Вы находитесь на странице: 1из 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu ciri mahluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Kedua
aktifitas kehidupan ini tidak dapat dipisahkan karena prosesnya berjalan
bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai pertambahan ukuran atau volume
serta jumlah sel secara irreversibel. Irreversibel maksudnya tidak dapat
kembali pada keadaan awal. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju
kedewasaan. Pertumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa
tahapan,yaitu perkecambahan yang diikuti dengan pertumbuhan primer dan
pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan dan perkembangan pada pertumbuhan
biji dimulai dengan perkecambahan. Perkecambahan adalah munculnya
plantula (tanaman kecil dari biji). Embrio yang merupakan calon individu
baru terdapat di dalam biji. Jika suatu biji tanaman ditempatkan pada
lingkungan yang menunjang dan memadai, biji tersebut akan berkecambah.
Benih sering disama artikan dengan biji, namun terdapat perbedaan
yang mendasar antara kedua istilah tersebut, yakni fungsinya. Benih berfungsi
sebagai alat perbanyakan generatif, sedangkan biji berfungsi sebagai bahan
makanan. Benih adalah suatu bagian dari tanaman yang merupakan cikal
bakal suatu tumbuhan baru yang memiliki ciri atau sifat seperti induknya.
Benih memiliki beragam jenis, baik bentuk, ukuran, maupun struktur
bagiannya. Benih seharusnya memilki kualitas yang baik agar tanaman baru
yang didapat merupakan tanaman yang sehat.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.12 tahun 1992
tentang Sistem Budidaya Pertanian Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 4
disebutkan bahwa benih tanaman yang selanjutnya disebut benih, adalah
tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau
mengembangbiakkan tanaman. (Sutopo,2004)
Untuk dapat memanfaatkan benih dengan baik kita perlu memiliki
pengetahuan dan pemahaman tentang benih itu sendiri. Bagaimana struktur

1
dan komponen komponen yang terkandung di dalam benih.Selain itu juga
perlu diketahui bagaimana proses perkecambahannya sehingga dalam
pengaplikasian pemanfaatan kita bisa melakukan proses dengan benar dan
tentunya memenuhi harapan untuk dapat menghasilkan produk yang bermutu
baik.

B. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk dapat memahami
fisiologi dari sebuah biji.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Biji dan Benih


Biji (bahasa Latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan
berbunga yang telah masak. Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah, pada
Angiospermae atau Magnoliophyta) atau tidak (pada Gymnospermae). Dari
sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang
termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai
untuk pertumbuhan. Secara biologis biji difungsikan khusus sebagai alat
perbanyakan tanaman atau penyebaran jenis. Biji, benih dan bibit merupakan
istilah yang hampir sama sehingga sering rancu dalam penggunaannya.
Menurut Wirawan dan Wahyuni (2012) menyajikan pengertian sebagai
berikut.
1. Biji merupakan alat perkembangbiakan utama karena mengandung calon
tumbuhan baru atau lembaga.
2. Biji merupakan salah satu bagian tanaman yang berfungsi sebagai unit
penyebaran (dispersal unit) perbanyakan tanaman secara alamiah.
3. Benih merupakan biji tanaman yang telah mengalami perlakuan
sehingga dapat dijadikan sarana dalam memperbanyak tanaman.
Dalam Al-qur’an Allah telah menjelaskan tentang perkembangan biji
(buah) dan proses dalam pematangan buah, yaitu firman Allah dalam surat
Al-an’am ayat 99:

Artinya: Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami
tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka
Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang
menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir
yang banyak dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai

3
yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan
pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa.
Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan
(perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang
yang beriman.

B. Bagian-Bagian Biji
1. Kulit Biji (Testa)
Kulit biji terletak paling luar, testa berasal dari intergumen ovule yang
mengalami modifikasi selama pembentukan biji berlangsung. Lapisan
testa terdiri dari :
Sarkotesta : Lapisan terluar
Sklerotesta : Lapisan bagian tengah, tebal dan keras
Endotesta : Lapisan terdalam, selaput tipis & berdaging
Ada bagian-bagian yang sering menyertai permukaan biji, yang
pada masing-masing biji mempunyai bagian yang berbeda. Bagian-bagian
itu adalah:

a. Sayap (Ala)
Sayap Merupakan pelebaran dari kulit luar sehingga
membentuk sayap. Ala (sayap) merupakan alat tambahan biji seperti
sayap atau selaput tipis yang tumbuh di pinggiran biji yang berfungsi
untuk mempermudahkan menyebaran biji oleh angin.
b. Bulu (Coma)

4
Bulu merupakan penonjolan sel-sel kulit luar biji yang berupa
rambut-rambut halus. Salah satu ciri dari bulu yaitu memiki berupa
penjolan sel–sel luar biji yang berupa rambut–rambut halus. Berfungsi
untuk memudahkan penyebarannya oleh angin.
c. Salut Biji (Arillus)
Salut biji (Merupakan pertumbuhan dari tali pusar.
d. Salut Biji Semu (Arillodium)
Salut Biji Semu (Arillodium) Merupakan pertumbuhan di sekitar liang
bakal biji (Microphyle).
e. Pusar Biji (Hilus)
Pusar Biji (Hilus) Merupakan berkas perlekatan dengan tali pusar.
f. Liang Biji (Microphyle)
Liang kecil berkas masuknya buluh serbuk sari kedalam bakal biji
pada peristiwa pembuahan. Tepi liang ini sering tumbuh menjadi
badan berwarna keputih-putihan dan lunak yang disebut karankula.
g. Berkas-Berkas Pembuluh Pengangkutan (Chalaza)
Berkas-Berkas Pembuluh Pengangkutan (Chalaza)Merupakan tempat
pertemuan antara intergumen dengan nukleus.
h. Tulang Biji (Raphe)
Terusan tali pusar pada biji. Biasanya terdapat pada biji yang berasal
dari bakal biji.
2. Cadangan makanan
Cadangan makanan merupakan kandungan yang ada dalam biji,
baik dalam jumlah sedikit maupun banyak. Biji yang sedikit atau bahkan
tidak ada Cadangan makanan disebut biji eskalbumin. Cadangan makanan
berfungsi sebagai jaringan penyimpan. Cadangan makanan memperkuat
daya serap biji akan hara yang diperlukan tumbuhan dalam
perkembangannya. Cadangan makanan bersel kecil berwarna putih agak
kelabu, berdinding tipis, mengandung butir aleuron dan tetes minyak serta
bahan cadangan tersimpan di dalam selnya.

5
Perkembangan cadangan makanan umunya dimulai sebelum
perkembangan embrio. Cadangan makanan berkembang dari pembelahan
mitosis inti endosperm yang dihasilkan dari peleburan salah satu gamet
jantan dengan 2 inti kutub atau dengan inti sekunder. Cadangan makanan
tersebut kaya akan zat–zat makanan, yang disediakan bagi embrio yang
sedang berkembang. Pada sebagian besar monokotil, cadangan makanan
memupuk zat–zat makanan yang digunakan oleh biji setelah
perkecambahan yang biasa disebut dengan endosperm. Pada banyak
dikotil, cadangan makanan diangkut ke Cotyledon (keping biji) sebelum
biji itu menyelesaikan perkembangannya dan sebagai akibatnya biji
dewasa ini tidak mengandung endosperma.
Jaringan cadangan makanan pada biji yang bertumbuh dapat
terjadi dari sel – sel berdinding tipis dengan vakuola besar – besar yang
mengandung substansi cadangan. Cadangan makanan mempunyai 2 tipe
dinding sel, yaitu :
Dinding tipis : cadangan makanannya disimpan didalam selnya
Dinding tebal : cadangan makanannya disimpan didindingnya
3. Embrio
Embrio adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya
gamet jantan dan betina pada suatu proses tumbuhan. Embrio merupakan
sporofit muda, pada beberapa tumbuhan embrionya mempunyai kloroplas
dan berwarna hijau. Embrio dikelilingi oleh kotiledon dan endosperma
yang merupakan persediaan makanan.
Calon tumbuhan baru yang akan tumbuh menjadi tumbuhan baru terdiri
dari:
a. Radikula (akar lembaga atau calon akar)
Dikotil : berkembang menjadi akar tunggang
Monokotil : berkembang menjadi akar serabut
b. Cotyledon (daun lembaga)
Merupakan daun kecil yang terletak di bawah daun pertama kecambah
c. Cauliculus (batang lembaga)

6
Ruas batang di atas daun lembaga (internodium epicotylum)
Ruas batang di bawah daun lembaga (internodium hypocotylum)
C. Fisiologi Proses Perkecambahan Biji
Pertumbuhan awal tumbuhan berbiji dimulai dari biji. Biji
mengandung potensi yang dibutuhkan untuk tumbuh menjadi individu baru,
misalnya embrio, cadangan makanan, dan calon daun (calon akar). Sebutir biji
mengandung satu embrio. Embrio terdiri atas radikula (yang akan tumbuh
menjadi akar) dan plumula (yang akan tumbuh menjadi kecambah). Cadangan
makanan bagi embrio tersimpan dalam kotiledon yang didalamnya terkandung
pati, protein dan beberapa jenis enzim. Kotiledon dikelilingi oleh bahan yang
kuat, disebut testa. Testa berfungsi sebagai pelindung kotiledon untuk
mencegah kerusakan embrio dan masuknya bakteri atau jamur ke dalam biji.
Testa memiliki sebuah lubang kecil, disebut mikropil. Di dekat mikropil
terdapat hilum yang menggabungkan kulit kotiledon. (Bagod Sudjadi, 2006).
Biji memiliki kandungan air yang sangat sedikit. Pada saat biji
terbentuk, air di dalamnya dikeluarkan sehingga biji mengalami dehidrasi.
Akibat ketiadaan air, biji tidak dapat melangsungkan proses metabolism
sehingga menjadi tidak aktif (dorman). Dormansi biji sangat bermanfaat pada
kondisi tidak nyaman (ekstrem; sangat dingin atau kering) karena struktur biji
yang kuat akan melindungi embrio agar tetap bertahan hidup. (Bagod 2006).
1. Pengertian Perkecambahan
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan
komponen-komponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh
secara normal menjadi tumbuhan baru. Komponen biji tersebut adalah
bagian kecambah yang terdapat di dalam biji, misalnya radikula dan
plumula. (Bagod Sudjadi, 2006).
Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan
perkembangan embrio. Hasil perkecambahan ini adalah munculnya
tumbuhan kecil dari dalam biji. Proses perubahan embrio saat
perkecambahan adalah plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang,

7
dan radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar. (Istamar Syamsuri,
2004).
Perkecambahan merupakan sustu proses dimana radikula (akar
embrionik) memanjang ke luar menembus kulit biji. Di balik gejala
morfologi dengan pemunculan radikula tersebut, terjadi proses fisiologi-
biokemis yang kompleks, dikenal sebagai proses perkecambahan
fisiologis. (Salisbury, 1985).

2. Perkembangan Biji Dan Endosperm


Perkecambahan dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a. Perkecambahan Epigeal
Perkecambahan epigeal adalah apabila terjadi pembentangan
ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga
mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat ke atas tanah,
misalnya pada kacang hijau.
b. Perkecambahan Hipogeal
Perkecambahan hipogeal adalah apabila terjadi
pembentangan ruas batang teratas (epikotil) sehingga daun lembaha
ikut tertarik ke atas tanah, tetapi kotiledon tetap di dalam tanah.
Misalnya, pada kacang kapri.
Rangkaian peristiwa selama proses perkecambahan berlangsung, yaitu:
1. Imbibisi
2. Aktivasi Enzim
3. Perombakan simpanan cadangan

8
4. Inisiasi pertumbuhan embrio
5. Pemunculan radikel
6. Pemantapan kecambah
D. Syarat-syarat untuk Perkecambahan
Tempat yang sesuai untuk tumbuh biji benih harus memiliki syarat-syarat
berikut:
1. Mengandung Air, berfungsi untuk melembutkan testa, menjadikan
kotiledon mengembang, media untuk kerja enzim.
2. Suhu di antara 30oC dan 35oC, fungsi membantu kerja enzim.
3. Oksigen untuk pernafasan sel.

E. Faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan


Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain :
a. Tingkat kemasakan benih
Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai
tidak mempunyai viabilitas yang tinggi karena belum memiliki cadangan
makanan yang cukup serta pembentukan embrio belum sempurna (Sutopo,
2002). Pada umumnya sewaktu kadar air biji menurun dengan cepat sekitar 20
persen, maka benih tersebut juga telah mencapai masak fisiologis atau masak
fungsional dan pada saat itu benih mencapat berat kering maksimum, daya
tumbuh maksimum (vigor) dan daya kecambah maksimum (viabilitas) atau
dengan kata lain benih mempunyai mutu tertinggi (Kamil, 1979)
b. Ukuran benih
Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan
yang lebih banyak dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama.
Cadangan makanan yang terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan
sebagai sumber energi bagi embrio pada saat perkecambahan (Sutopo, 2002).
Berat benih berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi karena
berat benih menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat
tanaman pada saat dipanen (Blackman, dalam Sutopo, 2002).
c. Dormansi
Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi
tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum
dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat

9
dikatakan dormansi benih menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat
(viabel) namun gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara
normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan
cahaya yang sesuai (Lambers 1992, Schmidt 2002).
d. Penghambat perkecambahan
Menurut Kuswanto (1996), penghambat perkecambahan benih dapat
berupa kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih,
adanya larutan dengan nilai osmotik yang tinggi serta bahan yang menghambat
lintasan metabolik atau menghambat laju respirasi.
Faktor Luar
Faktor luar utama yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya :
a. Air
air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutama kulit
pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media di sekitarnya,
sedangkan jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis
benihnya, dan tingkat pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu (Sutopo,
2002). Perkembangan benih tidak akan dimulai bila air belum terserap
masuk ke dalam benih hingga 80 sampai 90 persen (Darjadi,1972) dan
umumnya dibutuhkan kadar air benih sekitar 30 sampai 55 persen (Kamil,
1979). Benih mempunyai kemampuan kecambah pada kisaran air tersedia.
Pada kondisi media yang terlalu basah akan dapat menghambat aerasi dan
merangsang timbulnya penyakit serta busuknya benih karena cendawan atau
bakteri (Sutopo, 2002).
Menurut Kamil (1979), kira-kira 70 persen berat protoplasma sel hidup erdiri
dari air dan fungsi air antara lain:
1. Untuk melembabkan kulit biji sehingga menjadi pecah atau robek agar
terjadi pengembangan mbrio dan endosperm. Mberikan asilitas asuknya
oksigen dalam biji
2. Untuk mengencerkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan
berbagai fungsinya.
3. Sebagai alat transport larutan makanan dari endosperm atau kotiledon ke
titik tumbuh, dimana akan terbentuk protoplasma baru.
b. Suhu

10
Suhu optimal adalah yang paling menguntungkan berlangsungnya
perkecambahan benih dimana presentase perkembangan tertinggi dapat
dicapai yaitu pada kisaran suhu antara 26.5 sd 35°C (Sutopo, 2002). Suhu
juga mempengaruhi kecepatan proses permulaan perkecambahan dan
ditentukan oleh berbagai sifat lain yaitu sifat dormansi benih, cahaya dan
zat tumbuh gibberallin.
c. Oksigen
Saat berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan meningkat
disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2,
air dan energi panas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan
menghambat proses perkecambahan benih (Sutopo, 2002). Kebutuhan
oksigen sebanding dengan laju respirasi dan dipengaruhi oleh suhu,
mikro-organisme yang terdapat dalam benih (Kuswanto. 1996). Menurut
Kamil (1979) umumnya benih akan berkecambah dalam udara yang
mengandung 29 persen oksigen dan 0.03 persen CO2. Namun untuk benih
yang dorman, perkecambahannya akan terjadi jika oksigen yang masuk ke
dalam benih ditingkatkan sampai 80 persen, karena biasanya oksigen yang
masuk ke embrio kurang dari 3 persen.
d. Cahaya
Kebutuhan benih akan cahaya untuk perkecambahannya berfariasi
tergantung pada jenis tanaman (Sutopo, 2002). Adapun besar pengaruh
cahanya terhadap perkecambahan tergantung pada intensitas cahaya,
kualitas cahaya, lamanya penyinaran (Kamil, 1979). Menurut Adriance
and Brison dalam Sutopo (2002) pengaruh cahaya terhadap
perkecambahan benih dapat dibagi atas 4 golongan yaitu golongan yang
memerlukan cahaya mutlak, golongan yang memerlukan cahaya untuk
mempercepat perkecambahan, golongan dimana cahaya dapat
menghambat perkecambahan, serta golongan dimana benih dapat
berkecambah baik pada tempat gelap maupun ada cahaya.
e. Medium
Medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik
yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari
organisme penyebab penyakit terutama cendawan (Sutopo, 2002).

11
Pengujian viabilitas benih dapat digunakan media antara lain substrat
kertas, pasir dan tanah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Pengertian Benih. Http//Baharuddin-Sarjanapertanian.


Blogspot.Com/2011/11/Perkecambahan-Benih. Html Diakses Pada 02
April 2014.

DAFTAR PUSTAKA

13
Anonim, Pengertian Benih.
Http://Teknologibenih.Blogspot.Com/2009/08/Pengertian-Benih.Html
Diakses Pada 03 April 2014

Anonim, Perkecambahan Benih. Http://Baharuddin-


Sarjanapertanian.Blogspot.Com/2011/11/Perkecambahan-Benih.Html
Diakses Pada 02 April 2014

Anonim, Perkecambahan Dan Dormansi Benih


Http://Planetmonst3r.Files.Wordpress.Com/2012/12/4-Perkecambahan-
Pdf.Pdf Diakses Pada 03 April 2014

Anonim, Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan.


http://labpemuliaantanaman.staff.ub.ac.id/files/2013/03/MODUL-
PRAKTIKUM-TPB-MATERI-1.pdf diakses pada 02 April 2014

Anonim, Perkecambahan Benih. http://daun2001.blogspot.com/2013/05/v-


behaviorurldefaultvmlo.html diakses pada 01 April 2014

Anonim, Perkecambahan.
http://luthfifharuq.wordpress.com/2012/04/08/perkecambahan/ diakses pada

14

Вам также может понравиться