Вы находитесь на странице: 1из 21

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

BAB III
PENGUJIAN MATERIAL PASIR

3.1. PENGUJIAN MATERIAL PASIR


Pengujian terhadap matrial ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai
Kelembapan pasir,Berat jenis pasir,Air resepan pasir,Berat volume pasir,Test kebersihan
pasir terhadap bahan organic, Test kebersihan pasir terhadap lumpur (Pengendapan) dan
Test kebersihan pasir terhadap lumpur (Pencucian).

3.2.KELEMBAPAN PASIR

3.2.1. REFERENSI
 Modul Praktikum Teknologi beton 2018
 ASTM C 556-89 : Percobaan Kelembaban Pasir.
 SNI 03-2834-2002 : Tata cara pembuatan rencana beton normal
 SNI 03-2461-1991 : Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Struktural

3.2.2. LATAR BELAKANG


Kelembaban adalah rasio berat air di dalam pori-pori pasir terhadap
butiran air. Bisa juga disebut sebagai tingkat kebasahan pasir. Untuk lebih
mudah memahami kelembaban mungkin bisa kita asumsikan jika pasir itu
dalam keadaan basah, bisa disimpulkan pasir tersebut memiliki tingkat
kelembaban yang tinggi.
Berdasarkan SNI 03-2461-1991 (Spesifikasi agregat ringan untuk beton
struktur) besar penyerapan air maksimum untuk agregat halus dalam
pembuatan beton adalah 2 %.

3.2.3. TUJUAN
Tujuan melakakukan percobaan ini adalah untuk mengetahui kadar air
agregat psair dan mengetahui standart dan prosedur pelaksanaan pengujian
kelembapan material pasir.

Praktikum Tekonologi Beton 21


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

3.2.4. METODELOGI PENGUJIAN


A. Metode pelaksanaan :
 Letakkan loyang ke timbangan dan nolkan timbangan.
 Tambahkan pasir = 500 gram. Ini adalah nilai W1.
 Lakukan sebanyak 2x dan beri keterangan dengan selembar kertas.
 Masukkan ke dalam oven dengan temperatur 100oC selama 24 jam.
 Keluarkan dari oven dan timbang masing-masing pasir. Ini adalah nilai W2.

B. Peralatan yang dibutuhkan


 Loyang
Loyang yang digunakan adalah loyang biasa berukuran standar.

Loyang
 Oven
Oven yang digunakan adalah oven listrik khusus material bangunan.

Oven listrik
 Labu takar
Labu takar yang digunakan sebagai wadah untuk melakukan
percobaan. Labu takar yang digunakan dengan kapasitas 500 ml.

Praktikum Tekonologi Beton 22


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

Labu takar 500 ml


 Corong
Corong yang digunakan adalah corong berbahan kaca yang berfungsi
sebagai alat bantu untuk memasukkan material kedalam labu takar.

Corong

 Timbangan digital
Timbangan yang digunakan adalah timbangan jenis digital .

Timbangan digital

3.2.5. Kesimpulan
Analisis perhitungan kelembapan pasir dapat dilakukan sesuai perumusan
yang terdapat pada tabel. Nilai kelembapan pasir adalah nilai kelembapan pasir rata-
rata dari dua kali percobaan yang dilakukan.

Praktikum Tekonologi Beton 23


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

Tabel 3.1. Form Pengamatan percobaaan kelembapan pasir


JENIS PERCOBAAN 1 2
Berat Pasir asli (w1)....gram 500 500
Berat Pasir Oven
(w2)....gram 495 496
Kelembaban Pasir
1% 0,8%
(w1-w2)/w1 x 100%
Sumber : data percobaan di laboratorium.
,
Rata-rata kelembaban pasir = = 0,9%

Berdasarkan dari hasil percobaan kelembaban pasir diperoleh rata-rata


dari dua kali percobaan sebesar 0,9 %. Menurut SNI 03-2461-1991, dengan
penyerapan air maksimal yang di izinkan sebesar 2%, maka dapat dikatakan
kelembaban pasir yang di uji memenuhi syarat SNI 03-2461-1991.

3.3. BERAT JENIS PASIR

3.3.1. REFERENSI
 Modul Praktikum Teknologi beton 2018
 ASTM C 128 – 93 : Metode Uji Standar untuk berat jenis dan penyerapan agregat
halus.
 SNI-1970-2008 : Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus.
 SNI 03 – 1970 – 1990 : Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat
halus.
 SNI 03 – 1756 – 1990 : Pasir untuk aduk dan beton, Cara penentuan kekerasan.

Praktikum Tekonologi Beton 24


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

3.3.2. LATAR BELAKANG


Berat jenis suatu agregat merupakan perbandingan berat dari suatu satuan
volume bahan terhadap berat jenis air dengan dengan volume yang sama pada
suhu tertentu. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan berat jenis jenuh
permukaan serta penyerapan dari agregat itu sendiri. Berat jenis yang telah
diketahui digunakan untuk menentukan volume yang diisi oleh agregat,
dimana dari berat jenis tersebut dapat ditentukan berat jenis beton sehingga
dapat pula ditentukan banyaknya campuran agregat yang digunakan dalam
campuran beton.

3.3.3. TUJUAN
Menentukan berat jenis pasir pada kondisi SSD. Berat jenis pasir ini
diperlukan untuk perhitungan mix disain.

3.3.4. METODOLOGI PENGUJIAN


A. Metode pelaksanaan :
 Menyiapkan pasir kondisi SSD, caranya:
 Rendam pasir selama 24 jam.
 Keringkan permukaan pasir dengan cara dibolak balik dan diangin-
anginkan.
 Periksa kondisi SSD dengan cara sebagian dari pasir dimasukkan pada
metal sand cone mold dalam 3 (tiga) lapis, dimana pada masing-masing
lapisan ditumbuk sebanyak 8 (delapan) kali, ditambah 1 (satu) kali
penumbukan untuk bagian atasnya (total penumbukan sebanyak 25 kali).
 Angkat sand cone mold secara vertikal.
 Kondisi SSD tercapai bila benda uji runtuh akan tetapi masih dalam
keadaan tercetak

Gambar 3.1.Pasir dalam kondisi SSD

Praktikum Tekonologi Beton 25


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

1. Menimbang pasir SSD = 500 gr. Lakukanlah sebanyak 2x untuk 2


percobaan.
2. Mengisi kedua labu takar dengan air sampai sebatas garis yang
ditentukan, lalu timbang. Ini adalah nilai W2.
3. Mengeluarkan separuh air air dari labu takar.
4. Mengisi pasir ke dalam labu takar, kemudian menambahkan air sampai
sebatas garis yg ditentukan. Campur rata dan timbang. Ini adalah nilain
W1.

B. Peralatan yang dibutuhkan


 .Labu Takar
Labu takar yang digunakan adalah labu takar dengan kapasitas 1000 ml.

1000 ml
 Loyang
Loyang yang digunakan adalah loyang biasa berukuran standar.

Loyang

Praktikum Tekonologi Beton 26


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

 Corong
Corong yang digunakan adalah corong berbahan kaca yang berfungsi
sebagai alat bantu untuk memasukkan material kedalam labu takar.

Corong

 Timbangan digital
Timbangan yang digunakan adalah timbangan jenis digital .

Timbangan digital

3.3.5. KESIMPULAN
Analisis perhitungan berat jenis pasir dapat dilakukan sesuai perumusan yang
terdapat pada tabel tersebut.
Tabel 3.2. Form Pengamatan percobaaan berat jenis pasir
PERCOBAAN NOMOR 1 2
Berat Labu + Pasir + Air
(w1)....gram 1595 1715
Berat Pasir SSD....gram 500 500
Berat Labu + Air (w2)....gram 1285 1410
Berat Jenis Pasir =
500/(500+w2) - w1 2,67 2,56
Sumber : data percobaan di Laboratorium.

Praktikum Tekonologi Beton 27


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

, ,
Berat jenis pasir rata – rata = = 2,6 gr/cm3

Dari percobaan berat jenis pasir didapatkan rata-rata sebesar 2,6 gr/cm3.
Sehingga berat jenis pasir memenuhi syarat yang di tentukan oleh SNI 03–
1756–1990 yaitu berat jenis pasir 2,10-2,60 gr/cm3.

3.4. AIR RESAPAN PASIR

3.4.1. REFERENSI
 Modul Praktikum Teknologi beton 2018
 ASTM C 128 – 93 :Metode uji standar untuk berat jenis dan
penyerapan agregat halus
 SNI-1970-2008 : Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus.

3.4.2. LATAR BELAKANG

Pada saat terbentuknya agregat ada kemungkinan adanyan udara yang terjebak
dalam lapisan agregat atau mungkin agregat tersebut terbentuk karena dekomposisi
meneral pembentukan akibat perubahan cuaca, maka terbentuklah pori-pori. Proses
penyerapan air pada bahan sangat berpengaruh terhadap waktu untuk beton mengeras.
Masing-masing bahan campuran beton memiliki tingkat resapan yang berbeda-beda
tergantung jumlah rongga udara yang terjadi.

3.4.3. TUJUAN

Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk menentukan kadar resapan


air pada pasir.

3.4.4. METODOLOGI PENGUJIAN


A. Metode pelaksanaan :
 Meletakan loyang ke timbangan dan nolkan timbangan.
 Menimbang pasir SSD = 500 gr. Ini adalah nilai W1 . Lakukan sebanyak 2x

Praktikum Tekonologi Beton 28


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

dan beri keterangan dengan selembar kertas.


 Memasukkan ke oven dengan temperatur 100oC selama 24 jam.
 Mengeluarkan dari oven dan timbang masing-masing pasir. Ini adl nilai W2
B. Peralatan yang dibutuhkan
 Timbangan digital
Timbangan yang digunakan adalah timbangan jenis digital .

Timbangan digital
 Oven
Oven yang digunakan adalah oven listrik khusus material bangunan.

Oven listrik
 Loyang
Loyang yang digunakan adalah loyang biasa berukuran standar.

Loyang

Praktikum Tekonologi Beton 29


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

3.4.5. KESIMPULAN
Analisis perhitungan kadar air resapan pasir dapat dilakukan sesuai perumusan
yang terdapat pada tabel tersebut.
Tabel 3.3. Form Pengamatan percobaaan kadar air resapan pasir
PERCOBAAN NOMOR 1 2
Berat Pasir SSD....gram 500 500
Berat Pasir Oven (w1)....gram 481 484
Kadar Air Resapan = {(500-w1)/w1}
x 100% 3,9% 3,3%
Sumber : data percobaan di Laboratorium.
, ,
Kadar air resapan rata – rata = = 3,6%

Dari percobaan air resapan pasir diperoleh rata-rata dari dua percobaan kadar
air resapan yaitu 3,6%. Jumlah kadar tersebut sudah termasuk standar air resapan pasir
menurut SNI 1970-2008 yaitu 3% - 5%. Sehingga memenuhi syarat yang ditentukan
SNI 1970-2008. dan dalam pencampuran beton harus menambakan jumlah air yang
dibutuhkan sesuai dengan faktor air semen bebas.

3.5. BERAT VOLUME PASIR

3.5.1. REFERENSI
 Modul Praktikum Teknologi beton 2018
 ASTM C 29M-91 : Bobot dan rongga dalam kelompok agregat.
 SNI 03-4804-1998 (Metode Pengujian Berat Isi Dan Rongga Udara Dalam
Agregat)
 ASTM C 29-78 : Uji berat unit dan rongga dalam kelompok agregat.

3.5.2. LATAR BELAKANG


Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pada pori-pori tanah dikeluarkan
dengan mekanis (menggilas/memukul/mengolah). Bertambahnya berat volume
kering oleh beban dinamis sehingga butir-butir tanah akan merapat & Mengurangi
rongga udara. Yaitu usaha secara mekanik agar butir-butir tanah merapat. Volume

Praktikum Tekonologi Beton 30


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

tanah akan berkurang. Volume pori berkurang namun volume butir tidak berubah.

3.5.3. TUJUAN
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui berat volume pasir yang akan
digunakan pada mix design.

3.5.4. METODOLOGI PENGUJIAN

A. Metode pelaksanaan :
 Prosedur pelaksanaan tergambar pada langkah-langkah berikut ini:
1. Mengukur diameter (D=...) dan tinggi kedua silinder (h=...),
menghitung volume silinder = ¼ πD2h.
2. Menimbang kedua silender,ini adalah nilai W1.
3. Untuk yang tanpa rojokan :
Mengisi silinder penuh dengan pasir,diangkat setinggi 1 cm. Kemudian
dijatuhkan kelantai sebanyak 3 kali, retakan permukaannya lalu
timbang ini adalah nilai W2.
4. Untuk yg dengan rojokan :
Mengisi 1/3 bagian, kemudian di rojok 25 kali, demikian hingga penuh
dan tiap bagian dirojok 25 kali dan meratakannya lalu di timbang. Ini
adalah nilai W2.
B. Peralatan yang dibutuhkan
 Silinder besi
Silinder besi digunakan sebagai wadah material untuk melakukan
percobaan. Silinder besi yang digunakan berdiameter 15 cm.

Silinder besi

Praktikum Tekonologi Beton 31


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

 Alat perojok dari besi


Alat perojok dari besi memiliki ukuran ∅ 16 mm, panjang 60 cm ujung
bulat yang berfungsi sebagai alat perojok.

Alat perojok
 Timbangan digital
Timbangan yang digunakan adalah timbangan jenis digital .

Timbangan digital

Praktikum Tekonologi Beton 32


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

3.5.5. KESIMPULAN
Analisis perhitungan berat volume pasir dapat dilakukan sesuai perumusan
yang terdapat pada tabel tersebut.
Tabel 3.4. Form Pengamatan percobaaan berat volume pasir
TANPA DENGAN
ROJOKAN ROJOKAN
JENIS PERCOBAAN 1 2 1 2
Berat silinder (w1)…kg 535 5205 535 5205
Berat silinder + pasir 9915 9855 945 9665
(w2)….kg
Berat pasir (w2– 4565 465 41 446
w1)…kg
Volume silinder (v) 292 292 292 292
…(dm3)
Berat volume (w2 – 156 159 14 153
w1)/v…kg/dm3
Sumber : data percobaan di Laboratorium.

, ,
Rata-rata berat volume pasir Tanpa Rojokan : =1,575 kg/l
, ,
Rata-rata berat volume pasir Dengan Rojokan : = 1,465 kg/l

D dalam = 15 cm = 1,5dm
T = 15 cm = 1,5 dm
V = ¼ π x d² x t
= 0,25 x 3,14 x 1,5² x 1,5
= 2,649 dm3
Dari percobaan menentukan berat volume pasir diperoleh berat volume
pasir rata-rata dengan cara dirojok atau dengan rojokan didapatkan sebesar
1,575 kg/dm3 sedangkan berat volume pasir dengan cara tidak dirojok atau
tanpa rojokan didapatkan sebesar 1,465 kg/dm3, Jadi berat volume pasir lebih

Praktikum Tekonologi Beton 33


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

besar ketika dirojok dibandingkan tanpa rojokkan, karena volume dengan


rojokan lebih padat.

3.6. KEBERSIHAN PASIR TERHADAP BAHAN ORGANIK

3.6.1. REFERENSI
 Modul Praktikum Teknologi beton 2018
 ASTM C 40-92 : Metode uji standar untuk kotoran organik pada agregat halus
untuk beton.
 SNI 03-2816-1992 : Metode pengujian kotoran organik terhadap pasir untuk
campuran mortar atau beton.

3.6.2. LATAR BELAKANG


Organik berarti berkaitan dengan zat yang berasal dari makhluk hidup,
berhubungan dengan organisme hidup. Sehingga maksud dari praktikum kebersihan
pasir terhadap bahan organik adalah untuk mengetahui tinggi rendahnya bahan
organik yang terkandung dalam pasir sebagai bahan penyusun beton.
Dalam praktikum ini menggunakan larutan NaOH sebagai bahan untuk
menguji kadar bahan organic yang terkandung dalam pasir. Karena larutan NaOH
termasuk asam yang kuat.

3.6.3. TUJUAN
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui kadar zat
organik yang dikandung pada pasir. Dan mengetahui standart dan prosedur pengujian
kadar organic pasir

3.6.4. METODOLOGI PENGUJIAN

A. Metode pelaksanaan :
 Mengisi agregat halus yang kedalam botol sampai 130 ml
 Menambah karutan NaOH 3% sampai 200 ml dan menutup rapat kemudian
kocok botol selama 10 menit
 Menidiamkan selama 24 jam

Praktikum Tekonologi Beton 34


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

 Mengamati warna cairan yang terdapat diatas permukaan agregat halus yang ada
dalam botol, kemudian bandingkan warnanya
 Jika warna cairan dalam botol berisi agregat lebih tua daripada cairan pada botol
pembanding, berarti agregat memiliki kadar zat organik yang terlalu tinggi.
Seperti yang tergambar pada gambar.

B. Peralatan yang dibutuhkan :

 Penggaris

 Botol kaca
Botol yang digunakan harus berbahan kaca dengan ukuran yang sesuai.

 Larutan NAOH 3 % ( 6 gram )

Praktikum Tekonologi Beton 35


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

3.6.5. KESIMPULAN

Pengamatan percobaaan kebersihan pasir terhadap bahan organik


PERCOBAAN NOMOR 1 2
Volume pasir (ml) 130 ml -

Larutan 3% NaOH (ml) 600 ml -

Bening
Warna yang timbul -
Kekuningan
Sumber : data percobaan di Laboratorium.

Dari percobaan kebersihan pasir terhadap bahan organik diketahui


warna yang timbul pada pasir yaitu lebih muda dari warna standartnya atau
pembandingnya. Maka pasir tersebut memenuhi syarat karena warna yang
timbul tidak boleh lebih tua dari warna pembanding. Semakin tua warna yang
timbul dibandingkan warna standart semakin banyak pula kandungan bahan
organik. Sesuai dengan persyaratan SNI 03-2816-2014.

3.7. KEBERSIHAN PASIR TERHADAP LUMPUR (PENGENDAPAN)

3.7.1. REFERENSI
 Modul Praktikum Teknologi beton 2018
 ASTM C 117 – 95 : Metode Uji Standar untuk bahan lebih halus dari 75 μm (No.
200) Sieve in Mineral Agregat by Washing
 ASTM C 117 – 76 : Metode uji standar untuk properti keadaan stabil termal
dengan menggunakan pelat panas yang dijaga
 SNI 03–4428–1997 : Metode pengujian agregat halus atau pasir yang mengandung
bahan plastic dengan cara setara pasir

Praktikum Tekonologi Beton 36


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

3.7.2. LATAR BELAKANG


Kebersihan material penyusun beton harus dipertimbangkan, Karena dengan
adanya benda asing lain inilah yang menyebabkan kekuatan beton menjadi berkurang.
Lumpur merupakan partikel yang berukuran 0,075 mikron atau lebih. Lumpur yang
terdapat pada permukaan agregat dapat mengganggu ikatan antara agregat dengan
pasta semen. Karena ikatan ini sangat penting dalam adukan beton, maka dapat
berpengaruh terhadap kekuatan dan daya tahan beton. Jika dalam agregat
mengandung banyak lumpur akan menambah permukaan agregat sehingga keperluan
air untuk membasahi semua permukaan butiran dalam campuran meningkat. Ini
mengakibatkan kekuatan dan ketahanan beton dapat menurun.

3.7.3. TUJUAN
Tujuan melakukan percobaan ini adalah untuk mengetahui kadar
lumpur yang dikandung pasir. Semakin banyak kadar lumpur pada pasir, maka
semakin jelek kualitas pasir dan mengetahui besar pengaruh kadar lumpur
terhadap kuat ikat beton.

3.7.4. METODOLOGI PENGUJIAN

A. Metode pelaksanaan :
 Mengisi botol bening dengan pasir setinggi 6 cm
 Mengisi air kedalam botol hingga hampir penuh dan aduk hingga air
bercampur dengan pasir
 Mendiamkan selama 24 jam
 Mengukur tinggi endapan lumpur seperti yang diilustrasikan pada gambar

B. Peralatan yang dibutuhkan :


 Saringan no 200 dan 50

Praktikum Tekonologi Beton 37


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

 Timbangan digital
Timbangan yang digunakan adalah timbangan jenis digital .

 Oven
Oven yang digunakan adalah oven listrik khusus material bangunan.

3.7.5. KESIMPULAN

Pengamatan percobaaan kebersihan pasir terhadap lumpur

PERCOBAAN NOMOR 1 2

Tinggi lumpur (h) cm 0,3 -

Tinggi pasir (H) cm 6 -

Kadar lumpur = h/H x 100 % 5% -


Sumber : data percobaan di Laboratorium.

Berarti kadar lumpur rata – rata = 5 , 0 %  0 ,3 % = 2,65 %


2

Praktikum Tekonologi Beton 38


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

Dari percobaan kebersihan pasir terhadap Lumpur dengan cara pengendapan


diperoleh kadar lumpur rata-rata sebesar 2,65 %. Dalam hal ini hasil tersebut
memenuhi syarat karena tidak melebihi stándar yang ditetapkan sesuai SNI 03-
1756-1990 yaitu sebesar 5%.

3.8. KEBERSIHAN PASIR TERHADAP LUMPUR (PENCUCIAN)

3.8.1. REFERENSI

 Modul Praktikum Teknologi beton 2018


 ASTM C 117 – 95 : Metode Uji Standar untuk bahan lebih halus dari 75 μm (No.
200) Sieve in Mineral Agregat by Washing
 ASTM C 117 – 76 : Metode uji standar untuk properti keadaan stabil termal
dengan menggunakan pelat panas yang dijaga
 SNI 03–4428–1997 : Metode pengujian agregat halus atau pasir yang mengandung
bahan plastic dengan cara setara pasir

3.8.2. LATAR BELAKANG


Kebersihan material penyusun beton harus dipertimbangkan,
maksudnya adalah tidak boleh ada benda asing selain material tersebut dalam
beton. Adanya benda asing lain inilah yang menyebabkan kekuatan beton
menjadi berkurang. Lumpur merupakan partikel yang berukuran 0,075 mikron
atau lebih. Lumpur yang terdapat pada permukaan agregat dapat mengganggu
ikatan antara agregat dengan pasta semen. Karena ikatan ini sangat penting
dalam adukan beton, maka dapat berpengaruh terhadap kekuatan dan daya
tahan beton.

3.8.3. TUJUAN
Tujuan melakukan percobaan ini adalah untuk menentukan kadar
lumpur yang di kandung pasir setelah di lakukan pencucian.

3.8.4. METODOLOGI PENGUJIAN

Praktikum Tekonologi Beton 39


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

A. Metode pelaksanaan :

 Oven pasir selama 24 jam


 Timbang pasir = 500 gr. Ini adalah nilai W1. Lakukan 2x untuk 2x
percobaan
 Cuci pasir beberapa kali dan saring dengan saringan no 200 berkali-kali
hingga airya bersih
 Oven pasir selama 24 jam
 Timbang masing-masing pasir, ini adalah nilai W2

B. Peralatan yang dibutuhkan :


 Saringan no 200 dan 50

 Timbangan digital
Timbangan yang digunakan adalah timbangan jenis digital .

 Oven
Oven yang digunakan adalah oven listrik khusus material bangunan.

Praktikum Tekonologi Beton 40


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

3.8.5. KESIMPULAN

Pengamatan percobaaan kebersihan pasir terhadap lumpur

PERCOBAAN NOMOR 1 2

Berat pasir kering (W1) ….gram 500 500

Berat pasir bersih kering (W2)… gram 484 488

Kadar lumpur = (W1-W2)/W1X 100 % 3,2 % 2,4 %


Sumber : data percobaan di Laboratorium.

Berarti kadar lumpur rata – rata = 3, 2 %  2 , 4 % = 2,8 %


2
Dari percobaan kebersihan pasir terhadap Lumpur dengan cara pencucian
diperoleh kadar lumpur rata-rata sebesar 2,8 %. Dalam hal ini hasil tersebut
memenuhi syarat karena tidak melebihi stándar yang ditetapkan sesuai SNI 03-1756-
1990 yaitu sebesar 5%.

Praktikum Tekonologi Beton 41

Вам также может понравиться