Вы находитесь на странице: 1из 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam pembelajaran Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) banyak sekali
komponen yang dibahas tentang sosial dan budaya. Dengan mempelajari ilmu
sosial budaya dasar diharapkan seseorang dapat lebih manusiawi, lebih
berbudaya dan lebih halus. Ilmu sosial budaya dasar membahas banyak hal,
terutama tentang masyarakat dan kebudayaan.
Berbicara mengenai masyarakat, tidak akan terlepas dari hubungan dan
interaksi sesama individu dalam kemajemukan sosial. Karena masyarakat
merupakan rangkaian individu-individu yang beragam jenis satu dengan lainya
dan ciri khasnya masing-masing kelompok. Keterkaitan antara sesama tidak bisa
dipungkiri karena masin-masing memiliki ketergantungan untuk kelangsungan
kehidupan mereka karena merupakan kondrat manusia sebagai mahluk sosial.
Sesuai dengan fitrahnya bahwa, manusia merupakan makhluk yang memiliki
keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan disekitarnya.
Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb.Manusia memberi
reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial
dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat.
Perebedaan dan pola pikir yang betentangan tentu tidak bisa dijauhkan dari
kehidupan sehari-hari karena kemajemukan mereka. Namun, mau tidak mau
mereka harus saling mengerti dan merasa sejalan dalam perbedaan tersebut guna
menuju cita bersama dan untuk kelangsungan hidup sesamanya.
Dengan latar belakang yang berbeda tentunya, kebudayaan merupakan cara
pandang dan pola pikir menjadi ciri khas oleh suatu kelompok, karena masing-
masing kelompok telah membawa prilaku yang telah mereka warisi dari nenek
moyang dan pendahulu mereka, akan tetapi dengan perbedaan tersebut mereka
harus dan dituntut untuk saling mengerti dan tidak menentang ketentuan hukum
yang berlaku dalam suatu masyarakat. Hal yang demikian ini adalah penderitaan
yang terus akan mereka tanggung.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian dinamika masyarakat dan kebudayaan ?
1.2.2 Bagaimana hubungan masyarakat dan kebudayaan ?
1.2.3 Bagaimana proses belajar budaya sendiri ?
1.2.4 Bagaimana kerangka budaya ?
1.2.5 Apa saja unsur-unsur kebudayaan ?
1.2.6 Apa fungsi kebudayaan bagi masyarakat ?

1
1.2.7 Bagaimana sifat dan hakikat kebudayaan ?
1.2.8 Bagaimana gerak kebudayaan ?
1.2.9 Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan perubahan dan mempengaruhi
jalannya perubahan sosial kebudayaan ?
1.2.10 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai budaya ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui dan memahami pengertian dinamika masyarakat
dan kebudayaan
1.3.2 Untuk mengetahui dan memahami hubungan masyarakat dan kebudayaan
1.3.3 Untuk mengetahui dan memahami proses belajar budaya sendiri
1.3.4 Untuk mengetahui dan memahami kerangka budaya
1.3.5 Untuk mengetahui dan memahami unsur-unsur kebudayaan
1.3.6 Untuk mengetahui dan memahami fungsi kebudayaan bagi masyarakat
1.3.7 Untuk mengetahui dan memahami sifat dan hakikat kebudayaan
1.3.8 Untuk mengetahui dan memahami gerak kebudayaan
1.3.9 Untuk mengetahui dan memahami faktor-faktor yang menyebabkan
perubahan dan mempengaruhi jalannya perubahan sosial kebudayaan
1.3.10 Untuk mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan nilai budaya

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan


Masyarakat adalah kesatuan kehidupan manusia yang berinteraksi menurt
suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan terikat oleh suatu
rasa identitas bersama. Kata “Masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam bahasa
Arab, musyarak yang artinya adalah sebuah masyarakat adalah suatu jaringan
yang menjalin hubungan-hubungan antar individu yang memiliki ketergantungan
satu sama lain.Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu
sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Kemudian menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat
dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta
sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia
kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Effendi, R (2006) mengemukakan bahwa masyarakat merupakan kelompok
atau kolektivitas manusia yang melakukan antar hubungan, sedikit banyaknya
bersifat kekalm berlandaskan perhatian dan tujuan bersama, serta telah
melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama.
E.B Taylor (2007) mengungkapkan bahwa kebudayaan adalah kompleks
yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat
dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh
manusia sebagai anggota masyarakat.
Koentjaraningrat (2003) mengungkapkan bahwa untuk menganalisa proses-
proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan, termasuk lapangann penelitian
antropologi dan sosiologi yang disebut dinamika sosial diantara konsep-konsep
yang terpenting ada yang mengenai proses-proses belajar kebudayaan sendiri,
yakni internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.selain itu ada proses
perkembangan kebudayaan umat manusia (atau evolusi kebudayaan) Dari
bentuk-bentuk kebudayaan yang sederhana hingga yang makin lama makin
kompleks yang dilanjutkan dengan proses penyebaran kebudayaan–kebudayaan
yang terjadi bersama dengan perpindahan bangsa-bangsa dari muka bumi. Proses
lainnya adalah proses perkenalan budaya-budaya asing yang disebut “proses
akulturasi” dan proses pembaruan yang disebut “asimilasi” dan yang berkaitan
erat dengan penemuan baru yang disebut “inovasi”.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-
hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah

3
atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata
culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya dalam pengertian yang luas adalah pancaran daripada budi dan daya.
Seluruh apa yang difikir, dirasa dan direnung diamalkan dalam bentuk daya
menghasilkan kehidupan. Budaya adalah cara hidup sesuatu bangsa atau umat.
Budaya tidak lagi dilihat sebagai pancaran ilmu dan pemikiran yang tinggi
dan murni dari sesuatu bangsa untuk mengatur kehidupan berasaskan peradaban.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits
dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat
dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu
sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits
memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi
ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut
Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma,
ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-
lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri
khas suatu masyarakat.
Budaya Indonesia merupakan kebudayaan yang dapat di artikan sebagai
kesatuan dari kebudayaan seluruh wilayah yang ada di Indonesia Untuk
Menumbuhkan rasa cinta Indonesia dalam rangka Mengembalikan Jati diri
Bangsa Indonesia perlu di galakkan kembali karena sekarang ini Indonesia
sedang mengalami nilai nilai pergeseran dari kebudayaan lokal yaitu kebudayaan
asli Indonesia kepada mulainya kecintaan terhadap budaya asing. Dengan
majunya teknologi di mana informasi apa saja bisa masuk dalam kehidupan
masyarakat kita turut pula mempengaruhi tergesernya nilai nilai budaya
Indonesia ini. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebudayaan maupun
teknologi baik dari dalam aupun dari luar. Sekilas kebudayaan dan teknologi
dinilai sangatlah bertolak belakang, kebudayaan lebih menitik beratkan kepada
sejarah sedangkan teknologi berhubungan dengan trend masa kini. Tidak sedikit
orang yang menilai kedua bahasan tersebut demikian. Namun, bila ditelaah lebih
dalam lagi pada dasarnya dan sebenarnya kebudayaan sangat berhubungan
dengan teknologi. Kebudayaan menghasilkan teknologi, sedangkan teknologi
menciptakan kebudayaan dalam masyarakat serta teknologi pertanda kemajuan
kebudayaan, dengan kata lain antara kebudayaan dan teknologi sangatlah
mempengaruhi.
Sedangkan untuk dinamika masyarakat dan kebudayaan dimana Dinamika
masyarakat berasal dari kata dinamikadan masyarakat.Dinamika berati interaksi
atau interdependensi antara masyarakat satu dengan yang lain, sedangkan

4
masyarakat adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi dan bersosialisasi
serta mempunyai tujuan bersama.
Maka Dinamika Masyarakat merupakan suatu kehidupan masyarakat yang
terdiri dari dua atau lebih individu dalam suatu wilayah yang memiliki hubungan
psikologis secara jelas antara masyarakat yanf satu dengan yang lain dan
berlangsung dalam situasi yang dialami.
Dinamika masyarakat dan kebudayaan terdiri dari peristiwa kebudayaan.
Pengertian peristiwa kebudayaan itu sendiri yaitu suatu peristiwa yang terjadi
dalam suatu etnis masyarakat. Hal –hal yang berkaitan dengan peristiwa
kebudayaan antara lain :
 Cultural lag adalah suatu kondisi dimana terjadi kesenjangan antara berbagai
bagian dalam kebudayaan. Cultur lag, proses perubahan sosial dapat
berlangsung secara cepat atau lambat,
 Cultural shock adalah kesulitan seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap
nilai budaya baru yang berbeda dengan nilai budaya sendiri.
 Cultural survival adalah suatu konsep yang lain, dalam arti bahwa konsep ini
dipakai untuk menggambarkan suatu praktek yang telah kehilangan fungsi
pentingnya, yang tetap hidup dan berlaku semata – semata hanya diatas
landasan adat istiadat
 Cultural conflict pada cultural conflict ini pertentangan kebudayaan muncul
sebagai akibat relatifnya kebudayaan.

2.2 Hubungan Masyarakat dan Kebudayaan


Dari pengertian yang telah dipaparkan jelaslah bahwa masyarakat dan
budaya memang pada dasarnya adalah sebuah satu kesatuan tingkah laku,
perbuatan dan kegiatan yang dilakukan seiring dengan proses dan tahapan belajar
dan disertakan dengan adat dan kebiasaan yang membaur dengan masyarakat
kelak akan menjadi sebuah budaya yang indah, ambil contoh saja saat hendak
makan ini adalah naluri manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya namun
karena dipengaruhi oleh adat dan kebiasaan masyarakat sekitar sehingga
menampilkan sebuah budaya atau cara makan yang baik, sopan, tata krama dan
sebagainya itu akan menajdi budaya dengan seiringnya waktu oleh karena itu
budaya dan masyarakat saling memiliki keterkaitan yang jelas
Harus diakui bahwa keberadaan kultur minoritas tidak bisa dicap sebagai
suatu bahaya ataupun ancaman tertentu. Hal ini berangkat dari suatu fakta
sederhana, bahwa tidak ada satupun kultur di muka bumi ini yang sepenuhnya
homogen. Kultur, selalu bisa ditafsirkan sebagai suatu bentuk perjuangan kelas
(class struggle). Kelas pekerja telah membentuk semacam organisasi bersama
yang berbasiskan pada solidaritas sosial untuk kemudian menantang tatanan

5
sosial yang sudah mapan, sekaligus mempertanyakan otoritas kultur dominan
yang sudah lama memerintah sebelumnya. Tentu saja, konflik tidak terelakkan.
Akan tetapi, konflik disini adalah suatu proses yang harus ditempuh untuk
merumuskan suatu bentuk identitas kultural yang baru. Semua bentuk kultur bisa
hidup bersama di dalam masyarakat multikultur. Hanya kultur yang menolak
kesetaraan kesempatan dari individu ataupun kelompoklah yang tidak bisa
menjadi bagian dari masyarakat multikultur. Selanjutnya, mempunyai tujuan
bersama sangat mempengaruhi keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat
antara kelompok minoritas dan dominan.

2.3 Proses Belajar Budaya Sendiri


Proses belajar budaya sendiri disebut juga proses internalisasi. Proses
internalisasi adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup individu, yaitu
mulai saat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya. Sepanjang hayatnya seorang
individu terus belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu dan emosi
yang membentuk kepribadiannya. Perasaan pertama yang diaktifkan dalam
kepribadian saat bayi dilahirkan adalah rasa puas dan tak puas, yang
menyebabkan ia menangis.
Proses sosialisasi, semua pola tindakan individu-individu yang menempati
berbagai kedudukan dalam masyarakatnya yang dijumpai seseorang dalam
kehidupannya sehari-hari sejak ia dilahirkan. Para individu dalam masyarakat
yang berbeda-beda juga mengalami proses sosialisasi yang berbeda-beda, karena
proses itu banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan serta lingkungan sosial
yang bersangkutan. Penelitian dilapangan telah dapat menghasilkan
pengumpulan bahan mengenai adat istiadat pengasuhan anak, kebiasaan-
kebiasaan dalam kehidupan seksual, dan riwayat hidup yang rinci dari sejumlah
individu. Individu-individu yang mengalami berbagai hambatan dalam proses
internalisasi, sosialisasi atau enkulturasinya, sehingga individu seperti itu
mengalami kesukaran dalam menyesuaikan kepribadiannya dengan lingkungan
sosial sekitarnya.

2.4 Kerangka Budaya


Setiap orang memiliki budaya dan tidak seorang pun dapat dipisahkan dari
budayanya sendiri. Tantangan berat bagi para misionaris (baik dalam maupun
luar negeri) adalah mengidentifikasi diri dengan orang-orang yang dilayani.
Untuk itu, mereka dituntut memahami budaya kelompok masyarakat yang dituju.
Langkah pertama untuk belajar budaya-budaya lain adalah menguasai
budaya sendiri. Apakah arti budaya itu? Budaya menurut para sarjana
Antropologi adalah hal-hal yang bersangkutan dengan akal (Kuncaraningrat).

6
Budaya adalah sejumlah kebiasaan yang saling berkaitan (Antropolog AS Boas
Kroeber, Clinton, dll.). Budaya adalah organisasi sosial yang direfleksikan oleh
keseluruhannya (Antropolog Inggris Malinowski, Raeliffie Brown). Lloyd E.
Kwast menjelaskan: "Budaya memiliki empat lapisan yang terdiri dari tingkah
laku, nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan, dan cara pandang dunia."
1. Tingkah laku: "Apa yang Dibuat atau Dikerjakan"
Lapisan yang paling luar adalah "tingkah laku", yang dapat diamati dengan
mudah. Hal-hal yang dapat diamati adalah: kebiasaan-kebiasaan serta bahasa-
bahasa dalam berbagai bentuk dan arti. Rangkaian antara bentuk dan arti
menghasilkan suatu simbol: "Apa yang dikerjakan?" Pertanyaan tersebut
melahirkan pertanyaan: "Apa artinya?"
Contoh: Acungan jempol, berjabat tangan, orang Barat berpelukan sambil
mencium pipi, dan lain-lain.
2. Nilai-Nilai: "Apa yang Baik atau yang Terbaik?"
Tingkah laku kebanyakan bersumber dari suatu sistem nilai-nilai standar
tingkah laku dan pertimbangan yang memberikan tuntutan ke dalam hal apa
yang baik dan indah atau terbaik dan terindah. Sistem nilai biasanya tumpang
tindih dengan budaya. Pertanyaan "Apa yang baik atau yang terbaik?"
mencetuskan pertanyaan lain: "Apa yang dibutuhkan?"
Contoh: Di Irlandia jumlah penduduk lebih besar daripada persediaan
makanan. Penduduknya sering mengalami kekurangan makanan yang amat
dahsyat, dan itu sudah biasa bagi mereka. Oleh karena itu, ada kebutuhan
yang nampak dan mendesak yaitu mengurangi jumlah penduduknya. Tetapi
karena jumlah mayoritas penduduk adalah pemeluk agama Kristen yang
menolak KB, maka jalan keluarnya adalah menyusun dan mengembangkan
kebudayaan dengan suatu anjuran yang menyerupai keharusan. Setiap
penduduknya diminta untuk tidak menikah sebelum berusia 30 tahun.
Akhirnya, laju pertambahan penduduk bisa dikurangi karena adanya
penundaan pernikahan.
Di India terjadi sebaliknya, pernah juga terjadi kelaparan yang sangat hebat
sehingga rata-rata orang di sana hanya berusia 28 tahun. Hampir setengah dari
anak-anak meninggal sebelum berusia 5 tahun, sehingga terjadilah
kekurangan penduduk. Dengan demikian nampaklah suatu kebutuhan dan
budaya yang harus dikembangkan sebagai jalan keluar dari masalah tersebut.
Wanita-wanita di India diwajibkan untuk menikah pada usia 12 atau 13 tahun.
Akhirnya terjadilah ledakan jumlah penduduk yang luar biasa sampai
sekarang.

7
3. Kepercayaan-Kepercayaan: "Apa yang Benar?"
Nilai-nilai merupakan refleksi dari kepercayaan-kepercayaan. Sering kali,
kepercayaan-kepercayaan dipertahankan secara teoretis tetapi tidak
memengaruhi nilai-nilai atau tingkah laku. Sistem kepercayaan-kepercayaan
berperan untuk memberikan tuntutan kepada masyarakat setempat dalam
mengambil keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan.
Contoh: Perang antara suku Madura dengan suku Dayak di Kalimantan Barat.
Suku Dayak identik dengan kekristenan yang percaya bahwa tidak
diperbolehkan membunuh manusia. Tetapi kebutuhan akan kelangsungan
hidup dan kejayaan suku tersebut membuat mereka memilih membunuh
daripada tetap mengikuti kepercayaannya.
4. Cara Pandang Dunia: "Apa yang Terjadi?"
Cara pandang dunia adalah keyakinan dasar seseorang yang berfungsi sebagai
lensa tafsir terhadap kenyataan dan penuntun menuju suatu keputusan.
Contoh: Orang dari suku Jawa percaya ada hari-hari tertentu yang baik yang
bisa mendatangkan kebaikan dan ada hari-hari tertentu yang tidak baik yang
mendatangkan sial. Jika ada rumah tangga yang berhasil atau gagal sering
ditafsirkan karena pengaruh hari perkawinannya.

2.5 Unsur-Unsur Kebudayaan


Unsur-unsur pokok atau besar "kebudayaan", yang lazim disebut Cultural
Universals. Dari istilahnya saja ini dapat menunjukkan bahwa unsur-unsur
tersebut bersifat universal, yaitu dapat dijumpai pada setiap "kebudayaan" di
manapun di dunia ini.
Tujuh unsur "kebudayaan" yang dianggap sebagai cultural universals disini
adalah:
a. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah
tangga, senjata, alat-alat produksi, transport dan sebagainya).
b. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan,
system produksi, sistem distribusi dan sebagainya).
c. Sistem ke"masyarakat"an (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum,
sistem perkawinan).
d. Bahasa (lisan maupun tertulis).
e. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak dan sebagainya).
f. Sistem pengetahuan.
g. Religi (sistem kepercayaan).

8
2.6 Fungsi Kebudayaan Bagi Masyarakat
Kebudayaan" mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan
"masyarakat". "Masyarakat" memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi
dalam menjalani kehidupannya. Kebutuhan-kebutuhan "masyarakat" tersebut
sebagian besar dipenuhi oleh "kebudayaan" yang bersumber pada "masyarakat"
itu sendiri. Karena kemampuan manusia terbatas sehingga kemampuan
"kebudayaan" yang merupakan hasil ciptaannya juga terbatas di dalam
memenuhi segala kebutuhan.
Hasil karya "masyarakat" melahirkan teknologi atau "kebudayaan"
kebendaan yang mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi "masyarakat"
terhadap lingkungan dalamnya. Teknologi pada hakikatnya meliputi paling
sedikit tujuh unsur, yaitu:
a. Alat-alat produktif.
b. Senjata.
c. Wadah.
d. Makanan dan minuman.
e. Pakaian dan perhiasan.
f. Tempat berlindung dan perumahan.
g. Alat-alat transport
"Masyarakat" yang sudah kompleks yang taraf "kebudayaan"nya lebih
tinggi, kondisinya sudah berlainan dengan taraf permulaan. Hasil karya manusia
yaitu teknologi, memberikan kemungkinan-kemungkinan yang sangat luas untuk
memanfaatkan hasil-hasil alam dan apabila memungkinkan akan menguasai
alam. Perkembangan teknologi di negara-negara besar seperti Amerika Serikat,
Jerman dan sebagainya, merupakan contoh di mana "masyarakat"nya tidak lagi
pasif menghadapi tantangan alam sekitarnya.
Kebudayaan" mengatur supaya manusia dapat mengerti bagaimana
seharusnya bertindak, berbuat menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan
dengan orang lain. Setiap orang bagaimanapun hidupnya, akan selalu
menciptakan kebiasaan bagi dirinya sendiri. Kebiasaan (habit) merupakan suatu
perilaku pribadi yang berarti kebiasaan orang seorang itu berbeda dari kebiasaan
orang lain, walaupun mereka hidup dalam satu rumah. Kebiasaan menunjuk pada
suatu gejala bahwa seseorang di dalam tindakan-tindakannya selalu ingin
melakukan hal-hal yang teratur baginya.

2.7 Sifat dan Hakikat Kebudayaan


2.7.1 Sifat Kebudayaan
a. Terjadinya karena perubahan perilaku kebiasaan manusia
b. Cenderung berkembang disetiap zamamn

9
c. Tradisi tertentiu masih perlu melakukan ritual tertentu karena menganggap
bahwa ada kekeuatan lebih besar selain dari manusia,yakni tuhan.
d. Kebudayaan seperti music cenderung abadi, hal ini dibuktikan dengan masih
banyaknya langgam-langgam yang dirilis ulang.
e. Hokum dan budaya menghadapi persoalan yang serius, hal ini sering terjadi
jika penentuan tanah berdasarkan hokum adat dan udang-udang agrarian
Negara.
2.7.2 Hakikat kebudayaan
a. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.
b. Kebudayaan telah ada lebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi
tertentu, dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang
bersangkutan
c. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
d. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban, tindakan-
tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan
tindakan-tindakan yang dizinkan.

2.8 Gerak Kebudayaan


Tak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan punya dinamika atau
gerak. Gerak kebudayaan atau dinamika kebudayaan adalah gerak manusia yang
hidup didalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan. Gerak manusia
terjadi oleh sebab adanya hubungan dengan manusia lain. Artinya, karena
terjadinya hubungan antar kelompok manusia dalam masyarakat.
Dinamika masyarakat dan kebudayaan itu tidak akan terlepas dengan sebuah
perubahan, karena apabila manusia saling berhubungan dan terjadi gerak maka
tentunya akan terjadi perubahan, baik perubahan masyarakat maupun perubahan
kebudayaan.
Kingsley Davis dalm Soekanto berpendapat bahwa perubahan social
merupakan bagian dari perubhan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan :
ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, dsb, bahkan perubahan dalam bentuk serta
aturan organisasi social.
Contoh, dikemukakannya perubahan pada logat bahasa Aria setelah berpisah
dari induknya, akan tetpi perubahan itu tidak mempengaruhi organisasi social
masyarkat.
Perubahan tersebut lebih dikarenakan perubahan kebudayaan ketimbang
perubahan social. Tidak mudah untuk menentukan letak garis pemisah antara
perubahan social dan perubahan kebudayaan. Karena tidak ada masyarakat yang
tidak memiliki kebudayaan, dan sebaliknya tidak mungkin ada kebudayaan yang
tidak terjelma dalam masyarakat.

10
Ada beberapa hal penting yang harus kita perhatikan mengenai masalah gerak
kebudayaan, antara lain yaitu :
a. Evolusi masyarakat dan kebudayaan
Evolusi adalah perubahan-perubahan yang memerlukan waktu lama dan rentetan
perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat. Perubahan terjadi dengan
sendirinya tanpa rencana dan kehendak tertentu. Perubahan terjadi karena upaya
masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan dan kondisi
baru yang timbul seiring pertumbuhan dalam masyarakat itu sendiri.
Macamnya evolusi :
 Unilinear theories of evolution.
Manusia dan masyarakat (termasuk kebudayaan) mengalami perkembangan
sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu, bermula dari bentuk yang sederhana
hingga yang kompleks sampai pada tahap yang sempurna.
Variasi dari teori ini Cyclical Theorist yg berpendapat bahwa masarakat dan
kebudayaan mempunyai tahap perkembangan yang merupakan lingkaran,
dimana suatu tahap tertentu dapat dilalui berulang-ulang.
 Universal theorist of evolution.
Perkembangan masyarakat tidaklah perlu melalui tahapan tertentu yang tetap.
Kebudayaan manusia telah mengikuti garis evolusi tertentu, teori ini
dikemukakan oeh Herbert Spencer yang mengatakan masyarakat merupakan
hasil perkembangan dari kelompok homogen ke kelompok yang heterogen, bik
sifat maupun susunannya.
 Multilined theories of evolution.
Penelitian terhadap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat, misalnya
mengadakan penelitian perihal pengaruh perubahan system pencaharian dari
system berburu ke pertanian, terhadap system kekeluargaan dalam masyarakat
yagn bersangkutan.
b. Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses saling mempengaruhi antara kebudayaan yang
saling berinteraksi. Kebudayaan yang satu dipengaruhi oleh kebudayaan yang
lain. Contohnya dapat kita lihat pada cara bicara masyarakat Cirebon Jawa.
Masyarakat Cirebon jawa berbahasa sunda akan tetapi bahasa mereka
terpengaruh oleh unsure bahasa jawa dan sebaliknya. Akulturasi terjadi bila suatu
kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapakn pada unsur-unsur
suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa, sehingga unxur
kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan
sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.

11
c. Asimilasi
Asimilasi merupakan proses social dalam taraf lanjut. Proses ini ditandai dengan
adanya usaha mengurangi perbedaan yang terdapat antar orang perorangan atau
kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha untuk mempertinggi
kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan
kepentingan-kepentingan dan tujuan bersama.
d. Sosialisasi (socialization).
Proses sosialisasi. Proses ini bersangkutan dengan proses belajar kebudayaan
dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam proses itu seorang individu dari
masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi
dengan segala macam individu di sekililingnya yag menduduki beraneka macam
peranan sosial yang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari.
e. Enkulturasi (enculturation).
Proses Enkulturasi. Dalam proses ini seorang individu mempelajari dan
menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat, sistem norma,
serta peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Kata enkulturasi
dalam bahas Indonesia juga berarti “pembudayaan”. Sorang individu dalam
hidupnya juga sering meniru dan membudayakan berbagai macam tindakan
setelah perasaan dan nilai budaya yang memberi motivasi akan tindakan meniru
itu telah diinternalisasi dalam kepribadiannya.
f. Difusi (diffusion).
Proses difusi yaiu penyebaran kebudayaan secara geografi, terbawa oleh
perpindahan bangsa-bangsa di muka bumi. Proses Difusi dapat dikatakan
Penyebaran Manusia.Ilmu Paleoantropologi memperkirakan bahwa manusia
terjadi di daerah Sabana tropikal di Afrika Timur, dan sekarang makhluk itu
sudah menduduki hampir seluruh permukaan bumi ini. Hal ini dapat diterangkan
dengan dengan adanya proses pembiakan dan gerakan penyebaran atau migrasi-
migrasi yang disertai dengan proses adapatasi fisik dan sosial budaya.
g. Proses belajar unsur-unsur kebudayaan asing.
Penyebaran Unsur-Unsur Kebudayaan. Bersamaan dengan penyebaran dan
migrasi kelompok-kelompok manusia di muka bumi, turut pula tersebar unsur-
unsur kebudayaan dan sejarah dari proses penyebaran unsur penyebaran
kebudayaan seluruh penjuru dunia yang disebut proses difusi (diffusion). Salah
satu bentuk difusi dibawa oleh kelompok-kelompok yang bermigrasi.Namun bisa
juga tanpa adanaya migrasi, tetapi karena ada individu-individu yang membawa
unsur-unsur kebudayaan itu, dan mereka adalah para pedagang dan pelaut.
Proses ini dilakukan oleh warga suatu masyarakat, melalui proses
akulturasi (acculturation) dan asimilasi (assimilation). Akulturasi yaitu Proses
sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan

12
tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing, sehingga
unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan diolah kedalam
kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu
sendiri. Sedangkan Asimilasi. Merupakan Proses sosial yang timbul bila ada
golongan-golongan manusia dengan latar kebudayaan yang berbeda-
beda.Kemudian saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama,
sehingga kebudayaan golongan-golongan tersebut masing-masing berubah
sifatnya yang khas, dan juga unsur-unsurnya masing-masing berubah wujudnya
menjadi unsur-unsur kebudayaan yang campuran.
h. Proses pembaharuan atau inovasi (innovation). yang berhubungan erat dengan
penemuan baru (discovery dan invention).
Pembaruan atau Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan
sumber-sumber alam, energi dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan
penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem
produksi, dan dibuatnya produk-produk baru. Proses inovasi sangat erat
kaitannya dengan teknologi dan ekonomi. Dalam suatu penemuan baru biasanya
membutuhkan proses sosial yang panjang dan melalui dua tahap khusus yaitu
discovery dan invention.
Discovery adalah suatu penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru, baik
berupa suatu alat baru, ide baru, yang diciptakan oleh individu atau suatu
rangkaian dari beberapa individu dalam masyarakat yang
bersangkutan.Discovery baru menjadi invention apabila masyarakat sudah
mengakui, menerima, dan menerapkan penemuan baru itu. Pendorong Penemuan
Baru.

2.9 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Perubahan Dan Mempengaruhi


Jalannya Perubahan Sosial Kebudayaan
2.9.1 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Perubahan Sosial Kebudayaan
Untuk mempelajari perubahan masyarakat, perlu diketahui sebab-sebab yang
melatar belakangi terjadinya perubahan tersebut.
Sebab-sebab yang bersumber dalam masyarakat :
a. Bertambahnya atau berkurangnya penduduk
b. Adanya penemuan-penemuan baru
c. Pertentangan / konflik masyarakat
d. Terjadinya pemberontakan atau revolusi
Sebab-sebab yang berasal dari luar :
a. Bencana alam
b. Peperangan
c. Pengaruh kebudayaan lain

13
2.9.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya perubahan
Didalam masyarakat dimana terjadi suatu proses perubahan, terdapat factor-
faktor yang mendorong jalannya perubahan yang terjadi. Factor tersebut
adalah :
a. Ditusi, yaitu proses penyebaran unsure-unsur kebudayaan dari suatu individu
kepada individu lain, dari suatu masyarakat kemasyarakat lain
b. System pendidikan formal yang maju
c. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju
d. Toleransi
e. System terbuka lapisan masyarakat
f. Penduduk yang heterogen
g. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu
h. Orientasi kemasa depan
i. Nilai bahwa manusia harus berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya.

2.10 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Nilai Budaya


Menurut Munandar Sulaiman (1992), faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan perkembangan nilai budaya adalah :
a. Jarak komunikasi antara kelompok etnis.
Masih terdapat jarak komunikasi antara kelompok etnis, hal yang sering
menimbulkan konflik budaya seseorang yang bergerak dari satu kelompiok etnis
ke kelompok etnis yang lain.
 Contoh migdrasi ke kelompok etnis yang berbeda mungkin menimbulkan
pergeseran sistem nilai budaya yang sudah ada di daerah kelompok etnis
penduduk asli, misalnya menganggap rendah status etnis pendatang (negatif),
tetapi mungkin juga etnis pendatang menjadi penggerak pembangunan di
daerah kelompok etnis penduduk asli (positif).
b. Pelaksanaan pembangunan,
Pelaksanaan pembangunan yang terus menerus akan dapat merubah sistem nilai
ke arah yang positif dan negatif.
Pergeseran sistem nilai yang mengarah ke perbaikan antara lain :
 Pola hidup tradisional, dan bertaraf lokal yang berbau mistis, berubah menjadi
pola hidup modern bertaraf nasional-internasional yang berbasis ilmu
pengetahuan dan teklnologi.
 Pola hidup sederhana yang hanya bergantung pada alam lingkungan,
meningkat menjadi pola hidup modern yang mampu menguasai alam
lingkungan dengan dukungan prasarana dan sarana serta teknologi.
 Pola hidup makmur yang hanya kecukupan sandang, pangan, dan perumahan
meningkat menjadi pola hidup makmur dan juga sehat, teratur, bersih dan

14
senang serta aman sesuai dengan standar menurut ilmu pengetahuan dan
teknologi.
 Kemampuan kerja yang hanya berbasis kekuatan fisik dan pengalaman,
meningkat menjadi kemampuan kerja berbasis keahlian, dan ketrampilan yang
didukung teknologi.

Pergeseran sitem nilai yang mengarah negatif antara lain :


 Penggusuran hak milik seseorang untuk kepentingan pembangunan tanpa
prosedur hukum yang pasti dan tanpa ganti kerugian yang layak, bahkan tanpa
ganti kerugian sama sekali.
 Mengurangi atau meniadakan arti kemanusiaan seseorang memandang
manusia sebagai obyek sasaran yang selalu dikenai penertiban, serta hak
asasinya tidak dihargai.
 Tindakan sewenang-wenang dan tidak ada kepastian hukum dalam hubungan
antara penguasa / pejabat / majikan dengan rakyat bawahan /buruh.
c. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menimbulkan konflik dengan
tata nilai budaya yang sudah ada, perubahan kondisi kehidupan manusia,
sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakan. Hal
ini merupakan akibat sifat ambivalen teknologi yang selain memiliki segi positif,
juga memiliki segi negatif.Sebagai dampak negatif teknologi, manusia menjadi
resah. Keresahan manusia muncul akibat adanya benturan nilai teknologi modern
dengan nilai-nilai tradisional (konvensional). Ilmu pengetahuan dan teklnologi
berpihjak pada suatu kerangka budaya. Kontak budaya yang ada dengan budaya
asing menimbulkan perubahan orientasi budaya yang mengakibatkan perubahan
sistem nilai budaya.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengertian dinamika masyarakat dan kebudayaan dimana masyarakat adalah


kesatuan kehidupan manusia yang berinteraksi menurt suatu sistem adat istiadat
tertentu yang bersifat kontinu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama,
kemudian budaya adalah cara hidup sesuatu bangsa atau umat. Sedangkan untuk
dinamika masyarakat dan kebudayaan dimana dinamika masyarakat dan
kebudayaan terdiri dari peristiwa kebudayaan. Pengertian peristiwa kebudayaan
itu sendiri yaitu suatu peristiwa yang terjadi dalam suatu etnis masyarakat.
Hubungan Masyarakat dan Kebudayaan yaitu pada dasarnya adalah sebuah
satu kesatuan tingkah laku, perbuatan dan kegiatan yang dilakukan seiring
dengan proses dan tahapan belajar dan disertakan dengan adat dan kebiasaan
yang membaur dengan masyarakat kelak akan menjadi sebuah budaya yang
indah.
Proses belajar budaya sendiri disebut juga proses internalisasi. Proses
internalisasi adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup individu, yaitu
mulai saat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya. Sepanjang hayatnya seorang
individu terus belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu dan emosi
yang membentuk kepribadiannya. Perasaan pertama yang diaktifkan dalam
kepribadian saat bayi dilahirkan adalah rasa puas dan tak puas, yang
menyebabkan ia menangis.
Kerangka budaya dimana setiap orang memiliki budaya dan tidak seorang
pun dapat dipisahkan dari budayanya sendiri. Tantangan berat bagi para
misionaris (baik dalam maupun luar negeri) adalah mengidentifikasi diri dengan
orang-orang yang dilayani. Untuk itu, mereka dituntut memahami budaya
kelompok masyarakat yang dituju.
Unsur-Unsur Kebudayaan antara lain peralatan dan perlengkapan hidup
manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi,
transport dan sebagainya), mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
(pertanian, peternakan, system produksi, sistem distribusi dan sebagainya),
sistem ke"masyarakat"an (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum,
sistem perkawinan), bahasa (lisan maupun tertulis), kesenian (seni rupa, seni
suara, seni gerak dan sebagainya), Sistem pengetahuan, religi (sistem
kepercayaan).

16
Fungsi kebudayaan bagi masyarakat yaitu alat-alat produktif,senjata, wadah,
makanan dan minuman, pakaian dan perhiasan, tempat berlindung dan
perumahan,Alat-alat transport.
Sifat kebudayaan antara lain terjadinya karena perubahan perilaku kebiasaan
manusia, cenderung berkembang disetiap zaman, tradisi tertentiu masih perlu
melakukan ritual tertentu karena menganggap bahwa ada kekeuatan lebih besar
selain dari manusia,yakni tuhan.
Hakikat kebudayaan yaitu Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari
perilaku manusia, Kebudayaan telah ada lebih dahulu mendahului lahirnya suatu
generasi tertentu, dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang
bersangkutan, Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam
tingkah lakunya.
Gerak Kebudayaan dimana Tak ada kebudayaan yang statis, semua
kebudayaan punya dinamika atau gerak. Gerak kebudayaan atau dinamika
kebudayaan adalah gerak manusia yang hidup didalam masyarakat yang menjadi
wadah kebudayaan. Gerak manusia terjadi oleh sebab adanya hubungan dengan
manusia lain. Artinya, karena terjadinya hubungan antar kelompok manusia
dalam masyarakat.
Dinamika masyarakat dan kebudayaan itu tidak akan terlepas dengan sebuah
perubahan, karena apabila manusia saling berhubungan dan terjadi gerak maka
tentunya akan terjadi perubahan, baik perubahan masyarakat maupun perubahan
kebudayaan.
Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Perubahan Sosial Kebudayaan yaitu
Bertambahnya atau berkurangnya penduduk, Adanya penemuan-penemuan baru.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya perubahan yaitu Toleransi, System
terbuka lapisan masyarakat, Penduduk yang heterogen, Ketidakpuasan
masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu, Orientasi kemasa depan
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perkembangan nilai budaya adalah
Jarak komunikasi antara kelompok etnis, Pelaksanaan pembangunan.

3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat penulis paparkan mengenai Dinamika Masyaekat
dan Kebudayaan. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat
kesalahan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun kami harapkan
untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://wineralways.blogspot.com/2012/05/makalah-dinamika-dan-kebudayaan.html

http://risyant.blogspot.com/2013/05/dinamika-masyarakat-dan-kebudayaan.html

Waluyo, Supartono. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta:Ghalia Indonesia, 1995

18

Вам также может понравиться