Вы находитесь на странице: 1из 2

Pentingnya parenting untuk generasi

anti-bulllying

Mengenal fenomena bullying

Kata Bullying bukan lagi istilah yang asing di kalangan pelajar Bullying atau
yang lebih kerap disebut penindasan merupakan salah satu bentuk budaya sekolah
yang tidak baik yang masih sering terjadi di sekolah-sekolah, baik tingkat sekolah
dasar, menengah, maupun perguruan tinggi.

Bullying umumnya dilakukan dalam bentuk yang bermacam-macam. Mulai dari


bullying secara fisik, bullying verbal, bullying relasional maupun cyber bullying.
Bullying fisik berupa penindasan secara fisik, seperti menendang, memukul, mencubit.
Bullying verbal berupa penindasan dengan ucapan secara lisan seperti mencaci,
menggunjingkan, mencela. Bentuk pencelaan yang banyak terjadi di lingkungan
sehari-hari yang tanpa disadari berupa body shamming, yaitu dengan membicarakan
kekurangan fisik orang lain tanpa memikirkan apakah si korban merasa tersinggung
atau tidak. Bullying relasional berupa pemutusan hubungan sosial dengan korban,
seperti pengucilan, pengabaian ataupun penghindaran yang merebabkan korban
merasa direndahkan. Sedangkan cyber bullying merupakan bentuk bullying yang
dilakukan melalui media sosial, seperti penteroran, pesan-pesan berisi kata-kata
kejam dan merendahkan, maupun voicemail berisi hujatan.

Semua bentuk bullying tersebut, biasanya dilakukan oleh pelaku bullying


dengan berbagai penyebab, yaitu adanya ketidakseimbangan kekuatan yang
menyebabkan si pelaku merasa lebih berkuasa atau lebih baik dibandingkan korban
yang ditindasnya, maupun keinginan pelaku akan kepuasan setelah mencederai
korban, yang biasanya memicu pembullyan secara berulang-ulang.

Data statistik menunjukkan bahwa selama tahun 2011 sampai tahun 2017,
KPAI mendapatkan laporan tentang kasus bullying sebanyak 26.000 kasus. Dan justru
semakin meningkat pada 2017. Hal ini tentunya perlu mendapatkan perhatian lebih
mengingat bullying dapat menyebabkan kejadian yang fatal, baik terhadap fisik
maupun mental korban. Bahkan ada beberapa kasus yang berakhir dengan kematian
korban.

Jika ditelisik lebih dalam, dibandingkan mencari solusi dari kasus bullying yang
sudah terjadi, alangkah lebih baiknya jika dilakukan tindakan persuasif agar bullying
tidak terjadi atau setidaknya mengurangi terjadinya kasus bullying. Hal ini dapat
dilakukan dengan pembinaan oleh orang tua. Karena melalui keluargalah karakter-
karakter dasar pada diri anak mulai ditanamkan.
Pentingnya parenting

Parenting merupakan kegiatan yang dilakukan keluarga untuk membina


anaknya melalui kegiatan sehari-hari di rumah untuk menumbuhkan karakter anak
sesuai dengan nilai-nilai dan budaya yang ada di masyarakat. Parenting juga dapat di
artikan sebagai kegiatan mengedukasi anak dengan pengetahuan dasar sebelum
anak mendapat pengetahuan lebih lanjut di pendidikan formalatau bahkan
pengetahuan yang belum tentu diajarkan di pendidikan formal. Inilah poin penting dari
kegiatan parenting itu sendiri.

Berkaitan dengan pencegahan bullying pada anak, melalui parenting, keluarga


dapat menyampaikan tentang pemahaman apa itu bullying, lebih dari itu keluarga juga
dapat mencontohkan perilaku toleransi dan empati dalam lingkungan keluarga,
dengan begitu anak akan terbiasa menjadi orang yang toleran dan empati dengan
lingkungan sekitarnya. Selain ketidak-percayaan diri pada anak juga dapat memicu
anak menjadi korban bully, dalam hal ini orang tua dapat membantu meningkatkan
kepercayaan diri anak melalui membiasakan anak terlibat dalam lingkungan keluarga
maupun kegiatan di sekitar rumah dengan masyarakat sekitar sehingga
menumbuhkan interaksi yang membuat anak merasa memiliki peran dan memiliki
kepercayaan diri untuk terlibat di lingkungan sosial.

Orang tua juga dapat mengawasi penggunaan gadget pada anak dan
memperkirakan penting atau tidaknya gadget pada rentang usia tertentu untuk
menghindari terjadinya cyber bullying. Memberi pengertian pada anak tentang konten
apa saja yang baik untuk di diakses ataupun tidak dan mengawasi penggunaanya.

Mengurangi bullying di sekolah

Untuk mengurangi bullying di sekolah, orang tua juga mengawasi proses


belajar anaknya untuk mengetahui apakah ada masalah dengan kondisi anaknya
dalam proses pembelajaran maupun kondisi sosialnya di sekolah. Selain itu peran
orang tua juga dapat dilakukan dengan berkonsultasi dengan pihak konseling sekolah,
jika ada masalah berkaitan dengan kondisi anaknya.

“Kepuasan karna menindas tidak akan membawa kebahagiaan yang


sebenarnya. Kebahagiaan yang sebenarnya adalah ketika kita bisa hidup dalam
persaudaraan ”

Вам также может понравиться