Вы находитесь на странице: 1из 29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2012 : 2)

Metode penelitian yang digunakan adalah descriptive survey dan explanatory

survey. Deskritif survey adalah survey untuk menggambarkan mengenai keadaan masing-

masing variabel yaitu penetapan harga, variabel kualitas produk dan variabel keputusan

pembelian. Explanatory survey adalah survey untuk menggambarkan asosiasi, hubungan

ataupun pengaruh variabel penetapan harga dan kualitas produk terhadap keputusan

pembelian.

Sifat penelitian adalah deskritif dan Verifikatif. Deskriptif adalah suatu metode

dalam penelitian suatu kelompok manusia atau obyek, suatu kondisi, suatu sistem

pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif

ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Verifikatif

bertujuan untuk menguji suatu teori atau hasil penelitian sebelumnya, sehingga diperoleh

hasil yang memperkuat atau menggugurkan teori atau hasil penelitian sebelumnya.

Dalam penelitian verifikatif ini selain data yang diperoleh di lapangan dapat dicek

kebenaran dari hasil penelitian lain.

36
37

3.2. Desain Penelitian

Dalam penyusunan laporan proposal skripsi ini, memerlukan data dan informasi

data yang lengkap dan tepat. Agar data dan informasi yang diperoleh sesuai dengan

permasalahan yang ada, dengan ini menggunakan beberapa desain penelitian sebagai

berikut :

1. Rancangan Penelitian Berdasarkan Tujuan

Dengan memfokuskan pada penelitian terapan yang ditujukan untuk

memecahkan masalah praktis, artinya penelitian dilakukan dengan cara

menerapkan teori yang akan dijadikan kerangka pemikiran dengan realitas

pengguna Smartphone Samsung di kompleks Perumnas Bumi Telukjambe

Karawang.

2. Rancangan Penelitian Berdasarkan Metode Penelitian

Rancangan penelitian ini berdasarkan metode penelitan yang termasuk penelitian

naturalistik yaitu penelitian yang sering disebut penelitian kuantitatif. Penelitian

secara langsung terjun pada objek yang diteliti untuk memahami dan

menjelaskan kejadian serta untuk memahami makna.

3. Rancangan Berdasarkan Tingkat Eksplanasinya

Berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian ini termasuk penelitian ini termasuk

penelitian Asosiatif. Analisis Asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk

meneliti hubungan antara dua variabel atau lebih.

4. Berdasarkan Jenis Data dan Model Analisisnya

Penelitian ini termasuk penelitian data kuantitatif, dimana data kuantitatif

dianalisis dengan mengutamakan analisis statistik.


38

Berikut akan digambarkan tentang desain dalam penelitian yang dilakukan

penulis, yang menggambarkan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini.

Studi
Pendahuluan

Identifikasi Kerangka Hipotesis


Masalah Pemikiran Penelitian

Desain Populasi
Konseptualisasi
Penelitian Dan Sample
Var. Penelitian

Operasionalisasi Pengumpulan
Var. Penelitian Data

T Analisis Data
Y

Validitas
Reliabilitas Kesimpulan
Normalitas

Gambar 3.1
Desain Penelitian
Sumber : Buku Pedoman Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa Fakutas Ekonomi dan Bisnis
UNSIKA Tahun 2017.

Dari gambar tersebut di atas, tahapan pertama yang dilakukan adalah studi

pendahuluan pada objek penelitian, yaitu di kompleks Perumnas Bumi Telukjambe

Karawang. untuk meminta data dan melakukan observasi awal tentang kondisi para

responden yang kemudian dapat dijadikan latar belakang penelitian. Setelah itu dilakukan

identifikasi masalah, dimana identifikasi masalah tersebut sebagai dasar dalam membuat

suatu kerangka pemikiran penelitian yang selanjutnya menentukan hipotesis penelitian.


39

Setelah tahapan tadi selesai dikerjakan, dibuatlah suatu desain penelitian sebagai

kerangka untuk melakukan penelitian. Kemudian, peneliti perlu melakukan

konseptualisasi atas variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini dengan menggunakan

beberapa literatur dan studi pustaka yang sesuai, untuk kemudian variabel-variabel

tersebut dapat didefinisikan secara operasional.

Selanjutnya setelah desain penelitian dibuat, perlu ditentukan populasi dan

kemudian menentukan sampel yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini. Dari

jumlah sampel yang telah diketahui dapat diperoleh data-data dari para responden untuk

kemudian dikumpulkan dan dianalisis melalui Analisis Jalur atau Path Analysis. Namun,

sebelum dilakukan analisis terhadap data yang telah terkumpul dari para responden

dilakukan uji validitas terlebih dahulu, bila valid maka data tersebut dapat dianalisis,

sedangkan jika tidak valid bisa dipertimbangkan apakah akan tetap diikutkan dalam

analisis atau kembali merujuk pada definisi variabel penelitian secara operasional.

Tahapan terakhir, setelah dilakukan analisis data maka penulis dapat menarik kesimpulan

atas hasil analisis tersebut dan menginterpretasikannya.

3.3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Sugiyono (2012 : 28)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga variabel yaitu dua variabel bebas

(X1 dan X2) dan satu variabel terikat (Y). Dalam hal ini variabel X 1 adalah harga dan

Variabel X2 adalah kualitas produk merupakan variabel yang mempengaruhi variabel Y


40

yaitu keputusan pembelian Smartphone Samsung di kompleks Perumnas Bumi

Telukjambe Karawang.

3.3.1. Definisi Konseptual

Definisi konseptual merupakan suatu definisi yang diberikan peneliti kepada

masing-masing variabel penelitian secara konsep (teori), artinya konsep tersebut telah

dikemukakan para ahli atau pakar. Berikut ini definisi konseptual variable penelitian :

1. Harga

Harga adalah nilai suatu barang atau produk untuk mendapatkan sejumlah

kombinasi dari produk dan pelayanan yang ditawarkan oleh penjual, yang

meliputi kurva permintaan konsumen terhadap produk yang ditawarkan, biaya

produksi dan persaingan perusahaan yang bergerak di bidang yang sama.

2. Kualitas Produk

Kualitas produk adalah sejumlah atribut atau sifat – sifat yang dideskripsikan di

dalam produk dan yang digunakan untuk memenuhi harapan – harapan

pelanggan, yang meliputi manfaat produk terhadap kebutuhan konsumen,

visualisasi produk yang dapat menarik konsumen dan nilai produk di mata

konsumen.

3. Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah proses atau beberapa tahapan yang dilakukan oleh

konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian suatu produk dalam

memenuhi kebutuhannya, yang meliputi faktor budaya tempat konsumen

tinggal, faktor sosial yang mempengaruhi konsumen, faktor kepribadian

konsumen dan faktor psikologis konsumen.


41

3.3.2. Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah penentuan suatu konstruk (hal-hal yang sulit diukur)

sehingga ia menjadi variabel yang dapat diukur. Berikut ini adalah definisi operasional

dalam penelitian ini:

1. Harga

Skor penilaian responden tentang harga Smartphone Samsung di kompleks

Perumnas Bumi Telukjambe Karawang yang meliputi kurva permintaan

konsumen terhadap produk yang ditawarkan, biaya produksi dan persaingan

perusahaan yang bergerak di bidang yang sama, berdasarkan pada apa yang

dilihat dan dialami oleh responden selama ini, untuk setiap jawaban responden

yang menyatakan a) sangat tidak Setuju diberi skor 1, b) tidak Setuju diberi skor

2, c) cukup Setuju diberi skor 3, d) Setuju diberi skor 4 dan e) sangat Setuju diberi

skor 5.

2. Kualitas Produk

Skor penilaian responden tentang seberapa baik kualitas produk Smartphone

Samsung di kompleks Perumnas Bumi Telukjambe Karawang yang meliputi

manfaat produk terhadap kebutuhan konsumen, visualisasi produk yang dapat

menarik konsumen dan nilai produk di mata konsumen, berdasarkan pada apa

yang dilihat dan dialami oleh responden selama ini, untuk setiap jawaban

responden yang menyatakan a) sangat tidak Setuju diberi skor 1, b) tidak Setuju

diberi skor 2, c) cukup Setuju diberi skor 3, d) Setuju diberi skor 4 dan e) sangat

Setuju diberi skor 5.

3. Keputusan Pembelian
42

Skor penilaian responden tentang keputusdan pembelian konsumen Smartphone

Samsung di kompleks Perumnas Bumi Telukjambe Karawang yang meliputi faktor

budaya tempat konsumen tinggal, faktor sosial yang mempengaruhi konsumen,

faktor kepribadian konsumen dan faktor psikologis konsumen, berdasarkan pada

apa yang dilihat dan dialami oleh responden selama ini, untuk setiap jawaban

responden yang menyatakan a) sangat tidak Setuju diberi skor 1, b) tidak Setuju

diberi skor 2, c) cukup Setuju diberi skor 3, d) Setuju diberi skor 4 dan e) sangat

Setuju diberi skor 5.

3.3.3. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya penelitian adalah merupakan pengukuran, maka harus ada alat

ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian tersebut disebut instrumen penelitan. Jadi

instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena-fenomena

alam maupun sosial yang diamati. Secara sepesifik fenomena itu disebut variabel.

Variabel penelitian adalah merupakan konsep utama dari kajian yang diteliti. Untuk lebih

jelasnya maka variabel harus disederhanakan dalam sub variabel atau dimensi kajian yang

sesuai teori yang digunakan dalam penelitian. Selanjutnya variabel harus dapat diukur

dengan indikator-indikator agar dapat diidentifikasi lebih detail sesuai teori dan kajian

lapangan. Berikut ini instrumen penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1
Instrumen Penelitian

Variabel Subvariabel Indikator Skala Butir


Pertanyaan
Harga Kurva 1. Pengaruh Nilai Unik Ordinal 1
(X1) Permintaan 2. Pengaruh produk pengganti Ordinal 2
43

3. Pengaruh perbandingan yang sulit Ordinal 3


4. Pengaruh Pendapatan Ordinal 4
5. Pengaruh manfaat akhir Ordinal 5
6. Pengaruh Pajak Ordinal 6
7. Pengaruh kualitas harga Ordinal 7
8. Pengaruh persediaan Ordinal 8
1. Biaya Uang Muka Ordinal 9
Biaya
2. Biaya Perawatan Ordinal 10,11
1. Jumlah perusahaan dalam industry Ordinal 12
2. Pangsa Pasar Ordinal 13
Persaingan
3. Keunikan produk Ordinal 14
4. Kemudahan Memasuki Bidang yang sama Ordinal 15
Kualitas 1. Manfaat Penggunaan Ordinal 1
Produk Manfaat 2. Manfaat Psikologis Ordinal 2,3
(X2)
3. Manfaat dalam mengatasi Masalah Ordinal 4
1. Atribut Ordinal 5
2. Keistimewaan Produk Ordinal 6
Visualisasi
2. Kualitas Produk Ordinal 7
Produk
3. Corak Produk Ordinal 8,9
4. Label Produk Ordinal 10
1. Garansi Ordinal 11
2. Kemudahan Pemakaian Ordinal 12
Nilai Produk 3. Pengiriman Ordinal 13
4. Ketersediaan Produk Ordinal 14
5. Layanan Purna Jual Ordinal 15
Keputusan 1. Cuaca Ordinal 1,2
Pembelian Faktor Budaya
2. Wilayah Ordinal 3
(Y)
1. Kelompok acuan Ordinal 4,5
2. Keluarga Ordinal 6,7
Faktor Sosial
3. Peran Ordinal 8,9
4. Status Ordinal 10
1. Keadaan ekonomi Ordinal 11
Faktor Pribadi 2. Gaya hidup Ordinal 12
3. Kepribadian dan konsep pembeli Ordinal 13

Tabel 3.1 Lanjutan


Instrumen Penelitian
Butir
Variabel Subvariabel Indikator Skala
Pertanyaan
1. Persepsi Ordinal 14
44

Keputusan
Faktor
Pembelian 2. Keyakinan dan pendirian Ordinal 15
Psikologis
(Y)
Sumber : Philip Kotler (2009 : 522)*
Fandy Tjiptono (2009:198)**
Kotler dalam Buchari Alma (2011 : 156)***

3.4. Metode Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan

untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Umumnya cara mengumpulkan data dapat

menggunakan teknik wawancara, angket, pengamatan, studi dokumentasi dan focus

group discussion. Juliansyah Noor (2011 : 138)

Menurut B. Sandjaja dan Albertus Heriyanto (2008 : 140) Pengumpulan data

dengan metode observasi, dokumentasi, wawancara dan kuisioner memerlukan

instrumen yang berbeda-beda. Alat-alat ini umumnya merupakan alat untuk mengukur

data kualitatif dan data kuantitatif yang dikuantitatifkan.

3.4.1. Populasi dan Sampel

3.4.1.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sugiyono (2012 : 80)

Populasi adalah seluruh elemen/anggota dari suatu wilayah yang menjadi sasaran

penelitian atau merupakan keseluruhan dari objek penelitian. Juliansyah Noor (2011 :

147).
45

Populasi adalah keseluruhan objek yang menjadi pusat perhatian penelitian dan

tempat untuk menggeneralisasi temuan penelitian. B. Sandjaja dan Albertus Heriyanto

(2006 : 180).

Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna Smartphone Samsung di

kompleks Perumnas Bumi Telukjambe Karawang sebanyak 157 orang.

3.4.1.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut.Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada

pada populasi. Sugiyono (2012 : 81)

Sampel adalah sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Juliansyah Noor (2011

: 147)

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut.Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada

pada populasi. Sugiyono (2012 : 81)

Sampel adalah sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Juliansyah Noor (2011

: 147)

Penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan menggunakan rumus

Slovin. Juliansyah Noor (2011 : 158)


46

Rumus Pengambilan Sampel


Rumus 3.1

N
n=
1 + (N x e2 )

157
𝑛=
1 + (157 𝑥 0,052 )

157
𝑛=
1,3925

𝑛 = 112,7469

Keterangan :

n = Jumlah elemen/anggota sampel = 112,7469 dibulatkan menjadi 113

N = Jumlah elemen/anggota populasi = 157

e = Error level (tingkat kesalahan) = 5 % atau 0,05

3.4.1.3. Teknik Sampling

Untuk mendapatkan jumlah sampel yang lebih representative, maka teknik

sampling atau perhitungan berapa jumlah sampel menggunakan sampling Accidental

adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu pengguna Smartphone

Samsung di kompleks Perumnas Bumi Telukjambe Karawang yang secara

kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila

dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. (Sugiyono,

2012:85).
47

3.4.2. Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian tentang Analisis Pengaruh

harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian Smartphone Samsung di

kompleks Perumnas Bumi Telukjambe Karawang adalah data primer dan sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data. Sugiyono (2012 : 137)

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberi data

kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Bila

dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan

data dapat dilakukan dengan cara interview (wawancara), kuesioner (angket),

observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya. Sugiyono (2012 : 137)

Objek penelitian dalam studi kasus ini dititikberatkan pada masalah Pengaruh

harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian, dimana pengambilan data

dilakukan secara penyebaran kuesioner pada pengguna Smartphone Samsung di

kompleks Perumnas Bumi Telukjambe Karawang.

3.4.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara mengumpulkan data yang dibutuhkan

untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Juliansyah Noor (2011 : 138)

Untuk menunjang penelitian maka diperlukan pengumpulan data, teori, informasi

yang sesuai, jelas dan mendukung agar dapat memberikan gambaran mengenai masalah
48

yang sebenarnya. Oleh karena itu peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

dengan cara :

1. Kepustakaan (study library).

Yaitu mengumpulkan data dengan cara mengkaji dan memahami berbagai

macam bahan bacaan yang erat kaitnya dengan sasaran penelitian seperti

literatur-literatur dari buku, artikel, catatan kuliah dan media internet yang

berkaitan dengan masalah yang dihadapi.

2. Pengumpulan Data Lapangan

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan

penelitian langsung (observasi) terhadap objek yang diteliti dengan melalui

kegiatan.

a. Observasi

Observasi metode pengumpulan data dimana peneliti mengadakan

pengamatan secara langsung terhadap aktifitas yang terjadi di kompleks

Perumnas Bumi Telukjambe Karawang.

b. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan yang tertulis kepada

responden untuk dijawab. Sesuai dengan kebutuhan penelitian, penulis

kuesioner semi terbuka dan berskala nominal dalam pembuatan kuesioner.


49

3.4.4. Teknik Skala

Terdapat empat jenis skala yang dapat digunakan megukur loyalitas pelanggan,

yaitu skala nominal, skala ordinal, skala interval, skala ratio, sekala yang digunakan

penelitian ini adalah skala Likert.

Skala dibutuhkan untuk memberi nilai angka dari setiap jawaban dari responden.

Skala yang digunakan adalah skala likert dengan nilai terendah 1 dan tertinggi 5. Skala

likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah dipaparkan secara spesifik oleh

peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel peneliti.

Tabel 3.2
Skala Likert
Harga Kualitas Produk Keputusan Pembelian Bobot Skor
Sangat Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 1
Tidak Setuju Tidak Setuju Tidak Setuju 2
Cukup Setuju Cukup Setuju Cukup Setuju 3
Setuju Setuju Setuju 4
Sangat Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju 5
Sumber : Sugiyono (2012 : 93)

3.5. Pengujian Keabsahan Data

3.5.1. Uji Validitas dan Reliabilitas

3.5.1.1. Uji Validitas

Validitas menunjukan sejauh mana skor/nilai ukuran yang diperoleh benar-benar

menyatakan hasil pengukuran/pengamatan. Validitas pada umumnya dipersalahkan

berkaitan dengan hasil pengukuran psikologis atau non fisik. Berkaitan dengan

karakteristik psikologis, hasil pengukuran yang diperoleh sebenarnya diharapkan dengan


50

menggambarkan atau memberikan skor/nilai suatu karakteristik lain yang menjadi

perhatian utama. Macam validitas umumnya digolongkan dalam tiga kategori besar, yaitu

validitas isi (content validity), validitas kontruk dan validitas eksternal. Untuk

mengunjungi apakah pertanyaan-pertanyaan itu telah mengukur aspek yang sama

digunakan validitas konstruk.

Cara mengukur validitas konstruk yaitu dengan mencari kolerasi antara masing-

masing pertanyaan dengan sekor total menggunakan rumus teknik kolerasi product

moment, adapun dari perhitungan pengujian validitas kontruksi menghasilkan koefisien

korelasi diatas 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh dari semua

pertanyaan merupakan data vailid, sedangkan koefisien korelasi dibawah 0,30 maka data

yang diperoleh merupakan data yang tidak vailid (Sugiyono, 2011 : 126). Dan untuk

menguji validitas ini menggunakan SPSS.

3.5.1.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas instrument diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan

tujuan pengukuran. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal

maupun internal.Secara internal, reliabilitas instrument dapat diuji dengan menganalisis

konsistensi butir-butir yang ada instrument dengan teknik tertentu. Sugiyono (2011 :

130). Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan mencobakan

instrument sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik

tertentu.Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas insturmen.

Pengujian reliabilitas instrument dapat dilakukan dengan teknik belah dua dari Spearman

Brown.

Rumus Spearman Brown


51

2𝑟𝑏
𝑟𝑖 = 1+𝑟𝑏

Dimana :

𝑟𝑖 = Reliabilitas internal seluruh instrument

𝑟𝑏 = Korelasi Produk mement antara belahan pertama dan kedua

Sumber : Sugiyono (2011 : 131)

3.5.2. Uji Normalitas

Hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik parametris, antara

lain dengan menggunakan t-test untuk satu sampel, korelasi dan regresi, analisis varian

dan t-test untuk dua sampel. Penggunaan statistik parametris mensyaratkan bahwa data

setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Oleh karena itu sebelum

pengujian hipotesis dilakukan pengujian normalitas data terdapat beberapa teknik yang

dapat digunakan untuk menguji normalitas data antara lain dengan kertas peluang dan

chi kuadrat. Sugiyono (2011 : 172)

Uji Normalitas data dilakukan untuk menguji kenormalan distribusi data, dimana

data yang normal atau terdistribusi secara normal akan memusat pada nilai rata-rata dan

median. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui seberapa besar data terdistribusi

secara normal dalam penelitian ini. Data yang baik dan dapat dipakai dalam suatu

penelitian adalah data yang telah terdistribusi secara normal.

Data dinyatakan berdistribusi normal apabila Z ≥ 0,05. Atau dengan ketentuan

sebagai berikut:

1. Angka signifikansi (sig) < 0,05 maka data terdistribusi normal.

2. Angka signifikansi (sig) > 0,05 maka data tidak terdistribusi normal.
52

Jika sebuah variabel memiliki sebaran data yang tidak berdistribusi secara normal,

maka perlu dilakukan penyisihan data yang menyebabkan terjadinya ketidak normalan

data.

3.5.3. Transformasi Data

Transformasi data berasal dari transform, merubah bentuk data. Merubah bentuk

data dari bentuk asli ke bentuk lain tanpa merubah datanya. Pada pendekatan analisis

jalur sering kali digunakan tipe data ordinal. Tipe data tersebut merefleksikan perubah-

perubah yang sebelumnya berasal dari suatu konsep yang sudah diubah bentuknya

sehingga dapat diukur (Nazir, 1998 dalam buku Pedoman Penyusunan Tugas Akhir

Mahasiswa, 2016).

Dalam analisis secara statistik, terutama pada statistik parametik (statistik yang

yang tergantung pada distribusi tertentu dan menetapkan adanya syarat-syarat tertentu

tentang parameter populasi seperti pengujian hipotesis dan penaksiran parameter),

diperlukan persyaratan bahwa skala pengukuran sekurang-kurangnya interval, sedangkan

bila dari data penelitian diperoleh data yang memberikan skala pengukuran skala likert,

maka harus dinaikan kedalam skala interval dengan mengunakan metode MSI (method

of successive interval).

Langkah-langkah kerja method of successive interval (MSI) :

1. Perhatikan tiap butir pertayaan, misal dalam kuisioner.

2. Untuk butir tersebut, tentukan beberapa banyak orang yang mendapatkan

(menjawab) skor 1, 2, 3, 4 dan 5 yang disebut dengan frekuensi.

3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut

dengan proporsi.
53

4. Tentukan proporsi kumulatif.

5. Dengan menggunakan tbel distribusi normal baku, hitung nilai Z table untuk

setiap proposi kumulatif yang diperoleh.

6. Tentukan Nilai Desitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dari table).

7. Tentukan Nilai Skala dengan mengunakan rumus :

(Density at Lower Limit – Density at Upper Limit)


Nilai skala (NK) =
(Area Below Upper Limit – Area Below Lower Limit)

8. Tentukan Nilai Transformasi (Y) dengan mengunakan rumus :

Y = NS + k

K = 1+[ 𝑵𝑺𝒎𝒊𝒏]

3.6. Teknik Analisis Data

3.6.1. Analisis Deskriptif

Analisis Deskritif yaitu suatu metode pengumpulan untuk memperoleh bahan-

bahan teoritis yang dapat dijadikan dasar bagi pengkajian masalah. Melalui penelitian ini

penulis mempelajari buku-buku dan lainya yang ada hubungannya dengan masalah yang

dibahas, baik secara langsung maupun tidak langsung. Teknik deskriptif yang memberikan

informasi mengenai data yang dimiliki dan tidak termasuk menguji hipotesis.

3.6.1.1. Analisis Frequensi

Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan menganalisis data disertai

dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau karakteristik data yang

bersangkutan, pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah mean, standar

deviasi, maksimum, dan minimum. Mean digunakan untuk mengetahui rata-rata data
54

yang bersangkutan. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar yang

bersangkutan bervariasi dari rata-rata. Maksimum digunakan untuk mengetahui jumlah

terbesar data yang bersangkutan. Minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil

data yang bersangkutan.

3.6.1.2. Analisis Rentang Skala

Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar yang bersangkutan

bervariasi dari rata-rata. Maksimum digunakan untuk mengetahui jumlah terbesar data

yang bersangkutan. Minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil data yang

bersangkutan.

Menurut Sugiyono (2012 : 95) untuk mengetahui rentang skala dapat diketahui

dengan Formulasi Analisis Rentang Sklala :

𝑛(𝑚 − 1)
𝑅𝑆 =
𝑚

113(5 − 1)
𝑅𝑆 =
5

452
𝑅𝑆 =
5

𝑅𝑆 = 90

Dimana :

RS = Rentang Skala

n = Jumlah Sampel (n) = 113

m = Jumlah Alternatif jawaban (skor) = 5

Skala Terendah : Skor terendah x Jumlah sampel (n)

1 x n = Skala Terendah
55

1 x 113 = 113

Skala Tertinggi : Skor tertinggi x Jumlah sampel (n)

5 x n = SkalaTertinggi

5 x 113 = 565

Jika digambarkan dalam tabel, maka akan terlihat sebagai berikut :

Tabel 3.3
Analisis Rentang Skala
Respon Jawaban
Skala Rentang
Keputusan
Skor Skala Harga Kualitas Produk
Pembelian
1 113 – 202 Sangat Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
2 202 – 292 Tidak Setuju Tidak Setuju Tidak Setuju
3 293 – 383 Cukup Setuju Cukup Setuju Cukup Setuju
4 384 – 474 Setuju Setuju Setuju
5 475 - 565 Sangat Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju
Sumber : Sugiyono, ( 2012 : 94), diolah 2016

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka dapat dinilai rentang skala yang

selanjutnya dapat dipakai untuk memprediksi pengaruh harga dan kualitas produk

terhadap keputusan pembelian Smartphone Samsung di kompleks Perumnas Bumi

Telukjambe Karawang. Rentang skala diatas dapat digambarkan melalui Bar skala atu Bar

Scale (Sugiyono, 2012 : 95)


56

Bar Scale

STS TS CS S SS

113 202 293 384 475 565

Gambar 3.2
Rentang Skala
Sumber : Sugiyono ( 2012 : 95), diolah 2016

3.6.1.3. Analisis Modus

Penggunaan kata “kebanyakan”, “paling banyak”, atau “sebagian besar”

mengindikasikan penggunaan modus dalam analisis deskriptif. Menggambarkan nilai

yang paling sering muncul atau memiliki frekuensi terbanyak. Mode atau disingkat dengan

(Mo) ialah nilai dari data yang mempunyai frekuensi tertinggi baik data tunggal maupun

data distribusi atau nilai yang sering muncul dalam kelompok data. Menghitung mode

dengan data tunggal dilakukan sangat sederhana, yaitu dengan cara mencari nilai yang

sering muncul di antara sebaran data. Ukuran ini sering dipakai untuk rata-rata data

kuantitatif.

3.6.2. Analisis Verifikatif

3.6.2.1. Analisis Korelasi

Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik

pengukuran asosiasi / hubungan (measures of association). Pengukuran asosiasi

merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik bivariat
57

yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel. Diantara sekian

banyak teknik-teknik pengukuran asosiasi, terdapat dua teknik korelasi yang sangat

populer sampai sekarang, yaitu Korelasi Pearson Product Moment dan Korelasi Rank

Spearman. Pengukuran asosiasi mengenakan nilai numerik untuk mengetahui tingkatan

asosiasi atau kekuatan hubungan antara variabel. Dua variabel dikatakan berasosiasi jika

perilaku variabel yang satu mempengaruhi variabel yang lain. Jika tidak terjadi pengaruh,

maka kedua variabel tersebut disebut independen.

Korelasi bermanfaat untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel

(kadang lebih dari dua variabel) dengan skala-skala tertentu, misalnya Pearson data harus

berskala interval atau rasio; Spearman dan Kendal menggunakan skala ordinal. Kuat

lemah hubungan diukur menggunakan jarak (range) 0 sampai dengan 1. Korelasi

mempunyai kemungkinan pengujian hipotesis dua arah (two tailed). Korelasi searah jika

nilai koefesien korelasi diketemukan positif; sebaliknya jika nilai koefesien korelasi

negatif, korelasi disebut tidak searah. Yang dimaksud dengan koefesien korelasi ialah

suatu pengukuran statistik kovariasi atau asosiasi antara dua variabel. Jika koefesien

korelasi diketemukan tidak sama dengan nol (0), maka terdapat hubungan antara dua

variabel tersebut. Jika koefesien korelasi diketemukan +1. maka hubungan tersebut

disebut sebagai korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna dengan kemiringan

(slope) positif. Sebaliknya. jika koefesien korelasi diketemukan -1. maka hubungan

tersebut disebut sebagai korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna dengan

kemiringan (slope) negatif. Dalam korelasi sempurna tidak diperlukan lagi pengujian

hipotesis mengenai signifikansi antar variabel yang dikorelasikan, karena kedua variabel

mempunyai hubungan linear yang sempurna. Artinya variabel X mempunyai hubungan


58

sangat kuat dengan variabel Y. Jika korelasi sama dengan nol (0), maka tidak terdapat

hubungan antara kedua variabel tersebut.

3.6.2.2. Analisis Determinasi

Koefisien determinasi pada regresi linear sering diartikan sebagai seberapa besar

kemampuan semua variabel bebas dalam menjelaskan varians dari variabel terikatnya.

Secara sederhana koefisien determinasi dihitung dengan mengkuadratkan Koefisien

Korelasi (R). Sebagai contoh, jika nilai R adalah sebesar 0,80 maka koefisien determinasi

(R Square) adalah sebesar 0,80 x 0,80 = 0,64. Berarti kemampuan variabel bebas dalam

menjelaskan varians dari variabel terikatnya adalah sebesar 64,0%. Berarti terdapat 36%

(100%-64%) varians variabel terikat yang dijelaskan oleh faktor lain. Berdasarkan

interpretasi tersebut, maka tampak bahwa nilai R Square adalah antara 0 sampai dengan

1.

Penggunakan R Square (R Kuadrat) sering menimbulkan permasalahan, yaitu

bahwa nilainya akan selalu meningkat dengan adanya penambahan variabel bebas dalam

suatu model. Hal ini akan menimbulkan bias, karena jika ingin memperoleh model dengan

R tinggi, seorang penelitian dapat dengan sembarangan menambahkan variabel bebas

dan nilai R akan meningkat, tidak tergantung apakah variabel bebas tambahan itu

berhubungan dengan variabel terikat atau tidak.

3.6.2.3. Analisis Jalur

Teknik analisis jalur yang dikembangkan oleh Sewal Wright di tahun 1934,

sebenarnya merupakan pengembangan korelasi yang diurai menjadi beberapa

interpretasi akibat yang ditimbulkannya. Lebih lanjut, analisis jalur mempunyai kedekatan
59

dengan regresi berganda atau dengan kata lain, regresi berganda merupakan bentuk

khusus dari analisis jalur. “Analisis jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan

sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi

variabel tergantung tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung”

(Robert D. Retherford, 1993).

Sedangkan definisi lain mengatakan: “Analisis jalur merupakan pengembangan

langsung bentuk regresi berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat

kepentingan (magnitude) dan signifikansi (significance) hubungan sebab akibat

hipotetikal dalam seperangkat variabel” (Paul Webley, 1997). David Garson dari North

Carolina State University mendefinisikan analisi jalur sebagai “Model perluasan regresi

yang digunakan untuk menguji keselarasan matriks korelasi dengan dua atau lebih model

hubungan sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti. ”Modelnya digambarkan dalam

bentuk gambar lingkaran dan panah dimana anak panah tunggal menunjukkan sebagai

penyebab.

Regresi dikenakan pada masing-masing variabel dalam suatu model sebagai

variabel tergantung (pemberi respon) sedang yang lain sebagai penyebab. Lebih lanjut

Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007:2) menyatakan bahwa “Model analysis yang

digunakan untuk menganalisis pola hubungan antara variabel dengan tujuan untuk

mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas

(eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). Pembobotan regresi diprediksikan dalam

suatu model yang dibandingkan dengan matriks korelasi yang diobservasi untuk semua

variabel dan dilakukan juga penghitungan uji keselarasan statistik. (David Garson, 2003).

Sehubungan dengan penelitian ini yang terdiri atas 3 (tiga) variabel. yakni 2 (dua)

variabel eksogenus yaitu harga dan kualitas produk serta 1(satu) variabel endogenus
60

yaitu variabel keputusan pembelian, maka disamping pengaruh langsung, pengaruh

tidak langsung dan epsilon, juga ada hubungan korelatif yakni hubungan antara kedua

variabel eksogenus yang mempengaruhi variabel endogenus. Untuk besarnya pengaruh

langsung dinyatakan oleh koefisien jalur (path coefficient) lambangnya “ρ” dan besarnya

keeratan hubungan antar variabel dinyatakan oleh koefisien korelasi (r). Berdasarkan

kajain teoritik dan uraian diatas yang melahirkan paradigma penelitian, maka untuk

mempermudah pengujian statistika digambarkan diagram jalur (path analysis) pada

gambar 3.3 sebagai berikut :

ε
X1 ρyx1

rx1x2
Y

ρyx2
X2

Gambar 3.3
Analisis Jalur

Persamaan Struktural:

Y = ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρyε1

Sub-Struktur - 1
Ρyx1 X1
Y
X1

Gambar 3.4
Sub-Struktur 1
61

Y = ρyx1 X1

Sub-Struktur – 2

ρyx2 X2

X2 Y

Gambar 3.5
Sub-Struktur 2

Y = ρyx2 X2

Keterangan :

X1 : Harga

X2 : Kualitas Produk

Y : Keputusan Pembelian

rx1x2 : Korelasi X1 dan X2

ρyx1 : Koefisien jalur yang menggambarkan besarnya pengaruh langsung X1

terhadap Y

ρyx2 : Koefisien jalur yang menggambarkan besarnya pengaruh langsung X2

terhadap Y

ρyε : Variabel lain yang tidak diukur, tetapi mempengaruhi Y.

3.7. Pengujian Hipotesis

1. Korelasi antara Harga Dengan Kualitas Produk (uji t)

H0 : x2x1 = 0 Tidak terdapat korelasi antara Harga dengan Kualitas produk

Ha : x2x1 ≠ 0 Terdapat korelasi antara Harga dengan Kualitas produk


62

2. Pengujian secara parsial

a. Pengaruh Harga terhadap Keputusan Pembelian

Hipotesis statistik:

H0 : ρyx1 = 0 (tidak ada pengaruh)

Ha : ρyx1 ≠ 0 (ada pengaruh)

Hipotesis bentuk kalimat:

H0 : Harga tidak berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Smartphone

Samsung

Ha : Harga berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Smartphone

Samsung

b. Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Hipotesis statistik:

H0 : ρyx2 = 0 (tidak ada pengaruh)

Ha : ρyx2 ≠ 0 (ada pengaruh)

Hipotesis bentuk kalimat :

H0 : Kualitas Produk tidak berpengaruh terhadap Keputusan Smartphone

Samsung

Ha : Kualitas Produk berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian

Smartphone Samsun

Dimana tingkat resiko kesalahan alpha = 5% ( 0,05) yang diuji melalui t-

statistik dengan menggunakan rumus:

𝑃𝑟𝑥1
𝑡1 =
2
√1 − 𝑅 𝑟(𝑥1 … 𝑥2)𝐶𝑅11
𝑛−𝑘−1
63

Selanjutnya hasil nilai koefisien t-statistik yang diperoleh atau juga

disebut sebagai t hitung diuji dengan t tabel dimana kriteria ujinya adalah:

a. H0 ditolak Jika sig <α atau |thitung| ≥ t tabel dengan taraf signifikasi 5% maka

pengujian signifikan atau ada pengaruh nyata dari masing-masing X1, dan X2

terhadap variabel terikat Y.

b. H0 diterima Jika Sig >α atau |thitung| < t tabel dengan taraf signifikansi 5% maka

pengujian tidak signifikan atau tidak ada pengaruh nyata dari masing-masing

X1, dan X2 terhadap variabel terikat Y.

3. Pengujian secara simultan (keseluruhan)

Hipotesis statistik:

H0 : ρyx1 =ρyx2 = 0 (tidak ada pengaruh)

Ha : ρyx1 ≠ρyx2 ≠ 0 (ada pengaruh)

Hipotesis bentuk kalimat:

H0 : Harga dan Kualitas Produk secara bersama tidak berpengaruh terhadap

Keputusan Pembelian Smartphone Samsung

Ha : Harga dan Kualitas Produk secara bersama berpengaruh terhadap Keputusan

Pembelian Smartphone Samsung

Dimana tingkat resiko kesalahan alpha = 5% (0,05) yang diuji melalui F-statistik

dengan menggunakan rumus:

(𝑛 − 𝑘 − 1)𝑅 2 𝑌(𝑋1 𝑋2 … 𝑋𝐾 )
𝐹=
𝑘(1 − 𝑅 2 𝑌(𝑋1 𝑋2 … 𝑋𝐾 )

Selanjutnya hasil nilai koefisien F-statistik yang diperoleh atau juga disebut

sebagai Fhitung diuji dengan Ftabel dimana kriteria ujinya adalah:


64

a. H0 ditolak Jika sig <α atau F hitung > F tabel dengan taraf signifikasi 5%

maka pengujian signifikan atau ada pengaruh nyata X1, dan X2, atau

setidaknya dari salah satunya terhadap variabel terikat Y.

b. H0 diterima Jika Sig >αatau F hitung < F tabel dengan taraf signifikasi 5%

maka pengujian tidak signifikan atau tidak ada pengaruh nyata dari

X1, dan X2, terhadap variabel terikat Y.

Вам также может понравиться