Вы находитесь на странице: 1из 17

A.

TEORI

Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mm Hg


atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, ).

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG
dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah


sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau
lebih. (Barbara Hearrison )

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah


peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan sistolik lebih dari 140
mmHg dan diastolic lebih dari 90 mmHg.

Etiologi

Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.


Hipertensi
terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan
perifer

Namun ada beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:

1. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau


transport Na.
2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
3. Stress Lingkungan
4. Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua serta
pelabaran pembuluh darah.

Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:

e. Hipertensi Esensial (Primer)

Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti


genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system
rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.
f. Hipertensi Sekunder

Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal. Penggunaan


kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.

Patofisiologi

Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang diterukan ke sel


jugularis. Dari sel jugalaris ini bias meningkatkan tekanan darah. Dan
apabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin
yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada
angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh
darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.

Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan


retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan
darah. Dengan Peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan
pada organ organ seperti jantung.

Manifestasi klinis

Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah meningkatkan


tekanan darah > 140/90 mmHg, sakit kepala, epistaksis, pusing/migrain,
rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang kunang, lemah dan lelah,
muka pucat suhu tubuh rendah.

Komplikasi

Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata
berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,
gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.

Penatalaksanaan

Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis penatalaksanaan:

7. Penatalaksanaan Non Farmakologis.


 Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
menurunkan
tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma
dan
kadar adosteron dalam plasma.
 Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,
bersepeda atau berenang.

8. Penatalaksanaan Farmakologis.

Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:

1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.


2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4. Tidak menimbulakn intoleransi.
5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.

Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti
golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,
golongan penghambat konversi rennin angitensin.

Test diagnostic.

9. Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan


(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
10. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
11. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
12. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan
ada DM.
13. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
14. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang
P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
15. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,
perbaikan ginjal.
16. Poto dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,
pembesaran jantung.
B. PATHWAYS

Pathways dapat dilihat disini

C. ANALISA DATA

TGL /
NO DATA PROBLEM ETIOLOGI
JAM
Etiologi
masalah yang sedang
Berisi data subjektif berisi
Diisi pada dialami pasien seperti
dan data objektif tentang
saat gangguan pola nafas,
1 yang didapat dari penyakit
tanggal gangguan keseimbangan
pengkajian yang
pengkajian suhu tubuh, gangguan pola
keperawatan diderita
aktiviatas,dll
pasien

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
o

o Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi


pembuluh darah.
o Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
o Gangguan rasa nyaman nyeri : sakit kepela berhubungan dengan
peningkatan tekanan vaskuler cerebral.
o Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake nutrisi in adekuat, keyakinan budaya, pola hidup monoton.
o Inefektif koping individu berhubungan dengan mekanisme koping tidak
efektif, harapan yang tidak terpenuhi, persepsi tidak realistic.
o Kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakitnya berhubungan dengan
kurangn
o

E. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA
NO TUJUAN PERENCANAAN
KEPERAWATAN
0. Observasi tekanan
darah (perbandingan
dari tekanan
memberikan gambaran
yang lebih lengkap
tentang keterlibatan /
bidang masalah
vaskuler).
1. Catat keberadaan,
kualitas denyutan
sentral dan perifer
(Denyutan
karotis,jugularis,
radialis dan femoralis
mungkin teramati /
palpasi.
Curah jantung kembali
Dunyut pada tungkai
normal. Dengan Kriteria
mungkin menurun,
Hasil :
mencerminkan efek
dari vasokontriksi
Resiko tinggi Klien berpartisifasi dalam
(peningkatan SVR) dan
penurunan curah aktivitas yang menurunkan
kongesti vena).
jantung tekanan darah / beban
2. Auskultasi tonus
1 berhubungan kerja jantung ,
jantung dan bunyi
dengan mempertahankan TD dalam
napas. (S4 umum
vasokontriksi rentang individu yang dapat
terdengar pada
pembuluh darah. diterima, memperlihatkan
pasien hipertensi berat
norma dan frekwensi
karena adanya
jantung stabil dalam
hipertropi atrium,
rentang
perkembangan S3
normal pasien.
menunjukan hipertropi
ventrikel dan kerusakan
fungsi, adanya krakels,
mengi dapat
mengindikasikan
kongesti paru sekunder
terhadap terjadinya
atau gagal jantung
kronik).
3. Amati warna kulit,
kelembaban, suhu, dan
masa pengisian kapiler.
(adanya pucat, dingin,
kulit lembab dan masa
pengisian kapiler
lambat
mencerminkan
dekompensasi /
penurunan curah
jantung).
4. Catat adanya demam
umum / tertentu. (dapat
mengindikasikan gagal
jantung, kerusakan
ginjal atau vaskuler).
5. Berikan lingkungan
yang nyaman, tenang,
kurangi aktivitas /
keributan
ligkungan, batasi
jumlah pengunjung dan
lamanya tinggal.
(membantu untuk
menurunkan
rangsangan simpatis,
meningkatkan
relaksasi).
6. Anjurkan teknik
relaksasi, panduan
imajinasi dan distraksi.
(dapat
menurunkan
rangsangan yang
menimbulkan stress,
membuat efek tenang,
sehingga akan
menurunkan tekanan
darah).
7. Kolaborasi dengan
dokter dlam pembrian
therafi anti
hipertensi,deuritik.
(menurunkan tekanan
darah).
8. Kaji toleransi pasien
terhadap aktivitas
dengan menggunkan
parameter :
frekwensi nadi 20 per
menit diatas frekwensi
istirahat, catat
peningkatan
TD, dipsnea, atau
nyeridada, kelelahan
berat dan kelemahan,
berkeringat,
pusig atau pingsan.
(Parameter
menunjukan respon
fisiologis pasien
terhadap stress,
aktivitas dan indicator
aktivitas kembali normal. derajat pengaruh
kelebihan kerja
Intoleransi aktivitas
Kriteria Hasil : / jantung).
berhubungan
9. Kaji kesiapan untuk
dengan kelemahan
Klien dapat berpartisipasi meningkatkan aktivitas
2 umum, ketidak
dalam aktivitas yang di contoh : penurunan
seimbangan antara
inginkan / diperlukan, kelemahan
suplai dan
melaporkan peningkatan / kelelahan, TD stabil,
kebutuhan O2.
dalam toleransi aktivitas frekwensi nadi,
yang dapat diukur. peningkatan perhatian
pada
aktivitas dan perawatan
diri. (Stabilitas
fisiologis pada istirahat
penting untuk
memajukan tingkat
aktivitas individual).
10. Dorong memajukan
aktivitas / toleransi
perawatan diri.
(Konsumsi
oksigen miokardia
selama berbagai
aktivitas dapat
meningkatkan jumlah
oksigen yang ada.
Kemajuan aktivitas
bertahap mencegah
peningkatan
tiba-tiba pada kerja
jantung).
11. Berikan bantuan sesuai
kebutuhan dan
anjurkan penggunaan
kursi mandi,
menyikat gigi / rambut
dengan duduk dan
sebagainya. (teknik
penghematan
energi menurunkan
penggunaan energi dan
sehingga membantu
keseimbangan
suplai dan kebutuhan
oksigen).
12. Dorong pasien untuk
partisifasi dalam
memilih periode
aktivitas.
(Seperti jadwal
meningkatkan toleransi
terhadap kemajuan
aktivitas dan
mencegah kelemahan).

13. Pertahankan tirah


baring selama fase
akut. (Meminimalkan
stimulasi /
Nyeri berkurang atau
meningkatkan
teratasi
relaksasi).
Gangguan rasa
14. Beri tindakan non
nyaman nyeri : Kriteria Hasil :
farmakologi untuk
sakit kepela
menghilangkan sakit
berhubungan Melaporkan nyeri / ketidak
3 kepala,
dengan nyamanan tulang /
misalnya : kompres
peningkatan terkontrol, mengungkapkan
dingin pada dahi, pijat
tekanan vaskuler metode yang memberikan
punggung dan leher
cerebral. pengurangan, mengikuti
serta teknik
regiment farmakologi yang
relaksasi. (Tindakan
diresepkan.
yang menurunkan
tekanan vaskuler
serebral dengan
menghambat /
memblok respon
simpatik, efektif dalam
menghilangkan sakit
kepala dan
komplikasinya).
15. Hilangkan /
minimalkan aktivitas
vasokontriksi yang
dapat meningkatkan
sakit kepala : mengejan
saat BAB, batuk
panjang,dan
membungkuk.
(Aktivitas
yang meningkatkan
vasokontriksi
menyebabkan sakit
kepala pada adanya
peningkatkan tekanan
vakuler serebral).
16. Bantu pasien dalam
ambulasi sesuai
kebutuhan.
(Meminimalkan
penggunaan
oksigen dan aktivitas
yang berlebihan yang
memperberat kondisi
klien).
17. Beri cairan, makanan
lunak. Biarkan klien
itirahat selama 1 jam
setelah
makan. (menurunkan
kerja miocard
sehubungan dengan
kerja pencernaan).
18. Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian obat
analgetik, anti ansietas,
diazepam dll.
(Analgetik menurunkan
nyeri dan menurunkan
rangsangan saraf
simpatis).

19. Kaji pemahaman klien


tentang hubungan
langsung antara
hipertensi dengan
kegemukan.
(Kegemukan adalah
resiko tambahan pada
darah tinggi, kerena
disproporsi antara
Kebuituhan nutrisi kapasitas aorta dan
terpenuhi. peningkatan curah
jantung berkaitan
Perubahan nutrisi
Kriteria hasil : dengan masa tumbuh).
kurang dari
20. Bicarakan pentingnya
kebutuhan tubuh
klien dapat menurunkan masukan
berhubungan
mengidentifikasi hubungan kalori dan batasi
4 dengan intake
antara hipertensi dengan masukan
nutrisi in adekuat,
kegemukan, lemak,garam dan gula
keyakinan budaya,
menunjukan perubahan pola sesuai indikasi.
pola hidup
makan, melakukan / (Kesalahan kebiasaan
monoton.
memprogram olah raga makan menunjang
yang terjadinya
tepat secara individu. aterosklerosis dan
kegemukan yang
merupakan predisposisi
untuk
hipertensi dan
komplikasinya,
misalnya, stroke,
penyakit ginjal, gagal
jantung, kelebihan
masukan garam
memperbanyak volume
cairan intra vaskuler
dan dapat merusak
ginjal yang lebih
memperburuk
hipertensi).
21. Tetapkan keinginan
klien menurunkan berat
badan. (motivasi untuk
penurunan berat badan
adalah internal.
Individu harus
berkeinginan untuk
menurunkan berat
badan, bila tidak maka
program sama sekali
tidak
berhasil).
22. Kaji ulang masukan
kalori harian dan
pilihan diet.
(mengidentivikasi
kekuatan / kelemahan
dalam program diit
terakhir. Membantu
dalam
menentukan kebutuhan
inividu untuk
menyesuaikan /
penyuluhan).
23. Tetapkan rencana
penurunan BB yang
realistic dengan klien,
Misalnya :
penurunan berat badan
0,5 kg per minggu.
(Penurunan masukan
kalori
seseorang sebanyak
500 kalori per hari
secara teori dapat
menurunkan berat
badan 0,5 kg / minggu.
Penurunan berat badan
yang lambat
mengindikasikan
kehilangan lemak
melalui kerja otot dan
umumnya dengan cara
mengubah
kebiasaan makan).
24. Dorong klien untuk
mempertahankan
masukan makanan
harian termasukkapan
dan dimana makan
dilakukan dan
lingkungan dan
perasaan sekitar saat
makanan dimakan.
(memberikan data
dasar tentang
keadekuatan nutrisi
yang
dimakan dan kondisi
emosi saat makan,
membantu untuk
memfokuskan
perhatian
pada factor mana
pasien telah / dapat
mengontrol
perubahan).
25. Intruksikan dan Bantu
memilih makanan yang
tepat , hindari makanan
dengan kejenuhan
lemak tinggi (mentega,
keju, telur, es krim,
daging dll)
dan kolesterol (daging
berlemak, kuning telur,
produk
kalengan,jeroan).
(Menghindari makanan
tinggi lemak jenuh dan
kolesterol penting
dalam
mencegah
perkembangan
aterogenesis).
26. Kolaborasi dengan ahli
gizi sesuai indikasi.
(Memberikan
konseling dan
bantuan dengan
memenuhi kebutuhan
diet individual).

27. Kaji keefektipan


strategi koping dengan
mengobservasi
perilaku,
Misalnya : kemampuan
menyatakan perasaan
dan perhatian,
keinginan
berpartisipasi dalam
rencana pengobatan.
(Mekanisme adaptif
perlu untuk
Koping individu menjadi
megubah pola hidup
efektif
seorang, mengatasi
hipertensi kronik dan
Kriteria hasil :
Inefektif koping mengintegrasikan terafi
individu yang diharuskan
Mengidentifikasi perilaku
berhubungan kedalam kehidupan
koping efektif dan
dengan mekanisme sehari-hari).
konsekkuensinya,
5 koping tidak 28. Catat laporan gangguan
menyatakan
efektif, harapan tidur, peningkatan
kesadaran kemampuan
yang tidak keletihan, kerusakan
koping / kekuatan pribadi,
terpenuhi, persepsi konsentrasi, peka
mengidentifikasi potensial
tidak realistic. rangsangan, penurunan
situasi stress dan
toleransi sakit kepala,
mengambil langkah untuk
ketidak
menghindari dan
mampuan untuk
mengubahnya.
mengatasi /
menyelesaikan
masalah. (Manifestasi
mekanisme
koping maladaptive
mungkin merupakan
indicator marah yang
ditekan dan
diketahui telah menjadi
penentu utama TD
diastolic).
29. Bantu klien untuk
mengidentifikasi
stressor spesifik dan
kemungkinan
strategi untuk
mengatasinya.
(pengenalan terhadap
stressor adalah langkah
pertama dalam
mengubah respon
seseorang terhadap
stressor).
30. Libatkan klien dalam
perencanaan perwatan
dan beri dorongan
partisifasi
maksimum dalam
rencana pengobatan.
(keterlibatan
memberikan klien
perasaan kontrol diri
yang berkelanjutan.
Memperbaiki
keterampilan koping,
dan dapat menigkatkan
kerjasama dalam
regiment teraupetik.
31. Dorong klien untuk
mengevaluasi prioritas
/ tujuan hidup.
Tanyakan
pertanyaan seperti :
apakah yang anda
lakukan merupakan apa
yang anda
inginkan ?. (Fokus
perhtian klien pada
realitas situasi yang
relatif
terhadap pandangan
klien tentang apa yang
diinginkan. Etika kerja
keras,
kebutuhan untuk
kontrol dan focus
keluar dapat mengarah
pada kurang
perhatian pada
kebutuhan-kebutuhan
personal).
32. Bantu klien untuk
mengidentifikasi dan
mulai merencanakan
perubahan
hidup yang perlu.
Bantu untuk
menyesuaikan ketibang
membatalkan tujuan
diri / keluarga.
(Perubahan yang perlu
harus diprioritaskan
secara
realistic untuk
menghindari rasa tidak
menentu dan tidak
berdaya).

35. Bantu klien dalam


mengidentifikasi
factor-faktor resiko
Pengetahuan klien tentang kardivaskuler
proses penyakit meningkat yang dapat diubah,
setelah dilakukan tindakan misalnya : obesitas,
keperawatan diet tinggi lemak jenuh,
dan
Kriteria hasil : kolesterol, pola hidup
monoton, merokok,
Kurang
o Menyatakan dan minum alcohol
pengetahuan
pemahaman tentang (lebih dari 60
mengenai kondisi
proses penyakit dan cc / hari dengan teratur)
6 penyakitnya
regiment pola hidup penuh
berhubungan
pengobatan. stress. (Faktor-faktor
dengan kurangnya
o Mengidentifikasi resiko
informasi
efek samping obat ini telah menunjukan
dan kemungkinan hubungan dalam
komplikasi yang menunjang hipertensi
perlu diperhatikan. dan penyakit
Mempertahankan kardiovaskuler serta
TD dalam parameter ginjal).
normal. 36. Kaji kesiapan dan
hambatan dalam belajar
termasuk orang
terdekat.
(kesalahan konsep dan
menyangkal diagnosa
karena perasaan
sejahtera yang
sudah lama dinikmati
mempengaruhi
minimal klien / orang
terdekat untuk
mempelajari penyakit,
kemajuan dan
prognosis. Bila klien
tidak menerima
realitas bahwa
membutuhkan
pengobatan kontinu,
maka perubahan
perilaku
tidak akan
dipertahankan).
37. Kaji tingkat
pemahaman klien
tentang pengertian,
penyebab, tanda dan
gejala, pencegahan,
pengobatan, dan akibat
lanjut.
(mengidentivikasi
tingkat pegetahuan
tentang proses penyakit
hipertensi dan
mempermudahj
dalam menentukan
intervensi).
38. Jelaskan pada klien
tentang proses penyakit
hipertensi
(pengertian,penyebab,t
anda dan
gejala,pencegahan,
pengobatan, dan akibat
lanjut) melalui penkes.
(Meningkatkan
pemahaman dan
pengetahuan klien
tentang proses penyakit
hipertensi).

Posted in: Askep Medikal Bedah, Kumpulan Contoh Askep


Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Вам также может понравиться