Вы находитесь на странице: 1из 5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapunhasildaripercobaanyang dilakukan pada praktikum, yaitu :
Massa piknometerkosong = 12,04 gr
Massa piknometer+ air = 16,9 gr
Massa air = 4,91 gr
Waktu laju alir air = 1,25 detik
Tabel 4.1 Hasil percobaan resin urea formaldehid
No. Waktu Massa Massa Volume Waktu pH Suhu
sampel (menit) Picnometer sampel titrasi alir (oC)
(gr) (gr) (ml) sampel
(s)

0 0 12,04 5,38 1,8 1,12 10,5 44


1 12 12,04 5,84 1,5 1,14 11 76
2 24 12,04 5,98 1,4 1,28 9 74
3 36 12,04 5,86 1 2,97 8 78
4 48 12,04 5,85 0,8 1,54 8 80
5 60 12,04 5,88 0,7 2,52 8,5 80,3
6 72 12,04 5,89 0,6 2,43 8 81
7 84 12,04 5,91 0,5 2,04 9 82
Sumber: (Praktikum Resin Urea Formaldehid, 2018)
4.2 Pembahasan
Pada percobaan pembuatan resin urea formaldehida dengan menggunakan
perbandingan 4:3 dengan menggunakan labu leher tiga sebagai tempat terjadinya
reaksi, forlmaldehid (37%) yang digunakan sebanyak 70 ml dan urea sebanyak
76,092 gr. Katalis yang digunakan merupakan amonia (5%) sebanyak 27 ml dan
Na2CO3 sebagai buffering agent digunakan sebanyak 0,5535 gr. Pada
pengambilan sampel nomor 0 dimasukkan formaldehid, katalis amonia dan
buffering agent Na2CO3 yang belum terjadi reaksi karena belum dimasukkan
urea.Penambahan katalis dapat mempercepat reaksi, ikut aktif dalam reaksi tetapi
tidak ikut tergabung didalam produk. Katalis NH3 yang dapat menurunkan energi
aktivasi dengan menyerap panas pada saat curing, fungsinya adalah untuk
mengatur penguapan agar tidak gosong. Energi aktivasi adalah energi minimum
yang dibutuhkan agar molekul-molekul yang di dalam larutan bertumbukan,
sehingga reaksi menjadi cepat (Brady,1995). Fungsi penambahan buffering agent
yaitu menjaga kondisi pH reaksi agar tidak berubah tiba-tiba secara drastis dan
tetap stabil, serta larutan buffering ini mengandung suatu komponen asam atau
basa yang tidak saling bereaksi. Sehingga ion H+atau OH- yang lepas akan
digantikan oleh larutan buffer, meskipun pergantiannya tidak maksimum.
Kemudian setiap pengambilan sampel dilakukan pengadukan yang bertujuan
untuk mempercepat terjadinya reaksi dan untuk mempercepat perpindahan massa,
sehingga terjadinya homogenisasi. Sampel nomor 1 diambil setelah dilakukan
penambahan urea yang bertujuan agar terbentuknya resin urea formaldehid.
Pengambilan sampel untuk menganalisa densitas, viskositas, pH dan kadar
formaldehid bebas. Pengambilan sampel untuk dianalisis dilakukan 12 menit
sekali. pH adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman suatau larutan (Keenan, 1992). Dalam percobaan ini, pengukuran pH
setiap sampel yang didapat adalah pada kondisi basa yaitu antara 8-11 (skala pH).
4.2.1 Hubungan antara Waktu terhadap Densitas

Gambar 4.1Grafik Hubungan antara Waktu terhadap Densitas


Densitas akan semakin tinggi seiring dengan lama waktu pemanasan. Hal
ini disebabkan oleh resin urea formaldehid yang terbentuk akan semakin banyak
sehingga larutan menjadi lebih kental. Larutan yang semakin kental menunjukkan
bahwa partikelnya semakin rapat sehingga densitasnya akan semakin tinggi
(Iqbal, 2016).
Pada gambar 4.1 dapat dilihat semakin lama waktu pemanasan suhunya
semakin naik sehingga semakin banyak densitas yang dihasilkan yaitu sampel
nomor 0 densitas 1,0957 gr/ml, sampel nomor 1 densitas 1,1894 gr/ml, sampel
nomor 2 densitas 1,2179 gr/ml, sampel nomor 3 densitas 1,1934 gr/ml, sampel
nomor 4 densitas 1,1914 gr/ml, sampel nomor 5 densitas 1,1975 gr/ml, sampel
nomor 6 densitas 1,1995 gr/ml, sampel nomor 7 densitas 1,2036 gr/ml. Dari data
ini hal ini sesuai dengan teori. Pada waktu 0 nilai densitas kecil karena pada
waktu tersebut belum dimasukkan urea sehingga reaksi belum terjadi, tetapi pada
waktu pemanasan dari 12 menit sampai dengan 84 menit sedikit menurun. Hal ini
terjadi karena pada waktu pemanasan dari 12 menit sampai dengan 84 menit
suhunya tetap konstan pada suhu 82°C yang menyebabkan reaktan utama yang
semakin sedikit dari nilai stokiometrinya sehingga formaldehid mengalami reaksi
disproporsionasi (Iqbal, 2016). Selain itu dipengaruhi oleh kenaikan temperature
yang dapat menurunkan berat molekul resin urea formaldehid. Hal tersebut
dikarenakan adanya pembentukan pusat-pusat aktif yang baru, sehingga
memperkecil ukuran molekul resin. Kedua hal ini yang menyebabkan densitas
sedikit menurun.
4.2.1 Hubungan antara Waktu Pemanasan terhadap Viskositas

Gambar 4.2 Grafik Hubungan antara Waktu Pemanasan terhadap Viskositas


Pada gambar 4.2 menunjukan semakin lama waktu pemanasan maka
semakin tinggi nilai viskositasnya yaitu sampel nomor 0 viskositas 0,0073 cP,
sampel nomor 1 viskositas 0,7301 cP, sampel nomor 2 viskositas 0,8198 cP,
sampel nomor 3 viskositas 1,9022 cP, sampel nomor 4 viskositas 0,0204 cP,
sampel nomor 5 viskositas 1,6140 cP, sampel nomor 6 viskositas 1,6140 cP,
sampel nomor 7 viskositas 1,3067 cP. Pada waktu 0 terlihat nilai viskositasnya
rendah hal ini karena urea belum dimasukkan sehingga reaksi belum terjadi.Hal
ini sesuai dengan teori, viskositas akan semakin tinggi seiring dengan lamanya
reaksi yang terjadi yang menyebabkan resin urea formaldehid semakin banyak
dan semakin kental. Sehingga waktu yang dibutuhkan larutan mengalir di dalam
viskometer semakin lama (Fariz, 2017).
4.2.3 Hubungan antara Waktu Pemanasan terhadap pH

Gambar 4.3Grafik Hubungan antara Waktu Pemanasan terhadap pH


Pada gambar 4.3 dapat dilihat nilai pH dari 8 sampai 11 hal ini terjadi
adanya penambahan larutan penyangga yaitu Na2CO3 untuk menjaga pH reaksi
tetap dalam keadaan basa. Kondisi ini diperlukan agar reaksi metilolasi
berlangsung sehingga harus dilakukan pengontrolan pH karena turunan metilol
apabila berada pada suasana asam akan berkondensasi cepat membentuk senyawa
Goldsmith dan senyawa lain yang tidak terkontrol sehingga molekul polimer yang
dihasilkan rendah. Senyawa Goldsmith tidak diinginkan karena mempunyai rantai
polimer lebih pendek tetapi stabil terhadap panas (Fessenden, 1999).
4.2.4 Hubungan antara Waktu Pemanasan terhadap Kadar Formaldehid
Bebas
Gambar 4.4 Grafik Hubungan antara Waktu Pemanasan terhadap Kadar
Formaldehid Bebas

Pada gambar 4.4 dapat dilihat semakin lama waktu pemanasan semakin
rendah kadar formaldehid bebas yaitu sampel nomor 0 kadar formaldehid bebas
0,225 gr, sampel nomor 1 kadar formaldehid bebas 0,1875 gr,sampel nomor 2
kadar formaldehid bebas 0,175 gr,sampel nomor 3 kadar formaldehid bebas 0,125
gr,sampel nomor 4 kadar formaldehid bebas 0,1 gr,sampel nomor 5 kadar
formaldehid bebas 0,0875 gr,sampel nomor 6 kadar formaldehid bebas 0,075
gr,sampel nomor 7 kadar formaldehid bebas 0,0625 gr. Hal ini terjadi karena
semakin lama waktu pemanasan semakin cepat produk yang dihasilkan dan
berkurangnya kadar formaldehid bebas. Hal ini sesuai dengan teori kecepatan
reaksi produk akan semakin bertambah terhadap waktu dan reaktan akan semakin
berkurang terhadap waktu (Perry, 1999). Tetapi pada waktu 0 terlihat kadar
formaldehid bebas yang tinggi karena pada waktu ini belum dimasukkkan urea
sehingga produk belum dihasilkan.

Вам также может понравиться