Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh :
Wahyono 1411020092
Alfitriani 1411020098
2017
HYPOTHERMIA
A. DEFINISI
Hipotermi adalah suhu tubuh bayi baru lahir yang tidak normal (<36ºC) pada
pengukuran suhu melalui aksila, dimana suhu tubuh bayi baru lahir normal adalah
36,5ºC-37,5ºC (suhu aksila). Hipotermi merupakan suatu tanda bahaya karena dapat
menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir dengan
kegagalan fungsi jantung paru dan kematian (Departemen Kesehatan Republik
Indonesia,2007).
Hipotermia (penurunan suhu tubuh) terjadi jika suhu inti kurang dari 35°C (95°F)
dan mungkin diklasifikasikan baik sebagai induksi atau tidak disengaja (kecelakaan).
Hiptermia sedang adalah antara 28°C sampai 33,5° (82°F - 92°F). Kehilangan panas
kemungkinan akibat sekunder terhadap konduksi, konveksi, radiasi, respirasi dan
evaporasi. Meskipun penurunan pada laju metabolisme yang berhubungan dengan
hipotermia menghasilkan derajat proteksi selular terhadap trauma iskemia, hipotermia
berkepanjangan dengan suhu dalam dibawah 30°C mempunyai keterkaitan dengan
peningkatan peka rangsangan miokardium, penurunan curah jantung, peningkatan masa
pembekuan, koagulasi intravaskuler diseminata, hipokalemia, dan asidosis metabolik
berat.
Hipotermia kecelakaan (penurunan suhu inti tak sengaja dibawah 35°C (95°F)
berkaitan dengan kondisi yang menurunkan produksi panas, meningkatkan kehilangan
panas, atau kerusakan termoregulasi. Hipotermia kecelakaan mungkin disebabkan oleh
pemajanan temperatur lingkungan yang rendah, takar lajak obat, dan penyakit tertentu,
seperti meksidema dan hipopituitaridisme. Pasien yang menjalani pembedahan mungkin
mengalami hipotermia sekunder terhadap anestesia umum atau infus kristaloid dingin dan
produk darah dalam jumlah yang besar. Pasien lansia tanpa memiliki faktor predisposisi
fisiologis hipotermia. Penuaan berkaitan dengan disfungsi otonomi, penurunan darah
perifer, penurunan pembentukan panas dengan menggigil, kehilangan massa otot dan
cadangan lemak, kerusakan termopersepsi dan penurunan metabolisme.
B. ETIOLOGI
Hipotermia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu :
1. Lingkungan; suhu dingin, berada di air yang dingin, terkena angin yang dingin
2. Trauma; trauma, imobilitas, dan luka bakar
3. Obat-obatan; alkohol dan/atau golongan sedatif (antidepresan, nikotin, opiate)
4. Neurologi; stroke, cedera sistem saraf pusat, dan gangguan kesadaran
5. Gangguan endokrin yang menyebabkan berkurangnya kemampuan produksi panas
tubuh; hipotiroidisme, hipoglikemia, anoreksia.
6. Penyakit sistemik; luka bakar, sepsis, infark miokard akut.
Epidermis
Epidermis, lapisan luar, terutama terdiri dari epitel skuamosa bertingkat. Sel-sel yang
menyusunnya secara berkesinambungan dibentuk oleh lapisan germinal dalam epitel
silindris dan mendatar ketika didorong oleh sel-sel baru ke arah permukaan, tempat kulit
terkikis oleh gesekan. Lapisan luar mengandung keratin, protein bertanduk; hanya
sedikit darinya pada permukaan tubuh yang terpajan untuk terpakai dan terkikis, seperti
pada permukaan dalam lengan dan paha, dan lebih banyak pada permukaan ekstensor;
lapisan inni terutama tebal pada telapak kaki.
Pigmentasi kulit terutama akibat adanya melanin, pigmen hitam, pada lapisan dalam
epidermis. Makin banyak melanin, makin banyak warna kulit. Pigmentasi terutama
dikendalikan oleh hormone adrenal dan hipofisis. Pigmentasi meningkat akibat ultraviolet
Dermis
Dermia adalah lapisan yang terdiri dari kolagen jaringan fibrosan dan elastin. Lapisan
superficial menonjol ke dalam epidermis berupa sejumlah papila kecil. Lapisan yang
lebih dalam terletak pada jaringan subkutan dan fasia. Lapisan ini mengandung pembuluh
darah, pembuluh limfe, dan saraf.
Pembulu Darah
Pleksus kapiler terdapat di bawah epidermis, di bawah dermis, pada papila, dan di sekitar
kelenjar keringat dan sebasea dan folikel rambut. Terdapat cabang utama pembuluh darah
pada beberapa bagian dermis; di dalamnya, darah mengalir secara langsung dari arteriol
ke vena tanpa harus melewati kapiler.
Saraf
Kulit disuplai oleh saraf sensorik dan simpatis.
Ujung serat saraf sensorik dalam kulit terdapat dalam bentuk yang bervariasi:
Saraf simpatis menginervasi arteriol, kelenjar keringat dan musculus erector pili.
Kuku
Kuku adalah epidermis bagian khusus epidermis yang mengalami keretinisasi. Matriks
kuku adalah daerah sel-sel germinal yang merupakan tempat tumbuhnya akar kuku.
Bantalan kuku di bawah adalah lapisan epidermis tipis. Pulpa jari di bawah bantalan kuku
dibentuk oleh jaringan ikat vaskular longgar.
Rambut
Rambut adalah pertumbuhan yang mengalami keretinisasi dari papila pada dasar folikel
rambut, yang merupakan tabung sempit yang berjalan dari permukaan kulit melalui
epidermis menuju dermis. Warna rambut ditentukan oleh jumlah melanin pada
permukaan luarnya; makin banyak melanin, makin gelap warna rambut.
Musculus erector pili adalah sekumpulan serat otot polos tipis yang satu melekat pada
ujung folikel rambut dan ujung lain melekat pada jaringan ikat lain pada dermis. Otot ini
diinervasi oleh saraf simpatis.
Kelenjar sebasea
Kelenjar sebasea terdapat pada kulit kecuali telapak tangan dan kaki.
Kelenjar sebasea adalah kelenjar kecil yang terdapat di antara folikel rambut dan
musculus erector pilinya.kelenjar ini membuka melalui saluran yang menuju sepertiga
atas folikel.
Sebum, produk kelenjar sebasea, adalah hasil degenerasi lemak sel-selnya. Produk ini
terperas keluar dari kelenjar dan masuk ke dalam folikel pada setiap kontraksi musculus
erector pili. Sebum melindungi dan melubrikasi kulit dan rambut.
Kehilangan panas yang paling penting adalah melalui evaporasi air dari permukaan kulit.
Air dan panasa hilang dari kulit dalam dua cara
Skitar 240 ml air berdifusi melalui kulit setiap 24 jam. Disebut ‘tidak dirasakan’ karena
terasa atau terlihat. Difusi berlangsung secara berkesinambungan dan tidak banyak di
pengaruhi oleh lingkungan. Sekitar 140 kkal panas hilang melalui cara ini tiap 24 jam.
KERINGAT
Keringat mengandung natrium klorida,urea,dan asam laktat dalam larutan encer. Keringat
disekresi dari kelenjar keringat biasa, yang tersebar pada seluruh kulit. Disekresi sebagai
akibat dilatasi pembuluh darah kulit di bawah kontrol saraf hiptalamus, korteks serebri,
dari bagian lain sistem saraf pusat. Keringat meningkat dengan.
Pada keadaan panasa yang ekstrem,sampai 1,7 liter keringat (sama dengan 1000 kkal)
dapat hilang hilang dalam 1 jam, atau sampai 12 liter keringat (sama dengan 7000 kkal)
dalam 24 jam.
Panas hilang hanya bila keringat menguap. Bila diusap, tidak ada kehilangan panas,
hanya kehilangan carian tubuh.
Suhu dipertahankan antar 36-37,5 C. Pada sebagian besar orang terdapat perubahan
harian antra suhu rendah pada pagi hari dan suhu tinggi pada malam hari, dengan suhu
minimum pada dini hari dan suhu maksimum pada sore hari. Pola bersifat karakteristik
untuk individu dan tidak bervariasi dengan musim. Pola ini tidak berubah bila seseorang
bekerja malam hari. Pada wanita terdapat variasi bulanan,suhu selama pertengahan awal
siklus menstruasi lebih rendah dari pada selama pertengahan kedua.terdapat peningkatan
mendadak sekitar 0,5 C pada saat ovulasi.
REGULASI SUHU
SISTEM SARAF
(a) pendingin dan pemansan kulit merangsang ujung saraf yang sensitif terhadap suhu
dengan menghasilkan respon yang sesuai menggigil pada dingin, berkeringat pada
panas.
(b) hipotalamus dalam otak berespon terhadap suhu darah yang lewat di dalam
kapiler. Hipotalamus terdiri dari dua pusat untuk pengaturan panas. Yang satu
berespons terhadap peningkatan suhu dengan menyebabkan vasodilatasi dan
kehilangan panas.yang lain berespon terhadap penurunan suhu dengan
menyebabkan vasokontraksi dan aktivasi produksi panas lebih lanjut.melalui
koneksinya ke dalam otak, hiptalamus menerima rangsang dari talamus dan
melalui sistem saraf autonomn, mengubah aktivasi paru (paling baik terlihat pada
anjing yang terengah-engah bila panas), sekresi keringat, aktivasi kelenjar dan
otot.
SISTEM ENDOKRIN
Menggigil,
Berkurangnya darah yang melalui kulit, berkurangnya panas yang hilang, berkurangnya
keringat yang dihasilakan, meningkatnya sekresi adrenalin dan tiroksin.
Gambaran klinis
Demam merupakan akibat kegagalan mekanisme pengaturan suhu yang normal, mungkin
akibat pengaruh antigen dari leukosi pada mekanisme tersebut.
“hipertermia (panas berlebihan) terjadi bila suhu udara lebih besar dari pada suhu kulit
dan bila terjadi kegagalan total mekanisme pengotrol panas. Heat stroke terjadi pada pria
yang bekerja di bawah kondisi yang sangat panas; terjadi hiperpireksi, dehidrasi, dan
kehilangan garam. Hipotermia adalah penurunan suhu yang berlebihan. Hal ini dapat
terjadi bila seseorang terpajan pada suhu yang sangat dingin, pakaian yang tidak adekuat
atau menderita defesiensi sekresi hormon tiroid. Hal ini dapat menyebabkan kematian
pada orang tua yang tinggal sendiri dengan panas dan makanan yang tidak adekuat.
Hipertermia dapat terjadi pada operasi tertentu oleh pendinginan darah atau kulit untuk
mengurangi proses metabolisme hingga minimum.
HIPOTALAMUS
Hipotalamus merupakan bagian kecil dari otak hewan vertebrata; pada manusia beratnya
sekitar empat gram dalam otak yang beratnya rata-rata 1.400 gram (49 ons). [Meskipun
ukurannya yang kecil, hipotalamus memainkan peran penting dalam angka yang luar
biasa dari kegiatan fungsional dan perilaku yang penting untuk kelangsungan hidup
sehari-hari hewan individu (atau orang) dan untuk melanjutkan kelangsungan hidup
spesies tersebut. Perannya keseluruhan adalah untuk mengumpulkan dan
mengintegrasikan berbagai macam informasi dari tubuh dan untuk mengatur saraf dan
endokrin tanggapan yang mempertahankan homeostasis (lingkungan internal yang
konstan). Melaksanakan tugas ini memerlukan koordinasi utama tunggal aktivitas sistem
saraf otonom dan sistem endokrin, dan pada akhirnya mempengaruhi beberapa perilaku
penting.
Dengan demikian metabolisme energi diatur oleh kontrol makan, minum, dan
pencernaan. Suhu tubuh dimonitor dan dijaga pada tingkat yang konstan (37-38 ° C
[98,6-100,4 ° F] pada manusia) oleh interaksi kompleks perilaku dan aktivitas di
beberapa sistem tubuh, dan perilaku reproduksi dikoordinasikan dengan regulasi endokrin
reproduksi organ. Tekanan darah dan komposisi plasma darah diatur oleh mekanisme
hipotalamus.
Lokasi / Anatomi
Hipotalamus adalah tipis (3-4 milimeter [0,118-0,157 inci] ketebalan) piring jaringan
saraf ditemukan di sepanjang kedua sisi ujung depan ventrikel ketiga (salah satu rongga
berisi cairan di dalam otak).
Terkubur di otak, dekat pusat rongga tengkorak, terletak tepat di bawah thalamus (pusat
penghubung untuk jalur sensorik dan motorik di otak). Hal ini hampir sepenuhnya
disembunyikan oleh belahan otak atasnya, meskipun ketika otak dihapus untuk studi,
hipotalamus terlihat di permukaan basal.
Bagian infundibulum, eminensia media, dan terusan hipotalamus diperdarahi oleh arteri
hipofisial superior, cabang dari arteri carotis interna. Aliran darah ini selanjutnya akan
memasuki sistem portal hipotalamus-hipofisis yang memperdarahi hipofisis bagian
anterior. Aliran darah arteri ke hipotalamus selanjutnya dialirkann ke vena-vena kecil
yang bermuara ke vena cerebral anterior, vena basalis, atau vena cerebral basalis.
Hipofisis
Hipofisis atau kelenjar pituitari berukuran kira kira 1×1 cm, tebalnya sekitar 1/2 cm, dan
beratnya sekitar 1/2 gr pada pria, dan sedikit lebih besar pada wanita. Kelenjar ini terletak
di dalam lekukan tulang sphenoid yang disebut sella tursika, dibelakang kiasma optikum.
Hipofisis memiliki dua subdivisi, (1) adenohipofisis, pada bagian anterior, hasil
perkembangan dari evaginasi ektoderm dorsal atap faring embrionik (stomodeum), dan
(2) neurohipofisis, hasil perluasan diensefalon. Selanjutnya adenohipofisis dan
neurohipofisis menempel membentuk kelenjar tunggal. Secara topografis, kelenjar ini
merupakan salah satu yang paling dilindungi dan tidak terjangkau dalam tubuh. Hipofisis
dilapisi duramater dan dikelilingi oleh tulang kecuali pada bagian infundibulum
berhubungan dengan hipotalamus.
Hipofisis mendapat perdarahan dari arteri karotis interna. Arteri hipofisial superior
memperdarahi pars tuberalis, infundibulum, dan membentuk sistem pleksus kapiler
primer pada bagian eminensia media. Arteri hipofisial inferior terutama memperdarahi
lobus posterior walau memberi sedikit cabang ke lobus anterior. Aliran darah dari arteri
hipofisial lalu akan membentuk pleksus kapiler sekunder pada pars distalis dan berlanjut
ke vena portal hipofisial.
Kelenjar adrenal terletak retroperitoneal, dibungkus kapsul jaringan ikat dengan banyak
jaringan adiposa. Kapsul jaringan ikat tersebut membentuk septa ke arah parenkim yang
masuk bersama pembuluh darah dan saraf.
Kelenjar suprarenal merupakan salah satu organ yang paling kaya vaskularisasi. tiap
kelenjar mendapat perdarahan dari tiga arteri yang berbeda: (1) arteri phrenic inferior
yang akan membentuk arteri suprarenal superior, (2) aorta yang akan membentuk arteri
suprarenal medial, dan (3) arteri renalis yang akan membentuk arteri suprarenal inferior.
Cabang-cabang ketiga arteri tersebut membentuk pleksus subcapsular. Dari pleksus
tersebut muncul arteri kortikal pendek, selanjutnya membentuk sinusoid berpori, dan
bermuara ke pleksus vena suprarenal di medula. selanjutnya vena suprarenal kiri
bermuara ke vena renal kiri dan vena suprarenal kanan bermuara ke vena cava inferior.
selain arteri kortikal pendek, dari pleksus subcapsular, juga muncul arteri kortikal
panjang yang tidak bercabang. menembus korteks sampai medulla.
D. KLASIFIKASI
E. BATASAN KARAKTERISTIK
a. Akrosianosis
b. Bradikardia
d. Hipertensi
e. Hipoglikemia
f. Hipoksia
g. Kulit dingin
h. Menggigil
m. Penurunan ventilasi
n. Piloereksi
o. Takikardia
p. Vasokontriksi perifer
F. PATOFISIOLOGI
Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah Hipothalamus, Hipothalamus ini dikenal
sebagai thermostat yang berada dibawah otak. Hipotalamus bertugas mempertahankan
suhu tubuh agar senantiasa konstan, berkisar pada suhu 37°C. Itu sebabnya, di mana pun
manusia berada, di kutub atau di padang pasir, suhu tubuh harus selalu diupayakan stabil,
sehingga manusia disebut sebagai makhluk yang mampu beradaptasi. Termostat
hipotalamus bekerja berdasarkan asupan dari ujung saraf dan suhu darah yang beredar di
tubuh. Di udara dingin hipotalamus akan membuat program agar tubuh tidak kedinginan,
dengan menaikkan set point alias menaikkan suhu tubuh. Caranya dengan mengerutkan
pembuluh darah, badan menggigil dan tampak pucat
Jika terjadi penurunan suhu tubuh inti, maka akan terjadi mekanisme homeostasis yang
membantu memproduksi panas melalui mekanisme feed back negatif untuk dapat
meningkatkan suhu tubuh ke arah normal (Tortora, 2000). Thermoreseptor di kulit dan
hipotalamus mengirimkan impuls syaraf ke area preoptic dan pusat peningkata panas di
hipotalamus, serta sel neurosekretory hipotalamus yang menghasilkan hormon TRH
(Thyrotropin releasing hormon) sebagai tanggapan.hipotalamus menyalurkan impuls
syaraf dan mensekresi TRH, yang sebaliknya merangsang Thyrotroph di kelenjar
pituitary anterior untuk melepaskan TSH (Thyroid stimulating hormon). Impuls syaraf
dihipotalamus dan TSH kemudian mengaktifkan beberapa organ efektor. Berbagai organ
efektor akan berupaya untuk meningkatkan suhu tubuh untuk mencapai nilai normal,
diantaranya adalah :
Impuls syaraf dari pusat peningkatan panas merangsang syaraf sipatis yang menyebabkan
pembuluh darah kulit akan mengalami vasokonstriksi. Vasokonstriksi menurunkan aliran
darah hangat, sehingga perpindahan panas dari organ internal ke kulit. Melambatnya
kecepatan hilangnya panas menyebabkan temperatur tubuh internal meningkatkan reaksi
metabolic melanjutkan untuk produksi panas.
Pusat peningkatan panas merangsang bagian otak yang meningkatkan tonus otot dan
memproduksi panas. Tonus otot meningkat, dan terjadi siklus yang berulang-ulang yang
disebut menggigil. Selama menggigil maksimum, produksi panas tubuh dapat meningkat
4x dari basal rate hanya dalam waktu beberapa menit
Kelenjar tiroid memberikan reaksi terhadap TSH dengan melepaskan lebih hormon tiroid
kedalam darah. Peningkatan kadar hormon tiroid secara perlahan-lahan meningkatkan
metabolisme rate, dan peningkatan suhu tubuh.
PHATWAYS HIPOTERMI
G. KOMPLIKASI
a. Disaritmia
Fibrilasi ventrikel kejadian umum pada suhu 28 ̊ - 30 ̊ C (82 ̊ - 86 ̊ F), dan sebagai
dampaknya pasien biasanya pasien dipertahankan pada keadaan hipotermia
dengan suhu 32 ̊ (89,6 ̊ F) sehingga masalah-masalah jantung dapat dihindari.
Defribrilasi pasien dengan suhu dibawah 28 ̊ - 30 ̊ C biasanya akan mengalami
kegagalan. Beberapa pasien yang mengalami disaritmia, hipotermia, secara
otomatis akan kembali pada irama sinus dengan suhu inti diatas 30 ̊ .
c. Nekrosis Lemak
Masalah potensial lain selama hipotermia adalah nekrosis lemak. Ini adalah
sebagai akibat dari pendinginan yang lama dan penurunan sirkulasi, yang
memungkinkan terbentuknya kristal-kristal pada elemen-elemen pada sel-sel,
mengarah pada nekrosis dan kematian sel. Tindakan keperawatan yang dapat
mengurangi nekrosis lemak meliputi mengubah posisi pasien secara teratur,
melakukan mesase kulit untuk meningkatkan sirkulasi dan menghindari
pemasangan pendinginan dalam waktu yang lama.
Penanganan dan hasil dari hipotermia dipengaruhi oleh lama dan jenis pemajanan, status
nutrisi, infeksi, cidera, usia, status kesehatan dan pengobatan atau ingesti intoksitan.
a. Fase Pendinginan
Untuk pasien yang sadar, penurunan suhu tubuh merupakan pengalaman yang
paling tidak menyenangkan. Penjelasan yang adekuat dan dukungan untuk pasien
dan keluarga merupakan bagian integral dari asuhan keperawatan.
Pada pasien gemuk, derajat penurunan suhu yang lebih tinggi mungkin dialami
setelah pelepasan selimut pendingin. Untuk alasan ini, device pendinginan harus
dimatikan sebelum tingkat hipotermia yang diinginkan benar-benar dicapai. Suhu
tubuh harus dipantau dengan ketat untuk menentukan apakah kecenderungnnya
tetap menurun atau apakah terjadi peningkatan suhu, sehingga membutuhkan
selimut pendingin kembali.
Karena suhu kandung kemih dipengaruhi oleh haluaran urin, maka dianjurkan
bahwa haluaran urine harus dicatat bila meggunakan kateter termistor kandung
kemih untuk pemantauan suhu. Karena suhu arteri pulmonal dipengaruhi oleh gas
inspirasi, maka notasi gas-gas yang diinspirasi sangat dianjurkan.
Perawatan kulit menjadi sangat penting karena adanya dingin dan efek
sirkulasiya. Praktisi akan mengubah posisi pasien untuk menyingkirkan titik
tekanan, berhati-hati saat memindahkan selimut sehingga kontak dengan pasien
dengan device pendingin tetap terjaga.
Untuk pasien neurologi yang sudah mengalami depresi sensorium, tindakan lain
untuk mengevaluasi perubahan tingkat respons pasien harus dilakukan seperti,
pengkajian gerakan yang bermaksud atau gerakan tidak bermaksud dalam
berespon terhadap stimuli dan tingkat stimuli nyeri untuk mendapatkan respos
tersebut.
b. Fase Hipotermia
Selama fase penghatan kembai, pasien harus dipantau dengan ketat terhadap
indikasi perlunya pendinginan kembali. Dengan status normotermik pasien yang
digunakan sebagai dasar, indikasi ini termasuk penurunan sensorium, peningkatan
nadi dan pernafasan lebih tinggi dari yang normalnya diharapkan pada proses
penghangatan dan penurunan tekanan darah.hal lain yang juga perlu dipantau
adalah efek kumulatif obat-obat yang telah diberikan sebelumnya.
J. NOC NIC
DAFTAR PUSTAKA
Gibson,Jhon. 2002. Fisiologi dan Anataomi Modern Untuk Perawat. Jakarta: EGC