Вы находитесь на странице: 1из 9

ETIKA PROFESI

ERA MILENIAL

Novianti Sidi Astri | 155060407111012


A. Pendahuluan
Hampir seluruh objek buatan manusia disekitar adalah hasil
karya para insinyur. Hal ini menunjukan bahwa insinyur
memainkan peranan penting untuk menghadirkan barang-barang
yang dibutuhkan untuk peradaban manusia, sehingga bisa
dikatakan selama masih ada peradaban manusia, maka insinyur
akan selalu dibutuhkan.
Berdasarkan hal tersebut, sehingga semakin maju
perkembangan manusia dan teknologi, maka peran dan pengaruh
insinyur dalam masyarakat semakin meningkat. Menurut
Holtzapple dan Reece (2011:30) mengatakan insinyur sebagai:
seseorang yang mampu mengkombinasikan sains, matematika dan
ekonomi untuk memecahkan masalah teknis yang dihadapi oleh
masyarakat.
Banyak pendapat dan kesan bahwa proses perkembangan
ilmu dan teknologi seolah-olah kebal terhadap tuntutan etis. Bisa
jadi argumen tersebut benar, karena memperhatikan segi-segi etis
tidak menjadi tugas ilmu pengetahuan itu sendiri, melainkan tugas
manusia dibalik ilmu dan teknologi yang ada, tetapi sebagai
makhluk sosial tidak bisa dipungkiri bahwa kemampuan bekerja
sama dengan profesi bidang lain sangat bergantung pada etika,
moral dan norma yang ada. Oleh karena itu diperlukan adanya
etika profesi dalam mengembangkan kompetisi etisnya.

B. Pengertian Etika, Moral dan Norma


Etika berasal dari Bahasa Yunani Kuno “ethikos”, berarti
“timbul dari kebiasaan” atau kebiasaan yang berkaitan dengan
tindakan atau tingkah laku manusia. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa
yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Dapat
diartikan juga bahwa istilah etika digunakan untuk menyebut ilmu
dan prinsip dasar penilaian baik buruknya perilaku manusia atau
berisi tentang kajian ilmiah terhadap ajaran moral. Hal yang
mencerminakan etika adalah perilaku, sedang perilaku manusia
dipengaruhi oleh pikiran dan hati (perasaan).

Etika Profesi Era Milenial | Novianti Sidi Astri 1


Adapun moral berasal dari Bahasa Latin yaitu kata mos
(mores) yang artinya kesusilaan, tabiat, kelakuan. Moral adalah
ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah
laku dan perbuatan manusia. Seorang yang taat kepada aturan-
aturan, kaidah-kaidah dan norma yang berlaku dalam
masyarakatnya ,dianggap sesuai dan bertindak benar secara moral.
Jika sebaliknya, terjadi sesuatu yang melanggar, pribadi itu
dianggap tidak bermoral.
Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan, prinsip-
prinsip yang benar, baik, terpuji, dan mulia. Moral dapat berupa
kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma, moral pun dapat
dibedakan seperti moral keTuhanan atau agama, moral, filsafat,
moral etika, moral hukum, moral ilmu, dan sebagainya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) norma
adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok
dalam masyarakat; dipakai sebagai panduan, tatnan, dan
pengendali tingkah laku yang sesuai.
Sedangkan profesi merupakan bagian dari pekerjaan, namun
tidak setiap pekerjaan adalah profesi. Profesi merupakan suatu
pekerjaan yang mengandalkan keterampilan dan suatu pekerjaan
yang mengandalkan keterampilan dan keahlian khusus yang
didapat melalui pengalaman kerja. Profesi merupakan suatu
pekerjaan yang menuntut pengembangan profesi tersebut untuk
terus memperbaharui keterampilannya sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi.
Adapun pengertian etika profesi menurut keiser dalam
(Suhrawardi Lubis, 1994:6-7) adalah sikap hidup berupa keadilan
untuk memberikan pelayanan profesional terhadap masyarakat
dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam
rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap
masyarakat.

Kode etik profesi adalah sistem norma, nilai dan aturan


profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar
dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi

Etika Profesi Era Milenial | Novianti Sidi Astri 2


professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau
salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus
dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan
jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan
adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak
professional.

C. Hubungan Etika, Moral dan Norma dalam Keprofesian


Dalam kehidupannya manusia tidak akan bisa terlepas dari
yang namanya nilai, moral dan norma. Yang mana ketiganya
tersebut selalu berhubungan dan mempengaruhi kehidupan
manusia dalam masyarakatnya. Nilai erat hubungannya dengan
manusia, dalam hal etika maupun estetika. Manusia sebagai
makhluk yang bernilai akan memaknai nilai dalam dua konteks,
pertama akan memandang nilai sebagai sesuatu yang objektif,
apabila dia memandang nilai itu ada meskipun tanpa ada yang
menilainya. Kedua, memandang nilai sebagai sesuatu yang
subjektif, artinya nilai sangat tergantung pada subjek yang
menilainya.
Norma dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat
bahwa kita tidak mungkin menggambarkan hidupnya manusia
tanpa atau di luar masyarakat. Maka manusia, masyarakat, dan
norma merupakan pengertian yang tidak bisa dipisahkan. Untuk
mencapai ketertiban dalam masyarakat, diperlukan adanya
kepastian dalam pergaulan antar-manusia dalam masyarakat.
Kepastian ini bukan saja agar kehidupan masyarakat menjadi
teratur akan tetapi akan mempertegas lembaga-lembaga hukum
mana yang melaksanakannya.
Manusia juga sangat berkaitan dengan moral dalam
kehidupan bermasyarakatnya, yang mana moral menjadi istilah
manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan
yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral
disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai
positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak
yang harus dimiliki oleh manusia.

Etika Profesi Era Milenial | Novianti Sidi Astri 3


Secara etimologis, etika dapat pula disamakan dengan moral.
Moral berasal dari bahasa latin “mos” yang berarti juga berarti
sebagai adat kebiasaan. Secara etimologis, kata moral sama
dengan etika yaitu nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi
pegangan seseorangan atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya di dalamn komunitas kehidupannya.
Hal senada juga disampaikan oleh Lawrence Konhberg
(1927-1987), yang menyatakan bahwa etika dekat dengan moral.
Lawrence menyatakan bahwa pendidikan moral merupakan
integerasi berbagai ilmu seperti psikologi, sosiologi, antarpologi
budaya, filsafat, ilmu pendidikan, bahkan ilmu politik. Hal-hal itu
yang dijadikan dasr kita pun memaklumi bahwa membangun etika
bukanlah pekerjaan yang ringan.
Kemudian, jika dikaji lebih dalam lagi, beberapa ahli
membedakan etika dengan moralitas. Menurut Sony Keraf (1991).
Moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana kita harus hidup
dengan baik sebagai manusia. Nilai-nilai moral mengandung
petuah-petuah, nasihat, wajengan, peraturan, perintah dan lain
sebagainya yang terbentuk secara turun-temurun melalui sautu
budaya tertentu tentang bagaimana manusia harus hidup dengan
baik agar menjadi manusia benar-benar baik. Adapun etika yang
merupakan cabang filsafat tentang nilai dan norma moral, sangat
menekankan pendekatkan kritis dalam melihat dan menggumuli
norma tersebut. Etika merupakan refleksi kritis dan rasional
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujud
dalam sikap dan perilaku hidup manusia.
Frans Magnis Suseno (1987), memilik pertanyaan yang
sepaham dengan pertanyaan di atas bahwa etika adalah sebuah
ilmu dan bukan sebuah ajaran, sedangkan yang member manusia
norma tentang bagaimana manusia harus hidup adalah moralitas.
Etika justru hanya melakukan refleksi kritis atas norma dan ajaran
moral tersebut.Jadi, bisa disimpulkan bahwa pengertian etika
secara umum adalah suatu peraturan atau norma yang bisa
digunakan sebagai acuan bagi perilaku seseorang yang berkaitan

Etika Profesi Era Milenial | Novianti Sidi Astri 4


dengan sifat yang baik dan buruk yang dilakukan oleh seseorang
serta merupakan suatu kewajiban dan tanggungan jawab moral.

D. Era Milenial
Generasi Milenial (juga dikenal sebagai Generasi Y) adalah
kelompok demografi setelah Generasi X (Gen-X). Tidak ada batas
waktu yang pasti untuk awal dan akhir dari kelompok ini. Para ahli
dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal
kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga
awal 2000-an sebagai akhir kelahiran.
Berdasarkan berita yang disadur dari situs berita CNN, yang
berjudul; ‘Milenial, Generasi Kutu Loncat Pengubah Gaya Kerja’
menyatakan bahwa karakter ‘kutu loncat’ yang dibawa sebagian
generasi milenial ternyata berdampak pada gaya bekerja di
perusahaan. Hal ini memaksa perusahaan mengikuti sifat milenial
bila tidak ingin lekas-lekas kehilangan karyawan.
Menurut survei yang dilakukan oleh laman pencari kerja
Jobstreet, sebesar 66 persen generasi milenial atau mereka yang
lahir pada era 1980-an hingga 90-an gemar berpindah kerja kurang
dari dua tahun.
Generasi milenial lahir dan tumbuh di era perkembangan
teknologi dan memiliki kemampuan menggunakan teknologi lebih
baik dibanding generasi sebelumnya. Kemampuan ini menjadikan
mereka mudah mencari informasi, lebih kreatif dan inovatif.
Meski diakui lebih kreatif dan inovatif, namun generasi
milenial disebut dan diakui oleh banyak pihak pengelola sumber
daya manusia (HRD) perusahaan sebagai generasi yang mudah
menyerah.
Majalah Time sempat mengadakan polling yang hasilnya
menunjukkan bahwa generasi ini menginginkan jadwal kerja yang
fleksibel, lebih banyak memiliki 'me time' dalam pekerjaan, dan
terbuka pada saran dan kritik, termasuk nasihat karier dari
pimpinannya. Mereka juga memiliki rasa percaya diri yang bagus,
mampu mengekspresikan perasaannya, pribadi liberal, optimis,
dan menerima ide-ide dan cara-cara hidup.

Etika Profesi Era Milenial | Novianti Sidi Astri 5


Gambar 1. Kantor Pusat Gojek dan Facebook yang didesain
nyaman dan kekinian
Sumber: google image
Ketika etika profesi sering berfungsi sebagai rambu-rambu
untuk menjaga loyalitas pada organisasi, kolega ataupun klien.
Namun pada kenyataannya para kaum milenial banyak yang
menjadi ‘kutu loncat’ tetapi hal ini justru memaksa perusahaan
mengikuti sifat milenial bila tidak ingin lekas-lekas kehilangan
karyawan. Dari hal ini terlihat sedikit pergeseran dari etika profesi
yang sudah dipegang teguh selama ini.

E. Etika Profesi Era Milenial


Dunia, manusia dan semua makhluk hidup tak bisa dihindari
selalu mengalami perkembangan dari masa ke masa. Aspek
budaya, yang erat hubungannya dengan pandangan suatu
masyarakat mengenai apa yang pantas atau tidak, dapat bergeser
akibat terjadinya perkembangan zaman. Mulai dari adanya
globalisasi, perkembangan teknologi yang memudahkan
pertukaran informasi dan budaya yang sangat cepat.
Perkembangan tersebut juga tidak luput mempengaruhi
perkembangan nilai-nilai etika profesi yang ada. Ketika pertukaran
informasi menjadi sangat cepat, asimilasi dan akulturasi budaya
tidak bisa dihindari lagi. Perbedaan yang mencolok dari budaya
timur dan barat membuat etika profesi di masing-masing daerah
menjadi sedikit berbeda. Dengan mempunyai kemampuan adaptasi
yang baik dengan proses apresiasi dalam mengenal diri sendiri dan

Etika Profesi Era Milenial | Novianti Sidi Astri 6


budaya sekitar dapat memudahkan terjadinya keharmonisan dalam
pembelajaran etika profesi tersebut.
Dari tulisan ini timbul pertanyaan: ‘Apakah etika profesi yang
kita pegang teguh sekarang akan tetap seperti ini, atau malah
mungkin etika profesi yang diterapkan akan seragam di belahan
dunia manapun tanpa batasan administratif negara, benua hingga
samudera?’

Etika Profesi Era Milenial | Novianti Sidi Astri 7


Daftar Rujukan
https://kbbi.web.id/moral (diakses pada tanggal 2 September
2018)
https://kbbi.web.id/etika (diakses pada tanggal 2 September 2018)
https://kbbi.web.id/norma (diakses pada tanggal 2 September
2018)
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20161215174236-
277-179907/milenial-generasi-kutu-loncat-pengubah-gaya-
kerja (diakses pada tanggal 4 September 2018)
https://www.zonareferensi.com/pengertian-etika/ (diakses pada
tanggal 4 September 2018)
https://id.wikipedia.org/wiki/Milenial (diakses pada tanggal 2
September 2018)
Arsana, I Putu Jati. 2018. Etika Profesi Insinyur (Membangun
Sikap Profesionalisme Sarjana Teknik). Deepublish.
Yogyakarta.
Sugiharto, Bambang dan W., Agus Rachmat. 2000. Wajah Baru
Etika & Agama. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Data Diri Penulis


Novianti Sidi Astri lahir di Bekasi
14 November. Anak terakhir dari 3
bersaudara, ini merupakan alumni dari
SMA Negeri 31 Jakarta. Saat ini sedang
menempuh tahun terakhir pendidikan
sarjana di Jurusan Teknik Pengairan
Universitas Brawijaya.
Senang menghabiskan waktu luangnya untuk menikmati
berbagai macam karya seperti buku, film, dan musik. Tertarik
dengan isu-isu mulai dari lingkungan, politik, budaya, hingga
teknologi. Pernah mengikuti pendidikan tambahan dalam Bahasa
Jerman dan telah mendapatkan Goethe Zertifikat A2 dari Goethe
Institut.

Etika Profesi Era Milenial | Novianti Sidi Astri 8

Вам также может понравиться