Вы находитесь на странице: 1из 6

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP

KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA


(Studi pada Siswa Kelas VIII SMPN 3 Batanghari Tahun Pelajaran 2012/2013)

Amalia Zulvia Widyaningrum1, Gimin Suyadi2, Nurhanurawati3

Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

Abstract
This quasi-experimental study aimed to determine the influence of contextual approach toward
student’s mathematical conceptual understanding. Design used in this study was a posttest only
control design.The population in this study are all students in 8th Grade of SMPN 3 Batanghari
in the academic year 2012/2013 that having low mathematical conceptual understanding. The
sample are class VIII.2 and VIII.5 choosed by using purposive random sampling. Data
techniques collection uses mathematical conceptual understanding test. Based on the result of
hipotesis test, the average of student’s mathematical conceptual understanding at class using
contextual approach is more than that of using conventional learning in the significant level
5%. So, it was concluded that the contextual approach there influences mathematical
conceptual understanding of student.

Keywords: contextual approach, mathematical conceptual understanding.

PENDAHULUAN bahwa kegiatan akan menjadi lebih


Pendidikan pada dasarnya merupa- bermakna bila siswa berhubungan dengan
kan suatu upaya memberikan pengetahuan, kebutuh-annya yang berkaitan dengan
wawasan, keterampilan, dan keahlian pengalamannya, minat, dan masa
tertentu kepada individu guna mengem- depannya.
bangkan bakat serta kepribadian mereka. Permendiknas No. 22 Tahun 2006
Dengan pendidikan, kualitas sumber daya tentang Standar Isi Tingkat Satuan
manusia dapat ditingkatkan sehingga dapat Pendidikan pasal 1 ayat 1 menyatakan
terwujud masyarakat yang berkualitas, bahwa matematika adalah salah satu mata
maju, dan sejahtera. Oleh karena itu, pelajaran pokok, karena dengan
masalah pendidikan perlu mendapat mempelajari matematika siswa dapat
perhatian dan penanganan yang baik memiliki pola pikir yang sistematis dan
menyangkut berbagai masalah yang rasional serta ketajaman penalaran
berkaitan dengan kuantitas, kualitas, dan sehingga matematika dapat digunakan
relevansinya. secara fungsional dalam kehidupan sehari-
Pendidikan merupakan proses hari. Dalam peraturan ini juga menyatakan
interaksi antarindividu dengan tujuan pendidikan matematika pada
lingkungannya yang mengakibatkan pendidikan menengah adalah agar peserta
terjadinya perubahan tingkah laku pada didik memahami konsep matematika,
individu yang bersangkutan sesuai dengan mampu menjelaskan keterkaitan antar
tujuan yang akan dicapai. Interaksi konsep dan mengaplikasikan konsep atau
individu yang dilaksanakan disekolah algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan
berpusat pada kegiatan pembelajaran di tepat dalam pemecahan masalah. Apabila
kelas. Kegiatan pembelajaran akan lebih siswa dapat memahami konsep-konsep
bermakna bila dalam pembelajaran dengan baik, maka salah satu tujuan
kebutuhan dan pengalaman siswa juga pendidikan matematika dapat tercapai.
diperhatikan. Hal ini sesuai dengan Dari tujuan tersebut, dapat kita ketahui
pendapat Djamarah dan Aswan (2002:80) bahwa pemahaman terhadap suatu konsep

68
69 Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 2, Nomor 2, Mei 2013

matematis merupakan hal yang sangat pada akhirnya akan menimbulkan anxiety
penting. (kecemasan) belajar matematika.
Menurut hasil penelitian Trendsin Salah satu pendekatan
International Mathematics and Science pembelajaran yang dapat membuat siswa
Study (TIMSS, 2011) menunjukkan bahwa aktif dalam pembelajaran adalah
peringkat matematika siswa Indonesia pendekatan kontekstual. Pendekatan
berada di deretan 36 dari 49. Hal ini kontekstual merupakan konsep belajar
menunjukkan bahwa siswa di Indonesia yang membantu guru mengaitkan antara
masih belum memiliki kompetensi materi yang diajarkan dengan situasi dunia
matematika yang seharusnya tercapai. nyata siswa dan mendorong siswa
Kemungkinan besar hal ini disebabkan membuat hubungan antara pengetahuan
oleh pemahaman konsep matematis siswa yang dimilikinya dengan penerapannya
yang rendah. dalam kehidupan mereka sebagai anggota
Rendahnya pemahaman konsep keluarga dan masyarakat. Dengan begitu,
matematis siswa salah satunya karena pembelajaran matematika menjadi lebih
matematika dipandang sebagai mata bermakna karena siswa mengalami sendiri
pelajaran yang sulit. Kesulitan siswa dalam apa yang dipelajarinya.
pelajaran matematika disebabkan pembel- Pembelajaran dengan pende-katan
ajaran matematika yang kurang bermakna. kontekstual menekankan pada siswa untuk
Pembelajaran menjadi tidak bermakna dapat mengonstruksi pengetahuannya
karena siswa hanya mendengarkan guru sendiri sesuai dengan pengetahuan yang
dan tidak ikut aktif dalam pembelajaran. telah dimilikinya. Siswa dituntut untuk
Dengan kata lain, pembelajaran hanya berperan aktif dan menjadi pusat
berpusat pada guru. Pembelajaran yang pembelajaran. Pembelajaran dengan
hanya berpusat pada guru seharusnya pendekatan kontekstual mampu
diubah menjadi pembelajaran yang menghadirkan kreativitas siswa dalam
berpusat pada siswa yang berarti bahwa mengonstruksi pengetahuan yang akan
siswa menjadi lebih partisipatif dalam diperolehnya.
pembelajaran. Pembelajaran yang Dalam hal belajarmatematika pada
diharapkan adalah adanya interaksi dasarnya merupakan belajar konsep.
edukatif antara siswa dan guru. Selama ini siswa cenderung menghafal
Kesulitan lainnya dalam konsep-konsep mate-matika tanpa
pembelajaran matematika juga karena memahami maksud dan isinya. Dengan
objek kajian matematika yang abstrak. demikian pembel-ajaran matematika di
Pembelajaran matematika sebaiknya sekolah merupakan masalah. Jika konsep
dimulai dari hal yang bersifat konkret dasar diterima siswa secara salah, maka
(nyata) ke abstrak (tidak nyata). sangat sukar untuk memperbaiki kembali,
Pembelajaran mate-matika dapat dimulai terutama jika sudah diterapkan dalam
dengan hal-hal yang bersifat konkret, yaitu menyelesaikan soal-soal matematika. Oleh
permasalahan matematika yang ada di karena itu, yang penting adalah bagaimana
kehidupan sehari-hari siswa. Sehingga siswa memahami konsep-konsep
siswa akan lebih mudah mengonstruksi matematika secara bulat dan utuh,
dan memahami materi yang diberikan. sehingga jika diterapkan dalam
Menurut Newstead dalam Sutiarso dan menyelesaikan soal-soal matematika siswa
Nurhanurawati (2008), pendekatan tidak mengalami kesulitan.
pengajaran guru sangat menentukan SMP Negeri 3 Batanghari
keberhasilan pengajaran matematika di merupakan salah satu sekolah yang
kelas. Bila guru yang tidak mampu mempunyai masalah rendahnya pemaham-
menampilkan pengajaran matematika an konsep matematis siswa, khususnya
dengan menarik akan membosankan siswa, pada kelas VIII. Hal ini ditunjukkan dari
Amalia, Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Terhadap Pemahaman Konsep 70

rendahnya rata-rata nilai Ulangan Semester diasumsikan dapat mempengaruhi


Ganjil, yaitu hanya sekitar 30% siswa pemahaman konsep matematis siswa,
yang tuntas belajar (mendapat nilai lebih karena pendekatan kontekstual dapat
besar atau sama dengan 67). menciptakan situasi dan kondisi belajar
Guru di SMP Negeri 3 Batanghari yang dapat melatih siswa menemukan dan
masih menjadi pusat pembelajaran, artinya memahami konsep matematis.
pembelajaran masih didominasi oleh guru. Oleh karena itu, perlu diadakan
Sedangkan kegiatan siswa yaitu menyimak penelitian untuk mengetahui
dan mencatat, kemudian siswa pengaruhpendekatan kontekstual terhadap
mengerjakan tugas yang diberikan guru. pemahaman konsep matematis siswa kelas
Setelah siswa selesai mengerjakan tugas, VIII semester genap SMP Negeri 3
guru membahas jawabannya dan diakhir Batanghari Tahun Pelajaran 2012/2013.
pembelajaran guru memberikan pekerjaan Rumusan masalah dalam penelitian
rumah kepada siswa sehingga membuat ini adalah: “Apakah pembelajaran
siswa-siswa kurang menyerap pelajaran matematika dengan pendekatan
yang disampaikan oleh guru dan kontekstual berpengaruh positif terhadap
pemahaman konsep siswa menjadi rendah. pemahaman konsep matematis siswa?”.
Salah satu cara meningkatkan pemahaman Berdasarkan rumusan masalah di atas,
konsep matematis siswa yaitu dengan tujuan penelitian ini adalah untuk
mengubah cara guru menyampaikan mengetahui pengaruh pendekatan
pelajaran matematika di kelas dari yang kontestual terhadap kemampuan
berpusat pada guru (teacher centered) pemahaman konsep matematis siswa kelas
menjadi berpusat kepada siswa (student VIII SMP Negeri 3 Batanghari tahun
centered) agar siswa dapat aktif dalam pelajaran 2012/2013.
proses pembelajaran sehingga siswa dapat
memahami konsep dengan lebih baik. METODE PENELITIAN
Pembelajaran matematika dengan Populasi dalam penelitian ini
pendekatan kontekstual dapat membuat adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 3
siswa berperan aktif dalam pembelajaran, Batanghari dengan banyak siswa 136 yang
sehingga pemahaman siswa terhadap terdistribusi dalam lima kelas. Sampel
suatu konsep materi pelajaran dapat diambil dua kelas dari lima kelas dengan
meningkat. Hal ini dapat terwujud karena atau melalui teknik purposive random
dalam pembelajaran dengan pendekatan sampling. Kelas yang terpilih sebagai
kontekstual mengajak siswa untuk sampel yaitu VIII2 dan VIII5.Setelah itu
mengaitkan materi pelajaran dengan ditentukan kelas VIII5 sebagai kelas
kehidupan sehari-hari siswa. Kemudian eksperimen dan kelas VIII2 sebagai kelas
pembelajaran matematika dengan kontrol. Pada kelas eksperimen
berkelompok membuat siswa dapat menggunakan pende-katan kontekstual dan
berkomunikasi secara aktif, baik dengan kelas kontrol menggunakan pembelajaran
guru maupun dengan siswa yang lain konvensional.
dalam proses pembelajaran. Siswa juga Jenis penelitian ini meru-pakan
diberi kesempatan untuk bertanya quasi eksperimen. Desain yang digunakan
meskipun dalam waktu yang sedikit. Pada adalah posttest only control design.
beberapa kesempatan, siswa ditugaskan Instrumen yang digunakan untuk
untuk menyelesaikan soal dalam suatu pengambilan data adalah tes. Menurut Tim
kelompok diskusi. Dengan kegiatan seperti PPPG Tahun 2005 dalam Dafril (2011:
ini, siswa dapat bekerja sama dengan siswa 795),untuk mengukur kemampuan
lain dalam kelompoknya. pemahaman konsepmatematis mengacu
Berdasarkan penjelasan di atas pada indikator pemahaman konsep
penerapan pendekatan kontekstual matematis yaitu menyatakan ulang sebuah
71 Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 2, Nomor 2, Mei 2013

konsep, mengklasifikasi obyek-obyek diperoleh, diketahui bahwa rata-rata nilai


menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan tes pada kelas eksperimen lebih dari kelas
konsepnya), memberi contoh dan non- kontrol, yaitu dengan nilai rata-rata 63,53
contoh dari konsep, menyajikankonsep pada kelas kontrol dan 48,92 pada kelas
dalam berbagai bentuk representasi eksperimen.
matematis, mengembangkan syarat perlu Pada kelas eksperimen kontrol
atau syarat cukup suatu konsep, diperoleh bahwa X2hitung > X2tabel, maka
menggunakan, memanfaatkan, dan kedua data berasal dari populasi yang
memilih prosedur atau operasi tertentu, dan berdistribusi normal.
mengaplikasikan konsep. Dari hasil perhitungan homogenitas
Dalam penelitian ini soal tes dikon- kedua kelas, diperoleh Fhitung > Ftabel
sultasikan kepada guru mata pelajaran sehingga diperoleh bahwa data berasal dari
matematika kelas VIII untuk mengetahui populasi yang homogen.
validitas isi instrumen tes ini. Dengan Berdasarkan hasil per-hitungan
asumsi bahwa guru mata pelajaran normalitas dan homogenitas yang telah
matematika kelas VIII SMPN 3 Batanghari dilakukan diperoleh bahwa data
mengetahui kurikulum dan materiyang berdistribusi normal dan homogen,
diajarkan, maka validitas instrumen tes ini sehingga uji hipotesis yang digunakan
didasarkan pada penilaian guru mata adalah uji-t.
pelajaran matematika.Sudijono (2008: 207) Hasil perhitungan uji hipotesis
berpendapat bahwa suatu instrumen tes diperoleh thitung > ttabel maka terima H1 dan
dikatakan ajeg apabila memiliki nilai diperoleh rata-rata pemahaman konsep
reliabilitas 0,70, karena realibilitas matematis siswa dengan menggunakan
instrumen dalam penelitian ini 0,70 pembelajaran dengan pendekatan
yaitu 0,88 maka tes ini dinyatakan ajeg. kontekstual lebih dari rata-rata pemahaman
Sedangkan berdasarkan uji yang yang telah konsep matematis siswa dengan
dilakukan, daya beda pada butir soal ini pembelajaran konvensional. Hal ini dapat
memiliki nilai ≥ 0,30 dengan interpretasi disimpulkan bahwa penerapan pendekatan
baik dan untuk tingkat kesukarannya kontekstual berpengaruh terhadap
memiliki nilai 0,30 ≤ TK ≤ 0,70 dengan pemahaman konsep matematis siswakelas
interpretasi sedang, sehingga soal tes VIII SMP Negeri 3 Batanghari.
dinyatakan sudah memenuhi kriteria maka Berdasarkan data hasil penelitian
instrumen tes pemahaman konsep mate- menunjukkan bahwa rata-rata skor
matis tersebut sudah layak digunakan pemahaman konsep matematis siswa pada
untuk mengumpulkan data. kelas yang menggunakan pendekatan
Data skor posttest kelas kontekstual yaitu 16,52 dengan skor
eksperimen dan kelas kontrol dianalisis maksimum 25 dan skor minimum 8.
menggunakan uji kesamaan dua rata-rata. Sedangkan pada kelas kontrol yang
Sebelum melakukan analisis uji kesamaan menggunakan pem-belajaran konvensional
dua rata-rata perlu dilakukan uji prasyarat, diperoleh skor rata-rata 12,72 dari skor
yaitu uji normalitas dan homogenitas data. maksimum 23 dan skor minimum
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji 5.Berdasarkan hasil analisis data yang
homogenitas, diperoleh bahwa sampel telah dilakukan melalui uji-t, diketahui
berasal dari populasi yang berdistribusi bahwa rata-rata pema-haman konsep
normal dan homogen sehingga uji matematis siswa pada kelas yang
hipotesis yang digunakan adalah uji-t. menggunakan pendekatan kontekstual
lebih baik daripada rata-rata pemahaman
konsep matematis pada kelas konvensional
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data pemahaman pada taraf nyata 5%. Dengan demikian
konsep matematis siswa yang telah dapat disimpulkan bahwa pemahaman
Amalia, Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Terhadap Pemahaman Konsep 72

konsep matematis siswa pada ceramah guru. Selain itu tidak semua guru
pembelajaran yang menggunakan pandai melaksanakan ceramah sehingga
pendekatan kontekstual lebih baik daripada tujuan pelajaran tidak dapat tercapai dan
pembelajaran konvensional. dapat menimbulkan rasa bosan sehingga
Berdasarkan penjelasan di atas, materi sulit diterima.
dengan menerapkan pendekatan Pada pencapaian indikator
kontekstual dapat membantu siswa pemahaman konsep matematis siswa, rata-
memahami konsep lebih baik.Hal ini rata pemahaman konsep matematis siswa
disebabkan pendekatan kontekstual secara keseluruhan pada kelas yang
melibatkan siswa secara aktif untuk lebih menggunakan pendekatan kontekstual
antusias dalam belajar dengan memberikan lebih dari kelas yang menggunakan
soal-soal yang ber-hubungan dengan pembelajaran konvensional yaitu 64,04%
kehidupan nyata siswa. Siswa ikut terlibat pada pendekatan kontekstual dan 40,76%
langsung dalam pembelajaran dengan pada pembelajaran konvensional. Dari
melakukan diskusi dengan kelompoknya. rata-rata di atas terlihat bahwa rata-rata
Kegiatan ini membuat siswa tidak mudah pemahaman konsep matematis siswa
bosan karena siswa terlibat aktif dalam dengan pendekatan kontekstual sudah
pembelajaran. Menurut Atit, pembelajaran cukup baik dibandingkan dengan pema-
dengan pendekatan kontekstual mengajak haman konsep matematis siswa dengan
siswa belajar dengan mengalami sendiri, pembelajaran konvensional. Namun bila
mengkonstruksi pengetahuan, kemudian dilihat dari pen-capaiannya, meskipun
memberi makna pada pengetahuan itu. pendekatan kontekstual memberikan hasil
Guru memulai pembelajaran dengan pemahaman konsep siswa lebih baik dari
mengaitkan dengan dunia nyata yaitu pada pembelajaran kon-vensional, terlihat
diawali dengan bercerita atau tanya-jawab bahwa hasil yang diperoleh belum optimal.
lisan tentang kondisi aktual dalam Hal ini mungkin disebabkan masih di-
kehidupan siswa (daily life), kemudian temukan kelemahan-kelemahan da-lam
diarahkan melalui modeling agar siswa penelitian ini.
termotivasi, questioning agar siswa Pada penerapan pembelajaran
berfikir, constructivism agar siswa pendekatan kontekstual pada kelas VIII.5,
membangun pengertian, inquiry agar masih memiliki kendala-kendala misalnya
siswa bisa menemukan konsep dengan pembelajaran menjadi kurang efektif
bimbingan guru, learning community agar karena ada beberapa siswa yang tidak ikut
siswa bisa berbagi pengetahuan dan aktif berdiskusi. Hanya beberapa siswa
pengalaman serta terbiasa berkolaborasi, dalam kelompok yang fokus dan benar-
reflection agar siswa bisa mereview benar mengamati apa yang ada di lembar
kembali pengalaman belajarnya, serta kerja. Selain itu, muncul beberapa kegiatan
authentic assessment agar penilaian yang yang tidak relevan dengan pembelajaran,
diberikan menjadi sangat objektif. seperti beberapa siswa terlihat mengobrol,
Sedangkan pada pembe-lajaran memainkan benda-benda di sekitarnya
konvensional yang proses ataupun malas-malasan. Akibatnya diskusi
pembelajarannya berpusat pada guru ini membutuhkan waktu yang lama. Hal ini
mengakibatkan pemahaman konsep karena pada saat pembentukan kelompok,
menjadi rendah karena tidak semua siswa guru tidak secara selektif membentuk
memiliki daya tangkap yang baik, sehingga kelompok. Dengan demikian, ada
akan menimbulkan verbalisme yang kemungkinan bahwa dengan pembentukan
mengakibatkan siswa agak sulit mencerna kelompok yang lebih selektif dapat
atau menganalisis materi yang terbentuk kelompok yang sesuai dan hasil
diceramahkan bersama-sama dengan pemahaman konsep yang diperoleh dapat
kegiatan mendengarkan penjelasan atau lebih optimal.
73 Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 2, Nomor 2, Mei 2013

Berdasarkan penelitian yang telah Suryati, Atit. 2007. Implementasi


dilakukan, untuk mendapatkan hasil yang Pendekatan Kontekstual untuk
optimal dari penerapan penekatan Meningkatkan Kemampuan
kontekstual yaitu diperlukan interaksi antar Kreativitas Siswa. Jurnal FKIP.
siswa dalam kelompok, pembentukan Bandung: Unla
masyarakat belajar yang selektif agar Sutiarso, Sugeng. & Nurhanurawati. 2008.
diskusi kelompok dapat berjalan dengan Mengatasi Kecemasan (Anxiety)
baik. Selain itu juga, pada penerapan dalam Pembelajaran Matematika.
pendekatan kontekstual ini, kemampuan [Online]. Jurnal PMIPA, Volume 9,
dalam mengelola kelas dan waktu No. 5. Tersedia:
diperlukan karena merupakan bagian http://www.jurnalpmipa.blogspot.com
penting dalam pembelajaran karena . [28 Februari 2013].
pengelolaan kelas yang efektif dan waktu Balitbang. 2011. Survey International
yang cukup dapat mengoptimalkan TIMSS. [Online]. Tersedia:
komponen-komponen dalam pendekatan http://litbang.kemdikbud.go.id/detail.p
kontekstual agar memperoleh pemahaman hp?id=214. [3 Oktober 2012].
konsep matematis yang diharapkan. Selain
itu, kemampuan guru untuk memotivasi
dan memberikan penguatan kepada siswa
diperlukan agar mereka semangat dan
anantusias dalam belajar pada proses
pembelajaran di kelas maupun proses
pembelajaran di luar kelas.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pene-litian dan
pembahasan diperoleh kesim-pulan bahwa
pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual berpengaruh terhadap pema-
haman konsep matematis siswa kelas VIII
SMPN 3 Batanghari. Hal ini terlihat dari
pemahaman konsep matematis siswa yang
pembelajarannya mengg-unakan pendekat-
an kontekstual lebih baik dibandingkan
dengan pema-haman konsep matematis
siswa yang pembelajarannya menggunakan
pem-belajaran konvensional.

DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik
Indonesia tentang Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Djamarah, Saiful Bahri.&Aswan Zain.
2002. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Raja Grafindo Persada:
Jakarta.

Вам также может понравиться