Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
Daftar Pustaka
3. Prasetya I.2015. Pengaruh pemberian air rebusan seledri (Apium graveolens L)
terhadap kadar asam urat pada penderita gout di wilayah kerja puskesmas Rasau Jaya
[disertasi]. Pontianak: Universitas Tanjungpura;.
5. Wati SA. 2012. Pengaruh pemberian air rebusan seledri terhadap kadar asam urat
pada penderita arhtritis gout di kelurahan Prawirodirjan Yogyakarta [disertasi].
Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah;
6. Deviandra R, Safitri F, Handaja D. 2013 Kadar asam urat pada tikus putih jantan
strain wistar (Rattus norvegicus) hiperurisemia. E-Journal UMM.;9(2):75-81.
13. Sukohar A, Ria A. 2016 Seledri (Apium graveolens L ) sebagai agen
kemopreventif bagi kanker celery (apium graveolens L). Majority.;5(2):95-100.
14.Rakanita Y, Hastuti L, Mulyani S. 2017 Efektivitas antihiperurisemia ekstrak
etanol daun seledri (EEDS) pada tikus induksi kalium oksanat. Journal of Tropical
Pharmacy and chemistry.;4(1):1-6
15. El-rahman HSMA., Elhak NAMA. 2015 Xanthine Oxidase Inhibitory Activity
and Antigout of Celery Leek Parsley and Molokhia. Advances in
Biochemistry.;3(4):4050.
Daftar Pustaka :
Depkes RI. 2001. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I). Jilid 2. Jakarta:
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia. Hal. 348-350.
Nuratmi, B., D. Sundari, dan L. Widowati. 2005. Uji Aktivitas Seduhan Rimpang
Bangle ( Zingiber purpureum Roxb.) sebagai Laksansia pada Tikus Putih. Media
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
, XV (3): 8-11
C. Hiperurisemia
Hiperurisemia didefinisikan sebagai kadar AU serum lebih dari 7 mg/dL pada
laki-laki dan lebih dari 6 mg/dL pada wanita. Hiperurisemia yang lama dapat merusak
sendi, jaringan lunak dan ginjal. Hiperurisemia bisa juga tidak menampakkan gejala
klinis/ asimptomatis. Dua pertiga dari hiperurisemia tidak menampakkan gejala
klinis. Hiperurisemia terjadi akibat peningkatan produksi asam urat atau penurunan
ekskresi atau sering merupakan kombinasi keduanya. Hiperurisemia akibat
peningkatan produksi hanya sebagian kecil dari pasien dengan hiperurisemia itupun
biasanya disebabkan oleh diet tinggi purin (eksogen) ataupun proses endogen
(pemecahan asam nukleat yang berlebihan).
Kejadian hiperurisemia disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetik, usia,
jenis kelamin, berat badan berlebih dandiet. Gen PPARγ berperan dalam
meningkatkan kadar asam urat. Gen PPARγ berhubungan denganaktivitas xantin
oksidase maupun xantin reduktase, glukosa, tekanan darah, obesitas dan metabolisme
lipid. Hiperurisemia juga berhubungan dengan usia, prevalensi hiperurisemia
meningkat di atas usia 30 tahun pada pria dan di atas usia 50 tahun pada wanita. Hal
ini disebabkan oleh karena terjadi proses degeneratif yang menyebabkan penurunan
fungsi ginjal. Penurunan fungsi ginjal akan menghambat eksresi dari asam urat dan
akhirnya menyebabkan hiperurisemia .
Jenis kelamin juga mempengaruhi kadar asam urat. Prevalensi pria lebih
atinggi daripada wanita untuk mengalami hiperurisemia. Hal ini dikarenakan wanita
memiliki hormon estrogen yang membantu dalam eksresi asam urat. Hal ini
menjelaskan mengapa wanita pada post-menopausememiliki resiko hiperurisemia.
Obesitas memiliki peran dalam terjadinya hiperurisemian. Pada orang yang
mengalami obesitas, akan terjadi penumpukan adipose yang akhirnya akan
menyebabkan peningkatan produksi asam urat dan penurunan eksresi asam urat.
Berdasarkan patofisiologisnya, hiperurisemia atau peningkatan asam urat
terjadi akibat beberapa hal, yaitu peningkatan produksi asam urat, penurunan eksresi
asam urat, dan gabungan keduanya. Peningkatan produksi asam urat terjadi akibat
peningkatan kecepatan biosintesa purin dari asam amino untuk membentuk inti sel
DNA dan RNA. Peningkatan produksi asam urat juga bisa disebabkan asupan
makanan kaya protein dan purin atau asam nukleat berlebihan. Asam urat akan
meningkatkan dalam darah jika eksresi atau pembuangannya terganggu. Sekitar 90 %
penderita hiperurisemia mengalami gangguan ginjal dalam pembuangan asam urat
ini. Dalam kondisi normal, tubuh mampu mengeluarkan 2/3 asam urat melalui urin
(sekitar 300 sampai denga 600 mg per hari). Sedangkan sisanya dieksresikan melalui
saluran gastrointestinal (Soeroso dan Algristian, 2011).
Purin terdapat dalam semua makanan yang mengandung protein. Contoh
makanan yang mengandung tinggi purin adalah jeroan (misalnya, pankreas dan
timus), ikan asin, ikan sarden, daging kambing, sapi, hati, ikan salmon, ginjal, ayam
kalkun dan lain-lain. Kadar asam urat serum merupakan refleksi dari perilaku makan.
Asam urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin dan konsumsi makanan
tinggi purin akan mengakibatkan meningkatnya kadar
asam urat total .
Asam urat juga berhubungan dengan berbagai penyakit seperti hipertensi,
penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus dan berbagai penyakit metabolik lainnya.
Mekanisme terjadinya hiperurisemia pada penyakit metabolik adalah karena
peningkatan kerja ginjal sehingga lama-kelamaan menyebabkan kelelahan ginjal dan
menurunkan kerja ginjal sehingga eksresi asam urat berkurang (Gustafsson dan
Unwin, 2013). Peningkatan asam urat juga dapat menyebabkan peningkatan C-
Reactive Protein (CRP). CRP merupakan biomarker terjadinya inflamasi sistemik,
yang kemudian mempermudah terjadinya penyakit metabolik seperti hipertensi dan
penyakit kardiovaskular (Krishnan, 2014).
Purin adalah protein yang termasuk dalam golongan nukleo-protein. Selain
didapat dari makanan, purin juga berasal dari penghancuran sel-sel tubuh yang sudah
tua. Pembuatan atau sintesis purin juga bisa dilakukan oleh tubuh sendiri dari bahan-
bahan seperti CO2, glutamin, glisin, asam urat, dan asam folfat. Diduga metabolit
purin diangkut ke hati, lalu mengalami oksidasi.
Daftar Pustaka
Secara umum proses perkolasi ini dilakukan pada temperatur ruang. Sedangkan
parameter berhentinya penambahan pelarut adalah perkolat sudah tidak mengandung
senyawa aktif lagi.Pengamatan secara fisik pada ekstraksi bahan alam terlihat pada
tetesan perkolat yang sudahtidak berwarna.
Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena
a. Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi
denganlarutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat
perbedaankonsentrasi.
b. Ruangan diantara serbuk-serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir
cairan penyari. Karena kecilnya saluran kapiler tersebut, maka kecepatan pelarut
cukup untuk mengurangi lapisan batas,sehingga dapat meningkatkan perbedaan
konsentrasi
Daftar Pustaka
Ansel.1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi 4. Jakarta : UI-press
Voight, R. 1994. Buku pelajaran teknologi farmasi edisi V. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada Pres