Вы находитесь на странице: 1из 5

URAIAN NEFRO

1. An. MZ/Lk/12 tahun/1016191/18011925/BB 26kg TB 131,5cm/Gizi Baik


Keluhan Utama : wajah sembab
Keluhan Tambahan : Buang air kecil sedikit
Riwayat Perjalanan Penyakit:
Sejak 1 minggu SMRS, penderita mengeluh sakit gigi, nyeri (+), batuk (-), pilek (-), sakit
menelan (-), demam (-), sesak (-), BAK dan BAB biasa normal. Penderita tidak dibawa
berobat.
Sejak 3 hari SMRS, kelopak mata penderita terlihat bengkak pada pagi hari ketika
bangun tidur dan menghilang ketika siang hari, demam (-), batuk (-), pilek (-), sakit menelan
(-),BAK dan BAB biasa normal. Penderita belum dibawa berobat.
Sejak 2 hari SMRS, kelopak mata penderita terlihat bengkak, wajah terlihat sembab, kaki
mulai terlihat bengkak, BAK sedikit, penderita dibawa kontrol ke poli nefrologi  MRS.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Penderita telah terdiagnosa sindroma nefrotik sejak Oktober 2016. Penderita kontrol rutin
setiap bulan di Poliklinik Nefrologi Anak RSMH dengan diagnosa Sindrom Nefrotik
Resisten steroid dan hipertensi terkontrol obat mendapatkan terapi metil prednisolon
alternating doses, captopril 2x6,25 dan sandimun 1x100 mg.
Pemeriksaan Fisik :
KU : Sens compos mentis, Nadi 108 x/menit, TD 100/70 mmHg, RR 24 x/menit, T 37oC
KS : Kepala moon face (-), nafas cuping hidung (-), konjungtiva pucat (-), sklera ikterik (-),
edema palpebra (+), tonsil T1-T1 tenang, faring hiperemis (-). Thoraks simetris, retraksi (-).
Paru vesikuler (+) normal, rhonki (-/-), wheezing (-/-). Jantung BJ I-II normal, murmur (-),
gallop (-). Abdomen cembung, lemas, shifting dullness (-) hepar dan lien tak teraba, bising
usus (+) normal. Ekstremitas akral hangat (+) CRT < 2 dtk, pitting edema (+). Genitalia
edema skrotum (-).
Pemeriksaan Penunjang :
Darah : Hb14g/dl leukosit 8.900/mm3 Ht 40% trombosit 326.000/mm3 LED 60mm/jamDC
0/4/62/29/5 Albumin 1.0 protein total 3.6 Ureum 3.0mg/dlAsam urat 6.2 creatinin0,56mg/dl
Calsium 7.2mg/L Kalium 3.9meq/L Na 136meq/L Cl 107meq/L.
Urinalisa : Kuning jernih BJ 1.010 pH 6.0 Protein (++) glukosa (-) keton (-) darah (-)
bilirubin (-) urobilinogen (1) nitrit (-) leukosit esterase (-) Sedimen epitel (-) leukosit (0-2)
eritrosit(0-1) silinder (++) kristal (-)bakteri (-)mucus (-)jamur (-)
Diagnosis Awal : Sindroma Nefrotik Resisten Steroid + Hipertensi terkontrol obat +
hipoalbumin.
Terapi: Penderita ditatalaksana dengan metilprednisolon alternating doses 1x8 mg po,
furosemid 2x16 mg po, drip albumin 25% dalam waktu 4 jam, sandimun 1x100 mg po,
amoksisillin 3x250 mg po. Penderita direncanakan untuk kemoterapi CPA namun keluarga
masih menolak. Penderita pulang kontrol setelah perawatan hari ke-6 dan dianjurkan kontrol
rutin ke poliklinik Nefrologi Anak.
Diagnosa akhir :Sindroma Nefrotik Resisten Steroid + Hipertensi terkontrol obat +
hipoalbumin.

2. An. NE/Pr/9 tahun/384784/17024378/19 kg/130 cm/Gizi kurang


Anamnesis
Keluhan Utama : Demam
Keluhaan Tambahan :Nyeri perut bawah
Riwayat Perjalanan Penyakit :
Sejak 4 hari SMRS, penderita demam (+) tinggi, terus menerus, batuk (-), pilek (-), mimisan
(-), gusi berdarah (-), bintik bintik merah di kulit (-), mual (+), muntah (+), keluar cairan dari
telinga (-), korengan pada kulit (-), bab hitam (-). Penderita dibawa berobat ke Sp.A (K) dan
di cek laboratorium dengan hasil Hemoglobin 11.8 g/dL Eritrosit 4.620.000/mm3 Leukosit
9.800/mm3 Hematokrit 36% Trombosit 242.000/mm3 LED 10 DC 0/0/24/60/16 CRP 21
dengue IgM (-) Dengue IgG (-) NS1Ag (-) dan dicek urinalisis dengan hasil kuning agak
keruh Bj 1.015 pH 6.0 protein (+) asam ascorbat (-) glukosa (-) keton (-) darah (+) bilirubin
(-) Urobilinogen (1) nitrit (+) Lekosit Esterase (+++) epitel (+) leukosit 60-70/LPB eritrosit
2-6/LPB silinder (-) kristal (-) bakteri (+) mukus (-) jamur (-). Penderita dirujuk untuk mrs
nefrologi anak.
Riwayat Penyakit Dahulu : riwayat sakit dengan keluhan yang sama sebelumnya disangkal.
Riwayat BAK berpasir (-), nyeri (-), merah (-), tidak lampias (-)
Pemeriksaan Fisik :
KU : Sens compos mentis, Nadi 100 x/menit, TD 90/60 mmHg, RR 22 x/menit, T 38,6oC
KS : Kepala normocephali, nafas cuping hidung (-), konjungtiva pucat (-), sklera ikterik (-),
edema palpebra (-), tonsil T1-T1 tenang, faring hiperemis (-). Thoraks simetris, retraksi (-).
Paru vesikuler (+) normal, rhonki (-/-), wheezing (-/-). Jantung BJ I-II normal, murmur (-),
gallop (-). Abdomen datar, lemas, shifting dullness (-) hepar dan lien tak teraba, bising usus
(+) normal, nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan suprapubik (-), nyeri ketok CVA (-).
Ekstremitas akral hangat (+) CRT < 2 dtk, pitting edema (-).
Diagnosis awal : Tersangka Infeksi Saluran Kemih ec suspek pyelonefritis akut dd/ cystitis
Terapi : Penderita ditatalaksana dengan drip ceftriaksone 1x1,4 gram iv, paracetamol 250
mg jika T>38,5 C, domperidon 3x1 cth (5 mg) po, antasid 3x1 cth po, injeksi omeprazol 1x8
mg iv. Dilakukan usg traktus urogenital dengan kesan usg tug dalam batas normal. Dilakukan
kultur urine dengan hasil steril. Penderita pulang kontrol setelah hari perawatan ke-7 dan
mengalami perbaikan klinis.
Diagnosis akhir :Tersangka Infeksi Saluran Kemih + Sindroma dispepsia

3. An. DAS/Lk/10 tahun/1052535/180078878/45 kg/148 cm/Gizi Baik


Anamnesis
Keluhan Utama : Bengkak seluruh tubuh
Keluhaan Tambahan : sesak, lemas, pucat
Riwayat Perjalanan Penyakit :
Sejak 2 minggu sebelum masuk RS, penderita mulai mengalami bengkak dikedua
kelopak mata terutama pada pagi hari dan berkurang pada sore hari. Penderita juga
mengalami demam tinggi, tidak disertai mual, muntah, maupun diare. Pasien belum dibawa
berobat.
Sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, kedua kelopak mata semakin bengkak dan
pasien tampak sesak. Pasien mengaku sering minum jamu-jamuan. Pasien dibawa ke dokter
umum dan dikatakan sakit ginjal sehingga dirujuk ke RSMH.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat bengkak pada wajah yang timbul pada pagi hari dan berkurang pada sore hari
sejak 3 bulan yang lalu. Anak belum dibawa berobat.
Pemeriksaan Fisik :
KU: sens:somnolen E4M6V4=GCS 14, TD 140/100 Heart rate: 110 x/menit, RR 30 x/menit,
T 36.6oC
KS: Kepala: normocephali, nafas cuping hidung (+), konjungtiva anemis (+), sklera ikterik (-
), edema palpebra +/+, faring hiperemis (-). Thoraks: simetris, retraksi tidak ada. Paru :
vesikuler normal, Rhonki+/+ basah kasar, Wheezing +/+. Jantung: BJ I-II normal, murmur (-
), gallop (-). Abdomen: Cembung, lemas, bising usus (+) normal, hepar dan lien tidak teraba,
shifting dullness (+), Ekstremitas: Akral hangat (+/+), Capillary refill time < 3 detik, edema
tungkai (+/+). Genital : edema skrotum (+)
Diagnosis awal : Distress napas e.c Asidosis metabolik + Akut on CKD + Hipertensi stage II
Pemeriksaan Penunjang:
Hb 6.0 g/dl RBC 2.210.000/mm3 Leukosit 17.300/mm3 Ht 17 vol% Trombosit 338.000
MCV 76.9 MCH 27 MCHC 35 RDW-CV 16.90 LED 68 mm/jam DC 0/0/92/5/3 Ret 3.7
Ureum 396 Creatinin 27.70 Ca 6.0 Posfor 11.4 Mg 2.20 Na 132 K 5.4 Cl 94 CRP 34 PT
(Kontrol) 14.50 PT (Pasien) 15.6 INR 1.20 APTT (kontrol) 32.7 APTT (Pasien) 30.2 HbsAg
non reactive, Reagen 1 non reactive
AGD: FiO2 25 Ph 7.297 pCO2 23.6 pO2 44.7 SO2% 73.1 Hct 15 Hb 5.0 Na+ 127.3 Ca+
0.93 K+ 5.74 Cl- 91.8 Mg Ion 0.47 Lactat 2.2 pHtc 7.300 pCO2tc 23.4 pO2tc 44.0 TCO2
12.4 nCa 0.88 nMg 0.43 Gap 23.8 HCO3 11.7 BE -15.0 BEb -12.9 SBC 13.9 PO2/FIO2
178.7 O2Ct 5.2 O2Cap 6.9 A 149.1 A-aDO2 105.0 a/A 0.3 RI 2.4 P50 29.0
Urinalisis: Kuning, jernih, BJ 1.010 PH 6.0 protein ++ Ascorbic acid (-) Glukosa (-) Keton (-
) darah + Bilirubin (-) Urobilinogen 1 Nitrit (-) lekosit esterase (-) epitel (-) lekosit 10-15
eritrosit0-2 silinder granuler + Kristal (-) bakteri ++ Mukus (-) Jamur (-)
Terapi : Pasien dirawat dan dilakukan pemasangan CDL di OK Instalasi Gawat Darurat dan
dilakukan Hemodialisis cito. Dilakukan penarikan cairan sebanyak 150 ml. Selain itu, pasien
diberikan terapi IVFD D5 ½ NS + bicnat 50 meq/ kolf kec 61 cc/jam, aldactone 2 x 12.5 mg
po, Nifedipine 2 x 2.5 mg po, KSR 2 x 500 mg po, Inj furosemide 2 x 20 mg iv, Inj
ceftazidime 400 mg/48 jam iv (penyesuaian dosis), drip bicnat 5 meq dalam D5% habis
dalam 30 menit tiap 6 jam, tranfusi PRC 2 x 200 cc. Dilakukan USG dan didapatkan hasil
ukuran kedua ginjal kecil dan hiperekoik yang menggambarkan acute on CKD. Pada hari ke
2 perawatan, dilakukan urinalisis dengan hasil merah, keruh, protein (++), keton (+), darah
(+++), nitrit (-), lekosit esterase positif (++), epitel (-), lekosit 6-8, eritrosit penuh. Pada hari
ke 2 dan 4 perawatan, karena masih edema dan sesak, dilakukan dilakukan HD ulang dan
hasil laboratorium post HD menunjukkan anemia Hb 5.5 g/dl, trombositopenia
113.000/mm3, Ur 121 mg/dl, Cr 4.93 mg/dl, perbaikan LFG 13.5 ml/menit/1.73 m2
dibandingkan sebelumnya. Hasil elektrolit menunjukkan Ca 8.3 mg/dl, Na 137 meq/L, K 2.8
meq/L, Cl 105 meq/L. Hasil analisa gas darah pH 7.355 PCO2 115.4 HCO3 19.8 BEb -4.5
BE -5.9 menunjukkan acidosis respiratorik terkompensasi. Pasien diberikan transfusi darah
2x200 cc dan diberikan furosemide ekstra post transfusi. Pada hari ke 7 perawatan, dilakukan
pemeriksaan darah ulang dengan hasil Ureum 221 mg/dl, As urat 5.70 mg/dl, Cr 8.80 mg/dl,
C3 97 (90-190), ASTO (+), LFG 7.3125 ml/menit/1.73m2. Pada hari perawatan ke 8,9, dan
10 pada pasien kembali dilakukan HD. Pada perawatan hari ke 15, pada penderita dilakukan
pemasangan CAPD. Selama kurang lebih 3 minggu dilakukan latihan CAPD 2x seminggu.
Penderita masih dilakukan HD. Penderita diperbolehkan rawat jalan pada perawatan hari ke
30. Penderita dijadwalkan CAPD rutin per 6 jam selama dirumah dan setiap bulannya kontrol
ulang di poliklinik nefrologi.
Diagnosa akhir : CKD Stage V on CAPD + Hipertensi Stage II

Вам также может понравиться