Вы находитесь на странице: 1из 8

3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengambilan Keputusan dalam Keadaan Risiko


Kondisi pengambilan keputusan pada umumnya adalah suatu kondisi
yang berisiko. Dalam kondisi yang berisiko (state of risk) ketersediaan dari
setiap alternatif serta potensi hasil dan biayanya, semuanya dihubungkan
dengan estimasi kemungkinan. Misalkan seorang negosiator kontrak tenaga
kerja untuk perusahaan menerima suatu tawaran “akhir” dari serikat kerja
tepat sebelum tenggat waktu pemogokan. Negosiator memiliki dua alternatif
untuk menerima atau menolak tawaran tersebut. Risiko berpusat pada apakah
perwakilan serikat kerja hanya menggertak. Jika negosiator perusahaan
menerima tawaran, dia menghindari pemogokan akan tetapi terpaksa
menyetujui kontrak, dia mungkin melakukan tindakan yang tepat jika serikat
kerja hanya menggertak, tetapi dia mungkin akan menyulut suatu pemogokan
jika serikat kerja tidak hanya menggertak.
Oleh karena itu manajer harus mendasarkan suatu keputusan yang
diperhitungkan mengenai kedua alternantif (menerima atau menolak
permintaan) dan kemungkinan konsekuensi dari setiap alternatif tersebut. Jadi
kondisi yang berisiko adalah kondisi dimana ketersediaan dari setiap alternatif
serta potensi hasil dan biayanya semua dihubungkan dengan estimasi
kemungkinan.
Pengambilan keputusan dalam kondisi berisiko adalah pengambilan
keputusan dimana terjadi hal-hal sebagai berikut :
1. Alternatif yang harus dipilih mengandung lebih dari satu kemungkinan
hasil;
2. Pengambilan keputusan memiliki lebih dari satu alternatif tindakan;
3. Diasumsikan bahwa pengambil keputusan mengetahui peluang yang akan
terjadi terhadap berbagai tindakan dan hasil;
4. Risiko terjadi karena hasil pengumpulan keputusan tidak dapat diketahui
dengan pasti, walaupun diketahui nilai probabilitasnya;
4

5. Pada kondisi ini, keadaan alam sama dengan kondisi tidak pasti. Bedanya
dalam kondisi ini, ada informasi atau data yang akan mendukung dalam
membuat keputusan, berupa besar atau nilai peluang terjadinya bermacam-
macam keadaan.

B. Cara Mengatasi dan Mengukur Risiko


1. Cara Mengatasi Risiko
Resiko adalah kejadian yang tidak diinginkan merupakan bagian dari
kehidupan yang dapat terjadi tetapi tidak selalu dapat dihindari. Beberapa cara
yang biasanya dipakai dalam menghadapi resiko.
a) Menghindari resiko (avoiding risk) yaitu menghindari penyebab timbulnya
resiko. Menghindari risiko merupakan strategi yang sangat penting,
strategi ini merupakan strategi yang umum digunakan untuk menangani
risiko. Dengan menghindari risiko, kontraktor dapat mengetahui bahwa
perusahaannya tidak akan mengalami kerugian akibat risiko yang telah
ditafsir. Di sisi lain, kontraktor juga akan kehilangan sebuah peluang untuk
mendapatkan keuntungan yang mungkin didapatkan dari asumsi risiko
tersebut.
Contohnya : seorang kontraktor yang ingin menghindari risiko politik dan
finansial berkaitan dengan proyek pada negara dengan kondisi politik yang
tidak stabil, dapat menolak melakukan tender proyek pada negara tersebut.
Namun demikian, apabila kontraktor tersebut menolak untuk melakukan
tender, maka kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dari proyek
tersebut juga ikut menghilang.
b) Mengurangi resiko (reducing risk) yaitu memperkecil kemungkinan atau
probabilitas untuk terjadinya resiko tersebut atau memperkecil kerugian
atau akibat resiko yang mungkin terjadi. Dengan strategi seperti itu, risiko
dapat ditahan dengan berbagai cara, tergantung pada filosofi, Alternatif
strategi yang kedua adalah mencegah risiko dan mengurangi kerugian.
Strategi ini secara langsung mengurangi potensi risiko kontraktor dengan
dua cara, yaitu : Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko dan
5

mengurangi dampak finansial dari risiko, apabila risiko tersebut benar


benar terjadi.
Contohnya : pemasangan alarm atau alat anti maling pada peralatan di
proyek, akan mengurangi kemungkinan terjadinya pencurian. Sebuah
gedung yang dilengkapi dengan sprinkler system, akan mengurangi
dampak finansial, apabila gedung tersebut mengalami kebakaran.
c) Mengasuransikan resiko (shifting the risk into an insurance company)
yaitu memindahkan resiko yang bakal terjadi keperusahaan asuransi.
Asuransi menjadi bagian penting dari program manajemen risiko, baik
untuk sebuah organisasi ataupun untuk individu. Asuransi juga termasuk di
dalam strategi transfer risiko, dimana pihak asuransi setuju untuk
menerima beban finansial yang muncul dari adanya kerugian. Secara
formal, asuransi dapat didefinisikan sebagai kontrak persetujuan antara 2
pihak yang terkait yaitu : pengasuransi (insured) dan pihak asuransi
(insurer). Dengan adanya persetujuan tersebut, pihak asuransi (insurer)
setuju untuk mengganti rugi kerugian yang terjadi (seperti yang tercantum
dalam kontrak) dengan balasan, pengasuransi (insured) harus membayar
sejumlah premi tiap periodenya.3

2. Cara Mengukur Risiko


Besar kecilnya risiko dapat diukur dengan konsep statistik, yaitu teori
probabilitas (Pi), variance (σ 2) /standar deviasi (σ). Probabilitas (Pi) adalah
peluang timbulnya kejadian anyara 0 < Pi < 1, Besarnya probabilitas suatu
kejadian antara 0 dan 1. Jumlah probabilitas dari seluruh kejadian yang
mungkin terjadi adalah 1 (ΣPi = 1). Jenis kejadian (event) menurut
probabilitas adalah:
a) Kejadian yang pasti terjadi (certainty event) bila Pi = 1
b) Kejadian yang tidak mungkin terjadi (impossible event) bila Pi = 0
c) Kejadian yang mungkin terjadi (possible event) bila 0 < Pi < 1
Biasanya akar dari varian disebut simpangan baku (standard deviation), yang
digunakan untuk mengukur risiko.
C. Teknik Penyelesaian Pengambilan Keputusan dalam Keadaan Resiko
6

Bentuk penyelesaian tersebut, dapat dilakukan dengan beberapa


pendekatan yaitu dengan cara pendekatan penentuan nilai harapan, nilai
kesempatan yang hilang, dan nilai harapan informasi sempurna.
1. Nilai Harapan (Expected Value)
Nilai harapan adalah jumlah dari kemungkinan nilai-nilai yang
diharapkan terjadi terhadap probabilitas masing – masing dari suatu
kejadian yang tidak pasti. Rumus yang digunakan ditulis sebagai berikut :
Nilai Harapan yang Maximum
a) Untuk hal – hal yang sifatnya menguntungkan laba, penjualan,
penerimaan dan sebagainya maka nilai EV harus maximax.
b) Untuk hal – hal yang sifatnya merugikan, kekalahan, maka nilai
harapan EV harus maximin.
Contoh :
Sebuah perusahaan dihadapkan pada persoalan untuk memilih 3 alternatif
Investasi A, B, dan C. Keuntungan yang diperoleh dari 3 alternatif tersebut
tergantung pada situasi pasar dengan:
1. Prospek pasar yang lesu dengan probabilitas 15 %
2. Prospek pasar yang normal dengan probabilitas 30 %
3. Prospek pasar yang cerah dengan probabilitas 55 %

Prospek Pasar
Alternatif Investasi
Lesu 0,15 Normal 0,30 Cerah 0,55

A 45.000 15.000 20.000

B 25.000 20.000 -10.000

C 35.000 60.000 50.000

EV. A = (0,15 x 45.000) + (0,30 x 15.000) + (0,55 x 20.000) = 22. 250


EV. B = (0,15 x 25.000) + (0,30 x 20.000) + (0,55 x {-10.000} = 4.250
EV. C = (0,15 x 35.000) + (0,30 x 60.000) + (0,55 x 50.000) = 50.750
7

Pada tabel tersebut diketahui bahwa Alternatif C memiliki nilai EV


Maximax sebesar 50.750. Jadi, perusahaan tersebut akan memilih
alternatif investasi C.

2. Nilai Kesempatan yang Hilang (Opportunity Loss)


Sejumlah pay off yang oleh karena tidak dipilihnya suatu alternatif /
tindakan dengan pay off terbesar bagi kejadian yang tidak pasti yang
sebenarnya terjadi. Untuk menentukan nilai keputusan didasarkan pada
nilai kesempatan hilang (Expect opportunity Loss = EOL) yang dipilih dari
nilai maximin hal ini untuk menghindari rasa penyesalan atau
ketidakpuasan.
Setiap peristiwa diindentifikasi tindakan terbaik untuk setiap
peristiwa kemudian mengurangi Pay off dengan pay off yang lainnya
dengan nilai yang paling maximax.

Prospek Pasar
Alternatif Investasi
Lesu 0,15 Normal 0,30 Cerah 0,55

A 0 45.000 30.000

B 20.000 40.000 60.000

C 10.000 0 0

Menghitung EOL untuk setiap alternatif tindakan :


EOL. A = (0,15 x 0) + (0,30 x 45.000) + (0,55 x 30.000) = 30.000
EOL. B = (0,15 x 20.000) + (0,30 x 40.000) + (0,55 x 60.000) = 48.000
EOL. C = (0,15 x 10.000) + (0,30 x 0) + (0,55 x 0) = 1.500

Pada tabel tersebut diketahui bahwa Alternatif C memiliki nilai EOL


Maximin sebesar 1.500. Jadi, perusahaan tersebut akan memilih alternatif
investasi C.
8

3. Nilai Harapan Informasi Sempurna (Expect Value of Perfect


Information (EVPI))
Nilai harapan informasi sempurna (Expected value of perfect
information, EV of PI (EVPI)) adalah selisih antara nilai harapan dengan
nilai informasi sempurna (Expeceted value with perfect information, EV
with PI (EVWPI)) dan nilai harapan tanpa informasi sempurna (Expected
value without perfect information, EV without PI (EV). Rumus yang
digunakan ditulis sebagai berikut :

EVPI = EV with PI – EV without PI


atau
EVPI = EV With PI - EV

Keterangan :
EV with PI : Pengambilan keputusan mencoba untuk menghilangkan unsur
unsur ketidakpastian yang didasarkan pada adanya infomasi sempurna /
tambahan tepat dan lengkap tentang kondisi dimasa yang akan datang.
EV Without PI : Nilai rata –rata terbesar setiap alternatif tindakan jumlah
maksimum yang dapat dibayarkan oleh pengambil keputusan untuk
mendapatkan informasi sempurna.
EV with PI = (0,15 x 45.000) + (0,30 x 60.000) + (0,55 x 50.000) = 52,250
EV = Nilai Max EP adalah 50.750
EVPI = 52,250 – 50,750 = 1.500
Jadi, nilai harapan informasi sempurnanya adalah 1.500.

D. Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan dalam Keadaan Risiko


Secara umum, proses pengambilan keputusan dibagi menjadi 6
langkah, yaitu :
1. Pembatasan Masalah
Menentukan dengan jelas batasan-batasan keputusan apa yang akan
dibuat. Dimana mencakup penentuan alternatif-alternatif apa yang ada.
Pada tahap ini biasanya ditanyakan: masalah apa yang dihadapi, siapa
9

yang akan memutuskan, bagaimana keadaan yang melatarbelakangi


pengambilan keputusan, dan bagaimana pengaruhnya terhadap tujuan-
tujuan manajemen.
2. Penentuan Tujuan
Pada tahap ini ditanyakan: apa tujuan pengambil keputusan,
bagaimana seharusnya si pengambil keputusan menilai hasilnya
dibandingkan dengan tujuannya, bagaimana jika si pengambil keputusan
ingin mencapai tujuan yang bertentangan satu sama lain? Di sektor swasta,
hampir semua keputusan ditujukan untuk mendapatkan laba, selisih antara
TR dengan TC. Pencapaian laba maksimum merupakan tujuan alamiah
dari sebuah perusahaan swasta.
3. Pencarian Alternatif
Pada tahap ini ada beberapa pertanyaan diajukan: apa alternatif
tindakan untuk pencapaian tujuan, variabel apa saja yang dapat kita
kendalikan, apa kendala yang kita hadapi dalam pencapaian tujuan.
Setelah mengetahui apa yang diinginkan, tentunya akan ditanyakan apa
pilihan kita. Seorang pengambil keputusan yang ideal, akan membeberkan
semua kemungkinan pilihan yang ada dan kemudian memilih satu
diantaranya yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi pencapaian
tujuan.
4. Peramalan Dampak
Pada tahap ini mengamati: bagaimana konsekuensi dari setiap
alternatif pilihan, jika hasil yang diharapkan tidak pasti bagaimana
sifatnya, dapatkan informasi yang lebih baik diperoleh untuk meramalkan
suatu hasil. Tugas peramalan konsekuensi tergantung pada keadaan, bisa
dilakukan secara langsung atau diabaikan sama sekali. Peramalannya bisa
dengan :
a) Perhitungan aritmatis sederhana;
b) Menggunakan model statistik atau ekonometrika;
c) Menggunakan model deterministik jika keadaannya pasti.
10

d) Model probabilistik jika pengambilan keputusan dalam keadaan yang


mengandung risiko atau ketidakpastian.
5. Penentuan Pilihan
Setelah semua analisis selesai dilakukan, maka kemudian
menentukan pilihan yang paling diinginkan. Jika semua variabel dalam
proses peengambilan keputusan (misalnya tujuan dan hasilnya) bisa
dikuantifikasikan, maka dapat menggunakan beberapa metoda tertentu
untuk menetapkan keputusan yang paling optimal, yaitu:
a) Analisis marjinal;
b) Programasi linier;
c) Pohon keputusan (decision trees);
d) Analisis manfaat-biaya, dsb.
6. Analisis Sensitivitas
Pada tahap akhir ini perlu diperhatikan: bagaimana sifat dari masalah
yang menentukan pilihan tindakan yang optimal, bagaimana pengaruh
perubahan keadaan-keadaan tertentu terhadap keputusan yang optimal
yang diambil, apakah pilihan tersebut peka terhadap perubahan-perubahan
variabel ekonomi utama yang terabaikan oleh si pengambil keputusan
tersebut. Analisis sensitivitas menjelaskan bagaimana suatu keputusan
yang optimal akan berubah jika fakta-fakta ekonomi utama berubah.
Kegunaan dari analisis sensitivitas, yaitu:
a) Memberikan informasi faktor-faktor kunci dalam permasalahan yang
mempengaruhi keputusan;
b) Menelusuri pengaruh perubahan-perubahan variabel yang tidak
diyakini manajer;
c) Menghasilkan solusi dalam kasus proses pengulangan pengambilan
kepuutusan jika keadaan-keadaan tertentu dimodifikasi.

Вам также может понравиться