Вы находитесь на странице: 1из 9

PRINSIP DASAR MANAGEMEN DARURAT

1. PENGERTIAN DARURAT DAN MANAGEMEN BENCANA


Emergency atau keadaan darurat merupakan suatu kegiatan di mana
staf melakukan tindakan untuk menyelamatkan aset organisasi serta
menjaga kegiatan organisasi agar tetap berjalan karena adanya kejadian
yang tidak terduga. Apabila tidak dilakukan tindakan, dimungkinkan akan
mengakibatkan kerugian terhadap organisasi.
Emergency management merupakan pendekatan yang terencana
untuk mencegah bencana yang menimpa arsip dan infromasi, menyiapkan
dan merenspon keadaan darurat serta pemulihan setelah bencana.
Dalam beberapa literature, managemen bencana adalah segala upaya
atau kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pencegahan, mitigasi,
kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan berkaitan dengan bencana
yang dilakukan pada sebelum, pada saat, dan setelah (kejadian) bencana.
Manajemen Penanganan bencana merupakan seluruh kegiatan yang
meliputi aspek perencanaan dan penanggulangan bencana, pada sebelum,
saat dan terjadi serta sesudah terjadi bencana. Berupa tanggap darurat,
pemulihan dan pencegahan, mitigasi dan kesiap siagaan.
Prinsip dasarnya adalah seperti manajemen tradisional tetapi ada
sesuatu hal yang harus digaris bawahi yaitu waktu sangat mendesak,
beresiko tinggi apabila terjadi keslahan bias fatal, kebutuha lebih besar dari
kemampuan dan kewenangan koordinasi sangat kabur.
Karakteristiknya adalah :
a. Dapat bersifat meluas, berkembang, membebani system yang
normal.
b.Dalam suasana yang kacau dan traumatis.
c. Segala keputusan membawa konsekuensi langsung.

1
2. PERMASALAH DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

Secara umum masyarakat Indonesia termasuk aparat pemerintah


didaerah memiliki keterbatasan pengetahuan tentang bencana seperti
berikut :

a. Kurangnya pemahaman terhadap karakteristik bahaya


b. Sikap atau prilaku yang mengakibatkan menurunnya kualitas SDA
c. Kurangnya informasi atau peringatan dini yang mengakibatkan
ketidaksiapan
d. Ketidakberdayaan atau ketidakmampuan dalam menghadapi ancaman
bahaya

3. PRINSIP DAN TUJUAN PENANGGULANGAN BENCANA


Prinsip penanggulangan bencana adalah:
a. Cepat dan tepat
b. Prioritas
c. Koordinasi dan keterpaduan
d. Berdaya guna dan berhasil guna (efektif efesien)
e. Transparansi dan akuntabilitas
f. Kemitraan
g. Pemberdayaan
h. Nondiskriminatif, dan
i. Nonproletisi

Tujuan penanggulangan bencana adalah:


a. memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman
bencana;
b. menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah
ada;
c. menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh;
d. menghargai budaya lokal;

2
e. membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta;
f. mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan
kedermawanan; dan
g. menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

4. TAHAPAN DALAM MANAGEMEN KEADAAN DARURAT


a. Pencegahan (prevention)  serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai
upaya untuk menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman bencana.
b. Mitigasi (mitigation)  Mitigasi merupakan usaha yang dilakukan
untuk mencegah risiko-risiko yang ada berkembang menjadi bencana
secara keseluruhan atau tindakan yang dilakukan untuk mengurangi
efek bencana ketika terjadi. Tahap ini menitikberatkan pada langkah-
langkah jangka panjang untuk mengurangi atau menghilangkan risiko.
c. Kesiapan (preparedness)  Adalah upaya untuk mengantisipasi
bencana, melalui pengorganisasian langkah-langkah yang tepat, efektif
dan siap siaga. Misalnya pesiapan sarana komunikasi, pos komando dan
lokasi evakuasi, pembentukan kelompok siaga bencana dan simulasi
atau pelatihan yang melibatkan banyak pihak.
d. Peringatan Dini (early warning)  Upaya untuk memberikan tanda
peringatan bahwa bencana kemungkinan akan segera terjadi. Yang
sifatnya harus menjangkau masyarakat, segera, tegas tidak
membingungkan dan bersifat resmi.
e. Tanggap Darurat (response)  Upaya yang dilakukan segera pada saat
kejadian bencana, untuk mengrangi dampak yang ditimbulkan,
terutama penyelamatan korban , harta benda, evakuasi dan pengungsian.
Bantuan darurat merupakan upaya memberikan bantuan berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan dasar berupa pangan, sandang, airbersih,
puast kesehatan, tempat tinggal sementara . sanitasi dan air bersih.
f. Bantuan Darurat (relief)  upaya memberikan bantuan berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan dasar berupa pangan, sandang, airbersih,
puast kesehatan, tempat tinggal sementara . sanitasi dan air bersih.

3
g. Pemulihan (recovery)  Merupakan proses pemulihan kondisi
masyarakat yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali
prasarana dan sarana seperti keadaan semula dengan upaya yang
dilakukan memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar seperti jalan,
listrik, air bersih, pasar, posyandu, dll.
h. Rehablitasi (rehabilitation)  Upaya langkah yang diambil setelah
kejadian bencana untuk membantu masyarakat memperbaiki rumahnya,
fasilitas umum dan fasilitas social penting, dan menghidupkan kembali
roda perekonomian.
i. Rekonstruksi (reconstruction)  Program jangka menengah dan
jangka panjang guna perbaikan fisik, social dan ekonomi untuk
mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi yang sama atau
yang lebih baik dari sebelumnya.

5. PENCEGAHAN
Upaya untuk mencegah terjadinya bencana. Misalnya:
a. Membuat Peta Daerah Bencana
b. Mengadakan dan mengaktifkan isyarat-isyarat tanda bahaya
c. Menyusun Rencana Umum Tata Ruang
d. Menyusun Perda mengenai syarat keamanan, bangunan, pengendalian
limbah dsb.
e. Mengadakan peralatan/perlengkapan Ops. PB
f. Membuat Protap, Juklak, Juknis PB.
g. Perbaikan kerusakan lingkungan.

6. MITIGASI

Upaya untuk meminimalkan dampak bencana. Ada dua bentuk mitigasi:

a. Mitigasi structural: Tindakan-tindakan struktural menggunakan


penyelesaian teknologi seperti bendungan atau kanal untuk
mengontrol banjir.

4
b. Mitigasi nonstructural: Tindakan non-struktural mencakup legislasi,
perencanaan penggunaan lahan dan asuransi. Mitigasi juga
mencakup peraturan mengenai evakuasi, sanksi bagi yang menolak
peraturan (seperti evakuasi wajib), dan mengkomunikasikan risiko
potensial kepada masyarakat.

c. Mitigasi merupakan metode yang murah untuk mengurangi dampak


risiko, namun hal ini tidak selalu disukai. Implementasi strategi
mitigasi dapat dipandang sebagai bagian proses pemulihan jika
dilakukan setelah terjadi bencana.

7. KESIAPSIAGAAN
Upaya untuk mengatipasi bencana melalui pengorganisasian langkah secara
tepat, efektif, dan siap siaga. Misalnya:
a. Penyiapan sarana komunikasi, pos komando, penyiapan lokasi
evakuasi,
b. Rencana Kontinjensi/Kesiapsiagaan dan sosialisasi peraturan /
pedoman PB.

8. PERINGATAN DINI
Upaya memberikan tanda peringatan akan kemungkinan terjadinya
bencana. Dengan ketentuan dimana pemberian informasi harus:
a. menjangkau masyarakat (accesible)
b. segera (immediate)
c. tegas tidak membingungkan
d. (coherent)
e. bersifat resmi (official)

5
Pada tahap kesiapsiagaan, pemerintah atau pihak berwenang
mengembangkan rencana aksi ketika bencana terjadi. Langkah-langkah
kesiapsiagaan yang umum dilakukan mencakup:

a. Rencana komunikasi dengan metode dan istilah yang mudah


dimengerti
b. Perawatan dan pelatihan pelayanan gawat darurat yang memadai,
termasuk sumber daya manusia massa seperti tim gawat darurat yang
ada di masyarakat
c. Pengembangan dan pelatihan metode peringatan gawat darurat
masyarakat digabung dengan tempat perlindungan gawat darurat serta
rencana evakuasi
d. Cadangan, inventaris dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan
bencana
e. Mengembangkan organisasai masyarakat yang terdiri dari awam
terlatih

Aspek lain dari kesiapsiagaan adalah perkiraan korban bencana,


penyelidikan berupa berapa banyak korban jiwa atau cedera yang mungkin
jatuh dari suatu kejadian bencana tertentu.

9. PERINGATAN DINI
Upaya memberikan tanda peringatan akan kemungkinan terjadinya bencana.
Sistem peringatan didasarkan pada data bencana yang terjadi sebagai
peringatan dini serta menggunakan berbagai saluran komunikasi untuk
memberikan pesan kepada pihak yang berwenang maupun masyarakat.
Peringatan terhadap bencana yang akan mengancam harus dapat dilakukan
secara cepat, tepat dan dipercaya.

10. TANGGAP DARURAT

Upaya pada saat bencana untuk menanggulangi dampak yang


ditimbulkan bencana. Tahap respons mencakup mobilisasi pelayanan gawat
darurat dan first responders yang diperlukan ke tempat bencana. Hal ini

6
mencakup gelombang pertama pelayanan gawat darurat inti seperti pemadam
kebakaran, polisi, dan petugas medis beserta ambulans.

Rencana gawat darurat yang dilatih dengan baik yang dikembangkan


sebagai bagian dari tahap kesiapsiagaan memungkinkan koordinasi
penyelamatan yang efisien. Dimana diperlukan usaha search and rescue dapat
dilakukan pada tahap awal. Tergantung cedera yang dialami, suhu di luar, dan
akses terhadap udara dan air, sebagian besar korban bencanca akan mati dalam
72 jam setelah terjadi bencana.

11. BANTUAN DARURAT


Merupakan bantuan dalam waktu cepat sesuai dengan kebutuhan dasar
korban, seperti kebutuhan akan pangan, sandanh, papan sementara,
kesehatan, sanitasi dan air bersih.

12. PEMULIHAN
Serangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi masyarakat dan
lingkungan hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali
kelembagaan, prasarana, dan sarana dengan melakukan upaya rehabilitasi
(UU 24/2007). Pemulihan meliputi kegiatan fisik dan non- fisik.
Tujuan dari tahap pemulihan adalah mengembalikan daerah yang
terkena bencana kembali ke keadaan semula. Hal ini berbeda dari tahap
respons dalam hal fokus; usaha-usaha pemulihan berhubungan dengan
masalah dan keputusan yang harus dibuat setelah kebutuhan penting
dipenuhi. Usaha-usaha ini terutama berhubungan dengan aksi yang
melibatkan pembangunan kembali bangunan yang hancur, pengerjaan
kembali dan perbaikan infrastuktur penting lainnya. Aspek penting dari
usaha pemulihan yang efektif adalah memanfaatkan 'jendela kesempatan'
untuk mengimplementasikan langkah-langkah mitigatif yang mungkin
kurang disukai. Penduduk dari daerah yang terkena bencana lebih mudah
menerima perubahan mitigatif ketika bencana masih segar dalam ingatan.

7
13. REHABILITASI
Upaya untuk membantu masyarakat untuk memperbaiki rumah, fasilitas
umum & sosial, dan menghidupkan roda perekonomian.

14. REKONSTRUKSI
Pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan pada
wilayah pasca-bencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun
masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan
perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban dan
bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan
bermasyarakat.
Secara singkat tahapan penyelenggaraan pengangulangan bencana meliputi:
a. Pra bencana, pada tahapan ini dilakukan kegiatan perencanaan
penanggulangan bencana, pengurangan risiko bencana, pencegahan,
pemaduan dalam perencanaan pembangunan, persyaratan analisis
risiko bencana, penegakan rencana tata ruang, pendidikan dan
peletahihan serta penentuan persyaratan standar teknis
penanggulangan bencana (kesiapsiagaan, peringatan dini dan
mitigasi bencana).
b. Tanggap darurat, tahapan ini mencakup pengkajian terhadap loksi,
kerusakan dan sumber daya; penentuan status keadan darurat;
penyelamatan dan evakuasi korban, pemenuhan kebutuhan
dasar; pelayanan psikososial dan kesehatan.
c. Paska bencana, tahapan ini mencakup kegiatan rehabilitasi
(pemulihan daerah bencana, prasaranan dan saran umum, bantuan
perbaikan rumah, social, psikologis, pelayanan kesehatan,
keamanan dan ketertiban) dan rekonstruksi (pembangunan,
pembangkitan dan peningkatan sarana prasarana termasuk fungsi
pelayanan kesehatan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Hardisman, 2014. Gawat Darurat Medis Praktis. Yogjakarta: Gosyen Publishing

Undang-Undang no 24 tahun 2007 tentang penganggulangan bencana

Internet: diakses tanggal 8 September 2016

http://chromatichealthsystem.blogspot.co.id/2011/02/prinsip-dasar-manajemen-
bencana.html

https://dumadia.wordpress.com/2010/11/03/prinsip-dasar-manajemen-bencana/

https://qhsepromotions.com/2014/12/26/manajemen-keadaan-darurat/

Ebook: diakses tanggal 8 September 2016

2015. Prinsip dasar penganggulangan bencana. Diakses dari


http://server1.docfoc.com/uploads/Z2015/12/31/KRZ3wglRMS/d0f7a1e21c9fb9
bb929c62c26a2e634c.ppt

2015. Disaster Nursing Intervension Keperawatan Bencana Alam. Diakses dari


http://ipk334.weblog.esaunggul.ac.id/wp-
content/uploads/sites/362/2015/03/Disaster-Nursing-Intervention-Pertemuan-
5.ppt

RINGKASAN MODUL 4 Manajemen Keadaan Darurat (Emergency


Management) dan Arsip Vital Krihanta. Pengelolaan Arsip Vital. Jakarta:
Universitas Terbuka, 2013. Diakses dari
http://widodo.staff.uns.ac.id/files/2013/03/RINGKASAN-MODUL-
4_Manajemen-keadaan-darurat.pdf

Вам также может понравиться