum waktunya,artinya sebelum masa kelahiran alami tiba.
4
Pertanyaan : Apa saja macam-macam abortus ?
NIM : 2014730050
1. Abortus spontan (spontaneous abortus), ialah abortus yang tidak disengaja. Abortus
spontan terjadi karena penyakit sifilis, dan sebagainya.
2. Abortus yang disengaja (abortus provocatus/ induced pro abortion). Abortus ini terbagi
menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.
a. Abortus artificialis therapicus, ialah abortus yang dilakukan oleh dokter atas indikasi
media. Misalnya jika kehamilan diteruskan bisa membahayakan jiwa si calon ibu,
karena misalnya penyakit-penyakit yang berat, antara lain TBC yang berat dan
penyakit ginjal yang berat
b. Abortus provocatus criminalis, ialah abortus yang dilakukan tanpa dasar indikasi
medis. Misalnya, abortus yang dilakukan untuk meniadakan hasil hubungan seks di
luar perkawinan atau untuk mengahiri kehamilan yang tidak dikehendak
5
Pertanyaan : Apa akibat aborsi bagi kesehatan?
NIM : (2014730052)
Sumber : www.doktersehat.com
1.Rasa bersalah
Wanita yang melakukan aborsi pasti mengalami rasa bersalah, baik itu aborsi yang
dilakukan tanpa alasan ataupun aborsi karena alasan kesehatan. Bagi wanita yang melakukan
aborsi dengan keputusannya sendiri akan merasa bersalah karena merasa telah membunuh janin
dan tidak memberinya kesempatan hidup. Selain itu bagi wanita yang diharuskan aborsi karena
masalah kesehatan bisa jadi merasa bersalah karena tak bisa mempertahankan bayinya atau mulai
mempertanyakan apakah keputusannya tersebut tepat.
3.Kehilangan
Rasa kehilangan sedikit banyaknya dipengaruhi oleh keadaan emosi seseorang dan cara
pandangnya terhadap bayi yang sudah diaborsinya. Walaupun begitu, rasa kehilangan tentunya
akan muncul pada pikiran wanita yang sudah melakukan aborsi terutama bagi mereka yang
menganggap janin tersebut sudah seperti bayi.
4.Depresi
Wanita yang sedang hamil dan berharap memiliki bayi, namun pada akhirnya harus
6
melakukan aborsi untuk masalah kesehatan tentunya bisa merasakan depresi karena kehilangan
bayinya. Di beberapa kasus, depresi bisa sangat parah dan bisa berujung pada pikiran untuk
bunuh diri. Aborsi secara emosional dan psikologis bisa membuat wanita terus-menerus
memikirkan hal yang buruk.
1. Pendarahan hebat
Jika leher rahim robek atau terbuka lebar, maka akan menimbulkan pendarahan yang bisa
membahayakan keselamatan si wanita. Untuk menghentikan pendarahan tersebut, terkadang
dibutuhkan pembedahan.
2. Infeksi
Apabila syarat asepsis dan antisepsis tidak diindahkan, maka bahaya infeksi sangat besar.
Infeksi kandungan yang terjadi dapat menyebar ke seluruh peredaran darah, sehingga
menyebabkan kematian. Bahaya lain yang ditimbulkan abortus kriminalis antara lain infeksi
pada saluran telur. Akibatnya, sangat mungkin tidak bisa terjadi kehamilan lagi3. Kerusakan
leher Rahim
Kerusakan leher rahim bisa terjadi akibat leher rahim yang terpotong, robek, atau rusak akibat
alat-alat aborsi yang digunakan.
3. Komplikasi Penyakit
Komplikasi yang dapat timbul dengan segera pada pemberian NaCl hipertonik adalah
apabila larutan garam masuk ke dalam rongga peritoneum atau ke dalam pembuluh darah dan
menimbulkan gejala-gejala konvulsi, penghentian kerja jantung, penghentian pernapasan, atau
hipofibrinogenemia. Sedangkan komplikasi yang dapat ditimbulkan pada pemberian
prostaglandin antara lain panas, rasa enek, muntah, dan diare.
7
5. Kematian
Melakukan aborsi bisa menyebabkan infeksi tubuh secara total yang kemungkinan
terburuknya menyebabkan kematian.
Sesuai dengan tujuan dari abortus itu sendiri yaitu ingin mengakhiri kehamilan, maka
nasib janin pada kasus abortus provokatus kriminalis sebagian besar meninggal. Kalaupun bisa
hidup, itu berarti tindakan abortus gagal dilakukan dan janin kemungkinan besar mengalami
cacat fisik.
8
Pertanyaan : Faktor penyebab dilakukannya aborsi?
Nama : Ravena M.
NIM : 2014730081
1. Umur
Umur menjadi pertimbangan seorang wanita untuk melakukan aborsi. Apalagi untuk
calon ibu yang merasa masih terlalu muda, belum siap secara emosional maupun fisik.
Namun umur terlalu tua pun menjadi salah satu penyebab aborsi.
2. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
Jarak kehamilan yang terlalu dekat menjadi alas an aborsi, karena akan menyebabkan
pertumbuhan janin kurang baik, bahkan menimbulkan pendarahan hal itu disebabkan
karena keadaan Rahim yang belum pulih benar.
3. Penyakit yang di derita ibu
Calon ibu takut anaknya nanti akan tertular penyakit yang di derita ibunya tersebut. Maka
dari itu sang ibu lebih memilih untuk mengaborsi anaknya.
4. Masalah ekonomi
Kebanyakan wanita melakukan aborsi karena mengaku tidak memiliki ekonomi yang
cukup untuk menghidupi anaknya nanti.
5. Malu terhadap orangtua dan masyarakat
Hal ini biasanya terjadi terhadap wanita yang hamil di luar nikah. Ia takut dimarahi kedua
orangtuanya dan merasa malu kepada masyarakat sekitar.
6. Kehamilan yang tidak diinginkan
Kehamilan ini bias berupa hasil perzinahan atau kehamilan dari suami istri yang belum
siap untuk memiliki anak, sehingga mereka melakukan aborsi.
9
Pertanyaan : Bagaimana hukum aborsi menurut Islam & hokum positif di Indonesia?
Nama : Nursyafitriani S.
NIM : 2014730078
Sumber : Irianto, Sulistyowati. 2006. Perempuan dan Hukum : Menuju Hukum yang Berperspektif
Prof. Moeljatno, S.H. 2008. KUHP: Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Bumi
Aksara : Jakarta
Muhammadiyah.or.id
2.5 Hukum Aborsi Menurut Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia
1. Hukum Islam
Surah Al-Maidah ayat 32
Artinya :
“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa:
barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh)
orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia
telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan
seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.
Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa)
10
keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu
sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.”
11
Pasal 347
(1) Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling
lama dua belas tahun.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana
penjara paling lama lima belas tahun.
Pasal 348
(1) Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima tahun enam bulan.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan
pidana penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 349. Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan
kejahatan yang tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu
melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka
pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan
dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.
Pasal 350. Dalam hal pemidanaan karena pembunuhan, karena pembunuhan
dengan rencana, atau karena salah satu kejahatan berdasarkan pasal 344, 347, dan
348, dapat dijatuhkan pencbutan hak berdasarkan pasal 35 No. 1-5.
Ketentuan yang membolehkan dilakukannya aborsi :
(1) Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil
dan atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu.
(2) Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat
dilakukan :
a. Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan
tersebut ;
12
b. Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kealian dan kewenangan
untuk itu dan dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta
berdasarkan pertimbangan tim ahli ;
c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau
keluarganya ;
d. Pada sarana kesehatan tertentu.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan medis tertentu sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
13
Pertanyaan : Apa jenis apa dalam hukum Islam di perbolehkan?
NIM : 2014730040
1. Aborsi alamiah terjadi tanpa adanya tindakan apapun, kebanyakan disebabkan karena
kurang baiknya kualitas sperma dan sel telur.
c. Faktor eksternal yang disebabkan oleh radiasi obat-obatan dan bahan kimia.
2. Abortus provakatus
Yakni jenis aborsi yang sengaja dibuat atau dilakukan, yakni dengan cara menghentikan
kehamilan sebelum janin dapat hidup diluar tubuh ibu. Di bagi menjadi 2 jenis yaitu :
a) Abortus provokatus medisinalis. Aborsi yang dilakukan dengan disertai indikasi medis.
Indikasi medis yang dimaksud misalnya: calon ibu yang sedang hamil tapi punya penyakit yang
berbahaya seperti penyakit jantung, bila kehamilan diteruskan akan membahayakan nyawa ibu
serta janin.
b) Abortus provokatus kriminalis. Aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya indikasi
medis. Dalam proses menggugurkan janin pun kurang mempertimbangkan srgala kemungkinan
14
apa yang akan terjadi kepada wanita / calon ibu yang melakukan tindakan aborsi ilegal. Biasanya
pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau obat-obat tertentu.
Pada dasarnya hukum melakukan aborsi adalah haram. Namun dalam keadaan darurat
yang dapat mengancam ibu dan/atau janin, aborsi diperbolehkan berdasarkan pertimbangan
medis dari tim dokter ahli.
Semua dokter harus mentaati sumpah jabatan dan kode etik profesi dokter. Melakukan
aborsi tidak diperbolehkan kecuali terhadap aborsi yang sudah memenuhi syarat kedaruratan
medis dan kehamilan akibat perkosaan berdasarkan ketentuan-ketentuan. (Ulil H. Sumber: Hasil
Keputusan Komisi Bahtsul Masail Diniyah Musyawarah Nasional Alim Ulama NU 2014)
15
Pertanyaan : Apa dalil tentang larangan aborsi ?
NIM : 2014730041
Sumber : Nihayah al-Muhta; karya ar-Ramli, juz 8, hlm. 416 terbitan al-Halabi
Dr. Musthafa Dib Al-Bugha. 2007. Al-Wafi: Syarah Hadits Arbain Imam An-
Nawawi. Hikmah: Jakarta
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan
memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah
suatu dosa yang besar.
(QS: Al-Israa' Ayat: 31)
Para ulama menvepakati haramnya pengguguran janin setelah ruh ditiupkan ke dalam janin dan
menganggapnya sebagal perbuatan maksiat yang tidak boleh dilakukan oleh umat Islam.
Pengguguran janin setelah ruh di tiupkan ke dalam janin sudah termasuk tindakan kriminal
jinâiiah) terhadap seseorang yang sudah hidup dan tercipta dengan sempurna. Orang yang
melakukan tindakan ini harus dihukurn diiat jika janin tersehut lahir dalam kondisi hidup, lalu
meninggal atau dihukum dalam hentuk materi jika janin tersebut lahir dalam kondisi meninggal.
Bukan hanya itu, diharamkannya juga pengguguran janin sebelum ditiupkan ruh. Pendapat ini
sesuai dengan pendapat sehagian besar ulama fikih. Dalilnya adalah hadis-hadis sahih yang
menyehutkan bahwa proses penciptaan dimulai dan nuthfah setelah ja berada di dalam rahim.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Hudzaifah bin Usaid, Rasulullah
saw. bersabda:
16
"Jika nuthfah sudah berada di dalam rahim selama empat puluk dua malam — dalam
riwayat lain disebutkan empat puluh lebih malam—maka Allah swt. mengutus
malaikat untuk membentuk rupanya, menciptakan telinga, mata, kulit, daging, dan
tulangnya. “
"Ada yang mengatakan bahwa hal itu tidak dapat dihukumi sebagai pengguguran dan
pembunuhan. Ada pula yang mengatakan bahwa nutfah harus dihormati, tidak boleh dirusak, dan
tidak boleh melakukan upaya untuk mengeluarkannya setelah ia menetap di dalam rahim
(uterus).”
Nihayah al-Muhta; karya ar-Ramli, juz 8, hlm. 416 terbitan al-Halabi
17
Pandangan Muhammadiyah dalam hal mu’amalah agak lebih fleksibel, tidak seketat
dalam hal ibadah. Persoalan-persoalan atau masalah-masalah mu’amalah duniawiyah bagi
Muhammadiyah memegang prinsip ajaran Islam, sesuai dengan sabda Nabi: “Antum a’lamu bi
umuri dunya-kum (kamu lebih tahu masalah duniamu)”. Hal lain yang menjadikan landasan
Muhammadiyah tentang kelenturan dalam bidang mu’amalah duniawiyah, dikarenakan
persoalan-persoalan ini terus berkembang, sejalan dengan perkembangan zaman itu sendiri.
Aborsi atau abortus secara bahasa berarti keguguran, pengguguran kandungan atau
membuang janin. Dalam arti yang lebih rinci, abortus ialah “keadaan di mana terjadi
pengakhiran atau ancaman pengakhiran kehamilan sebelum fetus hidup di luar kandungan.
Menurut para ahli medis, ada dua macam aborsi atau abortus. Pertama, abortus
spontaneus, yaitu abortus yang terjadi secara spontan atau tidak disengaja. Abortus spontaneus
bisa terjadi karena salah satu pasangan berpenyakit kelamin, kecelakaan, dan sebagainya. Kedua,
abortus provocatus, yaitu abortus yang disengaja. Abortus provocatus ini terdiri dari dua jenis,
yaitu abortus artificialis therapicus dan abortus provocatus criminalis. Abortus artificialis
therapicus adalah abortus yang dilakukan oleh dokter atas dasar indikasi medis, yakni apabila
tindakan abortus tidak diambil bisa membahayakan jiwa ibu. Sedangkaan abortus provocatus
criminalis adalah abortus yang dilakukan tanpa dasar indikasi medis. Misalnya, aborsi yang
dilakukan untuk meleyapkan janin dalam kandungan akibat hubungan seksual di luar pernikahan,
atau mengakhiri kehamilan yang tidak dikehendaki.
ثم خلقنا النطفة علقة فخلقنا العلقة مضغة فخلقنا المضغة، ثم جعلناه نطفة فى قرار مكين،ولقد خلقنا اإل نسان من سَللة من طين
14 -13 : فتبارك هللا احسن الخالقين (المؤمنون، ثم انشأناه خلقا اخر،) عظاما فكسونا العظام لحما.
18
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami jadikan saripati itu mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha Sucilah Allah. Pencipta Yang Paling Baik” (QS. Al-Mu’minun: 13-14).
ثم يرسل اليه الملك، ثم يكون مضغة مثل ذلك، ثم يكون علقة مثل ذلك،ان احدكم يجمع خلقه فى بطن امه اربعين يوما نطفة
)وينفخ فيه الروح (متفق عليه واللفظ لمسلم.
“Bahwasanya salah seorang kamu dihimpun dapam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk
air mani, kemudian selama 40 hari berikutnya dalam bentuk segumpal darah, kemudian 40 hari
berikutnya dalam bentuk segumpal daging, kemudian Malaikat diutus kepadanya untuk
meniupkan ruh”. (HR. Muttafaq ‘alaih, dengan lafazh Muslim).
19
Pertanyaan : Bagaimana hukum aborsi bagi korban pemerkosaan
Sumber : Muhammadiyah.or.id
Mohammad Monib,Islah Bahrawi . Islam dan hak asasi manusia dalam
pandangan Nurcholish Madjid
Menurut Muhammadiyah, ruh yang ditiupkan oleh Malaikat ke dalam janin yang telah
berusia empat bulan itu bukanlah ruh hayati, melainkan adalah ruh insani. Pemahaman dan
penalaran seperti ini menarik untuk dianalisis lebih lanjut. Kelihatannya, penalaran
Muhammadiyah dalam hal ini telah dipengaruhi oleh pemikiran ahli filsafat Islam dan ahli
kedokteran. Dalam filsafat Islam, jiwa itu bukanlah hayat. Manusia, dalam konsep filsafat Islam
terdiri dari tiga unsur: tubuh, hayat dan jiwa. Dengan demikian, hayat itu saja sudah ada sejak
terjadinya pembuahan, bukan setelah janin berusia empat bulan. Pengaruh filsafat Islam lainnya
terhadap pemikiran Muhammadiyah juga dapat dilihat dalam memahami ayat al-Qur’an dan al-
Hadis tentang proses kejadian manusia itu, bahwa sebagaimana diketahui para filosof muslim
tidak segan-segan mentakwil teks al-Qur’an dan al-Hadis sesuai dengan jalan pikiran mereka.
20
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu: sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu” (QS. Al-Nisa’:29).
173:) فمن اضطر غير باغ وَلعاد فَل اثم عليه (البقرة
Selain ayat-ayat al-Qur’an di atas, Muhammadiyah juga menggunakan kaidah fiqhiyah, sebagai
berikut:
“Jika berbenturan antara dua mafsadat, maka harus diperhatikan yang peling besar madharatnya
dengan cara mengerjakan yang paling ringan madharatnya”.
21
Pertanyaan : Bagaimana tindakan dokter Islam terhadap permohonan aborsi ?
NIM : 2014730031
Sumber : Chrisdiono M. Achadiat, 2007, Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran dalam
Tantangan Zaman. Jakarta: EGC.
Pasal 10 KODEKI (Kode Etik Kedokteran Indonesia) menyebutkan: “Setiap dokter harus
senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk insani”. Dalam buku Kode Etik
Kedokteran Indonesia yang diterbitkan oleh IDI, disebutkan dalam bagian penjelasan pasal 10
ini, yakni, seorang dokter tidak boleh melakukan abortus provocatus dan euthanasia. Pada
bagian lain dari penjelasan itu juga disebutkan bahwa abortus provocatus dapat dibenarkan
sebagai tindakan pengobatan, apabila merupakan satu-satunya jalan untuk menolong jiwa ibu
dari bahaya maut (abortus provocatus therapeuticus), misalnya jika kehamilan itu mengancam
jiwa si ibu, dengan akibat samping kandungannya akan mengalami keguguran. Jadi, etika
kedokteran sendiri memang sudah tidak mengizinkan para dokter Indonesia untuk melakukan
aborsi kecuali atas indikasi medis dan rumusan KODEKI inilah yang berlaku di Indonesia.
Singkatnya, perbuatan aborsi merupakan pelanggaran terhadap Sumpah Dokter dan KODEKI,
kecuali atas indikasi medis.
22
BAB III PENUTUP
Simpulan
Dari berbagai macam sumber dan pendapat bisa di simpulkan bahwa melakukan aborsi
hukumnya haram, karena perbuatan tersebut mengandung banyak mudharatnya. Mudharat yang
akan di dapat dari segi fisik maupun psikis orang yang melakukan. Dan berdasar skenario dokter
sesuai etika tidak memperbolehkan membantu melakukan tindakan aborsi sekalipun karena
faktor ekonomi, karena yang berbahaya bukan hanya nyawa ibu tapi juga janin yang harusnya
dapat hidup.
23
24
Daftar Pustaka
Al-Bugha Dib, Musthafa.Dr. 2007. Al-Wafi: Syarah Hadits Arbain Imam An-Nawawi. Hikmah:
Jakarta
Chrisdiono M. Achadiat, 2007, Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran dalam Tantangan
Zaman. Jakarta: EGC.
Irianto, Sulistyowati. 2006. Perempuan dan Hukum : Menuju Hukum yang Berperspektif Kesetaraan dan
Keadilan. Yayasan Obor: Jakarta
Mansjoer, Arif., Kuspuji T.,dkk. 2010. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta:Media
Aesculapius.
Muhammadiyah.or.id
Prof. Moeljatno, S.H. 2008. KUHP: Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Bumi Aksara :
Jakarta
Chrisdiono M. Achadiat, 2007, Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran dalam Tantangan
Zaman. Jakarta: EGC.
25