Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Performance Audit 1
maupun sektor publik dan badan pemerintah, karena dari semua tujuan
kepentingan masyarakat merupakan prioritas utama. Audit kinerja bertujuan untuk
mengevaluasi kinerja dan mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan
rekomendasi guna perbaikan atau tindakan lebih lanjut. Selama ini, hasil dari audit
kinerja cenderung diasumsikan sebagai informasi yang ditujukan kepada
konsumsi pihak internal perusahaan, karena menelaah secara sistematik kegiatan
organisasi dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Padahal laporan audit
kinerja ini juga bisa digunakan oleh pihak eksternal untuk pengambilan
keputusan.
Performance Audit 2
II. PERUMUSAN MASALAH
Performance Audit 3
III. PEMBAHASAN
AUDIT
SOSIAL
Sistem perencanaan
& pengendalian
AUDIT Akuntansi
PROGRAM manajemen
Objek laporan keuangan
Perencanaan pajak
Standar keuangan
Audit internal
Audit PDE
Prinsip pelaporan keuangan
Konsultasi pajak
Standar audit
AUDIT MANAJEMEN
Perluasan prosedur audit
Prosedur audit
Rekaman Komputer
Fokus pada laporan laba rugi
Laporan yang seragam
Audit kepatuhan
Audit penerimaan dan pengeluaran
AUDIT KEUANGAN
Gambar 3.1.1 Perkembangan Audit dan Pengetahuan yang Diperlukan
dalam Bidang Audit
Sumber: Leo,Herbert. Auditing the Perfomance of Management. Wodsworth, Inc
US. 1979. Hal 10.
Performance Audit 4
Bedasarkan figur tersebut, diketahui bahwa audit kinerja mengalami
proses, demikian pula dengan pengetahuan dan kompetisi yang dibutuhkan.
Sebelum mencapai bentuknya, audit kinerja mengalami evolusi yang cukup lama,
dimulai dari financial statement auditing pada tahum 1930, dilanjutkan dengan
management auditing pada tahun 1950 dan program auditing pada tahun 1970.
Dalam kurun waktu yang hampir bersamaan, tahun 1971 Elmer B Staat
dari United State Comptoreller General Accounting Office untuk pertama kalinya
memperkenalkan audit kinerja (performance audit) pada kongres INTOSAI
(International Organization of Supreme Audit Intitution), di Montreal, Kanada.
Sejak itu, audit kinerja yang merupakan perluasan audit keuangan mulai
diimplementasikan pada audit sektor publik oleh Supreme Public Institution di
seluruh dunia.
Performance Audit 5
ANAO. Antara tahun 1980-1983, ANAO hanya membuat tujuh laporan audit
kinerja. Saat ini, ANAO membuat hampir 50 laporan audit kinerja setiap
tahunnya.
Performance Audit 6
ditetapkan bersama. Di pihak lain. Ayuha menjelaskan, “Perfomance is the way of
job or task is done by an individual, a group of organization”.
Dari kedua definisi tersebut, terlihat bahwa istilah kinerja mengarah pada
dua hal yaitu proses dan hasil yang dicapai.
Definisi yang cukup komprehensif diberikan oleh Malan, Fountain,
Arrowsmith, dan Lockridge (1984), sebagai berikut.
“Perfomance auditing is a systematic process of objectively obtaining dan
evaluating evidence regarding the performance of an organization, program,
function, or activity. Evaluation is made in terms of its economy and efficiency of
operations, effectiveness in achieving of desire results, and compliance with
relevan policies, law, and regulations, for the purposes of ascertaining the degree
of correspondence between performance and established criteria and
communicating the results to interest the users. The performance audit function
provides an independent, third-party review of management’s performance and
the degree to which the perfomanced of audited entity meets pre-stated
expectation”.
Performance Audit 7
Kemudian, bedasarkan PP No. 60 Tahun 2008 tentang SPIP
mendefinisikan audit kinerja sebagai audit atas pengelolaan keuangan negara dan
pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah yang terdiri atas aspek
kehematan, efisiensi, dan efektivitas.
a. Pemerintah
c. BPK
Lebih lanjut, audit sektor publik tidak hanya memeriksa serta menilai
kewajaran laporan keuangan sektor publik, tetapi juga menilai ketaatan aparatur
pemerintahan terhadap undang-undang dan peraturan yang berlaku. Disamping
itu, audit sektor publik juga memeriksa dan menilai sifat-sifat hemat (ekonomis),
efisien serta keefektifan dari semua pekerjaan, pelayanan atau program yang
dilakukan pemerintah. Dengan demikian, bila kualitas audit kinerja sektor publik
Performance Audit 8
rendah, akan mengakibatkan risiko tuntutan hukum (legitimasi) terhadap pejabat
pemerintah dan akan muncul kecurangan, korupsi, kolusi serta berbagai
ketidakberesan. Sehubungan dengan itulah, audit kinerja memegang peran yang
sangat esensial dalam suatu organisasi atau lembaga yang berkaitan dengan dana
masyarakat.
Performance Audit 9
3.5 Keterkaitan Audit Kinerja dengan Manajemen Keuangan
Audit kinerja dapat dilaksanakan oleh pihak auditor internal atau auditor
eksternal yang profesional dan kompeten sehingga menjamin objektivitas hasil
audit. Dalam melaksanakan audit kinerja penting bagi auditor untuk memiliki
pengetahuan yang memadai tentang pengelolaan terhadap hasil-hasil, khususnya
sistem perencanaan, penganggaran dan sistem pengindikator kinerja yang dimiliki
atau melekat pada suatu instansi pemerintah, yang mana informasi ini dipegang
oleh manajemen keuangan.
Performance Audit 10
persemakmurannya. Secara internasional, performance audit ialah istilah resmi
yang digunakaan kalangan INTOSAI.
Istilah yang juga sering dijumpai ialah audit manajemen, audit operasional,
atau audit ekonomi dan efisiensi. Istilah ini digunakan untuk menilai dalam aspek
ekonomi dan efisiensi dari pengelolaan organisasi. Istilah lain ialah audit program
atau audit efektivitas yang ditujukan untuk menilai manfaat atau pencapaian suatu
program. Gabungan antara audit manajemen atau operasional dan audit program
merupakan audit kinerja.
Audit kinerja terkait erat dengan konsep akuntabilitas yang dikenal dengan
istilah akuntabilitas kinerja. Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah antara lain
diatur melalui Inpres No.7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (AKIP).
Beberapa istilah yang sering dikaitkan dalam konteks audit kinerja adalah
Performance Audit 11
3.7 Perbedaan antara Audit Kinerja dan Audit Keuangan
Performance Audit 12
3. Opini/Pendapat yang diberikan dalam audit keuangan bersifat baku yaitu
unqualified, qualified, adverse atau disdalmer, sedangkan audit kinerja bukan
merupakan audit dengan jenis opini yang sudah ditentukan (formalized
opinion ).
1. Audit kinerja berusaha mencari jawaban atas dua pertanyaan dasar berikut
a. Apakah sesuatu yang benar telah dilakukan (doing the right things )?
b. Apakah sesuatu telah dilakukan dengan cara yang benar (doing the
things right)?
Performance Audit 13
2. Proses audit kinerja dapat dihentikan apabila pengujian terinci dinilai tidak
akan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi perbaikan manajemen atau
kondisi internal lembaga audit dinilai tidak mampu untuk melaksankan pengujian
terinci.
Performance Audit 14
mengantisipasi masalah serta cara penyelesaiannya, dan memberikan
gambaran tentang perbaikan-perbaikan yang dapat diterapakan dalam
organisasi yang diperiksa.
A. Peningkatan Kinerja
Auditor harus dapat menetapkan masalah yang aktual dan solusi untuk
mengatasinya. Auditor sebaiknya tidak memberi rekomendasi atau usulan bila ia
tidak dapat membantu proses rekomendasi tersebut.
Performance Audit 15
Pengurangan biaya merupakan hal yang penting dalam audit kinerja.
Namun, penghematan biaya dapat menjadi suatu hal yang besar dalam jangka
waktu yang panjang. Biaya harus berada pada tingkat yang tepat dan jika perlu
melakukan pemotongan. Keputusan mengurangi biaya haruslah
mempertimbangankan dampaknya bagi kegiatan operasional.
Pada situasi tertentu, kriteria tidak ada. Oleh sebab itu, auditor dapat
membantu manajemen dalam membangun kriteria itu.
7. Melaporkan Ketidakberesan
Performance Audit 16
indikator kinerja, perbaikan perbandingan pekerja antara organisasi sejenis yang
diperiksa, serta penyajian informasi yang jelas dan informatif. Perubahan dan
perbaikan dapat terjadi karena temuan atau rekomendasi audit. Umumnya,
rekomendasi dapat menjadi kunci atas perubahan dan perbaikan. Oleh sebab itu,
penyusunan rekomendasi yang baik perlu diperhatikan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tujuan dasar dari audit kinerja ialah menilai
suatu kinerja suatu organisasi, program, atau kegiatan yang meliputi audit atas
aspek ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Audit kinerja (performance audit)
merupakan perluasan atas audit laporan keuangan atas prosedur dan tujuan.
Audit yang dilakukan dalam audit kinerja meliputi audit ekonomi, audit
efisiensi dan audit efektivitas. Audit ekonomi dan audit efisiensi disebut
management audit atau operational audit, sedangkan audit efektivitas disebut
program audit.
a. Audit Ekonomi
Performance Audit 17
b. Audit Efisiensi
Performance Audit 18
mematuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
perolehan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya negara; (9) melaporkan
ukuran yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan mengenai kehematan dan
efisiensi (Mardiasmo, 2002). Untuk dapat mengetahui apakah organisasi telah
menghasilkan output yang optimal dengan sumber daya yang dimilikinya, auditor
dapat membandingkan output yang telah dicapai pada periode yang bersangkutan
dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, kinerja tahun-tahunsebelumnya
dan unit lain pada organisasi yang sama atau pada organisasi yang berbeda.
c. Audit Efektifitas
Performance Audit 19
alternatif untuk melaksanakan program yang mungkin dapat memberikan hasil
yang lebih baik dan dengan biaya yang lebih rendah; (6) menentukan apakah
program tersebut saling melengkapi, tumpang-tindih atau bertentangan dengan
program lain yang terkait; (7) mengidentifikasi cara untuk dapat melaksanakan
program tersebut dengan lebih baik; (8) menilai ketaatan terhadap peraturan
perundangundangan yang berlaku untuk program tersebut; (9) menilai apakah
sistem pengendalian manajemen sudah cukup memadai untuk mengukur,
melaporkan dan memantau tingkat efektivitas program; (10) menentukan apakah
manajemen telah melaporkan ukuran yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan
mengenai efektivitas program. Efektivitas berkenaan dengan dampak suatu output
bagi pengguna jasa. Untuk mengukur efektivitas suatu kegiatan harus didasarkan
pada kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika hal ini belum tersedia,
auditor bekerja sama dengan manajemen puncak dan badan pembuat keputusan
untuk menghasilkan kriteria tersebut dengan berpedoman pada tujuan pelaksanaan
suatu program. Meskipun efektivitas suatu program tidak dapat diukur secara
langsung, ada beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
pelaksanaan suatu program, yaitu mengukur dampak atau pengaruh evaluasi oleh
konsumen dan evaluasi yang menitikberatkan pada proses, bukan pada hasil.
Tingkat komplain dan tingkat permintaan dari pengguna jasa dapat dijadikan
sebagai pengukuran standar kinerja yang sederhana untuk berbagai jasa. Evaluasi
terhadap pelaksanaan suatu program hendaknya mempertimbangkan apakah
program tersebut relevan atau realistis, apakah ada pengaruh dari program
tersebut, apakah program telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan apakah
ada cara-cara yang lebih baik dalam mencapai hasil.
PROSES AUDIT
Performance Audit 20
3. Kriteria atau indikator yang menjadi tolok ukur audit kinerja.
1. Struktur Audit Kinerja
a. Tahap-tahap audit
Audit kinerja merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan
dan prosedurya. Berdasarkan kerangka umum struktur audit di atas, dapat
dikembangkan struktur audit kinerja yang terdiri atas:
TAHAP ELEMEN
Tahap Pengenalan dan Perencanaan Survei pendahuluan
(farmiliarization and planing phase) Review SPM
Tahapan Audit Review hasil-hasil Program
Review Finansial
Review Kepatuhan
Performance Audit 21
Tahap Pelaporan Persiapan Laporan
Review dan Revisi
Pengiriman dan Penyajian Laporan
Tahap Penindaklajutan Desain Follow Up
Investigasi
Pelaporan
Performance Audit 22
a. Memberikan review independen dari pihak ketiga atas kinerja manajemen
dan menilai apakah kinerja organisasi dapat memenuhi harapan.
Performance Audit 23
IV. PENUTUPAN
4.1 Simpulan
Performance Audit 24
DAFTAR PUSTAKA
Performance Audit 25