Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Beberapa bulan lalu, Juli 2018, BPJS Kesehatan menerbitkan Peraturan Direktur
Jaminan Pelayanan Kesehatan yang mengatur penyesuaian manfaat tiga jenis layanan
kesehatan yakni layanan persalinan dengan bayi lahir sehat, layanan katarak serta
pelayanan rehabilitasi medik/ fisioterapi. Terbitnya ketiga peraturan tersebut menuai
polemik diberbagai stake holder kesehatan maupun fasilitas kesehatan. Setelah melalui
polemik dan pro kontra yang cukup panjang, tiga Peraturan Direktur Jaminan Pelayanan
Kesehatan BPJS Kesehatan yang kabarnya dianggap telah membatasi manfaat layanan
pada jenis layanan rehabilitasi medik/fisioterapi, persalinan dengan bayi lahir sehat dan
pelayanan katarak akhirnya dicabut dengan terbitnya Peraturan Direktur Jaminan
Pelayanan Kesehatan Nomor 12 tahun 2018 tentang Pencabutan Peraturan Direktur
Jaminan Pelayanan Kesehatan Nomor 2, 3 dan 5 tahun 2018 tanggal 29 November 2018.
Senada dengan PERSI, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebagai wadah organisasi profesi
dokter juga menggelar Press Conference pada 2 Agustus 2018 yang pada intinya juga
mengajukan permintaan pembatalan ketiga peraturan Direktur Jaminan Pelayanan
Kesehatan BPJS Kesehatan tersebut karena dinilai merugikan masyarakat, mengurangi
mutu layanan kesehatan kepada masyarakat.
Polemik berlanjut hingga Rapat Dengar Pendapat Komisi IX DPR RI, tanggal 27 agustus
2018, dimana DPR RI memerintahkan BPJS Kesehatan agar mencabut Peraturan
Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan Nomor 2 Tahun 2018 tentang Penjaminan
Pelayanan Katarak dalam Program JKN, Peraturan Direktur Jaminan Pelayanan
Kesehatan Nomor 3 tahun 2018 tentang Penjaminan Pelayanan Persalinan dengan Bayi
Lahir Sehat, serta Peraturan Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan Nomor 5 tahun 2018
tentang Penjaminan Rehabilitasi Medik. Komisi IX DPR RI juga mengintruksikan agar
Kementerian Kesehatan RI, Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), BPJS Kesehatan
untuk selalu melibatkan Organisasi Profesi dan Asosiasi Fasilitas Kesehatan dalam setiap
pembahasan peraturan dan kebijakan terkait Pelaksanaan Program JKN.
Pro kontra Peraturan Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan tersebut
berakhir dengan diterimanya gugatan permohonan Uji Materi dari Perkumpulan Dokter
Indonesia Bersatu (PDIB) tertanggal 15 agustus 2018. Hasil Uji Materi memutuskan
bahwa ketiga Peraturan Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan
dinyatakan tidak sah karena bertentangan dengan Peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi. Keputusan Mahkamah Agung tersebut tertuang dalam Putusan Mahkamah
Agung Nomor 58 P/HUM/2018. Atas dasar Putusan Mahkamah Agung, maka BPJS
Kesehatan mencabut Peraturan Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan Nomor 2,3 dan 5
tahun 2018 dengan menerbitkan Peraturan Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan
Nomor 12 Tahun 2018. Moga program JKN kedepannya dapat lebih memberikan input
positif dalam meningkatkan layanan kesehatan kepada masyarakat guna terwujudnya
derajat kesehatan masyarakat yang optimal. (As).