Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
2; Oktober 2003
ISSN 1411-0660 : 119 - 130
Nurida Finahari1)
ABSTRACT
Fundamentally, combustion engines are moved by fuel combustion that produced movement power, but have
some side effects like vibration and noises. For certain engine like diesel type, there is exist the huge amount of
vibration and noises that lesser user comfort. For along application would be cause unhealthy condition. By
learning vibration characteristics could be build the control system for vibration in order to raise user comfort.
The objective of this study are to formulate mathematical model of vibration amplitude of single cylinder engine
and visualize it in the graphical form. In the end of analysis are known that there is several variables that need
more mathematical exploring, such that n = f(t); = f(t) and SFC = f(t). It is known too that engine vibration
amplitude is divided on two model that are stationer and dynamic. Dynamical amplitude has bigger value than
stationer one.
ABSTRAKS
Pada dasarnya motor bakar digerakkan oleh daya yang dihasilkan dari pembakaran sejumlah bahan bakar
tertentu. Proses pembakaran tersebut selain menghasilkan daya gerak juga memiliki efek samping berupa getaran
mesin dan bunyi akibat adanya gesekan. Pada jenis mesin tertentu, seperti diesel, getaran dan bunyi yang
dihasilkan sangat besar sehingga mengurangi kenyamanan pemakai, sekaligus dapat menimbulkan gangguan
kesehatan jika terjadi terus menerus dalam jangka waktu yang cukup lama. Dengan mempelajari karakteristik
getaran, maka akan dapat dilakukan kontrol dalam upaya peningkatan kenyamanan berkendara.
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan model matematis amplitudo getaran mesin silinder tunggal dan
memvisualisasikannya dalam bentuk grafik. Di akhir analisa diketahui bahwa terdapat beberapa variabel yang
memerlukan penjabaran matematis lebih lanjut yaitu n = f(t); = f(t) dan SFC = f(t). Juga diketahui bahwa
amplitudo getaran terbagi atas 2 model yaitu stasioner dan dinamis. Amplitudo getaran dinamis jauh lebih besar
daripada kondisi statis.
1)
Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Univ. Widyagama Malang 119
WIDYA TEKNIKA Vol. 11 No. 2; OKTOBER 2003; 119 - 130
120
ANALISA KARAKTERISTIK AMPLITUDO ………… [NURIDA FINAHARI]
Tabel 3
Rumus Desain Damper Udara
Model of air
Viscous air damper Nonviscous air damper
damper
y(t)=y0 sin t
y(t)=y0 sin t
h+h
c h-h
h
(area A 0 )
Clearance
dp
l
dp
ka
hp
dc
hp
dc
Orifice (area A d )
2
o Ap 1 A p
2 4
1 N1 1
c c
2 N1 2
Damping 1 3 /2
coefficient h 1 A p h p
N1
h po
( = eccentricity)
po A p
Spring ka
constant hp
Coefficient of 12 o l po y / h
o o p
Discharge
Resistance
o
bh
3
1
b c A c A
1 o o d d
b1 : constant (1.112835789)
b = (dc +dp)/2
co, cd : flow coefficients
Nomenclature h = (dc -dp)/2 : radial clearence
Ao, Ad : areas of the clearence
l = length of the piston
and the orifice
Dp, Ap : diameter, area of the piston
Dc : inner diameter of the cylinder
Hp : height from the bottom of the cylinder to the piston
: ratio of the specific heat of air
o, po : atmospheric air density and pressure
o, vo : viscosity and kinematic viscosity of air (o = o vo)
121
WIDYA TEKNIKA Vol. 11 No. 2; OKTOBER 2003; 119 - 130
3. KONTROL GETARAN ADAPTIF MELALUI bentuk gigi-gigi roda gigi dan fleksibilitas.
ABSORBER DINAMIK TIPE VARIABLE- Clearence untuk pelumas pada sambungan
DAMPING DENGAN MENGGUNAKAN mekanis merupakan salah satu sebab kesalahan,
FLUIDA ER [Hidaka,Shoshi et.al; 1999] karena adanya eksentrisitas geometri, dimana
geometrical defect ini tidak dapat dihindari untuk
Peralatan kontrol getaran secara umum menjaga kondisi kerja, umur pemakaian dan
dibedakan dalam 3 tipe yaitu aktuator pasif, semi mencegah oversize karena wear. Tesis ini
aktif dan aktif. Aktuator pasif memiliki menampilkan alternatif penyelesaian melalui
performansi yang terpercaya tapi juga memiliki prosedur kontrol yang optimal terhadap
beberapa keterbatasan pada parameter-parameter kesalahan yang timbul sebagai umpan balik
tetap sistemnya. Aktuator aktif yang memiliki dalam sistem manipulator robot. Pada pergerakan
performansi terbaik merupakan sistem paling journal bearing, dengan mengambil asumsi
mahal tapi tidak dapat berfungsi dengan baik bahwa tidak ada elastoplastic deformation and
tanpa adanya sistem kontrol. Pada aktuator jenis displacement baik pada arm manipulator
semi aktif-lah ditemukan perpaduan keunggulan maupun pada journal dan tidak ada non-
dari 2 tipe sebelumnya melalui karakteristisasi proportional wear sehingga circular shape dari
variable-damping dan/atau variable-stiffness. journal dan bearing tetap, eksentrisitas geometri
Tipe ini menunjukkan performansi yang baik dirumuskan sebagai penyebab timbulnya gaya
dalam sistem kontrol dan tetap dapat diandalkan reaksi pada arah tangensial berupa viscous
meskipun sistem kontrolnya bermasalah. friction dan mengakibatkan ketidakstabilan
Banyak peneliti pada bidang peredaman response manipulator robot. Timbul osilasi pada
getaran menyatakan absorber dinamis sebagai end effector sehingga manipulator gagal dalam
aktuator sehingga harus selalu disesuaikan mencapai performance criteria pada batas
dengan frekuensi sistem getar yang akan position error yang diizinkan. Optimal kontrol
direduksi. Karena umumnya absorber dinamis dijabarkan dari persamaan dinamika manipulator
dapat mereduksi amplitudo getaran hanya pada robot dengan melibatkan viscous friction pada
frekuensi tunggal, maka jumlah absorber tersebut journal bearing. Persamaan dinamika tersebut
harus sama dengan jumlah variasi frekuensi gaya diselesaikan untuk memperoleh actual path of
luar. Penelitian terbaru diarahkan pada studi eccentricity yang merupakan time response.
optimasi desain struktur yang dikenai getaran Selanjutnya ideal path of eccentricity
multi frekuensi ataupun eksitasi random. Pada dirumuskan untuk menentukan persamaan
laporan ini dijelaskan tentang absorber dinamik position error. Performance index dirumuskan,
tipe variable-damping dengan menggunakan dipilih ISE performance index, sebagai fungsi
fluida ER (Electro Rheological) pada elemen kriteria optimum terhadap design and dynamic
damper dari absorber dinamik konvensional yang constraint yang telah ditentukan, untuk
diverifi-kasikan dengan model struktur 3 bagian. mendapatkan penyelesaian input variable
Kemampuan spesifik absorber ini adalah optimum. Hasilnya ditampilkan dalam bentuk
mereduksi amplitudo getaran multi frekuensi grafik.
dengan menggunakan absorber tunggal. Yang
dimaksud dengan fluida ER itu sendiri adalah
fluida fungsional dimana tegangan geser yield- 5. MOTOR BAKAR BENSIN
nya dapat diubah melalui kekuatan medan listrik.
Dengan sifat tersebut fluida ini dapat silinder
122
ANALISA KARAKTERISTIK AMPLITUDO ………… [NURIDA FINAHARI]
Motor bensin merupakan motor yang bergerak turun dari TMA ke TMB
menggunakan bahan bakar bensin dimana untuk menyebabkan kekosongan pada silinder
menghasilkan tenaga penggerak, bensin tersebut sehingga campuran udara bensin dapat
dibakar (setelah dicampur dengan udara) untuk dihisap. Pada langkah ini katup hisap
memperoleh tenaga panas dan tenaga panas terbuka dan katup buang tertutup.
tersebut diubah ke dalam bentuk tenaga 2. Langkah Kompresi.
penggerak sebagaimana dapat dilihat pada Torak bergerak dari TMB ke TMA. Katup
gambar berikut ini. hisap dan katup buang tertutup. Langkah ini
Campuran udara dan bensin dihisap ke memberikan tekanan pada campuran udara
dalam silinder, dimampatkan dengan torak dan bensin sehingga tekanannya bertambah.
dibakar untuk memperoleh tenaga panas. 3. Langkah Kerja.
Terbakarnya gas akan menaikkan suhu dan Terjadi pembakaran terhadap campuran
tekanan. Torak bergerak turun naik di dalam udara bensin yang menghasilkan tenaga
silinder menerima tekanan yang tinggi, yang untuk mendorong torak dari TMA ke TMB.
memungkinkan torak terdorong ke bawah. Bila Katup hisap dan katup buang masih tertutup.
batang torak dan poros engkol dilengkapi untuk 4. Langkah Buang.
mengubah gerakan turun naik torak menjadi Torak bergerak dari TMB ke TMA untuk
gerakan putar, torak akan menggerakkan batang menekan gas sisa pembakaran. Katup buang
torak dan memutar poros engkol. Mesin ini juga terbuka dan katup hisap tertutup. Setelah
dilengkapi dengan pembuangan gas sisa torak sampai ke TMA maka sistem akan
pembakaran dan penyediaan campuran udara bekerja lagi dari awal yaitu langkah hisap.
bensin pada saat yang tepat agar torak dapat
bekerja secara periodik. Kerja periodik yang
Selain motor bensin 4 langkah yang biasa
dimulai dari pemasukan campuran udara dan
dipakai untuk kendaraan jenis mobil, terdapat
bensin, kompresi, pembakaran dan pembuangan
juga motor bensin 2 langkah yang umumnya
sisa pembakaran dalam silinder itu disebut
dipakai untuk sepeda motor. Siklus kerja motor 2
“siklus mesin”. Pada motor bensin terdapat 2
langkah dapat dilihat pada gambar berikut.
macam penggolongan untuk mendapatkan satu
siklus mesin yaitu :
a. Motor bensin 4 langkah (4 tak), dimana satu
siklus diperlukan 4 langkah torak atau 2
putaran poros engkol.
b. Motor bensin 2 langkah (2 tak), dimana satu
siklus diperlukan 2 langkah torak atau 1
putaran poros engkol.
“titik mati atas” (TMA) dan titik terendah Gambar 3 : Cara kerja motor bensin 2 langkah
disebut “titik mati bawah” (TMB). Pada motor 4 Sumber : Wiranto, MA; 1998
langkah terdapat 4 langkah yaitu langkah hisap,
kompresi, kerja dan buang. Langkah torak ke atas adalah langkah
kompresi dan langkah turun adalah langkah
ekspansi untuk memberikan langkah usaha.
katup buang
katup hisap
123
WIDYA TEKNIKA Vol. 11 No. 2; OKTOBER 2003; 119 - 130
124
ANALISA KARAKTERISTIK AMPLITUDO ………… [NURIDA FINAHARI]
125
WIDYA TEKNIKA Vol. 11 No. 2; OKTOBER 2003; 119 - 130
Primer fp Sekunder
m
fc
Fs
OF k c
(b)
x
peluncur
Gambar 7 : Model sistem getar mesin silinder
Maka didapat persamaan gaya getar terhadap tunggal.
sumbu poros engkol (O2) sebagai berikut :
Persamaan getaran untuk model di atas adalah :
Fs = fc + fp ....... 19)
dimana : fc = (Mc” + Mc’) R 2 mx cx kx F (t )
fp = (Mp + Mp’) R 2 cos + (Mp+Mp’)
R 2 (R/L) cos 2 mx cx kx C0 C1 cos C2 cos 2 21)
Mc” = (R2 / R) . Mc
Mc’ . hc = Mp’ . hp dimana :
M c’ + M p ’ = M L c = konstanta peredaman (kg detik/m)
126
ANALISA KARAKTERISTIK AMPLITUDO ………… [NURIDA FINAHARI]
127
WIDYA TEKNIKA Vol. 11 No. 2; OKTOBER 2003; 119 - 130
t = effisiensi termis, sesuai siklus yang bahwa n = f (sin ; sin 2) maka persamaan 37)
digunakan sebagai acuan diasumsikan menjadi
Qin = panas yang dihasilkan dari pembakaran
f QHV c
m Feff C3 sin C4 sin 2 38)
Jika didasarkan pada siklus Otto, effisiensi C4= faktor konversi pengaruh n
termal indikasi adalah : = f (sin ; sin 2) terhadap m
f yang
k 1
1 diasumsikan bernilai (/2)
t 1 33)
rc 6.2.2. Persamaan response getaran dinamis.
dimana : Sebagaimana pada sistem stasioner,
rc = perbandingan kompresi persamaan getaran untuk sistem dinamis adalah :
k = eksponen isentropik = cp/cv
cp , cv = specific heat pada temperatur, mx cx kx F (t )
volume tetap
Maka untuk motor 4 langkah akan didapat mx cx kx C3 sin C4 sin 2 39)
persamaan sebagai berikut :
1 k 1 dimana transient response-nya sama dengan
m f Q HV c U p 1 sistem stasioner. Maka steady state response
rc untuk sistem dinamis (dengan asumsi bahwa
W 34) response mengikuti pola gaya eksitasinya) dapat
4 diturunkan sebagai berikut :
Sehingga tekanan ruang bakar dapat dirumuskan
sebagai : x(t) = A4 sin ( + ) + A5 sin 2( + )
2 m f Q HV c = A4 sin (t + ) + A5 sin 2 (t + ) 40)
mep Pef 35)
aB 2
Dengan cara yang sama sebagaimana sistem
Jadi gaya tekan hasil pembakaran mesin adalah stasioner diperoleh :
m f QHV c 1. -m A4 2 + k A4 = C3
Feff 36)
2a A4 [k – m 2] = C3
Pada persamaan 36) tersebut, QHV, c dan a A4 = (C3)/(k – m 2)
adalah bernilai tetap (konstanta) sehingga satu-
satunya variabel pada persamaan tersebut adalah 2. -4 m A5 2 + k A5 = C4
A5 [k – 4 m 2] = C4
m f yang dirumuskan sebagai berikut :
A5 = (C4)/(k – 4 m 2)
m f C DC AC 2 f Pf 3. A4 c cos + 2 c A5 cos 2 = 0
[Pulkrabek WW, 1997, hal. 185] 37) cos2 = 1
cos = 1
dimana :
CDC = koefisien discharge dari tabung kapiler = (2n - 2)
pada karburator untuk n = 1, 2, 3, ...............
AC = luas penampang lintang tabung kapiler
6.2.3. Amplitudo getaran dinamis.
f = densitas bahan bakar
Pf = beda tekanan pada tabung kapiler Jumlah dari steady state response dan
transient response untuk sistem getaran dinamis
adalah:
Variabel pada persamaan 37) adalah Pf .
Variabel tersebut dipengaruhi oleh mekanisme X(t) = x0 et + A4 sin (t + ) + A5 sin 2(t + ) 41)
penggerak katup yang bersumber pada putaran
poros engkol. Dengan demikian variabel Pf
dipengaruhi oleh persamaan putaran. Dari
[Pulkrabek WW, 1997, hal. 185] diketahui
128
ANALISA KARAKTERISTIK AMPLITUDO ………… [NURIDA FINAHARI]
7. VISUALISASI GRAFIS AMPLITUDO ditinjau dari posisi poros engkol yang pada
GETARAN MESIN perkembangan berikutnya merupakan input
untuk sistem kontrol getaran.
Dengan memasukkan harga-harga
konstanta dan variasi nilai variabel ke dalam 8. KESIMPULAN
persamaan 30) dan 41), diperoleh grafik 8. Dari Dari hasil analisa dapat diambil
grafik tersebut tampak bahwa nilai amplitudo beberapa kesimpulan berikut :
sistem stasioner memiliki perbedaan yang sangat 1. Persamaan empiris amplitudo getaran
besar dengan amplitudo sistem dinamis. Nilai mesin silinder tunggal dapat dibedakan
amplitudo sistem stasioner berkisar pada nilai menjadi 2, yaitu untuk sistem
0 mm dengan variasi rendah dari waktu ke stasioner/statis [x (t) = f (cos ; cos 2)]
waktu, dengan nilai maksimum 0.01 mm. dan untuk sistem dinamis [x (t) = f (sin ;
Grafik amplitudo sistem dinamis sin 2)]
seharusnya berbentuk hampir sama dengan 2. Terdapat perbedaan yang sangat besar pada
grafik stasioner mengingat persamaan nilai amplitudo sistem statis dan dinamis,
empirisnya mempunyai pola yang sama. Pada dimana pada kondisi statis dapat dikatakan
kenyataannya tidak menunjukkan kondisi hampir tidak terjadi getaran.
tersebut maka kondisi tersebut disebabkan waktu 3. Periode getaran dinamis lebih panjang dari
operasi yang teramati relatif pendek jika masa pengamatan sehingga bentuk grafik
dibandingkan dengan periode getaran atau amplitudo tidak utuh.
karena adanya fakta bahwa persamaan empiris
response getaran mesin untuk kondisi dinamis 9. SARAN
tersebut belum lengkap dan masih Beberapa pengembangan dapat
mempergunakan beberapa asumsi yang dilakukan untuk memperbaiki analisa amplitudo
didasarkan pada kondisi-kondisi ideal yang sistem dinamis yaitu melalui :
mungkin sangat berbeda dengan fakta aktual. 1. Analisa desain sistem getaran pegas-
Beberapa variabel yang harus damper untuk mesin
dieksplorasi lebih lanjut adalah tentang rumusan 2. Analisa empiris laju aliran massa bahan
persamaan n = f (t); = f (t); model matematis bakar sebagai fungsi putaran engkol
mekanisme katup sehubungan dengan SFC = f (t) 3. Analisa putaran sebagai fungsi waktu
dan pengaruh suaian-suaian pada sambungan 4. Analisa mekanisme penggerak katup
mekanisme. Termasuk di dalamnya adalah 5. penggunaan metode numerik untuk
pengaruh gaya gesek. penyelesaian persamaan getaran
Validasi melalui eksperimen diarahkan
pada pengukuran amplitudo getaran mesin
100
0
0 10 20 30 40 50
-100
Amplitudo Getaran (mm)
-200
-300
-400
129
WIDYA TEKNIKA Vol. 11 No. 2; OKTOBER 2003; 119 - 130
DAFTAR PUSTAKA
[1] Asami, T; Nishihara, O; 1999; Analytical and experimantal evaluatio of an air damped dynamic
vibration absorber : design optimizations of the three-element type model; Journal of vibration and
acoustics vol. 121 July; ASME; pp. 334-342
[2] Depdiknas Ditjen Dikti; 2001; Pelatihan motor gas dasar; ITS Surabaya
[3] Furuhama, Soichi; Nakoela S; 1995; Motor serba guna; Pradnya Paramita; Jakarta
[4] Hidaka, S. Et. al; 1999; Adaptive vibration control by variable-damping dynamic absorber using
ER fluid; Journal of vibration and acoustics vol. 121 July; ASME; pp. 373-378
[5] Martin, GH; 1990; Kinematika dan dinamika teknik; Edisi kedua; Erlangga; Jakarta
[6] Nurida F; 1999; Optimasi kontrol kesalahan posisi akibat eksentrisitas geometri bantalan jurnal
pada manipulator lengan robot tipe putar; RPM Teknik Mesin; ITS; Surabaya
[7] Nurida F; 2002; Pemodelan gaya tekan gas hasil pembakaran motor bensin 4 tak sebagai
pembangkit gaya eksitasi getaran mesin; FT UWIGA Malang
[12] WPU Malang; 1998; Job Sheet And Lesson Plan (Tune Up Motor Bensin)
[13] Wiranto, MA; 1998; Penggerak Motor Bakar Torak; ITB; Bandung
130